Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN KONFLIK DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT

PELAKSANA DI RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

CONFLICT MANAGEMENT AND JOB SATISFACTION OF THE NURSES IN THE


PUBLIC HOSPITAL dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Marya Daniyanti1; Hajjul Kamil2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Dasar Dasar Keperawatan, Fakultas KeperawatanUniversitas Syiah Kuala
Banda Aceh
e-mail: daniyantimarya@yahoo.com; hajjul.kamil@unsyiah.ac.id

ABSTRAK
Konflik merupakan salah satu masalah penting di lingkungan kerja perawat.Manajemen konflik yang baik
sangat diperlukan agar konflik yang terjadi menimbulkan dampak fungsional sehingga dapat meningkatkan
kepuasan kerja perawat.Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan manajemen konflik dengan
kepuasan kerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian kuantitatif; deskriptif korelatif dengan desain cross sectional
study.Populasi penelitianadalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap kelas III RSUD dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh berjumlah 264 orang. Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dengan jumlah 73
orang, tehnik pengambilan sampel menggunakan proportional sampling dan purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 8 sampai dengan 10 agustus 2016, alat pengumpulan data
menggunakan kuesioner, dan analisa data menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian secara
umum dapat disimpulkan bahwa ada hubungan manajemen konflik dengan kepuasan kerja (p-value = 0,032).
Sedangkan secara khusus didapatkan hasil ada hubunganmanajemen konfik; kompromi (p-value = 0,000),
kompetisi (p-value = 1,000), akomodasi (p-value = 0,937), melembutkan (p-value=0,006), menghindar (p-
value = 0,397) dan kolaborasi (p-value = 0,000) dengan kepuasan kerja kepuasan kerja perawat pelaksana di
Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Pihak manajemen rumah sakit
diharapkan dapat memfasilitasi perawat agar mendapatkan edukasi tentang konflik dan manajemen konflik
sehingga dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam memilih strategi manajemen konflik yang tepat
dan meningkatkan kepuasan kerja.

Kata kunci: Manajemen konflik, Kepuasan kerja, Perawat pelaksana

ABSTRACT
Conflict is one of the critical issues in the workplace of nurses. Good conflict management is essential to
promote functional effect and enhance their job satisfaction. This study aimed to learn the connection
between conflict management and job satisfaction of the nurses at class III inpatient rooms in the public
hospital of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. This study employed descriptive correlation method with cross
sectional design. The population in this study were all nurses in the rooms and they are 264 nurses.
Proportional sampling and purposive sampling were used to draw 73 respondents calculated with the Slovin
formula. The study was conducted from August 8 to 10, 2016. The data were collected through
questionnaires and analized using Chi-square test. The general result of the study showed that there was a
correlation between conflict management and job satisfaction (p-value = 0,032). Specific results showed that
there was a correlation conflict management; compromise (p-value = 0,000), competition (p-value = 1,000),
accomodation (p-value = 0,937), smoothing (p-value = 0,006), avoidance (p-value = 0,397) and
collaboration (p-value = 0,000) with job satisfaction of the nurses at class III inpatient rooms in the public
hospital of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. The hospital management is expected to facilitate the nurses to
obtain education on conflict and conflict management so as to improve their ability in deciding the
appropriate conflict management strategies and enhance their job satisfaction.

