1. Bank Indonesia sebagai Regulator dan Koordinator Lintas Sektoral
Tugas pokok BI tercantum dalam Pasal 23 UUD 1945, yang menyatakan bahwa kedudukan BI adalah untuk mengeluarkan dan mengelola uang akan diatur oleh undang- undang Berdasarkan fungsi pokok tadi, maka tugas pokok BI menurut undang- undang adalah sebagi berikut: 1. Menjaga stabilitas nilai internal mata uang (inflasi yang rendah); 2. Menjaga stabilitas nilai eksternal mata uang (nilai tukar/kurs yang stabil); 3. Menjaga kesehatan dan kemajuan perbankan nasional; dan 4. Menjaga ketersediaan modal pembangunan yang murah dan mudah.
2. Lembaga Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank sebagai
Penggerak Sektor Keuangan
Lembaga perbankan berfungsi sebagai pihak yang menghubungkan
antara penyimpan dana bank dengan pihak peminjam.
Sedangkan LKBB contohnya adalah pasar modal, pasar uang,
asuransi, pegadaian, dll.
Dalam SEP, pengembangan Lembaga-lembaga tadi dilakukan
dengan cara : 1. Meningkatkan fungsi dan peran LKBB dalam menyalurkan minat masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangungan 2. Meningkatkan peran LKBB sebagai penggerak dan sarana mobilisasi dana masyarakat 3. Menumbuhkan LKBB yang mampu menjangkau seluruh pelosok tanah air dan segenap lapisan masyarakat.
3. Koperasi dan LKM Lain Sebagai Ujung Tombak di Lapangan
Perluasan akses dan perkreditan bagi masyarakat berpendapatan
rendah dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan metode pinjaman kelompok yang selama ini sudah dilaksanakan oleh banyak LKM dan BPR. Untuk menggantikan kewajiban tersedianya jaminan (collateral) yang umumnya sulit disediakan oleh peminjam mikro dan kecil, mekanisme tanggungrenteng yang merupakan kearifan lokal Indonesia dapat digunakan.
Berdasarkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh BPR dan
Koperasi, maka kegiatan keuangan inklusif sebaiknya dilakukan oleh lembaga- lembaga tersebut. Keterbatasan sumber dana yang umumnya dijumpai pada BPR dan LKM dapat dipenuhi oleh bank-bank umum melalui kemitraan yang saling menguntungkan.