Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

(Tanggungjawab Perawat Dalam Pemberian Obat dan Aspek Legal Perawat


Dalam Pemberian Obat)
Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi
Dosen pengampu : Ana Farida Ulfa S.Kep,Ners.M.Kep

Disusun Oleh :
Ayu Andira (7120008)
Putri Dilla (7111111)

PROGRAM STUDY ILMU D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas untuk matakuliah Farmakologi , dengan judul
Tanggungjawab perawat dalam pemberian obat dan Aspek legal perawat dalam
pemberian obat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bu Ana Farida Ulfa S.Kep.Ners
M.Kep ,selaku dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang Saya
tekuni.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................
1.3 TUJUAN ......................................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................................................
2.1 SUMBER-SUMBER TEORITIS …………………………………………….......................................................
2.2 JKIH
2.3 TRYTY
2.4 GFHG
2.5 JH
BAB 3 PENUTUP ....................................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................................
3.2 SARAN .......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk


pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu
keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan
ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan
pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta
teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman. Perawat harus
mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah
tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang
direkomendasikan. Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat
yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi
status kesehatan klien. Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung jawab pada efek obat
yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti, Daftar Obat Indonesia (DOI),
Physicians Desk Reference (PDR), dan sumber daya manusia, seperti ahli farmasi, harus
dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan,
kontraindikasi, dosis, efek samping yang mungkin terjadi, atau reaksi yang merugikan dari
pengobatan (Kee and Hayes, 1996)

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja hal yang benar dalam pemberian obat ?


2. Apa saja yang mencakup Implikasi dalam keperawatan ?
3. Apa saja hak pasien/klien dam pemberian obat ?

C. Tujuan

1. Dapat mengerti tanggungjawab perawat dalam pemberian obat ?


4
2. Dapat mengetahui implikasi dalam keperawatan.
3. Dapat mengerti hak pasien yang berlaku dalam keperawatan.

5
BAB 11

PEMBAHASAN

2.1TANGGUNGJAWAB PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT


Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman. Perawat
harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan
perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas
yang direkomendasikan. Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka
memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan
kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Sekali obat telah diberikan, perawat
bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat
seperti, Daftar Obat Indonesia (DOI), Physicians Desk Reference (PDR), dan sumber daya
manusia, seperti ahli farmasi, harus dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas
mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan, kontraindikasi, dosis, efek samping yang
mungkin terjadi, atau reaksi yang merugikan dari pengobatan (Kee and Hayes, 1996).

2.2 ENAM HAL YANG BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT


Supaya dapat tercapainya pemberian obat yang aman, seorang perawat harus
melakukan enam hal yang benar :
1) klien yang benar
Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas klien, dan
meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab
dengan nama sembarang atau tidak merespon, maka gelang identifikasi harus
diperiksa pada setiap klien pada setiap kali pengobatan. Pada keadaan gelang
identifikasi hilang, perawat harus memastikan identitas klien sebelum setiap obat
diberikan. Dalam keadaan dimana klien tidak memakai gelang identifikasi,
perawat juga bertanggung jawab untuk secara tepat mengidentifikasi setiap orang
pada saat memberikan pengobatan.
2) obat yang benar

6
Obat yang benar berarti klien menerima obat yang telah diresepkan. Perintah
pengobatan mungkin diresepkan oleh seorang dokter, atau pemberi asuhan kesehatan
yang memiliki izin praktik dengan wewenang dari pemerintah. Perintah melalui
telepon untuk pengobatan harus ditandatangani oleh dokter yang menelepon dalam
waktu 24 jam. Komponen dari perintah pengobatan adalah :
a. tanggal dan saat perintah ditulis,
b. nama obat,
c. dosis obat,
d. rute pemberian,
e. frekuensi pemberian,
f. tanda tangan dokter atau pemberi asuhan kesehatan.
Meskipun merupakan tanggung jawab perawat untuk mengikuti perintah yang
tepat, tetapi jika salah satu komponen tidak ada atau perintah pengobatan tidak
lengkap, maka obat tidak boleh diberikan dan harus segera menghubungi dokter
tersebut untuk mengklarifikasinya (Kee and Hayes, 1996).
Untuk menghindari kesalahan, label obat harus dibaca tiga kali :
a. pada saat melihat botol atau kemasan obat,
b. sebelum menuang/mengisap obat dan
c. setelah menuang/mengisap obat.
Perawat harus ingat bahwa obat-obat tertentu mempunyai nama yang bunyinya
hampir sama dan ejaannya mirip, misalnya digoksin dan digitoksin, quinidin dan
quinine, Demerol dan dikumarol, dst.
3) dosis yang benar
Dosis yang benar adalah dosis yang diberikan untuk klien tertentu. Dalam
kebanyakan kasus, dosis diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat
yang bersangkutan. Perawat harus menghitung setiap dosis obat secara akurat,
dengan mempertimbangkan variable berikut :
1) tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan (diminta),
2) dalam keadaan tertentu, berat badan klien juga harus dipertimbangkan,
misalnya 3 mg/KgBB/hari.

7
Sebelum menghitung dosis obat, perawat harus mempunyai dasar pengetahuan
mengenai rasio dan proporsi. Jika ragu-ragu, dosis obat harus dihitung kembali dan
diperiksa oleh perawat lain.

