Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini, investasi dalam bentuk sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan lain
sangat diminati. Beberapa perusahaan yang dikatakan ”kelebihan kas” bahkan
berupaya keras untuk bisa mendapatkan sekuritas yang diterbitkan dengan berbagai
macam tujuan. Investasi dalam bentuk sekuritas ini juga ada yang bersifat investasi
jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan
sekuritas kelas investasi yang likuid dan biasanya dimiliki untuk dijual kembali. Lain
dengan, investasi jangka panjang yang dimiliki lebih untuk disimpan untuk manfaat
yang lebih besar di masa yang akan datang.
Oleh karena, aktivitas investasi merupakan aktivitas yang cukup penting dan
bisa dikatakan secara umum bagi perusahaan cukup sering terjadi, maka dalam
mengaudit aktivitas investasi ini pun, auditor harus teliti dan bisa memahami banyak
dimensi penilaian, klasifikasi, dan pengungkapan berkenaan dengan investasi dalam
sekuritas ekuitas dan hutang.
Pembahasan kali ini akan menyelesaikan pembahasan tentang aktivitas
investasi yang sudah dimulai dari pembahasan minggu lalu. Pada bagian ini perhatian
akan lebih dipusatkan pada entitas selain dari yang ada dalam sektor jasa keuangan (di
mana investasi dalam sekuritas perusahaan lain merupakan aktivitas operasi inti).
Selain investasi, perhatian juga kan dipusatkan pada salah satu aktiva yang
sangat likuid yaitu saldo kas. Pada bagian ini akan dibahas mengenai perhatian audit
atas saldo kas, yang dihasilkan dari pengaruh kumulatif siklus
pendapatan,pengeluaran, produksi, personalia, investasi, dan pembiayaan. Perhatian
juga akan diberikan pada dua jenis penipuan yang melibatkan kas-kitting, yang
melibatkan transfer antarbank, dan lapping, yang melibatkan misapropriasi
penerimaaan kas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. INVESTASI
1. TINJAUAN ATAS INVESTASI
Aktivitas investasi suatu entitas merupakan aktivitas yang berkaitan dengan
kepemilikan sekuritas yang diterbitkan oleh entitas lainnya. Sekuritas ini mencakup
sertifikat deposito (CD), saham preferen dan saham biasa, serta obligasi korporasi dan
pemerintah.
Investasi dalam sekuritas yang mudah dipasarkan berkaitan dengan dua siklus
lainnya. Dividen dan bunga yang diterima dalam investasi itu merupakan transaksi
penerimaan kas sebagai bagian dari siklus pendapatan. Pembelian sekuritas secara
tunai melibatkan transaksi pengeluaran kas sebagai bagian dari siklus pengeluaran.

2. TUJUAN AUDIT
Kategori
Tujuan Audit Saldo Akun
Transaksi
Keberadaan Pendapatan investasi, Investasi jangka pendek dan
atau keuntungaan dan kerugian yang jangka panjang yang dicatat
Keterjadian direalisasi, serta keuntungan dan merupakan investasi yang ada
(EO) kerugian penahanan yang belum pada tanggal neraca (EO2).
direalisasi termasuk dalam laba
yang dihasilkan dari transaksi dan
peristiwa yang terjadi selama
periode berjalan (EO1)
Kelengkapan Pengaruh dari semua transaksi Semua investasi jangka
© dan peristiwa investasi selama pendek dan jangka panjang
periode berjalan terhadap laporan termasuk dalam akun
laba rugi termasuk dalam akun- investasi dalam neraca (C2)
akun laporan laba rugi (C1)
Hak dan Semua investasi yang dicatat
Kewajiban dimiliki oleh entitas yang
(RO) melaporkan (RO1)
Penilaian atau Pendapatan investasi, dan Investasi dilaporkan di neraca
Alokasi (VA) keuntungan serta kerugian yang pada nilai wajar, harga pokok,
direalisasi dan belum direalisasi biaya yang diamortisasi, atau
dilaporkan pada jumlah yang jumlah yang ditentukan oleh
benar (VA1) metode ekuitas, sama seperti
untuk investasi tertentu
(VA2)
Penyajian dan Saldo setelah diidentifikasi
Pengungkapan dan diklasifikasikan dengan
(PD) tepat dalam laporan keuangan
(PD1)
Pengungkapan yang tepat
dibuat berkenaan dengan (1)
investasi hubungan istimewa,
(2) dasar untuk menilai
investasi, dan (3) pengadaan
investasi sebagai agunan
(PD2).

3. PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT


a. Materialitas
Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka pendek dapat bersifat material bagi
solvensi jangka pendek suatu entitas, tetapi laba dari sekuritas semacam itu jarang
bersifat signifikan bagi hasil operasi entitas di luar sektor jasa keuangan. Sekuritas
yang ditahan sebagai investasi jangka panjang dapat bersifat material baik bagi neraca
maupun laporan laba rugi, tergantung pada entitasnya.

b.Risiko Inheren
Risiko inheren untuk investasi dipengaruhi oleh banyak faktor dan volume transaksi
investasi umumnya cukup rendah. Akan tetapi, sekuritas merupakan aktiva yang
mudah dicuri, dan akuntansi untuk investasi tersebut dapat menjadi rumit. Dengan
menyajikan secara salah klasifikasi yang tepat dari suatu investasi, manajemen dapat
menunda atau mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi dalam laba. Lebih lanjut, nilai wajar, bila diperlukan, mungkin sulit untuk
ditentukan atau mungkin mudah berubah. Jadi, faktor-faktor ini, apabila berlaku,
dapat menyebabkan tingkat risiko inheren yang tinggi untuk asersi penilaian atau
alokasi serta penyajian dan pengungkapan.

c. Risiko Prosedur Analitis


Prosedur analitis dapat membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya, atau dapat membandingkan hasil-hasil aktual atas jumlah investasi dan
laba investasi dengan yang dianggarkan atau dokumentasi lain dari rencana
manajemen.
Perbedaan yang tidak diharapkan, dapat menunjukkan salah saji berkenaan
dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, penilaian atau alokasi, dan
penyajian serta pengungkapan.

d. Risiko Pengendalian
Wewenang dan tanggung jawab atas transaksi investasi harus ditetapkan pada pejabat
perusahaan seperti bendaharawan. Individu ini haruslah orang yang (1) mempunyai
integritas yang tidak dapat disangkal, (2) memiliki pengetahuan dan keahlian yang
diperlukan bagi seseorang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan transaksi
semacam itu, (3) menyadari pentingnya mengamati semua prosedur pengendalian
yang ditetapkan, dan (4) dapat membantu anggota manajemen lain yang berpartisipasi
dalam membuat penilaian awal serta berlanjut atas risiko yang berkaitan dengan
masing-masing investasi.
Sistem informasi dan komunikasi harus mencakup dan menyimpan semua data
tentang harga pokok, nilai wajar, dan data lainnya yang diperlukan untuk setiap
metode akuntansi bagi berbagai kategori investasi dalam sekuritas ekuitas dan hutang,
baik pada tanggal akuisisi maupun tanggal pelaporan berikutnya.

Dokumen dan Catatan Yang Umum. Adalah:


• Sertifikat saham (stock certificate). Suatu formulir tercetak yang
menunjukkan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham
dalam sebuah korporasi.
• Sertifikat obligasi (bond certificate). Suatu formulir tercetak yang
menunjukkan jumlah obligasi yang dimiliki oleh pemegang obligasi.
• Kontrak obligasi (bond indenture). Suatu kontrak yang menyatakan syarat
dari obligasi yang diterbitkan oleh sebuah korporasi.
• Pemberitahuan pialang (broker’s advice). Suatu dokumen yang diterbitkan
oleh pialang yang menetapkan harga pertukaran dari transaksi investasi; ini
merupakan dokumen sumber yang utama untuk mencatat transaksi investasi.
• Laporan pialang (broker’s statement). Suatu laporan bulanan yang
diterbitkan pialang yang merinci sekuritas yang disimpan oleh pialang
tersebut, harga pokoknya, dan nilai pasar wajarnya pada akhir bulan.
• Buku harian (book of original entry). Jurnal umum digunakan untuk
mencatat pos-pos seperti akrual pendapatan bunga obligasi, penyesuaian pasar
menurut metode nilai wajar, dan laba yang dihasilkan menurut metode
akuntansi ekuitas.
• Buku tambahan investasi (investment subsidiary ledger). Buku tambahan
yang terpisah dapat digunakan untuk setiap kelas investasi yang berbeda
apabila perusahaan mempunyai portofolio yang terdiri dari banyak investasi
yang berlainan.

Fungsi-Fungsi Dan Pengendalian Yang Berkaitan.


