Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR


MODUL 2

OLEH :

Kelompok 1

BUNIARTI

LINA HERLINA

M. ANDRI WARDANI

RENI HANDRIYANI

RUSMIYATI

UTIN LUSMARDIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SAMBAS
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “ Evaluasi Pembelajaran di SD Pengembangan Tes Hasil Belajar Tidak lupa kami
sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini. Kami sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi
penyusunan maupun kelengkapan dan ketepatan isi makalah
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak  agar selanjutnya
dapat ditingkatkan dan disempurnakan. Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat,
diterima dan digunakan sebagai acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................................

1. Latar Belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Keunggulan dan Kelemahan Tes


2. Mengembangkan Tes
3. Perencanakan Tes

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................................................................

1. Kesimpulan
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada modul 1 kita telah mempelajari konsep dasar penilaian proses dan hasil
belajar. Untuk mengukur ketercapaian suatu kompetensi diperlukan lebih dari satu
alat ukur. Jika kompetensi yang akan dicapai dalam ranah kognitif maka tes
merupakan alat ukur yang tepat. Pada modul 2 kita akan mempelajari tentang tes.
Jenis tes yang digunakan di sekolah adalah tes objektif dan tes uraian.
Untuk dapat mengembangkan dan mempermudah dalam mempelajari tes maka
pembahasan disajikan dalam tiga kegiatan belajar. Pada kegiatan pembelajaran 1 akan
membahas tentang keunggulan dan kelemahan tes objektf dan tes uraiian. Kegiatan
pembelajaran 2 tentang mengembangkan tes. Kegiatan pembelajarn 3 tentang
perencanaan tes yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa keunggulan dan kelemahan tes?
2. Bagaimana mengembangkan tes?
3. Bagaimana perencanaan tes?
C. Tujuan
1. Mengetahui keunggulan dan kelemahan tes
2. Mengetahui cara mengembangkan tes
3. Mengetahui cara merencanakan tes
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEGIATAN BELAJAR 1

A. Keunggulan dan Kelemahan Tes


a. Tes Objektif
1. Keunggulan
a) Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan sedang
(ingatan, pemahaman, penerapan)
b) Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian
sehingga semua/sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP
dapat diukur ketercapaiaanya.
c) Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan
konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
d) Memunngkinkan untuk analisis butir soal.
e) Tingkat kesukaran soal dapat dikendalikan.
f) Informasi yang diperoleh lebih kaya.
2. Kelemahan dan Upaya untuk meminimalkannya
a) Butir soal yang ditulis cenderung mengukur proses berpikir rendah.
Upaya : agar soal yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang
ditetapkan penulis harus berorientasi pada kisi-kisi soal.
b) Membuat pertanyaan tes objektif yang lebih baik lebih sukar sehingga
membutuhkan waktu yang lebih banyak.
Upaya : penulis sudah terlatih dengan baik dalam menulis tes objektif
c) Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan
menerka.
Upaya :menuliskan butir soal dengan baik sesuai kaidah penulisan butir soal
objektif yang telah ditentukan.
Agar anak tidak asal menebak, dapat menerapkan formula tebakan dalam
menentukan skor akhir yang di peroleh anak. Formula tersebut adalah:
s
SA = b - SA : Skor akhir yang diperoleh anak
n−1
b : Jumlah jawaban benar
s : Jumlah jawaban salah
n : Alternatif jawaban

d) Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan dan menyatakan idenya


sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap jawaban sudah diberikan
oleh penulis soal
Upaya : menggunakan tes uraian
b. Tes Uraian
1. Keunggulan
a) Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi
b) Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks, yang tidak
dapat diukur dengan tes objektif
c) Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat dari
waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.
d) Menulis tes uraian yang baik relative lebih mudah dari pada tes objektif.
2. Kelemahan
a) Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan.
b) Sukar memeriksa jawaban siswa
Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan
karena beberapa hal berikut :
a) Adanya hello effect
b) Adanya efek bawaan ( carry over effect ).
c) Efek urutan pemeriksaan (order effect)
d) Pengaruh penggunaan bahasa
e) Pengaruh tulisan tangan.
3. Upaya untuk meminimalkan kelemahan :
a) Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian
adalah membuat tes uraian yang dapat dijawabdengan cepat oleh siswa ( tes
uraian tebatas )
b) Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa adalah dengan
memeriksa hasil ujian tanpa nama
c) Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah :
a) Gunakan tes tebatas
b) Gunakan 2 pemerksa untuk memeriksa hasil tes siswa
c) Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua
d) Lakukan uji coba pemeriksaan.
4. Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan / menutup
nama peserta tes
5. Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa
jawaban nomor 1 untuk keseluruhan siswa baru, kemudian baru memeriksa soal
nomor 2 juga untuk keseluruhan siswa, begitu seterusnnya sampai butir soal
terakhir
6. Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika anda
sudah merasa lelah dalam memeriksa.
KEGIATAN BELAJAR 2

