Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


“VANDALISME DAN REMAJA”

Dosen Pengampu:
Drs. Made Ngurah Partha, M.Si

Disusun oleh:

Muhammad Syafa’at Abdullah (2005016049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

KALIMANTAN TIMUR

2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, karena berkat
rasa cinta kasihnya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai “Vandalisme dan
Remaja” adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk Untuk
Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar dengan bimbingan Bapak Drs. Made Ngurah Partha, M.Si.,
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan
dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.Meskipun penulis berharap isi dari
makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.

Samarinda, 03 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan ............................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah. ................................................................................ 2

BAB II Pembahasan ............................................................................................. 3


A. Pengertian Radikalisme. ....................................................................... 3
B. Kemunculan Radikalisme. .................................................................... 3
C. Konsep Terorisme dan Radikalisme ..................................................... 5
D. Fakta-Fakta Aksi Kekerasan dan Implikasinya Dalam
Masyrakat. ............................................................................................ 6
E. Peran Idiologi Pancasila Untuk membentengi diri dari
Radikalisme .......................................................................................... 8
F. Menbentengi Pemuda dari Radikalisme. ..............................................9

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan. ....................................................................................... 11
3.2 Saran. ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju


dewasa. Pada masa ini, remaja mencari jati diri dengan berusaha
menguji segenap kemampuannya. apabila dalam menguji
kemampuannya, remaja tidak dapat mengendalikan tindakan –
tindakannya yang timbul malah akan menjerumuskan mereka pada
tindakan kriminal.tidak hanya itu Masa remaja juga sering dikenal
dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa – masa ini, seorang
anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam
gejolak emosi , menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak
masalah, baik di rumah , sekolah,atau dilingkungan
pertemanannya.Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi
batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah
mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan
kriminal lainnya. Tak hanya itu maraknya lagi sekarang adalah
kejahatan vandalisme oleh kaum remaja dengan mencoret – coret
fasilitas umum yang ada disekitar mereka seperti wc sekolah , jembatan
,bangku ,meja, dll. Sungguh ironisnya remaja zaman sekarang.
Berbagai perilaku diatas hakikatnya ekspresi dari ketegangan depresi
atau setres berat menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan
harapan. Secara spikologis, para remaja – remaja ini tengah sakit keras
. Mereka tidak bisa menerima kenyataan apa adanya .Akibatnya
mereka terdorong untuk mengambil jalan pintas dengan prinsip “asal
gue senang” sungguh ironis. Sementara para kriminolog menyebut
periode yang kita hadapi sebagai periode eksploratif . lalu apa yang akan
dilakukan oleh pemerintah untuk menangani ini ???? entahlah kita lihat
saja apa yang mereka lakukan untuk generasi banga mereka. Harus kita
akui, bahwa pergaulan remaja zaman modern sekarang ini yang sudah
iii
merembet9 pula pada remaja islami. Mereka sudah terseret pergaulan
yang mereka anggap modern. Maka dari itu perbaikilah diri kita masing –
masing sebelum terlambat.

A. Rumusan Masalah

a) Apakah pengertian vandalisme?


b) Apasajakah aspek –aspek yang mempengaruhi perkembangan remaja?
c) Apa saja macam-macam vandalisme?
d) Bagaimana cara mengatasi vandalisme?

B. Tujuan Penulisan

 Mengetahui pengertian vandalisme .


 Mengetahui aspek –aspek yang mempengaruhi perkembangan remaja.
 Mengetahui jenis vandalisme.
 Mengetahui cara mengatasi vandalisme.

iv
Bab II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Vandalisme

Vandalisme adalah tindakan pengrusakan terhadap lingkungan atau norma


yang berlaku. Biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi, pelaku vandal itu
sendiri umumnya tengah mengalami gangguan kejiwaan sebagai akibat kondisi
sosial ekonomi yang tidak kondusif atau dapat juga diakibatkan oleh kurangnya
perhatian orang-orang sekitarnya, terutama keluarga.

Perilaku Vandalisme yang umum kita lihat seperti corat-coret di dinding kelas,
wc ,bangku, meja ,dinding pertokoan, rambu lalu lintas serta tempat-tempatn
lainnya . Anak-anak vandalisme menurut Dr. Ali Qaimi (2002) , lantaran
mengalami kepribadian, memiliki tanda dan ciri khusus. Umumnya ,berupa
ketidak seimbangan dalam perilaku dan kejiwaannya seperti :

 Tidak tenang , selalu merasa gelisah dan bingung .