• Mengotorisasi transaksi investasi:
 Pembelian sekuritas. Pembelian dilakukan sesuai dengan otorisasi
manajemen.
 Penjualan sekuritas. Penjualan dilakukan sesuai dengan otorisasi
manajemen.
• Menerima atau menyerahkan sekuritas:
 Penerimaan/pengamanan/penyerahan sekuritas. Sekuritas biasanya
ditahan di tempat yang aman oleh seorang pialang, yang bertanggung
jawab untuk mengamankan sekuritas bersama dengan penerimaan dan
penyerahan sekuritas entitas bersangkutan.
 Penerimaan laba periodik. Cek-cek dividen dan bunga segera
disetorkan secara utuh. Apabila sekuritas disimpan di tempat yang
aman, maka dividen dan pendapatan bunga akan disetorkan langsung
ke akun entitas oleh pialang.
• Mencatat transaksi:
 Pencatatan pembelian, penjualan, dan laba. Transaksi dicatat
berdasarkan dokumentasi pendukung yang tepat; tugas untuk mencatat
transaksi dan menyelenggarakan pengawasan sekuritas harus
dipisahkan.
 Pencatatan penyesuaian pasar dan reklasifikasi. Perubahan nilai
wajar dan situasi yang bersangkutan dengan klasifikasi yang tepat atas
investasi secara periodik harus dianalisis dan dicatat.
• Menyelesaikan transaksi:
 Penerimaan kas. Prosedur pengendalian harus memberikan kepastian
yang layak bahwa dokumentasi yang menetapkan akuntabilitas telah
diciptakan untuk penerimaan kas dan penjualan investasi dan untuk
transfer dana dari akun pialang ke rekening giro utama.
 Pengeluaran kas. Pengeluaran kas untuk menyelesaikan pembelian
investasi harus mencakup perbandingan pengeluaran dengan
pemberitahuan pialang yang mendasari dan pengendalian atas transfer
dana ke akun pialang dari rekening giro utama.
 Menilai kinerja dan pelaporan investasi. Review kinerja dilakukan
oleh manajemen untuk mendeteksi kinerja investasi yang buruk
dan/atau pelaporan yang salah, termasuk perbandingan saldo investasi
dan tingkat pengembalian atas berbagai kelas investasi dengan jumlah
yang dianggarkan, dan penilaian kelayakan klasifikasi dari masing-
masing investasi.

B. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS INVESTASI


1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Apabila entitas menghasilkan arus kas bebas yang mencukupi untuk mempunyai
volume aktivitas investasi yang signifikan, auditor akan perlu mempertimbangkan
pengendalian spesifik atas aktivitas-aktivitas itu. Karena penilaian risiko inheren dan
pengendalian relevan dapat sangat bervariasi disebabkan oleh berbagai jenis investasi
serta situasi yang ada di antara entitas, maka, tingkat risiko deteksi yang adpat
diterima juga akan bervariasi secara signifikan di antara entitas dan di antara kategori
asersi bagi entitas yang sama. Sekali lagi, kesulitan dalam merancang pengendalian
untuk menilai risiko secara memadai berkaitan dengan (1) penggunaan nilai wajar,
bila diperlukan, dan (2) klasifikasi yang tepat atas investasi yang seringkali berarti
bahwa tingkat risiko deteksi yang rendah yang dapat diterima untuk pengujian rincian
biasanya ditetapkan untuk asersi penilaian atau alokasi serta penyajian dan
pengungkapan.

2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF


a. Prosedur Awal
Yaitu, pertama, auditor mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri klien.
Merupakan hal yang penting bagi auditor untuk memahami pendorong ekonomi yang
memungkinkan suatu entitas melakukan aktivitas investasi. Kedua, kecocokan antara
saldo investasi awal dengan jumlah yang diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya
diverifikasi.

b. Prosedur Analitis
Prosedur analitis untuk saldo investasi mencakup keterkaitan di antara akun-akun
spesifik selama periode berjalan dan perbandingan dengan data tahun sebelumnya,
jumlah yang dianggarkan, dan ekspektasi lainnya.
Ketika melaksanakan prosedur analitis atas laba investasi, adalah penting
untuk memahami kebijakan investasi entitas berkenaan dengan proporsi investasi
dalam sekuritas pemerintah, obligasi korporasi, dan sekuritas ekuitas. Auditor harus
mengevaluasi kelayakan laba investasi atas masing-masing kelas investasi secara
terpisah, berdasarkan kinerja pasar terakhir.