A. Mengembangkan Tes
a) Tes Objektif
1. Benar-salah
Merupakan soal yang terdiri dari suatu pernyataan tersebut benar atau salah,
tepat atau tidak tepat, ya atau tidak. Digunakan untuk mengukur kemampuan
mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan tentang fakta, definisi, prinsip,
hukum dan sebagainya. Keunggulan : mudah dikontruksi, banyak sampel materi,
mudah penskoran, mengukur proses berpikir sederhana. Kelemahan : probabilitas
menebak jawaban sangat tinggi, mengukur hasil belajar sederhana yaitu aspek
ingatan.

2. Menjodohkan
Merupakan tes dengan dua kolom, kolom pertama pokok soal/ premis
sedangkan kolom kedua kolom jawaban/ respon. Mengukur kemampuan
mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan tentang fakta, definisi, prinsip,
hukum dan sebagainya. Keunggulan : mudah dibuat, mudah penskoran, banyak
materi uji serta mengukur dalam menghubungkan dua hal baik yang langsung
maupun tidak. Kelemahan : soal yang dibuat cendrung mengukur hasilbelajar
yang sederhana.
3. Pilihan ganda(Multiple Choice)
Tes objektif paling sering digunakan, kontruksi tes terdiri dari dua bagian
yaitu pokok soal (stem) dan alternative jawaban (option).Alternatif jawaban
adalah yang benar atau paling benar (kunci jawaban) sedangkan alternative
lainnya adalah pengecoh (distractor). Alternatif biasanya tiga sampai
lima.Semakin banyak alternative maka probabilitas jawaban semakin tinggi.
Alternatif yang baik adalah probabilitas 20-25% yaitu alternative jawaban 4-5
buah.namun untuk 5 buah agak sulit dilakukan. Pokok soal dapat dibuat dalam 2
bentuk, bentuk pernyataan tidak selesai, yaitu pada akhir kalimat disertai dengan
empat buah titik. dan kalimat tanya, yaitu awal kalimat ditulis dengan huruf
capital dan akhir kalimat ditulis tanda tanya.
1. Ragam Tes Pilihan Ganda
Ada 5 yang sering digunakan, yaitu melengkapi pilihan (ragam A), hubungan
antarhal (ragam B), analisis kasus (ragam C), ganda kompleks (ragam D),
membaca diagram, table, grafik (ragam E).
a) Ragam A : tersusun atas pokok soal (stem) disertai dengan 4 atau 5
alternatif jawaban.
b) Ragam B: tersusun atas pokok soal yang terdiri dari 2 pernyataan
independen dan dipisahkan dengan kata sebab. Sedangkan alternative
berupa pilihan ada atau tidaknya hubungan antara 2 pernyataan
tersebut.tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi bukan
hanya sekedar ingatan.
c) Ragam C : Hampir sama dengan ragam A, namun alternative
dikembangkan dari kasus yang disajikan sebelumnya. digunakan untuk
mengukur proses berpikir tinggi seperti penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi.
d) Ragam D : tersusun atas pokok soal yang berupa pertanyaan yang disertai
dengan 3 atau 4 buah alternative
e) Ragam E : Hampir sama dengan ragam C, namun tidak dibuat dalam
bentuk uraian.
2. Bagaimana tes Objektif baik :
1. Saran B-S :
a) Kalimat/ pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/salah
b) Mengukur hasil belajar yang penting dan bermakna
c) Menguji hasil yang lebih tinggi bukan sekedar ingatan
d) Hindari pernyataan negatife
e) Hindari penggunaan kalimat terlalu kompleks
f) Pernyataan benar dan salah harus di buat seimbang
g) Jumlah jawaban yan benar harus seimbang dengan pernyataan yang
salah
2. Saran menjodohkan :
a) Pernyataan yang homogeny
b) Pernyataan kolom alternative lebih banyak
c) Kalimat respon lebih pendek dari kalimat premis
d) Berbentuk angka harus diurutkan
e) Premis dan respon pada halaman yang sama
3. Saran pilihan ganda :
a) Dirumuskan dengan jelas pada pokok soal
b) Hindari pengulangan kata
c) Kalimat berlebihan pada pokok soal
d) Alternative logis dan homogeny
e) Hindari petunjuk kearah jawaban benar
f) Hanya ada 1 jawaban benar
g) Hindari alternative negative
h) Hindari pernyataan semua jawaban benar
i) Susunlah angka secara berurutan
j) Hindari Istilah terlau teknis
k) Tidak tergantung pada alternative lain
b) Tes Uraian
1. Uraian Terbatas (Restricted Question)
Mengukur kemampuan menghasilkan, mengorganisasi,mengekspresikan ide,
mengintegrasikan pelajaran dalam berbagai bidang membuat rencana suatu
eksperimen, mengevaluasi manfaat suatu ide dan sebagainya
2. Uraian Terbuka (Open Ended Question)
Mengukur dalam menjelaskan hubungan sebab akibat, menerapkan suatu
prinsip atau teori, memformulasi hipotesis merumuskan kesimpulan dan lainnya
1. Bagaimana tes Uraian yang baik
a) Adanya perencanaan tes
b) Mengukur hasil belajar yang sukar atau tidak tepat dengan tes objektif.
c) Mengukur jenjang berpikir tinggi
d) Memperkecil salah penafsiran dan sampel materinya
e) Mengungkap pendapat bukan fakta.
f) Pernyataan jelas dan tegas
g) Usahakan semua pertanyaan dapat dijawab
h) Hindari penggunaan pertanyaan pilihan
i) Tulis skor maksimal2.
2. Bagaimana memeriksa hasil tes uraian
a) Metode holestik : tes uraian terbuka
b) Metode analitik ; tes uraian terbatas

