Oleh:
P1337425117060
Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tim Penguji
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan baik. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu dengan kerendahan hati,
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tri wiyatini, SKM, M.Kes (Epid), selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
2. Prasko, S.Si.T, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
3. Sariyem, S.SiT, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. Sulur Joyo Sukendro, S.SiT, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
5. drg. Endah Aryati Eko Ningtyas, MDSc, selaku evaluator yang telah
memberikan kritik dan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
6. Kedua orang tua dan adik saya yang selalu memberikan semangat dan doa,
motivasi dan dukungan kepada penulis baik materi maupun mental.
7. Sahabat-sahabat saya (Handi, Ida, Ilyas, Ica, Bella, Vina, Vale RR serta
teman kelas DIII JKG 2017) yang selalu memberikan semangat dan
dukungan alam segala hal.
8. Bapak/Ibu dosen dan Staff Jurusan Keperawatan Gigi Semarang beserta
seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan saru persatu yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan
manfaat dan menambah wawasan bagi semua pihak.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN.......................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
INTISARI..............................................................................................................xi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................3
E. Penjelasan Keaslian Penelitian.................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................6
A. Telaah Pustaka...........................................................................................6
B. Kerangka Konsep.....................................................................................20
C. Pertanyaan Penelitian..............................................................................20
BAB III..................................................................................................................21
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................21
A. Jenis Penelitian.........................................................................................21
B. Subyek Penelitian.....................................................................................21
C. Identifikasi Variabel................................................................................23
D. Definisi Operasional Variabel.................................................................23
E. Instrumen Penelitian/Alat Ukur Penelitian...........................................26
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian...........................................................26
G. Analisi Data...............................................................................................27
H. Jadwal Penelitian.....................................................................................29
vi
BAB IV..................................................................................................................30
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................30
A. Hasil Penelitian.........................................................................................30
B. Pembahasan..............................................................................................35
BAB V....................................................................................................................39
PENUTUP.............................................................................................................39
A. Kesimpulan...............................................................................................39
B. Saran..........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
INTISARI
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antara upaya program dan sektor, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode
sebelumnya. Pembangunan kesehatan adalah program Indonesia Sehat dengan
sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2015).
Kesehatan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia,
sehat secara jasmani dan rohani. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain
kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan
gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral
dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari
kesehatan tubuh secara umum (Novita dkk, 2016).
Kesehatan gigi dan mulut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
satunya yaitu merokok. Berdasarkan Kemenkes (2018A), kebiasaan merokok
merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan yang berkembang sangat
cepat di dunia. Lebih dari 70.000 artikel ilmiah telah membuktikan secara
tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya bagi
kesehatan. Kebiasaan merokok merupakan kebiasaan yang berdampak buruk
terhadap kesehatan.
Kebiasaan merokok merupakan kebiasaan yang memiliki daya rusak
yang cukup besar terhadap kesehatan. Merokok tidak hanya menimbulkan efek
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut: “Bagaimana hubungan kebiasaan merokok terhadap
Kesehatan Jaringan Periodontal di Desa Kaliputih Selomerto Kabupaten
Wonosobo”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kebiasaan
merokok terhadap nilai Kesehatan Jaringan Periodontal di Desa Kaliputih
Selomerto Kabupaten Wonosobo.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui lamanya merokok pada masyarakat Desa Kaliputih
Selomerto Kabupaten Wonosobo.
b. Mengetahui jumlah batang rokok yang dihisap setiap harinya pada
masyarakat Desa Kaliputih Selomerto Kabupaten Wonosobo.
c. Mengetahui jenis rokok yang dikonsumsi pada masyarakat Desa
Kaliputih Selomerto Kabupaten Wonosobo.
d. Mengetahui nilai kesehatan jaringan periodontal menggunakan indeks
CPITN pada masyarakat Desa Kaliputih Selomerto Kabupaten
Wonosobo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan, khususnya
kesehatan gigi dan mulut yang berkaitan dengan kesehatan periodontal.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian diharapkan dapat menambah wawasan,
pengalaman dalam melakukan penelitian dan penulisan Karya Tulis
Ilmiah.