Keywords: Conflict management, Job satisfaction, Nurse

1
PENDAHULUAN kepuasan kerja perawat (Rachman, Hamzah &
Konflik didefinisikan sebagai Jafar, 2013, p. 8)
perselisihan internal atau eksternal akibat Sikap karyawan yang berkaitan dengan
adanya perbedaan gagasan, nilai atau kepuasan kerja dan komitmen organisasi adalah
perasaan.Karena setiap individu memiliki minat utama dalam bidang perilaku organisasi
hubungan interpersonal dengan orang lain yang dan praktik manajemen sumber daya manusia
memiliki nilai, keyakinan, latar belakang dan (Luthans, 2005, p.243). Kepuasan kerja
tujuan yang berbeda, maka konflik merupakan merujuk pada sikap umum seorang individu
hal yang telah diperkirakan akan terjadi terhadap pekerjaannya (Robbins, 2003, p.94).
(Marquis & Huston, 2006, p. 524).Konflik Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi
dapat menimbulkan dampak positif maupun menunjukkan sikap yang positif terhadap
dampak negatif bagi suatu organisasi pekerjaannya(Robbins, 2003, p.94).Menurut
tergantung bagaimana konflik tersebut dikelola Wibowo (2013, p.509)kepuasan kerja memiliki
(Winardi, 2001, p.170). Beberapa dampak hubungan positif dengan motivasidan prestasi
positif yang dapat ditimbulkan oleh konflik kerja karyawan.
antara lain: meningkatnya motivasi, kreativitas, Organisasi RSUD dr. Zainoel Abidin
pengetahuan/keterampilan dan membantu Banda Aceh merupakan suatu organisasi
upaya pencapaian tujuan. Sedangkan dampak kompleks yang terdiri atas berbagai macam
negatif yang dapat ditimbulkan oleh bidang pelayanan dengan berbagai multidisiplin
konflikantara lain: menurunnya produktivitas, ilmu yang berbeda dan saling berinteraksi satu
waktu terbuang sia-sia, dan proses pengambilan sama lain. Ini berarti bahwa potensi konflik
keputusan tertunda sehingga dapat menghambat yang dihadapi oleh tenaga kesehatan khususnya
organisasi (Pickering, 2001, p.3). perawat di rumah sakit tersebut sangat
Penelitian yang dilakukan oleh besar.Oleh karena itu, manajemen konflik yang
American Management Association baik sangat penting dilakukan guna
menemukan bahwa manajer keperawatan meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
sekarang menghabiskan rata-rata 20% rumah sakit.Menurut penelitian yang dilakukan
waktunya untuk mengatasi konflik (McElhaney, oleh Badzlina (2011) tentang kemampuan
1996 dalam Marquis & Huston, 2003, p. manajemen konflik kepala ruang yang
452).Semakin kompleks organisasi, semakin dipersepsikan oleh perawat pelaksana di Ruang
besar potensi konflik yang akan dihadapi Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Zainoel Abidin
(Ivancevich, et al. 2005, p.47). Hal ini Banda Aceh dengan sampel sebanyak 63 orang
menyebabkan perlunya manajemen konflik perawat di dapatkan hasil bahwa 34 (54%)
yang baik dalam organisasi tersebut sehingga perawat mempersepsikan kemampuan
konflik dapat menimbulkan dampak positif manajemen konflik kepala ruang berada dalam
yang bersifat konstruktif. Marquis dan Huston kategori kurang.
(2006, p.530) mengemukakan beberapa strategi Berdasarkan hasil pengambilan data
manajemen konflik yang dapat digunakan untuk awal pada tanggal 4 maret 2016 yang dilakukan
mengelola konflik, antara lain: berkompromi, penulis dengan cara wawancara terhadap 5
kompetisi, akomodasi, melembutkan, orang perawat di ruang Jeumpa 1 dan Seureune
menghindari dan berkolaborasi.Berdasarkan 2 RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh,
penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 penulis menyimpulkan bahwa konflik yang
tentang pengaruh perilaku kelompok terhadap terjadi di rumah sakit tersebut dapat berupa
kepuasan kerja perawat di RSUD Syekh Yusuf konflik dengan sesama rekan kerja maupun
Kabupaten Gowa, didapatkan hasil bahwa konflik dengan pasien. Konflik dengan sesama
konflik merupakan salah satu variabel perilaku rekan kerja dapat disebabkan oleh kinerja rekan
kelompok yang memiliki pengaruh terhadap yang kurang memuaskan dan
pendokumentasian yang kurang baik.