c. Pengujian Rincian Transaksi


Pengujian rincian transaksi secara khusus akan dapat menjadi efektif sebagai suatu
pendekatan audit apabila entitas tersebut mempunyai volume transaksi yang rendah.
Pengujian substantif ini terdiri dari vouching ke masing-masing ayat debet dan kredit
dalam berbagai akun investasi. Sementara pendekatan lainnya ke akun investasi atau
akun penyesuaian pasar yang bertalian dapat divouch ke dokumentasi yang
memverifikasi kenaikan nilai wajar yang harus diakui dalam akun-akun itu.
Pengetahuan tentang akuntansi yang tepat untuk aktivitas investasi yang
mempengaruhi saldo investasi lainnya dapat memberitahu auditor mengenai sumber
dari mana debet dan kredit itu dapat divouching. Dokumentasi juga dapat berguna
dalam menentukan apakah debet dan kredit telah dilakukan ke akun-akun yang tepat
(klasifikasi yang tepat).

d. Pengujian Rincian Saldo


1) Memeriksa dan Menghitung Sekuritas yang ada di Tangan
Pengujian ini biasanya dilaksanakan secara serentak dengan perhitungan auditor
atas kas dan instrumen lainnya yang dapat dinegosiasikan. Dalam melaksanakan
pengujian ini, (1) petugas yang menyimpan sekuritas harus hadir sepanjang
perhitungan, (2) suatu tanda terima harus diperoleh dari petugas tersebut ketika
sekuritas dikembalikan, dan (3) semua sekuritas harus berada di bawah kendali
auditor sampai perhitungan selesai.
Dalam memeriksa sekuritas, auditor harus mengamati hal-hal seperti nomor
sertifikat pada dokumen, nama pemilik (yang harus nama klien, baik secara
langsung maupun melalui endorsemen), uraian tentang sekuritas itu, jumlah saham
(atau obligasi), dan nama penerbitnya.
2) Mengkonfirmasi Sekuritas yang Disimpan oleh Pihak Lain
Konfirmasi ini harus diminta pada tanggal sekuritas yang ditahan oleh klien itu
sedang dihitung. Auditor harus mengendalikan pengiriman melalui pos dan
menerima jawaban langsung dari petuga penyimpanan sekuritas. Jika sekuritas
ditahan oleh kreditor sebagai jaminan atas pinjkaman atau ditempatkan pada pihak
ketiga (escrow) sesuai perintah pengadilan, maka konfirmasi harus dikirimkan
kepada petugas yang ditunjuk.
3) Menghitung Kembali Pendapatan Investasi yang Dihasilkan
Laba dari investasi dapat diverifikasi dengan bukti dokumenter dan dihitung
ulang. Auditor dapat secara independen memverifikasi pendapatan dividen dengan
merujuk pada tanggal pengumuman, jumlah, dan tanggal pembayaran yang
diperlihatkan dalam buku catatan dividen. Verifikasi pendapatan dividen biasanya
digabungkan ke dalam skedul investasi.
Bunga yang dihasilkan dan bunga yang dipungut atas investasi dalam obligasi
dapat diverifikasi dengan menelaah surat berharga dan tanggal pembayaran yang
ditunjukkan pada sertifikat obligasi.

e. Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi


1) Klasifikasi Investasi yang Tepat
Ketika mengevaluasi maksud manajemen berkenaan dengan suatu investasi,
auditor harus menentukan apakah aktivitas investasi manajemen mendukung atau
bertentangan dengan maksud manajemen yang telah dinyatakan. Auditor juga
harus mempertimbangkan kemampuan manajemen untuk menahan sekuritas
hutang sampai jatuh tempo mengingat posisi keuangan klien, kebutuhan modal
kerja, dan kemampuan untuk menghasilkan arus kas operasi. Akhirnya, auditor
biasanya harus mendapatkan representasi tertulis dari manajemen yang
mengkonfirmasi kelayakan klasifikasi sekuritas.
2) Mengaudit Nilai Wajar Investasi
Jika investasi dicatat pada nilai wajarnya, maka auditor harus mendapatkan bukti
yang mendukung nilai wajar itu. Sumber yang umum untuk mendukung nilai wjar
sekuritas adalah harga pasar kutipan yang diperoleh dari publikasi keuangan atau
estimasi nilai wajar yang diperoleh dari pialang-dealer serta sumber pihak ketiga
lainnya. Auditor dapat menganggap perlu untuk melibatkan seorang spesialis
dalam menilai estimasi nilai wajar entitas atau model-model yang bertalian.

f. Perbandingan Penyajian Laporan Dengan GAAP


Pengujian substantif yang dilakukan terdahulu harus memberikan banyak bukti yang
diperlukan auditor untuk menentukan apakah saldo investasi telah diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan. Berkaitan dengan klasifikasi
lancar dan tidak lancar, atau perdagangan lawan tersedia untuk dijual, auditor juga
harus mengadakan tanya-jawab dengan manajemen menyangkut maksudnya dalam
hal periode penahanan, dsb.

