PENDAHULUAN
Dewasa ini, investasi dalam bentuk sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan lain
sangat diminati. Beberapa perusahaan yang dikatakan ”kelebihan kas” bahkan
berupaya keras untuk bisa mendapatkan sekuritas yang diterbitkan dengan berbagai
macam tujuan. Investasi dalam bentuk sekuritas ini juga ada yang bersifat investasi
jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan
sekuritas kelas investasi yang likuid dan biasanya dimiliki untuk dijual kembali. Lain
dengan, investasi jangka panjang yang dimiliki lebih untuk disimpan untuk manfaat
yang lebih besar di masa yang akan datang.
Oleh karena, aktivitas investasi merupakan aktivitas yang cukup penting dan
bisa dikatakan secara umum bagi perusahaan cukup sering terjadi, maka dalam
mengaudit aktivitas investasi ini pun, auditor harus teliti dan bisa memahami banyak
dimensi penilaian, klasifikasi, dan pengungkapan berkenaan dengan investasi dalam
sekuritas ekuitas dan hutang.
Pembahasan kali ini akan menyelesaikan pembahasan tentang aktivitas
investasi yang sudah dimulai dari pembahasan minggu lalu. Pada bagian ini perhatian
akan lebih dipusatkan pada entitas selain dari yang ada dalam sektor jasa keuangan (di
mana investasi dalam sekuritas perusahaan lain merupakan aktivitas operasi inti).
Selain investasi, perhatian juga kan dipusatkan pada salah satu aktiva yang
sangat likuid yaitu saldo kas. Pada bagian ini akan dibahas mengenai perhatian audit
atas saldo kas, yang dihasilkan dari pengaruh kumulatif siklus
pendapatan,pengeluaran, produksi, personalia, investasi, dan pembiayaan. Perhatian
juga akan diberikan pada dua jenis penipuan yang melibatkan kas-kitting, yang
melibatkan transfer antarbank, dan lapping, yang melibatkan misapropriasi
penerimaaan kas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. INVESTASI
1. TINJAUAN ATAS INVESTASI
Aktivitas investasi suatu entitas merupakan aktivitas yang berkaitan dengan
kepemilikan sekuritas yang diterbitkan oleh entitas lainnya. Sekuritas ini mencakup
sertifikat deposito (CD), saham preferen dan saham biasa, serta obligasi korporasi dan
pemerintah.
Investasi dalam sekuritas yang mudah dipasarkan berkaitan dengan dua siklus
lainnya. Dividen dan bunga yang diterima dalam investasi itu merupakan transaksi
penerimaan kas sebagai bagian dari siklus pendapatan. Pembelian sekuritas secara
tunai melibatkan transaksi pengeluaran kas sebagai bagian dari siklus pengeluaran.
2. TUJUAN AUDIT
Kategori
Tujuan Audit Saldo Akun
Transaksi
Keberadaan Pendapatan investasi, Investasi jangka pendek dan
atau keuntungaan dan kerugian yang jangka panjang yang dicatat
Keterjadian direalisasi, serta keuntungan dan merupakan investasi yang ada
(EO) kerugian penahanan yang belum pada tanggal neraca (EO2).
direalisasi termasuk dalam laba
yang dihasilkan dari transaksi dan
peristiwa yang terjadi selama
periode berjalan (EO1)
Kelengkapan Pengaruh dari semua transaksi Semua investasi jangka
© dan peristiwa investasi selama pendek dan jangka panjang
periode berjalan terhadap laporan termasuk dalam akun
laba rugi termasuk dalam akun- investasi dalam neraca (C2)
akun laporan laba rugi (C1)
Hak dan Semua investasi yang dicatat
Kewajiban dimiliki oleh entitas yang
(RO) melaporkan (RO1)
Penilaian atau Pendapatan investasi, dan Investasi dilaporkan di neraca
Alokasi (VA) keuntungan serta kerugian yang pada nilai wajar, harga pokok,
direalisasi dan belum direalisasi biaya yang diamortisasi, atau
dilaporkan pada jumlah yang jumlah yang ditentukan oleh
benar (VA1) metode ekuitas, sama seperti
untuk investasi tertentu
(VA2)
Penyajian dan Saldo setelah diidentifikasi
Pengungkapan dan diklasifikasikan dengan
(PD) tepat dalam laporan keuangan
(PD1)
Pengungkapan yang tepat
dibuat berkenaan dengan (1)
investasi hubungan istimewa,
(2) dasar untuk menilai
investasi, dan (3) pengadaan
investasi sebagai agunan
(PD2).