2
Sedangkan penyebab konflik perawat dengan HASIL
pasien dapat terjadi karena dokter yang Tabel.1 Frekuensi Data Demografi Perawat
terlambat melakukan visite, komunikasi yang Pelaksana
kurang efektif dalam penyampaian informasi
kepada pasien atau keluarga pasien. No Data Demografi f %
1. Umur
Terkait dengan kepuasan kerja, 1 orang
a. 17-25 Tahun 16 21,9
perawat (20%) menyatakan puas dengan (Remaja akhir)
pekerjaannya, 1 orang perawat (20%) b. 26-35 Tahun 49 67,1
menyatakan cukup puas dengan pekerjaannya, (Dewasa awal)
dan 3 orang perawat (60%) merasa biasa saja c. 36-45 Tahun 8 11,0
dengan pekerjaannya dan terkadang merasa (Dewasa akhir)
sedikit bosan dengan pekerjaan yang dilakukan. Jumlah 73 100
2. Agama
Disamping itu, 4 orang perawat (80%)
a. Islam 72 98,6
menyatakan kurang puas dengan kebijakan b. Hindu 1 1,4
rumah sakit karena melimpahkan tugas yang Jumlah 73 100
sangat banyak kepada perawat. 3. Jenis Kelamin
Berdasarkan uraian diatas, manajemen a. Laki-laki 14 19,2
konflik dan kepuasan kerja masih merupakan b. Perempuan 59 80,8
masalah di ruang rawat inap RSUD dr. Zainoel Jumlah 73 100
Abidin Banda Aceh,berkaitan dengan masalah 4. Pendidikan
a. D-III Keperawatan 50 68,5
tersebut penulis akan melakukan penelitian
b. D-IV Keperawatan 4 5,5
dengan tujuan untuk mengetahui hubungan c. S-I Keperawatan 8 11,0
manajemen konflik dengan kepuasan kerja d. Ners 11 15,1
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas Jumlah 73 100
III RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. 5. Status Perkawinan
a. Kawin 51 69,9
b. Belum Kawin 22 30,1
METODE
Jumlah 73 100
Jenis penelitian kuantitatif; korelatif
6 Lama Bekerja
dengan desain cross sectional study. Populasi a. ≤ 5 tahun (Baru) 44 60,3
penelitian adalah seluruh perawat pelaksana di b. 6-10 tahun (Sedang) 26 35,6
ruang rawat inap kelas III RSUD dr. Zainoel c. > 10 tahun (Lama) 3 4,1
Abidin Banda Aceh berjumlah 264 orang. Jumlah 73 100
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus
Slovin dengan jumlah 73 orang, tehnik Berdasarkan Tabel.1 dapat disimpulkan
pengambilan sampel menggunakan bahwa 49 responden (67,1%) berada pada usia
proportional sampling dan purposive sampling. 26-35 tahun (dewasa awal), 72 responden
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 8 (98,6%) beragama Islam, 59 responden (80,8%)
sampai dengan 10 agustus 2016, alat berjenis kelamin perempuan, 50 responden
pengumpulan data menggunakan kuesioner, dan (68,5%) berpendidikan D-III Keperawatan, 51
analisa data menggunakan uji statistik chi responden (69,9%) berstatus kawin, lama masa
square. bekerja 44 responden (60,3%) ≤ 5 tahun.

3
Tabel.2 Manajemen Konflik Perawat Pelaksana Tabel.5 Hubungan Manajemen Konflik dengan
Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana
No Manajemen f %
Konflik Kepuasan Kerja
1. Baik 40 54,8 Manajemen Kurang Total p-
2. Kurang Baik 33 45,2 Puas α
Konflik puas value
Jumlah 73 100 f % f % f %
Berdasarkan Tabel.2 dapat disimpulkan Baik 22 55,0 18 45,0 40 100
bahwa untuk manajemen konflik sebagian besar Kurang
Baik 9 27,3 24 72,7 33 100 0,05 0,032
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas
III RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Jumlah 31 42,5 42 57,5 73 100
berada pada kategori baik dengan jumlah 40 Berdasarkan Tabel.5 hasil uji statistik
responden(54,8%). didapatkan nilai p-value 0,032 <α 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho di tolak,
Tabel.3 Subvariabel Manajemen Konflik artinya ada hubungan yang signifikan antara
Perawat Pelaksana manajemen konflik dengan kepuasan kerja
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas
Baik Kurang Jumlah III RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Strategi Baik
f % f % f % Tabel.6 Hubungan Subvariabel Manajemen
Kompromi 40 54,8 33 45,2 73 100 Konflik dengan Kepuasan Kerja Perawat
Kompetisi 37 50,7 36 49,3 73 100 Pelaksana
Akomodasi 55 75,3 18 24,7 73 100
Melembutkan 37 50,7 36 49,3 73 100 Subvariabel Subvariabel p-
α
Menghindar 36 49,3 37 50,7 73 100 Independen Dependen value
Kolaborasi 38 52,1 35 47,9 73 100 Kompromi Kepuasan Kerja 0,05 0,000
Berdasarkan Tabel.3 dapat disimpulkan Kompetisi Kepuasan Kerja 0,05 1,000
Akomodasi Kepuasan Kerja 0,05 0,937
bahwa untuk strategi kompromi, kompetisi,
Melembutkan Kepuasan Kerja 0,05 0,006
akomodasi, melembutkan dan kolaborasi Menghindar Kepuasan Kerja 0,05 0,397
sebagian besar perawat pelaksana di Ruang kolaborasi Kepuasan Kerja 0,05 0,000
Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Zainoel Abidin Berdasarkan Tabel.6 hasil uji statistik
Banda Aceh berada pada kategori baik, didapatkan nilai p-value strategi kompromi,
sedangkan strategi menghindar 50,7% berada melembutkan dan kolaborasi lebih kecil dari
pada kategori kurang baik. nilai α yaitu 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak, artinya ada hubungan
Tabel.4 Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana
strategi kompromi, melembutkan dan
kolaborasi dengan kepuasan kerja perawat
No Kepuasan Kerja f % pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III
1. Puas 31 42,5 RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
2. Kurang puas 42 57,5 Sedangkan nilai p-value strategi kompetisi,
Jumlah 73 100 akomodasi dan menghindar lebih besar dari
Berdasarkan Tabel.4,dapat disimpulkan nilai α yaitu 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kepuasan kerja perawat pelaksana di bahwa Ho diterima, artinya tidak ada hubungan
Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Zainoel strategi kompetisi, akomodasi dan menghindar
Abidin Banda berada pada kategori kurang puas dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di
dengan jumlah 42 responden (57,5 %). Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh.