4
b. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu
pengetahuan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut di Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Semarang.
c. Bagi Responden
Diharapkan dapat mengurangi konsumsi rokok agar kesehatan
gigi dan mulutnya terjaga dan terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
2. Riska Ardiyani Mahardika “Pengaruh Merokok Perokok Aktif Status Dari hasil penelitian menunjukkan
Terhadap Status Kesehatan Jaringan Kesehatan bahwa ada pengaruh merokok
Periodontal Pada Masyarakat Desa Wonoyoso Jaringan terhadap status kesehatan jaringan
Kabupaten Pekalongan” (2018) Periodontal periodontal pada masyarakat di desa
Wonoyoso Kabupaten Pekalongan
6
7
2. Rokok
a. Pengertian Rokok
Rokok adalah produk yang mengandung zat-zat bersifat adiktif
(menimbulkan kecanduan), dan jika dikonsumsi dapat mengakibatkan
bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Rokok merupakan
salah satu produk Tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan
dihisap atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok filter,
cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotina
tobacum, nicotina rustica, dan asapnya mengandung nikotin dan tar
(Perpres No. 109 Tahun 2012).
Untuk pertama kalinya dunia mengenal rokok pada abad ke-16
seiring dengan awal perjalanan Columbus dan para pelaut Spanyol ke
sebuah benua baru yang kemudian dikenal dengan benua Amerika.
Pada saat itu rokok telah menjadi salah satu hal yang lazim dilakukan
penduduk asli benua Amerika yakni para suku bangsa Indian untuk
keperluan ritual. Kebiasaan merokok ini sacara otomatis menular
kepada para pelaut Spanyol. Kemudian kebiasaan merokok mulai
muncul di kalangan bangsawan Eropa, tetapi berbeda dengan bangsa
Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok
hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang
Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk
di negara-negara Islam (Sarwat, 2019).
Sebelum datangnya bangsa Eropa ke Indonesia, orang jawa
sudah mengenal rokok. Sejarah rokok di Indonesia dibedakan dari
sejarah rokok dunia dengan beberapa alasan. Hal itu karena rokok di
8
Indonesia sangat khas dan unik, sangat jauh berbeda dengan rokok
yang umumnya dikenal orang di berbagai belahan dunia. Para
penikmat rokok dunia mengakui rokok buatan Indonesia rasanya
gurih. Ada yang menyebutkan bahwa gurihnya rokok itu karena faktor
campuran rempah-rempah, khususnya cengkeh. Ketika dihisap
cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi keretek-keretek, maka
rokok ini disebut dengan rokok kretek (Sarwat, 2019).
b. Alasan Merokok
Menurut Dinkes Banten (2017), alasan pertama kali merokok
dari berbagai hasil penelitian antara lain :
1) Coba-coba
2) Ikut-ikutan
3) Kesepian
4) Agar terlihat gaya (gengsi)
5) Meniru orang tua
6) Iseng
7) Menghilangkan ketegangan
8) Mencari inspirasi
9) Sebagai penghilang stres
Kebanyakan pelajar mulai merokok disebabkan oleh dorongan
lingkungan. Cotohnya, pelajar tersebut merasa tidak enak kepada
teman-temannya karena dia tidak merokok. Sehingga dia pun mulai
merokok dan akhirnya menikmati rokok tersebut. Kebanyakan pelajar
juga beranggapan bahwa dengan merokok dirinya merasa sangat
hebat, gaya, dan ditakuti. Padahal, jika dia tidak pandai-pandai
menjaga dirinya, rokok adalah awal dari terjerumusnya seseorang
kepada obat-obatan terlarang.