b.Risiko Inheren
Risiko inheren untuk investasi dipengaruhi oleh banyak faktor dan volume transaksi
investasi umumnya cukup rendah. Akan tetapi, sekuritas merupakan aktiva yang
mudah dicuri, dan akuntansi untuk investasi tersebut dapat menjadi rumit. Dengan
menyajikan secara salah klasifikasi yang tepat dari suatu investasi, manajemen dapat
menunda atau mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi dalam laba. Lebih lanjut, nilai wajar, bila diperlukan, mungkin sulit untuk
ditentukan atau mungkin mudah berubah. Jadi, faktor-faktor ini, apabila berlaku,
dapat menyebabkan tingkat risiko inheren yang tinggi untuk asersi penilaian atau
alokasi serta penyajian dan pengungkapan.
d. Risiko Pengendalian
Wewenang dan tanggung jawab atas transaksi investasi harus ditetapkan pada pejabat
perusahaan seperti bendaharawan. Individu ini haruslah orang yang (1) mempunyai
integritas yang tidak dapat disangkal, (2) memiliki pengetahuan dan keahlian yang
diperlukan bagi seseorang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan transaksi
semacam itu, (3) menyadari pentingnya mengamati semua prosedur pengendalian
yang ditetapkan, dan (4) dapat membantu anggota manajemen lain yang berpartisipasi
dalam membuat penilaian awal serta berlanjut atas risiko yang berkaitan dengan
masing-masing investasi.
Sistem informasi dan komunikasi harus mencakup dan menyimpan semua data
tentang harga pokok, nilai wajar, dan data lainnya yang diperlukan untuk setiap
metode akuntansi bagi berbagai kategori investasi dalam sekuritas ekuitas dan hutang,
baik pada tanggal akuisisi maupun tanggal pelaporan berikutnya.
b. Prosedur Analitis
Prosedur analitis untuk saldo investasi mencakup keterkaitan di antara akun-akun
spesifik selama periode berjalan dan perbandingan dengan data tahun sebelumnya,
jumlah yang dianggarkan, dan ekspektasi lainnya.
Ketika melaksanakan prosedur analitis atas laba investasi, adalah penting
untuk memahami kebijakan investasi entitas berkenaan dengan proporsi investasi
dalam sekuritas pemerintah, obligasi korporasi, dan sekuritas ekuitas. Auditor harus
mengevaluasi kelayakan laba investasi atas masing-masing kelas investasi secara
terpisah, berdasarkan kinerja pasar terakhir.
C. SALDO KAS
Saldo kas meliputi penerimaan di tangan yang belum disetor, kas di bank, pada
rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan
rekening di bank untuk gaji.
1. HUBUNGAN SALDO KAS DENGAN SIKLUS TRANSAKSI
Siklus pembiayaan dan siklus investasi keduanya dapat menaikkan dan menurunkan
kas, sementara siklus pendapatan akan menaikkan kas, dan siklus pengeluaran serta
jasa personalia akan menurunkan kas. Bagi banyak entitas, volume transaksi siklus
pendapatan dan pengeluaran dapat berjumlah besar, demikian juga dengan siklus jasa
personalia.
2. TUJUAN AUDIT
Kategori Asersi Tujuan Audit Saldo Akun
Keberadaan atau Saldo kas yang dicatat ada pada tanggal neraca (EO1)
Keterjadian (EO)
Kelengkapan (C) Saldo kas yang dicatat mencakup pengaruh dari semua
transaksi kas yang telah terjadi (C1).
Transfer kas akhir tahun di antara bank telah dicatat pada
periode yang tepat (C2).
Hak dan Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas yang
Kewajiban (RO) diperlihatkan pada tanggal neraca (RO1)
Penilaian atau Saldo kas yang dicatat dapat direalisasi pada jumlah yang
Alokasi (VA) dinyatakan di neraca dan sesuai dengan skedul pendukung
(VA1).
Penyajian dan Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tpat
Pengungkapan dalam beraca (PD1).