 Tidak memperdulikan nilai –nilai etika dan aturan sosial ,bahkan
cenderung melakukan perbuatan yang bertentangan dengan undang-
undang
 Kehilangan sensitivitas dan emisi , sehingga cenderung bersikap acuh .ini
daapat terlihat dengan jelas dari mereka.
 Adakalanya bersedia mendengar nasehat, namun tidak melaksanakannya.
Bagi mereka , berbohong dan mengingkari janji merupakan hal biasa .
 Sebagian , setelah melakukan kejahatan
,menunjukan penyesalan yang mendalam .
 Selalu membuat – buat alasan un
tuk membenarkan perbuatan dan sepak terjangnya .
 Cenderung mencari lingkungan yang dapat memberikan kesenangan .
untuk itu , mereka tidak akan memperdulikan peraturan dan undang –
undang yang berlaku .
v
 Sangat menginginkan pemenuhan tuntutan dan kebutuhann
pribadi secara cepat .

Ditinjau dari sudut psikologi, perilaku mereka dilatar belakangi peniruan


dari perilaku orang – orang barat yang mereka lihat dalam film atau sinetron
televisi . mereka menganggap perilaku vandalisme bagian dari perilaku
modern bahkan hak asasi manusia.

Menurut Gabriel Moser, Psikolog Sosial di Rene Descartes University


dalam Vandalism: Research, Prevention and Social Policy yang dipublikasikan
oleh Lund University, definisi vandalisme tergantung pada perspektif yang
dipilih. Tiga pendekatan yang berpusat pada kerusakan, pelaku, atau konteks
memiliki definisi atas vandalisme yang berbeda, di antaranya:

 Definisi berdasarkan kerusakan. Vandalisme merupakan kebobrokan


atau penghancuran suatu objek dalam lingkungan.

 Definisi berdasarkan pelaku. Vandalisme merupakan tindakan yang


disengaja dan ditujukan untuk merusak atau menghancurkan sebuah objek
yang merupakan milik orang lain.

 Definisi berdasarkan konteks. Jika vandalisme digolongkan sebagai


tingkah laku agresif, maka norma sosial menjadi penting. Jadi, vandalisme
merupakan tingkah laku yang melanggar norma.

vi
2.Aspek –aspek perkembangan remaja

Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan fisik maupun


psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral, dan
agama.

 Perkembangan fisik

Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah


perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk
tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas
reproduktif . dalam perkembangan seksualitas remaja, ditamdai dengan
ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri sekunder. secara fisik masa remaja
ditandai dengan matangnya organ-organ seksual dimana remaja pria
mengalami pertumbuhan pada organ testis dan kelenjar prostart,
matangnya organ-organ ini memungkinkan remaja pria mengalami mimpi
basah, sementara remaja wanita ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina
dan ovarium yang bisa menghasilkan sel telur yang membuat remaja putri
mengalami haid.

 Aspek intlektual (kognitif)

Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berpikir oprasional


formal, tahap ini ditandai dengan kemampuan berfikir afstrak (seperti
memecahkan persamaan aljabar), idealistik (seperti berpikir tentang ciri-
ciri ideal dirinya, orang lain dan masyarakat), dan logis (seperti menyusun
rencana untuk memecahkan masalah).Tipe pemikiran logis ini.oleh plaget
disebut juga pemikiran deduktif hipotatik (hypotatical-
deductivereasoning),yaitu kemampuan koqnitif untuk mengembangkan
hipotesis (dugaan-dugaan terbaik) tentang cara-cara memecahkan masalah
dan mengambil kesimpulan. Tahap berpikir oprasional formal ini ditandai
juga dengan ciri-ciri:

vi
i
 Cara berpikir yang tidak sebatas disini dan sekarang
 Kemampuan berpikir hipoteti
 Kemampuan melakukan eksplorasi dan ekspansi pemikiran,
horizon berpikirnya semangkin luas seperti aspek-aspek sosial,
moralitas dan keadilan.
 Aspek emosi.

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, pertumbuhan organ-


organ seksual mempengaruhi emosi atau perasaan-perasaan baru yang
belum dialami sebelumnya, seperti rasa cinta, rindu dan keinginan
berkenalan lebih dekat dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal,
perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan kritis yang
sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial ,emosi yang
sering bersifat negatif dan mudah tersinggung, marah dan sedih, kondisi
ini terjadi terutama bila remaja itu hidup dilingkungan yang kurang
harmonis.

 Aspek sosial.

Pada masa ini berkembang “sosial cognition” yaitu kemampuan untuk


memahami orang lain, kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin
hubungan sosial dengan teman sebaya, pada masa ini juga ditandai dengan
berkembangnya sikap”comformity” yaitu kecendrungan untuk meniru,
mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, atau keinginan
orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan remaja yang nakal,


menjadi pecandu NAPZA, meminum minuman keras, free sek atau
berprilaku kriminal, ini disebabka pada saat remaja itu mencontoh, dia
kurang memperhitungkan baik buruknya sesuatu tindakan yang akan
dilakukan, tapi pada saat remaja sudah menanjak dewasa maka

vi
ii
kemampuan untuk menirunya berkurang karena kemampuan untuk
berpikir sudah semangkin matang.

