Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH

PERILAKU MANUSIA DALAM ORGANISASI

oleh :
SUYANTO

MAGISTER ILMU EKONOMI


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DARUL ULUM
TAHUN 2022
KAJIAN AKADEMIK
PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA
(BUMDES)

Pendahuluan

Desa menurut definisinya merupakan suatu aglomerasi pemukiman yang berada


di wilayah rural / pelosok. Desa dalam structural pemerintahan,merupakan tingkat
terbawah dalam ketatanegaraan. Oleh karena itu, desa merupakan bagian paling
pertama dalam pemerintahan yang berinteraksi dalam masyarakat. Yang berarti desa
merupakan unit penting yang perlu untuk dikembangkan lebih lanjut. Gagasan untuk
mengembangkan BUM-Des, boleh dikata masih merupakan wacana yang relative baru.
Sebagai sebuah wilayah administrative pemerintahan yang paling bawah, desa di era
otonomi daerah seperti sekarang ini, dituntut untuk mampu mengembangkan sikap
mandiri di bidang ekonomi, termasuk membiayai sebagian dari kegiatan pembangunan
di wilayahnya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis
gambaran tentang mekanisme pengelolaan badan usaha milik desa (BUM-Des) yang
ada di berbagai desa di Indonesia.
Jumlah desa yang mencapai 74.957 desa pada tahun 2016 (Data kemendes
PDTT, 2018) seharusnya menjadi potensi yang perlu dioptimalkan sebaik mungkin
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya melalui penguatan
perekonomian di pedesaan. Penguatan ekonomi desa dimaksudkan untuk menguatkan
dan meningkatkan akar atau bagian terbawah dari sebuah pemerintahan yang
diharapkan akan meningkatkan perekonomian masyarakat desa dan pendapatan asli
desa yang berujung dengan terbentuknya kemandirian Desa. Dengan dibentuknya
BUM Desa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah desa tersebut.
Badan Usaha Milik Desa merupakan badan usaha milik desa yang dikelola oleh
pemerintah desa dan berbada nhukum. Pemerintah desa dapat mendirikan badan
usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Pembentukan Badan
Usaha Milik Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa. Kepengurusan Badan Usaha
Milik Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan masyarakat desa setempat. Permodalan
Badan Usaha Milik Desa dapat berasal dari Pemerintah Desa, tabungan masyarakat,
bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota, pinjaman,
atau penyertaan modal pihak lain atau kerjasama bagi hasil atas dasar saling
menguntungkan. BUM Desa ini sendiri mulai banyak berdiri di Indonesia setelah
berlakunya UU Desa.Terbukti dari 5000 BUM Desa yang ditargetkan Kemendes PDTT
saat ini sudah lebih dari 36000 BUM Desa yang sudah ter bentuk.

Konsep Pendirian dan Tujuan BUMDES

Sebagaimana tercantum dalam Permen desa PDT dan Transmigrasi No. 4 / 2015,
pendirian BUM Desa bertujuan untuk :

1. Meningkatkan perekonomian Desa;


2. Mengoptimalkan asset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa;
3. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Desa;
4. Mengembangkan rencana kerjasama usaha antar desa dan / atau dengan pihak
ketiga;
5. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan
umum warga;
6. Membuka lapangan kerja;
7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum,
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa; dan
8. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.

Orientasi Pendirian BUMDES

Pendirian BUM Desa harus berorientasi pada :

1. Kepemilikan bersama (Pemerintah Desa dan Masyarakat) untuk mendorong


kemandirian ekonomi Desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat
keikutsertaannya dalam melakukan kegiatan ekonomi dan menikmati hasil dari
kegiatan ekonomi tersebut.
2. Tidak hanya memberikan manfaat finansial (pajak, Pendapatan Asli Desa) tetapi
juga manfaat ekonomi secara luas (lapangan kerja, ekonomi berkelanjutan, dll).
3. Memberi jasa dan penyelenggaraan kemanfaatan umum bagi masyarakat
Desa serta memupuk pendapatan.

Dasar kebijakan Pendirian Bumdes

Di dalam Undang-Undang Desa terdapat empat pasal yang menjelaskan mengenai


BUM Desa, yaitu :
1. Pasal 87 mengenai semangat yang melandasi pendirian dan pengelolaan BUM
Desa
2. Pasal 88 mengenai pendirian BUMDes
3. Pasal 89 mengenaimanfaat berdirinya BUMDes
4. Pasal 90 mengenai arah pengembangan bisnis BUMDes yang bermanfaat bagi
masyarakat desa.