Beberapa hal yan perlu diperhatikan dalam membuat penskoran adalah:

a) Tuliskan jawaban terbaik


b) Jika ada alternatif jawaban yang lain ar pertanyaan tersebut maka
alternative jawaban tersebut harus ditulis
c) Butir atau kunci harus ada pada jawaban tersebut
d) Pertimbangkan yang mempunyai bobot lebih dari butir atau konsep atau
kunci yang lain
e) Berikan skor pada setiap butir atau konsep
f) Butir atau konsep yang mempunyai bobot lebih diberi skor tinggi
g) Cantumkan skor maksimal pada bagian kanan atas setiap butir soal

Untuk meningkatkan reabilitas hasil penskoran maka pemeriksaan hasil tes


uraian sebagai berikut:

a) Setiap jawaban siswa diperiksa oleh dua oran pemeriksa yang bekerja
sendiri-sendiri
b) Kedua pemeriksa harus duduk bersama untuk menyampaikan persepsi
c) Dilakukan uji coba pemeriksaan jawaban siswa
d) Pemeriksaan yang sesunguhnya dilakukan
e) Kedua pemeriksa harus bertemu kembali untuk melihat perbedaan skor
yang tinggi.
KEGIATAN BELAJAR 3
A. Perencanakan Tes
Tes hasil belajar ( achievemen test ) dikatakan baik jika tes tersebut dapat mengukur
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran. Beberapa hal
penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan perencanaan tes antara lain :
1. Pemilihan sampel materi yang yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi yang akan
ditulis butir soalnya hendaknya dilakukan dengan mengacu pada tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
2. Jenis tes yang akan digunakan. Pemilihan jenis tes yang akan digunakan berhubungan
erat dengan jumlah sampel materi yang akan diukur, tingkat kognitif yang akan diukur,
jumlah peserta tes serta jumlah butir soal yang akan dibuat.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang ingin diuji. Setiap mata pelajaran mempunyai
penenkanan kemampuan yang berbeda dalam pengembangan berpikir siswa. Dalam
hubungan ini kita mengenal ranah kognitif yang di kembangkan oleh Bloom dan kawan-
kawan yang kemudian direvisi oleh Kratwoll ( 2001 ). Revisi Kratwoll terhadap
tingkatan dalam ranah kognitif adalah ingatan ( C1), pemahaman ( C2), penerapan ( C3 ),
analisi ( C4 ), evaluasi ( C5 ), dan kreasi ( C6 ).
4. Ragam tes yang digunakan. Ada beberapa ragam tes yang dapat dipergunakan sebagai
alat ukur hasil belajar siswa baik itu berupa tes objektif maupun tes uraian.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam
menginterpretasikan hasil tes yaitu :
a) Pendekatan Penilaian Acuan Kriteria atau Patokan ( PAK atau PAP )
b) Pendekatan Penilaian Acuan Norma ( PAN )
6. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian. Lamanya waktu ujian merupakan faktor
pembatas yang diperhatikan dalam membuat perencanaan tes.
7. Jumlah butir soal. Penentuan jumlah butir soal yang tepat dalam satu kali ujian
tergantung pada beberapa hal antara lain:
a) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b) Ragam soal yang akan digunakan
c) Proses berpikir yang ingin diukur
d) Sebaran tingkat kesukaran dalam tes

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
a) Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam
ranah kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang
akan diukur. Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami
keunggulan dan kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan
keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan kelemahannya seminimal mungkin.
b) Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat
diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.
c) Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan
selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi yang
berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Kisi-kisi inilah yang harus
menjadi pedoman dalam menulis setiap butir soal.
d)
DAFTAR PUSTAKA

Adi suryanto. 2008. Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas terbuka

Anda mungkin juga menyukai