c. Kandungan Rokok
Kandungan kimia tembakau yang sudah teridentifikasi
jumlahnya mencapai 2.500 komponen. Dari jumlah tersebut sekitar
1.100 komponen diturunkan menjadi komponen asap secara langsung
dan 1.400 lainnya mengalami dekomposisi atau terpecah, bereaksi
9
3. Jaringan Periodontal
Jaringan periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang
mengelilingi gigi dan melekatkan pada tulang rahang, dengan demikian
dapat mendukung gigi sehingga tidak terlepas dari soketnya. Jaringan
periodontal terdiri atas gingiva, tulang alveolar, ligamentum periodontal
12
suatu koloni serta membentuk plak gigi yang melekat pada tepi
gingiva. Penyebab sekunder antara lain berupa faktor lokal dan
faktor sistemik. Faktor lokal meliputi kavitas karies, restorasi
gagal, tumpukan sisa makanan, gigi tiruan yang desainnya tidak
baik, pesawat orthodonsi dan susunan gigi geligi yang tidak
teratur, sedangkan faktor sistemik meliputi faktor nutrisional,
faktor hormonal, hematologi, gangguan psikologi, dan obat-obatan
(Manson dan Eley dalam Jannah, 2014).
2) Periodontitis
Peridontitis adalah penyakit peradangan jaringan pendukung
gigi disebabkan mikroorganisme, sehingga menyebabkan
kerusakan progresif ligamen periodontal dan tulang alveolar
dengan terbentuknya pocket, resesi, atau keduanya. Tanda-tanda
klinis periodontitis adalah adanya implamasi gingiva,
pembengkakan papila interdental, kerusakan tepi gingiva,
terbentuknya pocket atau saku gusi dan resesi gingiva (Kusuma
dan Saptorini, 2013).
c. Penyebab Penyakit Periodontal
1) Plak
Plak gigi adalah deposit lunak yang melekat erat pada
permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang
biak dalam suatu matrik interseluler jika seseorang mengabaikan
kebersihan gigidan mulutnya. Plak tidak dapat dibersihkan hanya
berkumur dan hanya dapat dibersihkan secara sempurna dengan
cara mekanis atau menggosok gigi (Putri dkk, 2013).
2) Kalkulus (Karang Gigi)
Kalkulus merupakan plak yang mengalami klasifikasi yang
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, biasanya tertutup
oleh lapisan lunak plak bakteri. Pembentukan kalkulus terjadi pada
permukaan gigi dan akar gigi sehingga menjadi faktor retensi bagi
16
b. Sektan
Mulut pasien dibagi menjadi 6 sektan, yaitu sektan kanan atas,
sektan anterior atas, sektan kiri atas, sektan kiri bawah, sektan anterior
bawah, dan sektan kanan bawah. Suatu sektan dapat diperiksa jika
terdapat paling sedikit 2 gigi dan bukan merupakan indikasi untuk
pencabutan. Jika pada sektan tersebut hanya ada satu gigi, gigi
tersebut dimasukkan ke sektan sebelahnya. Pada sektan yang tidak
bergigi, tidak diberi skor. Penilaian untuk satu sektan adalah keadaan
yang terparah (skor yang tertinggi).
7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
c. Gigi Indeks
Gigi indeks yang harus diperiksa pada penilaian CPITN
bergantung dari umur individu. Ada tiga kelompok unsur untuk
pengukuran ini, yaitu kelompok yang berumur 20 tahun atau lebih,
kelompok umur 16 sampai 19 tahun, dan kelompok berumur kurang
dari 15 tahun.
20 tahun ke atas 7 6 1 1 6 7 0, 1, 2, 3, 4
7 6 1 1 6 7
19 tahun ke bawah 6 1 1 6 0, 1, 2, 3, 4
6 1 1 6
15 tahun ke bawah 6 1 1 6 0, 1, 2
6 1 1 6
Sumber: Putri dkk, 2013
B. Kerangka Konsep
Variabel Pengaruh :
Variabel Terpengaruh :
Lama merokok
Kesehatan jaringan
Jenis rokok
periodontal (CPITN)
Jumlah rokok
dihisap per hari
Laki-laki Usia
Kebersihan gigi
Keterangan :
21
: Diteliti
: Tidak diteliti
C. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian dalam karya tulis ilmiah ini adalah
“Apakah kebiasaan merokok berhubungan dengan kesehatan jaringan
periodontal pada masyarakat di Desa Kaliputih Selomerto Kabupaten
Wonosobo?”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian yang
dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat gambaran
fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu
(Notoatmodjo, 2010). Metode penelitian deskriptif ini dilakukan dengan
pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor beresiko dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Pada
penelitian ini, peneliti melakukan wawancara menggunakan check list kepada
responden dalam waktu yang bersamaan.
