DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
Royani 2111102422034
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami beraharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisadipraktekkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, kami menerima saran dan kritik
dari para pembaca demi perbaikan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Secara etimologis (lughatan) akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari khuluk yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan
kata khaliq (pencipta), makhluk (yang diciptakan) dana khalq (penciptaan). Akhlak juga bisa berarti tingkah
laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Secara umum dapat dipahami bahwa akhlak dapat disamakan dengan budi pekerti, perangai atau
kepribadian. Akhlak dapat mencerminkan kepribadian sekaligus dapat menggambarkan karakter yang apabila
mengandung kebaikan disebut akhlak baik atau akhlak mulia, dan yang mengandung keburukan disebut akhlak
buruk atau akhlak tercela.
Menurut sebagian ulama, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat
tersebut akan muncul pada saat seseorang tersebut melakukan sesuatu hal tanpa merasa kesulitan karena sudah
menjadi kebiasaanya.
III. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ibadah dan Akhlak.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang akhlak dalam berkeluarga.
3. Untuk menambah pengetahuan tentang akhlak sosial kemasyarakatan serta bernegara.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Jika berbicara tentang akhlak, dalam sebuah keluarga akhlak ditentukan dari para anggota keluarga
atau orang-orang yang ada di keluarga, misal:
2
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan
keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)-nya. Oleh sebab
itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”.
(QS. An-Nisa’:9)
Ayat di atas mengisyaratkan kepada orang tua agar tidak meninggalkan anak dalam keadaan
lemah. Lemah dalam hal ini adalah lemah dalam segala aspek kehidupan, seperti lemah mental, psikis,
pendidikan, ekonomi terutama lemah iman (spiritual). Anak yang lemah iman akan menjadi generasi tanpa
kepribadian. Jadi, semua orang tua harus memperhatikan semua aspek perkembangan anak, baik dari segi
perhatian, kasih sayang, pendidikan mental, maupun masalah akidah atau keimananya.
Artinya:“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu” (QS.Luqman:14)
3
Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaikbaiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
• Berbuat baik kepada ibu dan ayah yang sudah meninggal dunia dengan cara mendoakan
Dalam hadis ini beliau bersabda: ”Akhlak yang mulia adalah setengah dari agama”. Salah seorang
sahabat bertanya kepada beliau; “Anungrah apakah yang paling utama yang diberikan kepada seorang
musim?” Beliau menjawab: “Akhlak yang mulai”.
Islam menggabungkan antara hak dan akhlak. Menurut teori ini, Agama menganjurkan setiap individu
untuk berakhlak mulia dan menjadikan sebagai kewajiban (taklif) di atas pundaknya yang dapat mendatangkan
pahala atau siksa baginya. Atas dasar ini, agama tidak mengutarakan wewenang akhlaknya semata tanpa
dibebani oleh rasa tanggung jawab. Bahkan agama menganggap akhlak sebagai penyempurna ajaran-
ajarannya yang bermanfaat sekali bagi lingkungan masyarakat, antar bangsa, dan antar Negara. Karena jika
Agama tersusun dari keyakinan (aqidah) dan perilaku (akhlak) maka kokoh lah alam ini.
Akhlak kepada masyarakat adalah sifat yang tentram dalam jiwa manusia yang dilakukan secara
spontan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dalam 5 lingkungan atau kehidupan.Kita harus memperhatikan
saudara dan tetangga kita. Karena tetangga selalu ada ketika kita butuh bantuan. Seperti yang diwirayatkan
dari Annas ra bahwa Rasululloh SAW bersabda;
Artinya: “Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga ia menyukai saudaranya bagaimana ia
menyukai dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari)
Kehidupan masyarakat pasti akan menjumpai kegiatan silaturahmi. Orang berakhlak baik biasanya
senang dengan pertemuan atau silaturahmi, karena ini dapat menguatkan hubungan sesama muslim. Beberapa
kegiatan dalam masyarakat, yaitu:
Penanaman akhlak sejak dini pada anak akan membantunya dalam bersosialisasi dengan
lingkungannya, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Anak akan terbiasa berperilaku yang
mencerminkan nilai-nilai agama. Penanaman nilai-nilai dan materi akhlak ini harus disertai pula dengan
memberi penanaman akan manfaat dan kegunaan anak dalam berperilaku akhlak, sehingga anak mengerti dan
paham atas apa yang mereka kerjakan dan ucapkan.
Dalam melaksanakan pendidikan akhlak terhadap anak diperlukan cara atau metode yang tepat dalam
penyampaiannya. Terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan dalam proses pendidikan dan penanaman
akhlak pada anak, antara lain metode uswah (keteledanan), riyadhah (latihan pembiasaan), mauidhah
(nasehat), dan qishah (bercerita)
5
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Orang Tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak, karena merekalah anak mula-mula
menerima pendidikan-pendidikan serta anak mampu menghayati suasana kehidupan religius dalam kehidupan
keluarga yang akan berpengaruh dalam perilakunya sehari-hari yang merupakan hasil dari bimbingan orang
tuanya, agar menjadi anak yang berakhlak mulia, budi pekerti yang luhur yang berguna bagi dirinya demi
masa depan keluarga, agam bangsa, dan negara.
II. Saran
Hendaklah orang tua selalu memberikan perhatian yang jenuh kepada anaknya dalam membina akhlak
bukan hanya menyuruh anak agar melakukan perbuatan yang baik tetapi hendaklah orang tua selalu
memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya.
Serta orang tua tampil selalu tauladan baik, membiasakan berbagai bacaan dan menanamkan kebiasaan
memerintah melakukan kegiatan yang baik, menciptakan suasana yang hangat yang religius (membaca Al-
Quran, sholat berjamaah, memasang kaligrafi, doa doa dan ayat-ayat Al-Quran).
6
DAFTAR PUSTAKA
Baltimore, A. (2016, April). Makalah ahlak dalam keluarga. Diambil kembali dari academia.edu.
UNUSA. (2020, Dec 26). Pentingnya Pendidikan Akhlak Bagi Anak Di Era Digital. Dipetik 2 20, 2022, dari unusa.ac.id:
https://unusa.ac.id/pentingnya-pendidikan-akhlak-bagi-anak-di-era-digital/
Uyun, R. Z. (2021, Desember 1). PERAN AQIDAH TERHADAP AKHLAK BERMASYARAKAT. Dipetik 2022, dari PDF.