C. SALDO KAS
Saldo kas meliputi penerimaan di tangan yang belum disetor, kas di bank, pada
rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan
rekening di bank untuk gaji.
1. HUBUNGAN SALDO KAS DENGAN SIKLUS TRANSAKSI
Siklus pembiayaan dan siklus investasi keduanya dapat menaikkan dan menurunkan
kas, sementara siklus pendapatan akan menaikkan kas, dan siklus pengeluaran serta
jasa personalia akan menurunkan kas. Bagi banyak entitas, volume transaksi siklus
pendapatan dan pengeluaran dapat berjumlah besar, demikian juga dengan siklus jasa
personalia.

2. TUJUAN AUDIT
Kategori Asersi Tujuan Audit Saldo Akun
Keberadaan atau Saldo kas yang dicatat ada pada tanggal neraca (EO1)
Keterjadian (EO)
Kelengkapan (C) Saldo kas yang dicatat mencakup pengaruh dari semua
transaksi kas yang telah terjadi (C1).
Transfer kas akhir tahun di antara bank telah dicatat pada
periode yang tepat (C2).
Hak dan Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas yang
Kewajiban (RO) diperlihatkan pada tanggal neraca (RO1)
Penilaian atau Saldo kas yang dicatat dapat direalisasi pada jumlah yang
Alokasi (VA) dinyatakan di neraca dan sesuai dengan skedul pendukung
(VA1).
Penyajian dan Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tpat
Pengungkapan dalam beraca (PD1).
(PD)
Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo kompensasi,
dan pemabatasan lain padanya atas kas telah diungkapkan
dengan tepat (PD2).

3. PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT


a. Materialitas
Bagi kebanyakan entitas, bagian dari aktiva lancar atau total aktiva pada suatu titik
waktu yang disajikan oleh saldo kas adalah sangat kecil, dan seringkali tidak material.
Akan tetapi, jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus transaksi yang
mempengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir melalui akun-akun selama suatu
periode waktu benar-benar dapat sangat material. Dalam kenyataannya, volume
transaksi yang mempengaruhi kas biasanya lebih besar daripada untuk setiap akun
lainnya dalam laporan keuangan.

b. Risiko Inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat saldo inheren yang
signifikan untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian serta
kelengkapan. selain itu, sifat saldo kas juga membuatnya mudah untuk dicuri karena
berbagai jenis bentuk kecurangan yang melibatkan kas telah terbukti. Akan tetapi,
risiko yang berkenaan dengan asersi hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan
panyajian serta pengungkapan untuk kas bersifat minimal karena tidak adanya
kerumitan yang melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi, dan pengungkapan.

c. Risiko Prosedur Analitis


Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan peramalan
atau anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo kas minimum dan
investasi atas kelebihan kas. Biasanya lebih efektif bagi perusahaan untuk
membandingkan saldo kas dengan anggaran dan kebijakan perusahaan karena masing-
masing kebutuhan kas dari berbagai entitas seringkali bersifat unik.

d. Risiko Pengendalian
Penerimaan dan pengeluaran kas seringkali merupakan transaksi rutin yang dapat
dikendaliakn oleh sistem pengendalian internal yang baik, sehingga dapat
memungkinkan auditor untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah.
Karena rawannya saldo kas terhadap pencurian, maka banyak auditor akan
mengevauasi secara cermat pengendalian internal atas kas, dan memastikan bahwa
setiap kondisi yang dapat dilaporkan telah dikomunikasikan dengan jelas kepada
manajemen.

D. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS


Dalam bagian ini, istilah saldo kas hanya mengacu pada kas yang ditahan dan di bank,
tidak termasuk kas kecil dan dana imprest lainnya.
1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Risiko inheren biasanya tinggi karena kerawanan kas terhadap penyalahgunaan.
Metodologi untuk menggabungkan penilaian risiko pengendalian atas asersi
kelompok transaksi dappat digunakan dalam menentukan penilaian risiko
pengendalian untuk asersi saldo kas. Model risiko audit atau matriks risiko kemudian
dapat digunakan untuk menentukan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas
setiap asersi saldo kas.