4
PEMBAHASAN menghasilkan solusi yang cukup adil untuk
Hasil penelitian menunjukkan terdapat setiap pihak yang terlibat konflik.
hubungan yang signifikan antara manajemen Hasil penelitian tentang subvariabel
konflik dengan kepuasan kerja perawat strategi kompetisi; tidak ada hubungan strategi
pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III kompetisi dengan kepuasan kerja perawat
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (p-value pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III
0,032 < α 0,05). Hasil penelitian ini sesuai RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (p-value
dengan penelitian Griffin (2004, p.146) yang 1,000 > α 0,05). Strategi kompetisi berfokus
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pada keuntungan pribadi tanpa peduli akibatnya
intensitas konflik dengan kinerja dalam suatu pada orang lain (Hong, 2005, p.8).Booth (1993,
kelompok atau organisasi. dalam Marquis & Huston, 2003, p.458)
Dengan kemampuan manajemen konflik menyatakan bahwa strategi kompetisi disebut
yang baik, konflik moderat antar kelompok sebagai “pemaksaan” dan cenderung
dalam suatu organisasi dapat menggerakkan berorientasi pada kekuasaan. Artinya, untuk
motivasi, kreativitas, inovasi, dan insiatif serta dapat berhasil, pendekatan ini memerlukan
dapat meningkatkan kinerja. Namun, konflik kekuasaan yang cukup untuk dapat “memaksa”
yang terlalu tajam dapat menimbulkan efek kelompok yang lain (Ivancevich, et al., 2005,
yang tidak diinginkan seperti permusuhan, p.52). Dalam hal ini, penulis mengasumsikan
sulitnya bekerja sama, danberdampak pada bahwa strategi kompetisi tidak berhasil
penurunan kinerja (Griffin, 2004, p.146). dilakukan oleh perawat pelaksanakarena
Dalam hal ini, penulis menyimpulkan perawat pelaksana tidak mempunyai kekuasaan
bahwakemampuan manajemen konflik yang yang cukup untuk dapat “memaksa" pihak lain
baik dalam suatu kelompok atau organisasi yang terlibat konflik.
dapat memberikan dampak fungsional yang Hasil penelitian tentang subvariabel
menimbulkan emosi senangpada seseorang strategi akomodasi; tidak ada hubungan strategi
terhadap pekerjaannya sehingga kepuasan kerja akomodasi dengan kepuasan kerja perawat
dapat tercapai. pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III
Hasil penelitian tentang subvariabel RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (p-value
strategi kompromi; ada hubungan strategi 0,937 > α 0,05). Strategi akomodasi cenderung
kompromi dengan kepuasan kerja perawat lebih mementingkan kepentingan orang lain
pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III dari pada kepentingan pribadi (Ivancevich, et
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (p-value al., 2005, p.54). Dengan menggunakan strategi
0,000 < α 0,05). Menurut penelitian yang ini, salah satu pihak akan mengalah untuk dapat
dilakukan oleh Hendel, Fish dan Galon (2005, menjaga hubungan baik dan menghindari
p.143) kompromi merupakan strategi pertikaian (Hong, 2005, p.8). Penulis berasumsi
manajemen konflik yang paling sering di bahwa strategi akomodasi tidak berpengaruh
gunakan perawat di kebanyakan rumah terhadap kepuasan kerja perawat karena
sakit.Dalam strategi ini,pihak yang terlibat umumnya akomodasi dilakukan jika konflik
konflik akan saling melepaskan salah satu tidak terlalu bernilai tinggi bagi pihak yang
keinginannya dan mencari jalan tengah dalam mengakomodasi, sehingga tidak ada pihak yang
menyelesaikan masalah (Hong, 2005, p.9). dirugikan (Marquis & Huston, 2006, p.531).
Penulis mengasumsikan bahwa walaupun Hasil penelitian tentang subvariabel
umumnya kesepakatan yang dihasilkan dengan strategi melembutkan; ada hubungan strategi
melakukan kompromi bukanlah kesepakatan melembutkan dengan kepuasan kerja perawat
yang ideal bagi kedua kelompok, banyak orang pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III
yang memilih untuk menggunakan strategi ini RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (p-value
dalam menyelesaikan masalah karena 0,006 < α 0,05). Pada pendekatan ini, biasanya
seseorang berupaya memuji pihak lain untuk