 Aspek kepribadian.

Masa remaja merupakan saat berkembang self identity ( kesadaran akan


identitas atau jati diri), Apa bila remaja memahami dirinya, peran-peranya
dalam kehidupan maka dia akan menemukan jati dirinya, dalam arti lain
dia akan memiliki kepribadan yang sehat sebaliknya apa bila ia gagal
maka ia akan mengalami kebingungan atau kekacauan sehingga ia
cendrung memiliki kepribadian yang kurang sehat. Remaja yang
mempunyai kepribadian yang kurang sehat dia cendrung untuk melakukan
tindakan – tindakan atau prilaku yang menyimpang yang keluar dari
aturan-aturan norma baik itu norma sosial maupun norma hukum seperti:
remaja pria rambutnya di cat merah, memakai anting-anting, memakai
gelang dan kalung, pakaian compang camping, bertato, merokok narkoba
dan minum-minumam keras Prilaku nakal atau aneh-aneh itu berkembang
karena dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya orang tua tidak
memberikan ketauladanan dalam berakhlak mulia atau pengamalan ajaran
agama, orang tua bersikap bebas, otoriter, maka anak mengalami pola asuh
yang salah.

 Aspek Kesadaran beragama

Pendapat William Kay, yaitu bahwa tugas utama perkembangan remaja


adalah memperoleh kematangan system moral untuk membimbing
perilakunya.Kematangan remaja belumlah sempurna,jika tidak memiliki
kode moral yang dapat diterima secara universal. Pendapat ini menunjukan
tentang pentingnya remaja memiliki landasan hidup yang kokoh, yaitu
nilai-nlai moral, terutama yang bersumber dari agama.Terkait dengan

ix
kehidupan beragama remaja, ternyata mengalami proses yang cukup
panjang untuk mencapai kesadaran beragama yang diharapkan. Kualitas
kesadaran beragama remaja sangat diperbaharui oleh kualitas pendidikan
atau pengalaman keagamaan yang diterimanya sejak usia dini, terutama di
lingkungan keluarga.

3. Macam-macam vandalisme

Tiga jenis vandalisme yaitu:

 Perlakuan

Perbuatan ini dilakukan dengan sengaja semata-mata untuk mencari


keuntungan dengan menjual harta benda yang dicuri. Perbuatan ini
dilakukan sama ada dengan merosak atau memecahkan harta benda
tersebut. Perbuatan ini dengan sendirinya telah mencacatkan bentuk harta
benda dari yang asalnya. Dari segi perlakuan ini juga menunjukkan
perbuatan suka-suka dan tunjuk berani dengan merosakkan harta benda
tersebut dengan tidak mempunyai perasaan bersalah sekalipun.

 Dendam

Berkaitan dengan kerusakkan harta benda yang melibatkan


perasaan tidak puas hati, melepaskan geram atau kemarahan kepada pihak
yang tertentu.

 Conteng atau Graffiti

Menconteng harta benda awam atau harta peribadi orang awam juga
dikatakan pemugut. Biasanya mereka ini akan menconteng di dinding-
dinding bangunan, pagar konkrit, pondok-pondok berehat dan tempat
kemudahan awam, di taman rekreasi dan sebagainya dengan mesej-mesej
tertentu yang ada di antaranya tertulis perkataan berupa suatu pesanan dan

x
adakalanya juga contengan tersebut mengandungi perkataan-perkataan yang
memalukan.

Perbuatan contengan atau graffiti ini adalah hasil dari keinginan seseorang
untuk mengatakan sesuatu untuk memberi komen, memberitahu,
menghibur, meyakinkan, menyakiti ataupun sekadar untuk ia memberitahu
akan kehadiran dan kewujudannya di bumi ini.

4. Cara mengatasi vandalisme

 Penguat kuasaan Undang-undang

Sanksi vandalisme berdasarkan KUHP (Kitab Undang-undang Hukum


Pidana) Pasal 170 ayat 1: Barangsiapa secara terang-terangan dan secara
bersama-sama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.

 . Peranan Orang Tua

Orang tua berperanan memberi arahan kepada remaja tentang falsafah


kepentingan harta benda awam. Orang tua semestinya menerangkan
kepada anak-anak tentang pentingnya menganggap harta benda orang lain
sama seperti harta sendiri. Secara tidak langsung sekiranya anak sudah
diingatkan dengan falsafah ini,maka sudah tentu masalah vandalisme tidak
akan menggejolak seperti hari ini. Orang tua perlu mengasihi dan
mendampingi anak-anak mereka supaya tidak berlaku kebosanan dan
kekosongan di hati remaja. Kesedaran perlu diterapkan untuk membentuk
jiwa remaja yang sehat dan fikiran yang matang sebelum melangkah ke
alam dewasa.