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin diteliti
oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2013) “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang akan digunakan sebagai
penelitian adalah Desa Kaliputih Selomerto Kabupaten Wonosobo.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh
peneliti. Menurut Sugiyono (2013) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sehingga sampel
merupakan bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan
sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh
pertimbangan-pertimbangan yang ada. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive, yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013).
Sampel yang akan digunakan peneliti memiliki ketentuan, warga Desa
21
22
N
n=
1 + N.e²
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = tingkat kesalahan (error level), pada umumnya tingkat kesalahan
yang digunakan 1% (0,01), 5% (0,05), dan 10% (0,1).
123
n=
1 + 123.(0,1 x 0,1)
= 55,15
C. Identifikasi Variabel
1. Variabel Pengaruh
Variabel pengaruh adalah variabel yang memberikan pengaruh
terhadap variabel lain. Variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah
kebiasaan merokok yaitu jumlah rokok yang dikonsumsi perhari,
jenis rokok dan lama merokok responden di Desa Kaliputih Selomerto
Kabupaten Wonosobo.
2. Variabel Terpengaruh
Variabel terpengaruh adalah variabel yang berubah karena variabel
pengaruh. Dalam penelitian ini variabel terpengaruhnya adalah nilai skor
kesehatan jaringan periodontal (indeks CPITN) responden di Desa
Kaliputih Selomerto Kabupaten Wonosobo.
3. Variabel Terkendali
Variabel terkendali adalah variabel yang dikendalikan dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini variabel terkendalinya adalah laki-laki.
4. Variabel Tak Terkendali
Variabel tak terkendali adalah variabel yang tidak dapat
dikendalikan. Dalam penelitian ini variabel tak terkendalinya adalah usia
dan kebersihan gigi.
7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
16 11 26
46 31 36
a. Kegiatan akan dibantu oleh tim yang terdiri dari mahasiswa tingkat
akhir JKG Poltekkes Semarang dengan terlebih dahulu dilakukan
pertemuan untuk menyamakan persepsi tentang kegiatan pengambilan
data yang akan dilakukan.
b. Melakukan pertemuan dengan calon responden dan menjelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
c. Memberikan inform konsen kepada calon responden untuk
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden, jika
responden bersedia, tetapi jika tidak bersedia tidak boleh dipaksa.
d. Melakukan wawancara menggunakan check list, berapa lama
responden merokok, jenis rokok yang dikonsumsi dan berapa batang
rokok yang dikonsumsi dalam sehari. Dilanjutkan pemeriksaan dengan
Indeks CPITN dengan cara observasi/memeriksa langsung keadaan
gigi dan mulut menggunakan alat kaca mulut, periodontal probe dan
senter.
e. Setelah pemeriksaan selesai dilakukan dan data telah didapatkan,
peneliti mengucapkan terimakasih dan berpamitan kepada responden.
f. Data hasil penelitian direkap, kemudian dientri dan diolah serta
dianalisis.
g. Hasil analisis disajikan dalam Bab IV kemudian dilakukan
pembahasan.
G. Analisi Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting, hal ini
disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih
mentah, belum memberikan informasi apa-apa dan belum siap untuk
disajikan (Notoatmodjo, 2010).