5
menarik hati seseorang yang terlibat konflik bersifat spele yang tidak akan menimbulkan
sehingga dapat mengurangi komponen dampak negatif dan akan selesai dengan
emosional dalam konflik tersebut (Marquis & sendirinya sehingga strategi ini tidak
Huston, 2006, p.531). Schermerhorn dan memberikan pengaruh yang berarti terhadap
Chappell (2000, p.218) menyatakan bahwa kepuasan kerja perawat.
strategi melembutkan biasa digunakan untuk Hasil penelitian tentang subvariabel
menurunkan intensitas konflik dan berupaya strategi kolaborasi; ada hubungan strategi
untuk mencari hubungan yang harmonis antara kolaborasi dengan kepuasan kerja perawat
pihak yang berkonflik. pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III
Menurut pendapat penulis, umumnya RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (p-value
setiap pihak akan sulit untuk diajak 0,000 < α 0,05).
berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik Wilmot dan Hocker (2001 dalam Hong,
ketika konflik sedang memanas. Strategi 2005, p.7) menyatakan bahwa kolaborasi
melembutkan dapat dilakukan untuk merupakan strategi paling kooperatif yang
mendinginkan suasana, menarik hati dan memaksimalkan keuntungan bersama.
mengurangi komponen emosional pihak lain Pendekatan ini dilakukan dengan cara
yang terlibat konflik sehingga pihak tersebut melakukan pertukaran informasi melalui diskusi
akhirnya dapat diajak bekerjasama untuk terbuka untuk mencapai solusi yang efektif
menyelesaikan masalah agar mendapatkan (Rahim, 2011 dalam Yeung, Fung & Chan,
solusi yang lebih efektif. 2015, p.343). Kolaborasi dapat meningkatkan
Hasil penelitian tentang subvariabel pemahaman, pengalaman dan pengetahuan
strategi menghindar; tidak ada hubungan dalam menciptakan solusi yang lebih
strategi menghindar dengan kepuasan kerja berkualitas di bandingkan dengan solusi yang
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas dihasilkan oleh strategi lainnya (Ivancevich, et
III RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (p- al., 2005, p.4).
value 0,397 > α 0,05). Boulding (dalam Menurut pendapat penulis, strategi
Winardi, 2004, p.447) menyatakan bahwa kolaborasi memberikan pengaruh yang
individu biasanya memilih untuk menghindari signifikan terhadap kepuasan kerja perawat
konflik karena menganggap bahwa konflik karena strategi kolaborasi merupakan strategi
merupakan hal yang selalu bersifat negatif. paling efektif yang menimbulkan penyelesaian
Padahal sebenarnya, semakin lama konflik menang-menang serta memaksimalkan
didiamkan maka konflik akan meningkat ke keuntungan setiap pihak dengan cara diskusi
tahap intensitas yang lebih tinggi (Pickering, terbuka untuk mendapatkan solusi yang paling
2001, p.4). tepat dalam menyelesaikan konflik sehingga
Strategi menghindar biasanya tidak ada yang merasa dirugikan.
diindikasikan untuk masalah yang bersifat
trivial (spele), ketika kerugian yang diakibatkan KESIMPULAN
oleh konflik melebihi manfaatnya, ketika diri Berdasarkan hasil penelitian dan
sendiri tidak memiliki kemampuan untuk pembahasan yang telah diuraikan, dapat
menyelesaikan masalah tersebut dan ada orang disimpulkan bahwa terdapat hubungan
lain yang lebih mampu untuk manajemen konflik dengan kepuasan kerja
menyelesaikannya dan ketika masalah akan perawat, demikian juga dengan strategi
selesai dengan sendirinya (Marquis & Huston, kompromi, melembutkan dan kolaborasi
2006, p.531). terdapat hubungan dengan kepuasan kerja
Penulis mengasumsikan bahwa sekalipun perawat, sedangkan subvariabel strategi
perawat pelaksana menggunakan strategi kompetisi, akomodasi dan menghindar tidak
menghindar, perawat hanya menggunakan terdapat hubungan dengan kepuasan kerja
strategi ini dalam menyelesaikan masalah yang