4) waktu yang benar


Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus
diberikan. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, seperti
(dua kali sehari), (tiga kali sehari), (empat kali sehari), atau (setiap 6 jam),
sehingga kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan. Jika obat mempunyai
waktu paruh (t ½ ) yang panjang, maka obat diberikan sekali sehari. Obat-obat
dengan waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu
yang tertentu. Beberapa obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya diberikan
pada saat makan atau bersama makanan (Kee and Hayes, 1996 ; Trounce, 1997)
5) rute yang benar
Rute yang benar perlu untuk absorpsi yang tepat dan memadai. Rute yang lebih
sering dari absorpsi adalah
a. oral (melalui mulut) : cairan, suspensi, pil, kaplet, atau kapsul.
b. sublingual (di bawah lidah untuk absorpsi vena)
c. topikal (dipakai pada kulit)
d. inhalasi (semprot aerosol)
e. instilasi (pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina)
f. empat rute parenteral : intradermal, subkutan, intramuskular, dan intravena
6) dokumentasi yang benar.
Dokumentasi yang benar membutuhkan tindakan segera dari seorang
perawat untuk mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan.
Ini meliputi nama obat, dosis, rute, waktu dan tanggal, inisial dan tanda tangan
perawat. Respon klien terhadap pengobatan perlu di catat untuk beberapa macam
obat seperti
narkotik – bagaimana efektifitasnya dalam menghilangkan rasa nyeri atau
analgesik non-narkotik, sedativa, antiemetic reaksi yang tidak diharapkan terhadap
pengobatan, seperti irigasi gastrointestinal atau tanda – tanda kepekaan kulit.

8
Penundaan dalam mencatat dapat mengakibatkan lupa untuk mencatat pengobatan
atau perawat lain memberikan obat itu kembali karena ia berpikir obat itu belum
diberikan (Taylor, Lillis and LeMone, 1993 : Kee and Hayes, 1996).
Pada waktu lampau, hanya ada lima hal yang benar dalam pemberian obat.
Tetapi kini ada hal keenam yang dimasukkan yaitu dokumentasi. Dua hal tambahan
klien juga dapat ditambahkan :
a. Hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat,
b. Hak klien untuk menolak penggunaan sebuah obat.

2.3 IMPLIKASI DALAM KEPERAWATAN MENCAKUP


1) Berikan obat pada saat yang khusus. Obat-obat dapat diberikan ½ jam sebelum
atau sesudah waktu yang tertulis dalam resep.
2) Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh makanan seperti captopril, sebelum
makan
3) Berikan obat-obat, seperti kalium dan aspirin, yang dapat mengiritasi perut
(mukosa lambung) bersama-sama dengan makanan.
4) Tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan
untuk pemeriksaan diagnostik, seperti endoskopi, tes darah puasa, yang
merupakan kontraindikasi pemberian obat.
5) Periksa tanggal kadaluarsa. Jika telah melewati tanggalnya, buang atau
kembalikan ke apotik (tergantung peraturan).
6) Antibiotika harus diberikan dalam selang waktu yang sama sepanjang 24 jam
(misalnya setiap 8 jam) untuk menjaga kadar darah terapeutik.
2.4 IMPLIKASI DALAM KEPERAWATAN TERMASUK
a. Nilai kemampuan klien untuk menelan obat sebelum memberikan obat-obat
per oral
b. Pergunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat. Teknik steril dibutuhkan
dalam rute parenteral.
c. Berikan obat-obat pada tempat yang sesuai.
d. Tetaplah bersama klien sampai obat oral telah ditelan.
2.5 HAK – HAK PASIEN/KLIEN DALAM PEMBERIAN OBAT
9
1. Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat
Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan
informasi (Informed concent), yang berdasarkan pengetahuan individu yang
diperlukan untuk membuat suatu keputusan.
2. Hak Klien untuk Menolak Pengobatan
Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan, merupakan
tanggung jawab perawat untuk menentukan, jika memungkinkan, alasan penolakan
dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau
menerima pengobatan. Jika suatu pengobatan dtolak, penolakan ini harus segera
didokumentasikan. Perawat yang bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter
harus diberitahu jika pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan klien,
seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi
perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium , misalnya pada pemberian insulin
atau warfarin (Taylor, Lillis and LeMone, 1993 ; Kee and Hayes, 1996).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada klien
merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan ketrampilan teknik dan
pertimbangan terhadap perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-
obatan pada klien diharapkan mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan
prinsip-prinsip dalam pemberian obat

10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada klien
merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan keterampilan teknik dan
pertimbangan terhadap perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada
klien diharapkan mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam
pemberian obat.
3.2 SARAN
Perawat harus mengetahui enam hal yang benar dalam pemberian obat kepada
pasien. Karena hal itu berperan penting dalam kesuksesan perawat dalam pemberian obat.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.fkep.unpad.ac.id/2008/11/peran-perawat-dalam-pemberian-obat/
http://akper1a2010.blogspot.com/2011/08/peran-perawat-dalam-pemberian-obat.html
http://haris715.blogspot.com/2013/04/prinsip-enam-benar-dalam-pemberian-obat.html
http://health.liputan6.com/read/627062/tanggungjawab-perawat

12

Anda mungkin juga menyukai