2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF


a. Prosedur Awal
Auditor harus memastikan bahwa dia telah memperoleh pemahaman tentang bisnis
entitas dan pentingnya saldo kas bagi entitas tersebut.
Titik awal untuk memverifikasi saldo kas adalah menelusuri saldo awal
periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun
sebelumnya (apabila dapat diterapkan). Berikutnya, aktivitas selama periode berjalan
dalam akun buku besar kas harus dikaji ulang menyangkut setiap ayat jurnal
signifikan yang bersifat tidak biasa atau jumlah yang memerlukan penyelidikan
khusus. Di samping itu, setiap skedul yang dibuat oleh klien yang menunjukkan
ikhtisar penerimaan kas yang belum disetor pada lokasi yang berbeda dan/atau
ikhtisar saldo bank juga harus diperoleh.

b. Prosedur Analitis
Efektivitas prosedur analitis secara signifikan bervariasi dari satu klien ke klien
lainnya. Efektivitas prosedur analitis dapat mengurangi jumlah bukti yang diperlukan
dari pengujian substantif lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan apabila
datanya tidak sesuai dengan pengharapan yang dikembangkan dari anggaran atau
peramalan kas, atau kebijakan perusahaan mengenai investasi kelebihan kas.

c. Pengujian Rincian Transaksi


1) Melaksanakan Pengujian Pisah-Batas Kas
Dua pengujian pisah-batas kas (cash cutoff tests) telah dilaksanakan: (1)
pengujian pisah batas penrimaan kas dan (2) pengujian pisah-batas pengeluaran
kas. Penggunaan laporan pisah-batas bank juga berguna dalam menentukan
apakah pisah- batas kas yang tepat telah dilakukan.
2) Menelusuri Transfer Bank
Apabila terjadi transfer bank, maka beberapa hari (dikenal dengan periode
mengambang) umumnya akan berlalu sebeblum cek itu dikliring di bank pada
waktu ditarik. jadi setoran kas per catatan bank akan lebih saji selama periode ini,
karena cek itu akan termasuk dalam saldo bank yang menerima setoran dan belum
akan dikurangkan dari bank yang ceknya ditarik. Transfer bank juga dapat
menimbulkan salah saji saldo bank per pembukuan jika pengeluaran dan
penerimaan tidak dicatat pada periode akuntansi yang sama.
Secara sengaja mencatat transfer bank sebagai setoran di bank penerima dan
tidak menunjukkan pengurangan dari akun bank tempat transfer cek ditarik
merupakan suatu penyimpangan yang dikenal sebagai kiting. Kiting juga dapat
digunakan untuk menyembunyikan kekurangan kas atau kelebihan kas di bank
pada tanggal laporan.
Kiting dapat dideteksi dengan menelusuri transfer bank atau juga bisa
dideteksi dengan (1) mendapatkan dan menggunakan laporan pisah-batas bank
karena cek yang dikiting dan dikliring pada bulan Januari akan tidak tampak pada
daftar cek yang beredar untuk bulan Desember dan (2) melaksanakan pengujian
pisah-batas kas karena cek terakhir yang diterbitkan pada bulan Desember tidak
akan dicatat dalam register cek.
Seorang auditor memerlukan bukti tentang keabsahan transfer bank atau,
sebaliknya, dapat terjadi salah saji. Bukti ini diperoleh dengan menyiapkan skedul
transfer bank. Data yang akan dicantumkan pada skedul itu diperoleh dari
analisis atas ayat jurnal kas per pembukuan dan laporan bank serta pisah-batas
bank yang berlaku. Skedul itu mencantumkan semua transfer cek yang diterbitkan
pada atau mendekati akhir tahun fiskal klien, dan menunjukkan tanggal cek itu
dicatat oleh klien serta bank.