Adapun tahapan pengolahan data yang akan dilakukan adalah secara
manual dengan rincian sebagai berikut :
a. Editing (Penyuntingan data)
28
H. Jadwal Penelitian
Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Kegiatan
2019 2019 2019 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
Pengajuan Judul
Pengesahan Judul
KTI
Pembuatan
Proposal
Seminar Proposal
Perbaikan
Proposal
Pengambilan
Data
Penulisan Data
Penyusunan KTI
Seminar KTI
Perbaikan KTI
Pengumpulan
KTI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian “Hubungan Kebiasaan Merokok Terhadap Kesehatan
Jaringan Periodontal (CPITN) di Desa Kaliputih Selomerto Kabupaten
Wonosobo” ini telah dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2020 di Desa
Kaliputih Selomerto Kabupaten Wonosobo. Responden dalam penelitian ini
adalah warga yang merokok di Desa Kaliputih Selomerto Kabupaten
Wonosobo yang memenuhi kriteria subjek penelitian. Total responden yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah 55 orang. Data penelitian diperoleh dari
hasil cheklist dan pemeriksaan yang menunjukan karakteristik responden
meliputi jumlah konsumsi rokok per hari, lama merokok, jenis rokok yang
dikonsumsi dan hasil kesehatan jaringan periodontal (CPITN).
Hasil pemeriksaan lama merokok, jumlah rokok per hari, jenis rokok
yang dikonsumsi dan kesehatan jaringan periodontal (CPITN) di Desa
Kaliputih Selomerto Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut:
1. Frekuensi jumlah rokok yang dikonsumsi perhari
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Jumlah Konsumsi Rokok per Hari pada
masyarakat Desa Kaliputih Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jumlah rokok perhari Jumlah Presentase(%)
responden
1-10 batang rokok 13 24
11-21 batang rokok 40 73
21-30 batang rokok 2 3
Total 55 100
31
4%
24%
ringan
sedang
berat
73%
Tabel 4.1 dan Diagram 4.1 menyatakan frekuensi jumlah rokok yang
dikonsumsi per hari oleh responden. Jumlah perokok tertinggi ada pada
kategori perokok sedang yaitu sebanyak 40 responden (73%) dengan
konsumsi rokok per hari sebanyak 11-21 batang rokok.
13%
<10
>10
87%
Tabel 4.2 dan Diagram 4.2 menyatakan frekuensi lama merokok tertinggi
ada pada kategori perokok lebih dari 10 tahun dengan jumlah sebanyak 48
responden (87%).
25%
filter
kretek
75%
Tabel 4.3 dan Diagram 4.3 menyatakan frekuensi jenis rokok tertinggi ada
pada kategori jenis rokok filter dengan jumlah sebanyak 41 responden
(75%).
5%
skor 0
skor 1
skor 2
49%
45% skor 3
skor 4
Tabel 4.4 dan Diagram 4.4 menyatakan frekuensi skor CPITN dari
responden dengan skor tertinggi yaitu skor 3 sebanyak 27 responden
(49%).
CPITN
Jml rokok/hari 4 3 2 1 0 Jumlah
% % % % % %
1-20 0 9 11 4 0 24
11-20 0 36 34 2 0 72
21-30 0 4 0 0 0 4
Total 0 49 45 6 0 100
CPITN
Lama merokok 4 3 2 1 0 Jumlah
% % % % % %
<10 0 0 7 6 0 13
>10 0 49 38 0 0 87
Total 0 49 45 6 0 100
35
CPITN
Jenis rokok 4 3 2 1 0 Jumlah
% % % % % %
Filter 0 27 42 6 0 75
Kretek 0 22 4 0 0 25
Total 0 49 46 6 0 100
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis mencoba menganalisa
antara teori hubungan kebiasaan merokok terhadap kesehatan jaringan
periodontal (CPITN). Rokok adalah produk yang mengandung zat-zat bersifat
adiktif (menimbulkan kecanduan) dan jika dikonsumsi dapat mengakibatkan
bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat (Perpres No. 109 Tahun 2012).
Secara teori bahwa merokok merupakan kebiasaan yang memiliki daya perusak
yang cukup besar terhadap kesehatan tubuh pada umumnya dan kesehatan
rongga mulut pada khususnya.