6
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas Marquis, B.L.,& Huston. C.J. (2006).
III RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Leadership roles and management
Oleh karena itu, disarankan kepada functions in nursing: theory and
application,5th ed.USA: Lippincott
institusi rumah sakit agar dapat memfasilitasi
Williams & Wilkins.
para perawat secara terus menerus untuk
mengembangkan pengetahuannya terkait Pickering, P. (2001). How to manage conflict:
dengan konflik dan manajemen konflik dengan Kiat menangani konflik, edisi ketiga.
memberikan pendidikan dan pelatihan secara Jakarta: Erlangga.
khusus sehingga dapat meningkatkan
kemampuan manajemen konflik dan kepuasan Rachman, D.A., Hamzah. A., & Jafar. N.
(2013). Pengaruh perilaku kelompok
kerja para perawat di RSUD dr. Zainoel Abidin
terhadap kepuasan kerja perawat di
Banda Aceh. RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
Fakultas kesehatan masyarakat
REFERENSI Universitas Hasanuddin. Retrieved
Badzlina, E. (2011). Kemampuan manajemen fromhttp://pasca.unhas.ac.id/jurnal/fil
konflik kepala ruang yang es/72c771deb6b54236d45fac48fc0e44
dipersepsikan oleh perawat pelaksana 56.pdf
di ruang rawat inap kelas III
RSUDZA Banda Aceh Tahun 2011. Robbins, S.P. (2003). Organizational Behavior:
Banda Aceh: Program Studi Ilmu Concepts, controversie, applications,
Keperawatan Fakultas kedokteran tenth edition. Alih bahasa oleh Drs.
Universitas Syiah Kuala. Benyamin Molan. Jakarta: PT
Macanjaya Cemerlang.
Griffin, R. W. (2004). Manajemen, Seventh
edition. Jakarta: Erlangga Schermerhorn, J. & Chappell, D. S. (2000).
Introducing management. New York:
Hendel, T, Fish, M, & Galon, V. (2005). John Wiley & Sons Inc.
Leadership style and choice of
strategy in conflict management Wibowo. (2013). Manajemen kinerja. Jakarta:
among Israeli nurse managers in PT RajaGrafindo persada.
general hospitals. Journal of Nursing
Management, 13, 137-146. Winardi. (2001). Motivasi dan pemotivasian
dalam manajemen. Jakarta: PT
Hong, J. (2005). Conflict management in an age RajaGrafindo Persada.
of globalization:A comparison of
intracultural and intercultural conflict Winardi, J. (2004). Manajemen perilaku
management strategies between organisasi. Jakarta: Prenada Media.
Koreans and Americans. Global
Media Journal. Volume 4, 1-30. Yeung, D. Y., Fung, H. H., & Chan, D. (2015).
Ivancevich, J.M., Konopaske, R., & Matteson, Managing conflict at work:
M.T. (2005). Organizational behavior comparison between younger and
and management, seventh edition. older managerial employees.
Jakarta: Erlangga. International Journal of Conflict
Management. Vol. 26 Iss 3, 342-364.
Luthans, F. (2005).Organizational behavior
10th edition. Yogyakarta: Andi
Offset.

Marquis, B.L.,&Huston. C.J. (2003).


Leadership roles and management
functions in nursing: theory and
application. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai