Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM/ NO : 190262010322 / 31
KELAS : AKUNTANSI MALAM E
MATA KULIAH : PENGAUDITAN I
Soal 6- 4 Faktor – faktor apakah yang harus dipertimbangkan oleh auditor sebelum menerima suatu
perikatan (penugasan)? Jelaskan?
Jawab :
1. Mengevaluasi integritas manajemen
Langkah pertama yang harus dipertimbangkan adalah tentang integritas Laporan Keuangan
adalah tanggungjawab manajemen. Audit atas laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
pendapat atas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Oleh karena itu seorang
Auditor harus mengevaluasi integritas manajemen klien, apakah integritas dari manajemen
klien sudah bagus atau masih kurang. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap besarnya
penyimpangan yang mungkin akan terjadi. Bila integritasnya bagus tentu tingkat
penyimpangannya akan semakin kecil dan hal ini akan memudahkan auditor dalam
mengaudit.
Adapun cara yang dapat ditempuh auditor dalam mengevaluasi intergritas manajemen yaitu :
a. Melakukan Komunikasi dengan auditor pendahulu
b. Meminta keterangan pada pihak ketiga
c. Melakukan review terhadap pengalaman auditor dimasa lalu dalam berhubungan
dengan klien yang bersangkutan
2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko yang tidak biasa
Berbagai factor yang perlu dipertimbankan oleh auditor tentang kondisi khusus dan risiko luar
biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan audit dari calon klien dapat
diketahui dengan cara :
o Mengidentifikasi pemakai laporan keungan auditan
o Menentukan prospek stabilitas keuangan klien dan legal calon klien dimasa depan
o Mengevaluasi auditabilitas satuan usaha
3. Menilai kemampuan untuk memenuhi standar auditing
Langkah yang ketiga adalah menilai kemampuan auditor apakah akan mampu untuk
memenuhi standar auditing atau tidak. Ini sangat berkaitan erat dengan penentuan
kompetensi, pengevaluasian independensi yang dimiliki auditor, serta penentuan kemampuan
melaksanakan audit secara cermat dan seksama.
4. Menyiapkan surat penugasan audit
Langkah yang terakhir adalah menyiapkan surat penugasan audit. Surat penugasan ini sangat
penting karena dalam surat ini berisikan apa-apa saja kesepakatan antara auditor dengan klien
dalam melakukan audit. Kesepakatan- kesepakatan itu, antara lain :
o Penerimaan tugas atas penunjukan dari pihak klien
o Tujuan dan lingkup audit
o Luas dan tanggungjawab auditor dan manajemen
o Kesepakatan mengenai reproduksi laporan keuangan auditan
o Kesepakatan bentuk laporan auditan
o Fakta bahwa audit memiliki risiko tidak terdeteksi
o Kesanggupan auditor menyampaikan informasi
Soal 6-6 Siapakah yang disebut sebagai “klien”, apabila auditor mengaudit sebuah perusahaan public ?
Jawab : Apabila pada perusahaan non public maka kliennya adalah manajemen sedangkan pada
perusahaan public kliennya adalah Komite Audit.
Soal 6-11 Jelaskan apa yang dimaksud dengan “pihak berelasi (related party)”. Apakah tanggungjawab
auditor atas pihak berelasi dan transaksi dengan pihak berelasi ?
Jawab : Pihak berelasi adalah pihak berelasi yaitu suatu perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan
klien, atau pihak lain yang mempunyai kesepakatan dengan klien, dimana salah satu pihak
dapat mempengaruhi manajemen atau kebikjakan operasi perusahaan lain.
Transaksi dengan pihak berelasi adalah setiap transaksi yg dilakukan antara klien dengan
pihak yang mempunyai hubungan dengan pihak berelasi/dengan pihak terkait.
Transaksi dengan pihak yg memiliki hubungan dengan pihak berelasi dengan klien bukanlah
transaksi yang dilakukan dengan tawar menawar secara bebas. Oleh karena itu, disini terdapat
risiko bahwa transaksi tidak dinilai dengan harga yg sama dengan harga seandainya transaksi
dilakuka dgn pihak ketiga independen. Karena transaksi dengan pihak yang berelasi yg
material harus diungkapkan, maka semua pihak yang berelasi dengan klien harus diidentifiksi
dan dicantumkan dalam kertas kerja permanen auditor sejak awal audit. Dengan
dimasukkannya pihak-pihak yang berelasi dalam kertas kerja permanen, dan memastikan
bahwa semua anggota tim audit mengetahui dengan siapa saja klien mempunyai hubungan
berelasi,.
Tanggungjawab auditor atas pihak berelasi adalah mengidentifikasi transaksi hubungan
dengan pihak berelasi yang belum terungkap saat melaksanakan audit.
Soal 6-14 Apakah yang dimaksud dengan risiko bisnis klien dan jelaskan beberapa sumber risiko bisnis
klien. Apa tujuan utama auditor melakuakan evaluasi tentang risiko bisnis klien?
Jawab : Risiko bisnis klien adalah risiko klien mengalami kegagalan dalam mencapai tujuannya,
beberapa sumber risiko bisnis klien yaitu penurunan ekonomi yang memperburuk aliran kas
klien, teknologi baru yang mengganggu keuntungan kompetitif klien atau klien tidak berhasil
melaksanakan strateginya sebaik yang dilakukan para pesaingnya.