Berdasarkan tabel 4.1 menyatakan frekuensi jumlah rokok yang
dikonsumsi per hari oleh responden. Jumlah perokok tertinggi ada pada
kategori perokok sedang yaitu sebanyak 40 responden (73%) dengan konsumsi
rokok per hari sebanyak 11-21 batang rokok. Kategori perokok ringan
sebanyak 13 responden (24%) dengan konsumsi rokok per hari sebanyak 1-10
36
batang rokok. Sedangkan kategori perokok terendah ada pada kriteria perokok
berat yaitu sebanyak 2 responden (3%) dengan jumlah konsumsi rokok per hari
sebanyak 21-30 batang rokok. Menurut hasil wawancara alasan responden
merokok sebanyak 11-21 batang per hari salah satunya adalah pelengkap
setelah makan, karena merokok itu nikmat dan bisa membuat pikiran menjadi
fresh. Menurut Dinkes Banten (2017) alasan merokok adalah menghilangkan
ketegangan, mencari inspirasi dan sebagai penghilang stres.
Berdasarkan tabel 4.2 menyatakan frekuensi lama merokok tertinggi
ada pada kategori perokok lebih dari 10 tahun dengan jumlah sebanyak 48
responden (87%). Sedangkan kategori lama merokok kurang dari 10 tahun
sebanyak 7 responden (13%). Menurut hasil wawancara responden merokok
lebih dari 10 tahun karena lingkungan sehingga masyarakat terbiasa
mengkonsumsi rokok yang dimulai sejak remaja. Menurut (Perpres No. 109
Tahun 2012) nikotin adalah zat, atau bahan senyawa pyrrolidine yang terdapat
dalam nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sistetisnya
yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan.
Berdasarkan Tabel 4.3 menyatakan frekuensi jenis rokok tertinggi ada
pada kategori jenis rokok filter dengan jumlah sebanyak 41 responden (75%).
Sedangkan kategori jenis rokok kretek sebanyak 14 responden (25%). Menurut
hasil wawancara rokok filter lebih manis dan memiliki penyaring sehingga
dampak akibat rokok filter tidak seburuk dampak rokok kretek. Menurut Fajar
(2011) rokok filter adalah rokok yang memiliki penyaring. Fungsinya untuk
menyaring nikotin, salah satu zat berbahaya yang terkandung dalam rokok.
Filter tersebut terbuat dari busa serabut sintetis.
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa frekuensi skor CPITN dari
responden dengan skor tertinggi yaitu skor 3 sebanyak 27 responden (49%).
Responden yang memiliki skor 1 sebanyak 3 responden (6%). Responden yang
memiliki skor 2 sebanyak 25 responden (45%). Berdasarkan hasil wawancara
jumlah perokok sedang (11-21 batang) merupakan yang tertinggi memiliki
kategori skor CPITN 3 sebanyak 27 responden (49%) dan skor CPITN 2
terdapat 25 responden (45%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak
jumlah rokok yang dikonsumsi maka status kesehatan jaringan periodontal juga
37
akan menjadi buruk. Nikotin yang menumpuk dalam jumlah besar akan
berdampak besar pula pada organ tubuh termasuk jaringan periodontal. Nikotin
akan menghasilkan zat metabolit berupa kotinin yang merupakan penghancur
dari jaringan periodontal. Rata-rata kandungan nikotin dalam 1 batang rokok
adalah 1-3 mg. Semakin banyak jumlah batang rokok yang dihisap, akumulasi
nikotin akan semakin banyak sehingga akan menimbulkan efek yang signifikan
terhadap kehilangan tulang alveolar dan terbentuk poket. Nikotin dengan
konsentrasi tinggi akan berdampak negatif secara langsung pada rongga mulut.