Peluang dan Hambatan dalam Implementasi Pengembangan BumDes

Dalam masyarakat yang serba digital ini BUM Desa memiliki lebih banyak
peluang untuk bisa lebih mengembangkan bisnisnya dari sisi pemasaran maupun
memperluas bisnisnya. Dari sisi pemasaran contohnya produk-produk yang ditawarkan
dapat disebarkan melalui media sosial dan internet dan pembeliannya pun bisa
dilakukan secara online misalnya, itu akan meningkatkan akses promosi dan
meningkatkan akses pembelian dari produk itu sendiri. Tidak perlu dengan bertemu
secara langsung.
Hambatan utama pada masa ini tentu saja adalah pandemi. Di masa sekarang,
masyarakat diharuskan untuk mengurangi interaksi dengan orang lain secara langsung
dan tidak diperbolehkan untuk bertemu dan berkumpul beramai-ramai. Dimana bertemu
merupakan proses awal untuk jual beli tentu ini akan menjadi hambatan terbesar dalam
pengembangan BUM Desa, dimana bahkan bisnis-bisnis besar juga banyak mengalami
kebangkrutan pada masa yang sulit ini.
Disamping masyarakat serba digital dapat menyebarluaskan produk, peluang ini
tentu akan bisa diterapkan di setiap desa yang ada, misalnya desa yang tidak memiliki
akses internet dan semacamnya. Jika desa tersebut tidak memiliki akses internet, maka
pembelian dan pemasaran secara online tidak akan bisa terjadi. BUM Desa yang
melakukan jual beli secara online akan berpeluang untung lebih besar daripada desa
yang melakukan secara konvensional. Karena yang melakukan secara online akan
otomatis lebih mendapat ekposure dari masyarakat yang lebih luas lagi dan mengurangi
kesempatan untuk dapat berkembang lebih besar.

Selain itu hambatan lain yang menghadang kemajuan BUM Desa adalah sumberdaya
manusia yang ada, SDM di desa kualitasnya kurang dibandingkan dengan yang berada
di kota modern. Jika adapun ia justru cenderung akan merantau ke kota untuk mencari
profesi yang lebih baik. SDM ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan BUM
Desa karena ia merupakan motor penggerak BUM Desa yang juga menopang bisnis ini.
Disamping itu juga sebagai partisipan yang dapat memiliki ide-ide inovatif yang bisa
dikembangkan untuk perkembangan BUM Desa itu sendiri. Dan juga SDM berfungsi
sebagai figur yang memanejerisasi bisnis ini dimana jika kualitasnya kurang, maka
BUM Desa ini akan mengalami cukup kesulitan untuk berkembang lebih lanjut

Kesimpulan

BUM Desa dapat berkembang di zaman yang serba digital ini dengan lebih
mudah dengan adanya media sosial da njuga e-commerce pembelian dan promosi
dapat dilakukan secara online tanpa adany ainteraksi secar alangsung. Tetapi di desa-
desa yang belum memiliki akses internet yang cukup pemerintah diharapkan dapat
mengatasi hal tersebut, karena hal itu merupakan persoalan yang cukup penting untuk
membuka lebih luas potensi ekonomi desa.
Untuk kualitas Sumber Daya Manusia dapat ditanggulangi dengan cara
mengadakan sosialisasi dan pengarahan dari sumber-sumber yang lebih
berpengalaman di bidangnya, untuk dapat berbagi pengetahuan mengenai manajerial
dan pemgembangan usaha BUM Desa.
Kesimpulan yang bisa diambil yaitu masyarakat dan pemerintah harus bisa lebih
bekerjasama dalam segala hal dan juga harus bisa sinkron dan berhubungan antara
satu sama lain. Untuk bisa memaksimalkan segala upaya yang dilakukan baik oleh
pemerintah maupun upaya yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Masyarakat
dituntut untuk lebih aktif dalam aktivitasnya, sedangkan pemerintah diharapkan bisa
mendukung perilaku aktif tersebut dengan berbagai hal seperti pembangunan
infrastruktur, sosialisasi dan program-program lainnya di masyarakat pedesaan.

Anda mungkin juga menyukai