d. Pengujian Rincian Saldo


1) Menghitung Kas di Tangan
Untuk melaksanakan perhitungan kas secara tepat, auditor harus:
• Mengendalikan semua instrumen kas dan yang dapat dinegosiasikan yang
ditahan oleh klien sampai semua uang telah dihitung.
• Meminta agar petugas kas hadir sepanjang perhitungan itu.
• Mendapatkan tanda terima yang ditandatangani dari petugas pada waktu
mengembalikan uang kepada klien.
• Memastikan bahwa semua cek yang belum disetor dapat dibayarkan
kepada klien, baik secara langsung atau melalui endorsemen.
2) Mengkonfirmasi Saldo Kas dan Pinjaman di Bank
Merupakan hal yang biasa bagi auditor untuk mendapatkan konfirmasi bank
mengenai saldo kas dan pinjaman di bank pada tanggal neraca. Permintaan
konfirmasi disiapkan rangkap dua dan ditandatangani oleh penandatanganan cek
yang berwenang dari klien. kedua salinan itu lalu dikirm ke bank, dan aslinya
dikembalikan kepada auditor. Untuk memastikan kompetensi bukti dari prosedur
ini, auditor secara pribadi harus mengirimkan permintaan ini dalam amplop
dengan alamat pengembalian sendiri dan jawabannya harus dikembalikan
langsung ke auditor oleh bank. Permintaan konfirmasi bank harus dikirimkan ke
semua bank di mana klien mempunyai suatu akun, termasuk yang saldonya nol
pada akhir tahun.
3) Mengkonfirmasi Perjanjian Lainnya dengan Bank
Perjanjian lainnya dengan bank meliputi hal-hal seperti lini kredit, saldo
kompensasi, dan kewajiban kontinjen. Perjanjian untuk menetapkan lini kredit
dengan bank mungkin mengharuskan peminjam mempertahankan saldo kas di
bank. Jumalh minimum yang disyaratkan dikenal sebagai saldo kompensasi.
Jika, sesudah menilai risiko inheren dan pengendalian, auditor merasa yakin
bahwa perjanjian tersebut ada, maka ia harus mengirimkan surat konfirmasi
kepada bank. Surat itu secara spesifik harus mengidentifikasi informasi yang
diminta dan ditandatangani oleh klien. Lebih lanjut, surat itu harus dikirim ke
pejabat bank yang bertanggung jawab atas hubungan klien dengan bank karena
akan mempercepat proses konfirmasi dan mempertinggi kualitas bukti yang
diperoleh auditor. Akan tetapi, tidak diharuskan melakukan pencarian yang terinci
atas catatan bank.
4) Melakukan scan, Mereview atau Menyiapkan Rekonsiliasi Bank
Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor dapat menscan
rekonsiliasi bank yang disiapkan klien dan memverifikasi ketepatan matematis
dari rekonsiliasi itu. Jika risiko deteksi sedang, maka auditor dapat menelaah
rekonsiliasi bank klien. Jika risiko deteksi rendah, maka auditor dapat menyiapkan
rekonsiliasi bank dengan menggunakan data bank di tempat klien. Jika risiko
deteksi sangat rendah atau auditor mencurigai kemungkinan adanya salah saji
yang material, maka auditor dapat memperoleh laporan bank akhir tahun langsung
dari bank dan menyiapkan rekonsiliasi bank.
Bukti yang diberikan oleh rekonsiliasi bank umumnya belum mencukupi
untuk memverifikasi saldo kas di bank karena adanya ketidakpastian berkenaan
dengan dua pos rekonsiliasi yang paling penting: (1) setoran dalam perjalan dan
(2) cek yang beredar. Bukti tersebut hanya dapat diperoleh engan menelusuri pos-
pos ini ke laporan bank dalam periode akuntansi berikutnya.
5) Mendapatkan dan Menggunakan Laporan Pisah-Batas bank
Laporan pisah-batas bank adalah suatu laporan bank pada tanggal sesudah
tanggal neraca. Klien harus meminta laporan pisah-batas dari bank dan
memberitahukan agar hal itu dikirm langsung kepada auditor. Setelah menerima
laporan pisah-batas, beserta cek-cek yang dibatalkan dan memo bank terlampir,
auditor harus:
• Menelusuri semua cek tertanggal tahun lalu ke cek-cek yang beredar
yang tercantum pada rekonsiliasi bank. Auditor juga dapat menemukan
bahwa cek periode sebelumnya belum tercantum pada daftar cek yang
beredar yang telah dikliring oleh bank dan beberapa cek yang terdaftar
sebagai cek yang beredar belum dikliring oleh bank. Apabila pengaruh
agregat dari cek yang belum dikliring bersifat material, amak hal ini dapat
menunjukkan suatu penyimpangan yang dikenal sebagai window
dressing, yaitu suatu upaya yang disengaja untuk melebihsajikan solvensi
jangka pendek perusahaan. Dalam kasus semacam itu, auditor harus
menelusuri sek-sek yang belum dikliring ke register cek serta dokumentasi
pendukung dan, jika perlu, meminta keterangan kepada bendaharawan.
• Menelusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke
setoran pada laporan pisah-batas. Merupakan hal yang relatif sederhana
karena setoran pertama pada laporan pisah-batas harus merupakan setoran
dalam perjalanan yang diperlihatkan pada rekonsiliasi
• Melakukan scan atas laporan pisah-batas dan data terlampir untuk
hal-hal yang tidak biasa. Auditor harus waspada terhadap pos-pos seperti
debet dan kredit bank yang tidak tercatat serta kesalahan dan koreksi bank.

e. Perbandingan Penyajian Laporan Dengan GAAP


Kas harus diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan benar di neraca. Akan tetapi, kas
dana pelunasan obligasi dianggap sebagai investasi jangka panjang. Selain itu, harus
ada pengungkapan yang tepat mengenai perjanjian dengan bank. suatu overdraft bank
(cerukan) biasanya dilaporkan sebagai kewajiban lancar.