Tujuan Utama Auditor melakukan evaluasi tentang risiko bisnis klien :
1. Mengidentifikasi risiko bisnis yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan
2. Mengestimasi signifikansi risiko
3. Menentukan kemungkinan terjadinya risiko tersebut
4. Memustukan tindakan untuk menangani risiko tersebut
Soal 6-17 Kapan sajakah prosedur analitis diperlukan dalam proses pengauditan? Apakah tujuan utama
prosedur analitis yang dilakukan dalam tahap penyelesaian audit?
Jawab : Prosedur analitis bisa dilakukan pada setiap waktu sepanjang audit berlangsung berikut ini :
a. Prosedur Analitis diperlukan pada tahap perencanaan audit dalam rangka prosedur
penilaian risiko.
b. Prosedur analitis sering juga dilakukan selama tahap pengujian audit berlangsung sebagai
suatu prosedur analitis substantif untuk mendukung saldo akun
c. Prosedur analitis juga diperlukan dalam tahapan penyelesaian audit.
Tujuan utama prosedur analitis dalam tahap penyelesaian audit adalah Auditor harus
merancang dan melaksanakan prosedur analitis mendekati akhir audit yang membantu auditor
ketika membentuk kesimpulan keseluruhan tentang apakah laporan keuangan telah di sajiakan
konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas.
Soal 7-3 Jelaskan mengapa materialitas itu penting tetapi sulit menerapkannya dalam praktik ?
Jawab : Karena materialitas merupakan bagian yang terpenting dalam perencanaan audit dan
merancang suatu strategi audit. Auditor harus memiliki pengetahuan mengenai siapa saja
pemakai laporan keuangan klien serta keputusan apa yang akan dibuat. Sehingga didalam
praktik, para auditor mungkin tidak mengetahui siapa saja pemakai laporan atau keputusan
apa yang akan mereka ambil berdasarkan laporan keuangan tersebut.
Soal 7-8 Dimisalkan materialitas untuk laporan keuangan sebagai keseluruhan adalah rp 100.000 dan
materialitas kinerja untuk piutang usaha ditetapkan rp 40.000, apabila auditor menemukan
sebuah piutang lebih saji sebesar rp 55.000 ,apa yang harus dilakukan auditor ?
Jawab : Meneliti dan mengawasi apakah system pengawasan itern tetap memenuhi fungsinnya dengan
mengadakan pemeriksaan yang kontinue didalam perusahaan yang didahului dengan
melakukan pengecekan secara fisik suatu transaksi guna mengumpulkan bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan secara akurat serta yang harus dilakukan auditor adalah
membandingkan perkiraan total kesalahan dengan mempertimbangkan awal materialitas.
Soal 7-12 Jelaskan mengapa risiko inheren di tetapkan untuk tujuan audit per segmen (golongan
transaksi, saldo, dan penyajian & pengungkapan), bukan untuk audit sebagai keseluruhan.
Apakah pengaruhnya terhadap jumlah bukti yang harus dikumpulkan editor, apabila risiko
inheren untuk suatu tujuan audit meningkat dari medium menjadi tinggi?
Jawab : Risiko inheren dan risiko pengendalian tidak di tetapkan untuk audit sebagai keseluruhan,
melainkan di tetapkan untuk setiap siklus , setiap akun dalam suatu siklus ,bahkan kadang –
kadang untuk setiap tujuan audit pada suatu akun. Karena untuk audit yang sama, risiko yang
ditetapkan bisa berbeda-beda antara siklus yang satu dengan siklus yang lainnya, antara akun
yang satu dengan akun yang lainnya dan antara tujuan yang satu dengan tujuan lainnya.
Soal 7-15 Jelaskan mengapa terhadap hubungan terbalik, antara risiko deteksi di rencanakan dengan
jumlah bukti yang harus di kumpulkan auditor untuk suatu tujuan khusus audit tertentu.
Jawab : Risiko deteksi menetukan jumlah bukti substansif yang direncanakan akan dikumpulkan
auditor yang berkebalikan dengan ukuran risiko deteksi. Apabila risiko deteksi berkurang,
auditor harus mengumpulkan bukti yang lebih banyak untuk mencapai risiko deteksi yang
telah berkurang tersebut.
Soal 7-17 Jelaskan bagaimana hubungan antara risiko audit dengan materialitas dan mengapa keduanya
perlu di pertimbangkan bersama – sama dalam perencanaan suatu audit ?
Jawab : Konsep materialitas dan risiko dalam pengauditan berhubungan erat satu sama lain dan tidak
bisa dipisahkan. Risiko adalah pengukuran ketidakpastian, sedangkan materialitas adalah
pengukuran besarnya atau ukuran. Namun apabila keduanya digabungkan akan mengukur
besaran ketdakpastian dari suatu jumlah tertentu. Materialitas dan risiko adalah konsep dasar
yang amat penting dalam perencanaan audit. Kedua konsep tersebut menuntut pertimbangan
auditor dan keduanya berdampak langsung terhadap bukti yang direncanakan auditor.