Cairan krevikular gingiva akan meningkat hampir 300 kali lipat dalam setiap
20 ng/ml nikotin. Jumlah yang sangat banyak akan mengacaukan keadaan
normal rongga mulut sehingga akan terjadi vasokontriksi untuk
menyeimbangkan keadaan abnormal tersebut. Nikotin juga akan mengendap
pada akar gigi dan menghancukan perlekatan gigi. Akar gigi perokok
menunjukkan bahwa terjadi penurunan dari jumlah fibroblast yang berperan
dalam penyembuhan jaringan. Hasil penelitian ini sesuai penelitian yang
dilakukan Kiane (2009) yang menjelaskan bahwa kehilangan tulang alveolar
yang signifikan terjadi pada perokok diatas 20 batang perhari yaitu sebesar
10%. Alpagot juga menjelaskan hal yang sama yaitu kedalaman poket
patologis yang tebentuk akibat rokok berhubungan dengan jumlah rokok yang
dihisap perhari. Alpagot menemukan bahwa terdapat 78% perokok lebih dari
20 batang mempunyai poket > 6mm (Nelis S dkk 2015).
Berdasarkan hasil wawancara bahwa responden yang merokok lebih
dari 10 tahun sebanyak 48 responden (87%). Sedangkan kategori lama
merokok kurang dari 10 tahun sebanyak 7 responden (13%). Muktadin (2015)
mengemukakan alasan mengapa orang merokok, yang pertama pengaruh orang
tua, pengaruh teman berbagai fakta mengungkap bahwa semakin banyak
remaja merokok semakin besar temannya adalah perokok juga dan juga
sebaliknya. Alasan merokok juga diperngaruhi faktor kepribadian, orang
mencoba untuk merokok karena alasan ingin tau atau ingin melepas diri dari
sakit atau kebosanan. Iklan juga merupakan pengaruh orang merokok yang
menggambarkan merokok adalah lambang kejantanan atau glamor (Liana dan
Arbi 2019). Hasil pemeriksaan bahwa responden yang merokok lebih dari 10
38
lebih besar pada rokok kretek. Plak lebih mudah terbentuk karena tar yang
mengasarkan permukaan gigi. Sehingga perokok kretek cenderung memiliki
kalkulus lebih banyak dibanding perokok filter. Jumlah nikotin dan tar yang
lebih banyak secara langsung akan memperburuk status kesehatan jaringan
periodontal (Nelis S dkk 2015).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian “Hubungan Kebiasaan Merokok Terhadap
Kesehatan Jaringan Periodontal (CPITN) di Desa Kaliputih Selomerto
Kabupaten Wonosobo” Jumlah sampel sebanyak 55 responden, yang telah
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Jumlah konsumsi rokok perhari yang tertinggi adalah 11-21 batang rokok
perhari (kategori perokok sedang) sejumlah 40 responden dengan
presentase (73%).
2. Lama merokok responden tertinggi adalah lebih dari 10 tahun sejumlah 48
responden dengan presentase (87%).
3. Jenis rokok yang dikonsumsi adalah rokok filter sejumlah 41 responden
(75%).
4. Nilai kesehatan jaringan periodontal berdasarkan CPITN yang tertinggi
adalah kategori CPITN skor 3 sejumlah 27 responden dengan presentase
(49%).
5. Kebiasaan merokok cenderung berpengaruh terhadap kesehatan jaringan
periodontal, dimana semakin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi dan
semakin lama responden mengkonsumsi rokok dapat mempengaruhi
kondisi kesehatan jaringan periodontal pada warga Desa Kaliputih
Selomerto Kabupaten Wonosobo.
B. Saran
1. Warga harus menjaga kesehatan agar mengurangi atau pun menghentikan
kebiasaan merokoknya yang telah berlangsung lama untuk mengembalikan
kondisi kesehatan gigi dan mulut yang sehat serta cara hidup yang lebih
sehat dengan bebas dari rokok.
