Disusun Oleh :
Ayu Andira (7120008)
Putri Dilla (7111111)
2
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................
1.3 TUJUAN ......................................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................................................
2.1 SUMBER-SUMBER TEORITIS …………………………………………….......................................................
2.2 JKIH
2.3 TRYTY
2.4 GFHG
2.5 JH
BAB 3 PENUTUP ....................................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................................
3.2 SARAN .......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB 11
PEMBAHASAN
6
Obat yang benar berarti klien menerima obat yang telah diresepkan. Perintah
pengobatan mungkin diresepkan oleh seorang dokter, atau pemberi asuhan kesehatan
yang memiliki izin praktik dengan wewenang dari pemerintah. Perintah melalui
telepon untuk pengobatan harus ditandatangani oleh dokter yang menelepon dalam
waktu 24 jam. Komponen dari perintah pengobatan adalah :
a. tanggal dan saat perintah ditulis,
b. nama obat,
c. dosis obat,
d. rute pemberian,
e. frekuensi pemberian,
f. tanda tangan dokter atau pemberi asuhan kesehatan.
Meskipun merupakan tanggung jawab perawat untuk mengikuti perintah yang
tepat, tetapi jika salah satu komponen tidak ada atau perintah pengobatan tidak
lengkap, maka obat tidak boleh diberikan dan harus segera menghubungi dokter
tersebut untuk mengklarifikasinya (Kee and Hayes, 1996).
Untuk menghindari kesalahan, label obat harus dibaca tiga kali :
a. pada saat melihat botol atau kemasan obat,
b. sebelum menuang/mengisap obat dan
c. setelah menuang/mengisap obat.
Perawat harus ingat bahwa obat-obat tertentu mempunyai nama yang bunyinya
hampir sama dan ejaannya mirip, misalnya digoksin dan digitoksin, quinidin dan
quinine, Demerol dan dikumarol, dst.
3) dosis yang benar
Dosis yang benar adalah dosis yang diberikan untuk klien tertentu. Dalam
kebanyakan kasus, dosis diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat
yang bersangkutan. Perawat harus menghitung setiap dosis obat secara akurat,
dengan mempertimbangkan variable berikut :
1) tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan (diminta),
2) dalam keadaan tertentu, berat badan klien juga harus dipertimbangkan,
misalnya 3 mg/KgBB/hari.
7
Sebelum menghitung dosis obat, perawat harus mempunyai dasar pengetahuan
mengenai rasio dan proporsi. Jika ragu-ragu, dosis obat harus dihitung kembali dan
diperiksa oleh perawat lain.
8
Penundaan dalam mencatat dapat mengakibatkan lupa untuk mencatat pengobatan
atau perawat lain memberikan obat itu kembali karena ia berpikir obat itu belum
diberikan (Taylor, Lillis and LeMone, 1993 : Kee and Hayes, 1996).
Pada waktu lampau, hanya ada lima hal yang benar dalam pemberian obat.
Tetapi kini ada hal keenam yang dimasukkan yaitu dokumentasi. Dua hal tambahan
klien juga dapat ditambahkan :
a. Hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat,
b. Hak klien untuk menolak penggunaan sebuah obat.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada klien
merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan keterampilan teknik dan
pertimbangan terhadap perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada
klien diharapkan mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam
pemberian obat.
3.2 SARAN
Perawat harus mengetahui enam hal yang benar dalam pemberian obat kepada
pasien. Karena hal itu berperan penting dalam kesuksesan perawat dalam pemberian obat.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.fkep.unpad.ac.id/2008/11/peran-perawat-dalam-pemberian-obat/
http://akper1a2010.blogspot.com/2011/08/peran-perawat-dalam-pemberian-obat.html
http://haris715.blogspot.com/2013/04/prinsip-enam-benar-dalam-pemberian-obat.html
http://health.liputan6.com/read/627062/tanggungjawab-perawat
12