 Peranan Masyarakat dan Pihak Sekolah.

Setiap anggota masyarakat perlu bersikap prihatin dan memberi


perhatian kepada anak mereka agar tidak melakukan perbuatan yang salah
xi
ini dan masyarakat perlu peka terhadap apa yang berlaku di sekeliling
mereka. Masyarakat perlu proaktif terhadap gejala vandalisme yang
berlaku di kawasan mereka. Selain itu anggota masyarakat boleh
memainkan peranan penting memberikan kefahaman betapa buruknya
akhlak vandalisme. Pihak sekolah patut memberi nasihat dan bimbingan
kepada pelajar mengenai kepentingan harta awam .Generasi muda perlu
diterangkan dengan mendalam tentang tanggungjawab mereka terhadap
harta benda awam. Terangkan kepada pelajar apa perasaan mereka
sekiranya beg sekolah mereka diconteng atau dicorat-coret oleh mereka
tidak bertanggungjawab Kesedaran seumpama itu akan sedikit sebanyak
memberi gambaran tentang pentingnya sikap dan tanggungjawab.

 Peranan Media Massa

Selain berfungsi sebagai media hiburan dan sumber maklumat terkini,


media massa juga seharusnya bertanggungjawab sosial kepada masyarakat.
Media massa memainkan peranan dan mempunyai pengaruh kuat dari segi
menanam kesedaran memperoleh kerjasama dan menyampai maklumat
tentang vandalisme dalam apa bentuk rancaangan yang tersiar atau yang
terdapat dalam media massa. Media massa juga berperanan membantu
pihak kerajaan dari segi mengadakan kempen agar masyarakat faham dan
menghayati kempen ” Harta Awam Milik Bersama” kerana dengan adanya
komitmen daripada media massa.

xi
i
Bab III

PENUTUP

1. Simpulan

Tindakan vandalisme merupakan sebuah bentuk ekspresi para pelajar


yang disalurkan secara negatif dengan aksi merusak keindahan lingkungan
melalui corat-coret tembok di pinggir jalan. Vandalisme yang dilakukan
para pelajar adalah bentuk ke-egoisan diri agar diakui keberadaannya. Para
pelajar yang melakukan aksi corat-coret tembok bertujuan agar orang lain
tau bahwa apa yang dituliskannya itu merupakan bentuk eksistensi atau
menunjukkan kekuasaan pada geng dan komunitasnya tersebut. Kreatifitas
para pelajar hendaknya bisa disalurkan melalui media yang secara khusus
menyediakan tempat untuk grafiti dan mural. Melalui lomba grafiti atau
mural, seni menggambar bisa disalurkan secara positif menjadi media
grafis yang bermakna.Vandalisme bisa dicegah jika kesadaran akan
keindahan lingkungan bisa terus dijaga. Selain itu diperlukan sosialisasi
pada para pelajar jika tindakan tersebut adalah penyimpangan sosial dan
merusak keindahan lingkungan.

xi
ii
2. Saran

Dalam menyikapi masalah remaja terutama vandalisme ada beberapa saran


yang mungkin dapat di jadikan acuan diantaranya:

 Keluarga sebagai awal tempat pendidikan harus mampu membentuk


pola fikir yang baik untuk para remaja.
 Masyarakat perlu menyadari akan perannya dalam penciptaan suasana
yang kondusif.
 Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan
yang baik untuk membantu remaja mengasah kemampuan dan
mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya

DAFTAR PUSTAKA

Adib, Zaenal. (2011).Panduan dan aplikasi Pendidikan karakter.


Bandung:Yramawidya

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kartono, Kartini. (2008). Patologi Sosial II: Kenakalan Remaja. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada

Syamsu,Yusuf.L.N.(2012).Perkembangan peserta didik,Jakarta,Rajawali pers

Sarlito W.Sarwono ,(2013),Psikologi Remaja,Jakarta,Rajawali pers

Yutinus, Semiun.OFM. (2010). Kesehatan Mental I. Yogyakarta: Penerbit


Kanisisus

xi
v
https://id-id.facebook.com/CommuterLine/posts/vandalisme-atau-tindakan-
perusakan-yang-harus-ditanggapi-sebagai-masalah-serius-
/2126676404046192/#:~:text=Sanksi%20vandalisme%20berdasarkan%20KUHP
%20(Kitab,lama%20lima%20tahun%20enam%20bulan.

https://www.guesehat.com/ada-gangguan-perilaku-di-balik-aksi-vandalisme-
kereta-mrt

https://imammalik11.wordpress.com/2012/05/10/aspek-aspek-perkembangan-
remaja/

x
v

Anda mungkin juga menyukai