2. Warga harus menjaga kesehatan gigi dan mulut dan mau memeriksakan
kondisi kesehatan giginya di Puskesmas atau klinik terdekat agar kondisi
kesehatan jaringan periodontal menjadi sehat, serta diharapkan warga
untuk memelihara kebersihan gigi dan mulutnya supaya tidak
41
Asiking, W., Rottie, J., Malara, R., 2016, Hubungan Merokok dengan Kesehatan
Gigi dan Mulut pada Pria Dewasa di Desa Poyowa Kecil Kecamatan Kota
Mobagu Selatan Kota Mobagu, ejournal Keperawatan 4(1):2,
https://media.neliti.com/media/publications/106196-ID-hubungan-
merokok-dengan-kesehatan-gigi-d.pdf diakses pada 6 Januari 2020
Astuty, T., 2015, Buku Pedoman Umum Pelajar Sosiologi Rangkuman Intisari
Sosiologi lengkap, Vicosta Publishing, Jakarta
Diba, C.M., Bany, Z.U., Sunnati, 2016, Hubungan Tingkat Pengetahuan Dampak
Merokok Terhadap Kesehatan Rongga Mulut Dengan Status Kebersihan
Rongga Mulut, Journal Caninus Dentistry 1(4),
https://www.jim.unsyiah.ac.id/JCD/article/download diakses pada 7
Desember 2019
Djamil, M.S., 2011, Panduan Lengkap Kesehatan Gigi Keluarga, Tiga Serangkai,
Surakarta
Fajar, R., 2011, Bahaya Merokok, Sarana Bangun Pustaka, Jakarta Timur
Ghofur, A., 2012, Kesehatan Gigi dan Mulut, Mitra Buku, Yogyakarta
Hidayat, R., Tandiari, A., 2016, Kesehatan Gigi dan Mulut, Andi Offset,
Yogyakarta
Kemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jakarta
Kusuma, A.R.P., 2019, Pengaruh Merokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut,
Majalah Sultan Agung http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalah
%20ilmiahsultanagung/article/viewFile/39/33 diakses pada 4 Desember
2019
Kusuma, A.P, Saptorini, K.K., 2013, Pocket Periodontal Pada Buruh Perokok,
Jurnal Kesehatan Udinus
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/view/2043/1650 diakses
pada tanggal 6 Desember 2019
Liana, I., Arbi, A., 2019, Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Penyakit
Periodontal Pada Masyarakat Usia 15 Tahun Keatas Di Desa Siren
Kecamatan Bandar Baru Pidie Jaya Tahun 2018, Jurnal Mutiara Kesehatan
Masyarakat 4(1): 25-32,
http://114.7.97.221/index.php/JMKM/article/view/663/628 diakses pada
14 Mei 2020
Nelis, S., Putri, I.E., Machmud R., 2015, Hubungan Kebiasaan Merokok dengan
Status Kesehatan Jaringan Periodontal, Stogmatognatic(J.K.G Unej) 12(2):
71-74, https://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/view/3171/2531
diakses pada 13 Mei 2020
Novita, C.F., Andriany, P., Maghfirah, S.I., 2016, Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ibu Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Tingkat Kebersihan Gigi
dan Mulut Siswa SD Usia 10-12 Tahun, (JDS) Journal Of Syiah Kuala
Dentistry Society, http://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS 1(1):73 diakses pada 12
Januari 2020
Putri, M.H., Herijulianti, E., Nurjannah, N., 2013, Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi, EGC, Jakarta
Presiden Republik Indonesia, 2012, Peraturan Pemerintah No. 109 tahun 2012
tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan, Sekretaris Negara, Jakarta
Ratnasari, M., 2017, Hubungan Kebiasaan Merokok Orang Tua dan Teman
Sebaya terhadap Perilaku Merokok Remaja di SMP PGRI Baturraden,
Skripsi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Saputri, D., 2018, Gambaran Radiograf Pada Penyakit Periodontal, (JDS) Journal
Of Syiah Kuala Dentistry Society, http://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS 3(1):16
diakses pada 14 Januari 2020
Sarwat, A., 2019, Halal Haram Rokok, Rumah Fiqih Publishing, Jakarta Selatan
Tirtosastro, S., Murdiyati, A.S., 2010, Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok,
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(1): 33-43,
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bultas/article/view/
1359/1137 diakses pada 4 Desember 2019
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 5
RIWAYAT HIDUP