(PD)
Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo kompensasi,
dan pemabatasan lain padanya atas kas telah diungkapkan
dengan tepat (PD2).
b. Risiko Inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat saldo inheren yang
signifikan untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian serta
kelengkapan. selain itu, sifat saldo kas juga membuatnya mudah untuk dicuri karena
berbagai jenis bentuk kecurangan yang melibatkan kas telah terbukti. Akan tetapi,
risiko yang berkenaan dengan asersi hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan
panyajian serta pengungkapan untuk kas bersifat minimal karena tidak adanya
kerumitan yang melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi, dan pengungkapan.
d. Risiko Pengendalian
Penerimaan dan pengeluaran kas seringkali merupakan transaksi rutin yang dapat
dikendaliakn oleh sistem pengendalian internal yang baik, sehingga dapat
memungkinkan auditor untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah.
Karena rawannya saldo kas terhadap pencurian, maka banyak auditor akan
mengevauasi secara cermat pengendalian internal atas kas, dan memastikan bahwa
setiap kondisi yang dapat dilaporkan telah dikomunikasikan dengan jelas kepada
manajemen.
b. Prosedur Analitis
Efektivitas prosedur analitis secara signifikan bervariasi dari satu klien ke klien
lainnya. Efektivitas prosedur analitis dapat mengurangi jumlah bukti yang diperlukan
dari pengujian substantif lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan apabila
datanya tidak sesuai dengan pengharapan yang dikembangkan dari anggaran atau
peramalan kas, atau kebijakan perusahaan mengenai investasi kelebihan kas.
E. PERTIMBANGAN LAIN
1. PENGUJIAN UNTUK MENDETEKSI LAPPING
Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi secara
sengaja atas penerimaan kas. Kondisi-kondisi yang kondusif untuk lapping tersedia
apabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga memegang buku besar
piutang usaha.
2. PROSEDUR AUDITING
Pengujian untuk mendetksi lapping hanya dapat dilaksanakan apabila risiko
pengendalian untuk transaksi penerimaan kas adalah sedang atau tinggi. Ada tiga
prosedur yang dapat mendeteksi lapping:
• Mengkonfirmasi piutang usaha
• Melakukan perhitungan kas secara mendadak.
• Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip
setoran harian yang berkaitan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
• Aktivitas investasi merupakan suatu aktivitas yang berkaitan dengan kepemilikan
sekuritas yang diterbitkan oleh entitas lain. Seperti halnya audit atas siklus lainnya,
audit siklus investasi yang berkaitan dengan sekuritas ini juga mengharuskan auditor
untuk memahami bisnis dan industri klien terlebih dahulu, kemudian dalam
merencanakan, auditor harus mempertimbangkan tingkat materialitas dan risiko-
risiko yang mungkin muncul dalam mengaudit. Setelah itu, auditor dapat melakukan
pengujian sustantif yang langkah-langkahnya terdiri atas: (1) prosedur awal, (2)
prosedur analitis, (3) pengujian rincian atas transaksi, (4) pengujian rincian saldo,
terdiri atas memeriksa dan menghitung sekuritas yang ada di tangan, mengkonfirmasi
sekuritas yang disimpan oleh pihak lain, dan menghitung kembali pendapatan
investasi yang dihasilkan, (5) Pengujian rincian saldo-estimasi akuntansi, terdiri atas
klasifikasi investasi yang tepat, dan mengaudit nilai wajar investasi, dan (6)
perbandingan penyajian laporan dengan GAAP.
• Saldo kas meliputi penerimaan di tangan yang belum disetor, kas di bank, pada
rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan
rekening di bank untuk gaji. Saldo kas mempunyai hubungan di antara lima siklus
yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu mengurangi atau menambah saldo kas. Audit
atas saldo kas pun sama dengan yang siklus sebelum-sebelumnya. Sedangkan
pengujian substantif atas saldo kas meliputi (1) prosedur awal, (2) prosedur analitis,
(3) pengujian rincian transaksi yang terdiri atas melaksanakan pengujian pisah-batas
kas dan menelusuri transfer bank, (4) pengujian rincian atas saldo yang terdiri atas
menghitung kas di tangan; mengkonfirmasi saldo kas dan pinjaman di bank;
mengkonfirmasi perjanjian lainnya dengan bank; melakukan scan, mereview atau
menyiapkan rekonsiliasi bank; mendapatkan dan menggunakan laporan pisah-batas
bank, dan (5) perbandingan penyajian laporan dengan GAAP.
• Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi secara
sengaja atas penerimaan kas. Kondisi-kondisi yang kondusif untuk lapping tersedia
apabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga memegang buku besar
piutang usaha. Ada tiga prosedur yang dapat mendeteksi lapping: (1) mengkonfirmasi
piutang usaha, (2) melakukan perhitungan kas secara mendadak, dan (3)
membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip setoran harian
yang berkaitan.