E. PERTIMBANGAN LAIN
1. PENGUJIAN UNTUK MENDETEKSI LAPPING
Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi secara
sengaja atas penerimaan kas. Kondisi-kondisi yang kondusif untuk lapping tersedia
apabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga memegang buku besar
piutang usaha.

2. PROSEDUR AUDITING
Pengujian untuk mendetksi lapping hanya dapat dilaksanakan apabila risiko
pengendalian untuk transaksi penerimaan kas adalah sedang atau tinggi. Ada tiga
prosedur yang dapat mendeteksi lapping:
• Mengkonfirmasi piutang usaha
• Melakukan perhitungan kas secara mendadak.
• Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip
setoran harian yang berkaitan.

F. JASA BERNILAI TAMBAH YANG BERKAITAN DENGAN SEKURITAS


YANG MUDAH DIPASARKAN DAN SALDO KAS
Berikut ini adalah beberapa peluang bernilai tambah yang penting, yang dapat
diberikan akuntan publik dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama
audit atas sekuritas yang mudah dipasarkan dan saldo kas.
• Menentukan asumsi-asumsi penting berkenaan dengan penerimaan kas dan
pembayaran beban operasi yang mempengaruhi peramalan saldo kas.
• Membantu manajemen dalam mengembangkan model-model peramalan saldo
kas, pinjaman yang diperlukan, ataupotensi kelebihan saldo kas yang tersedia
untuk investasi.
• Mengidentifikasi peluang untuk mengubah praktik bisnis, seperti peruabhan
kebijakan kredit atau perubahan manajemen persediaan, yang akan
meningkatkan arus kas.
• Membantu manajemen dalam mengembangkan kebijakan untuk investasi
jangka pendek kelebihan kas.
• Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas
investasi jangka pendek atas kelebihan kas.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
• Aktivitas investasi merupakan suatu aktivitas yang berkaitan dengan kepemilikan
sekuritas yang diterbitkan oleh entitas lain. Seperti halnya audit atas siklus lainnya,
audit siklus investasi yang berkaitan dengan sekuritas ini juga mengharuskan auditor
untuk memahami bisnis dan industri klien terlebih dahulu, kemudian dalam
merencanakan, auditor harus mempertimbangkan tingkat materialitas dan risiko-
risiko yang mungkin muncul dalam mengaudit. Setelah itu, auditor dapat melakukan
pengujian sustantif yang langkah-langkahnya terdiri atas: (1) prosedur awal, (2)
prosedur analitis, (3) pengujian rincian atas transaksi, (4) pengujian rincian saldo,
terdiri atas memeriksa dan menghitung sekuritas yang ada di tangan, mengkonfirmasi
sekuritas yang disimpan oleh pihak lain, dan menghitung kembali pendapatan
investasi yang dihasilkan, (5) Pengujian rincian saldo-estimasi akuntansi, terdiri atas
klasifikasi investasi yang tepat, dan mengaudit nilai wajar investasi, dan (6)
perbandingan penyajian laporan dengan GAAP.
• Saldo kas meliputi penerimaan di tangan yang belum disetor, kas di bank, pada
rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan
rekening di bank untuk gaji. Saldo kas mempunyai hubungan di antara lima siklus
yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu mengurangi atau menambah saldo kas. Audit
atas saldo kas pun sama dengan yang siklus sebelum-sebelumnya. Sedangkan
pengujian substantif atas saldo kas meliputi (1) prosedur awal, (2) prosedur analitis,
(3) pengujian rincian transaksi yang terdiri atas melaksanakan pengujian pisah-batas
kas dan menelusuri transfer bank, (4) pengujian rincian atas saldo yang terdiri atas
menghitung kas di tangan; mengkonfirmasi saldo kas dan pinjaman di bank;
mengkonfirmasi perjanjian lainnya dengan bank; melakukan scan, mereview atau
menyiapkan rekonsiliasi bank; mendapatkan dan menggunakan laporan pisah-batas
bank, dan (5) perbandingan penyajian laporan dengan GAAP.
• Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi secara
sengaja atas penerimaan kas. Kondisi-kondisi yang kondusif untuk lapping tersedia
apabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga memegang buku besar
piutang usaha. Ada tiga prosedur yang dapat mendeteksi lapping: (1) mengkonfirmasi
piutang usaha, (2) melakukan perhitungan kas secara mendadak, dan (3)
membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip setoran harian
yang berkaitan.

Anda mungkin juga menyukai