Anda di halaman 1dari 79

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM


PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN
METODE PROBLEM SOLVING DI KELAS IV
SDN 39 TANJUNG BUNGO KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Disusun Oleh:
DELMAWATI, S.Pd

GURU KELAS SDN 39 TANJUNG BUNGO


KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI
KABUPATEN PESISIR SELATAN

1
2
3
4
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberi berbagai kenikmatan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan Karya

Tulis, berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, tepat sesuai dengan target.

Permasalahan yang timbul dalam keseharian ketika penulis mengajar,

memberikan inspirasi bagi terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini. Dengan

segala keterbatasan dan wawasan yang penulis miliki, penulis sangat sadar sekali

bahwa Karya Tulis sederhana ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu

penulis berharap adanya masukan berupa kritik dan saran yang konstruktif dari

berbagai pihak bagi perbaikan penulis kedepannya.

Dan kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian

ini penulis ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya, terutama kepada

keluarga tercinta, suami dan anak tercinta, yang terus menerus menjadi motivator

dan inspirator kebaikan dan kemuliaan. Semoga mereka menjadi hamba-hamba

Allah SWT yang istiqamah, dan kepada sahabat-sahabat semoga kebaikan sahabat

dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Aamiin.

Terakhir, penulis berharap bahwa karya tulis sederhana ini bisa memberi

inspirasi kepada semua pihak terutama sahabat-sahabat saya, guru kelas

dimanapun, yang kebetulan membaca karya tulis ini. Aamiin.

Tanjung Bungo, Juli 2020


Penulis

DELMAWATI, S.Pd

5
ABSTRAK

DELMAWATI, S.Pd (2020): Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tematik


Terpadu Menggunakan Metode Problem Solving Di Kelas IV SDN 39
Tanjung Bungo Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir
Selatan”.

Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman


siswa terhadap pembelajaran tematik. Rendahnya hasil belajar siswa serta aktivitas
belajar siswa masih rendah. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan menggunakan metode Problem Solving.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan Hasil Belajar


Tematik Dengan Menggunakan Metode Problem Solving Di Kelas IV SDN 39
Tanjung Bungo Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga
kali pertemuan. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 39 Tanjung
Bungo yang berjumlah 20 orang. Instrumen penelitian yang digunakan ini adalah
lembar observasi aktivitas siswa dan tes hasil belajar siswa.

Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Tematik


Dengan Menggunakan Metode Problem Solving dapat meningkatkan aktivitas
siswa. Berdasarkan kesimpulan tersebut, disarankan kepada guru agar dapat
mempertimbangkan penggunaan Metode Problem Solving dalam pembelajaran
tematik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

6
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................2
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH............................................4
PENGANTAR..................................................................................................5
ABSTRAK........................................................................................................6
DAFTAR ISI....................................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................8
A. Latar Belakang.............................................................................................8
B. Rumusan Masalah........................................................................................11
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................11
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................11
E. Indikator Keberhasilan.................................................................................12
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................13
A. Kajian Teori.................................................................................................13
B. Kerangka Berpikir........................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat, Waktu dan Jumlah Siswa...............................................................29
B. Desain Penelitian..........................................................................................30
C. Metode Pengumpulan data...........................................................................32
D. Analisis data.................................................................................................33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian............................................................................................34
B. Pembahasan..................................................................................................35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................................41
B. Saran.............................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................42

LAMPIRAN

7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Ilmu merupakan suatu hal yang sangat berharga dan sangat dibutuhkan

oleh manusia, apalagi diera globalisasi ini dimana teknologi berkembang

begitu cepat menuju era tinggal landas. Berkembangnya ilmu telah dimulai

sejak ribuan tahun yang lalu. Saat itu ilmu menjadi tolak ukur tingginya

peradaban suatu negeri. Negeri yang mempunyai peradaban tinggi membuat

rakyatnya hidup makmur. Sebagaimana perkataan imam Syafi’i: “Siapa yang

menginginkan kebahagiaan di dunia hendaklah dengan ilmu, dan siapa yang

menginginkan kebahagian di akhirat hendaklah dengan ilmu, dan siapa yang

menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat hendaklah dengan ilmu”. Dari

hadits ini jelaslah bagi kita tentang pentingnya ilmu sebagai dasar untuk

mencapai suatu kebahagiaan melalui sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan yang penting dalam

kehidupan manusia yang mengalami perkembangan seiring dengan

pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu pendidikan harus benar-benar

diarahkan sehingga manusia mampu berkompetisi secara sehat dan

mempunyai akhlakul karimah. Hal ini seiring dengan Undang-undang No. 20

tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional adalah untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia

yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian

yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan diri maupun

memberdayakan potensi alam dan lingkungan untuk kepentingan hidupnya.

8
Suatu bangsa dihadapkan pada berbagai perkembangan yang terjadi pada

seluruh aspek kehidupannya. Perkembangan yang terjadi antara lain dalam

bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Dewasa ini terus dibicarakan masalah tentang mutu pendidikan, yaitu

prestasi belajar siswa dalam suatu bidang ilmu tertentu. Menyadari hal

tersebut, maka pemerintah bersama ahli pendidikan, berusaha untuk lebih

mementingkan kualitas pendidikan. Upaya pembaharuan pendidikan telah

banyak dilakukan oleh pemerintah, diantaranya melalui seminar, lokakarya

dan pelatihan-pelatihan dalam hal pemantapan materi pelajaran serta metode

pembelajaran untuk bidang studi tertentu misalnya IPA, Matematika dan lain-

lainnya. Sudah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesaia, khususnya pendidikan

matematika di sekolah, namun belum menampakkan hasil yang memuaskan

ditinjau dari hasil prestasi belajar siswa.

Berbicara masalah rendahnya prestasi belajar siswa, khususnya

prestasi belajar Tematik dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam

diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Dalam proses belajar

mengajar di Sekolah Dasar, model pembelajaran yang digunakan oleh guru

merupakan salah satu faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar siswa. Penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung

membuat siswa pasif dalam proses belajar mengajar, dapat membuat siswa

merasa bosan sehingga tidak tertarik lagi untuk mengikuti pelajaran tersebut,

terlebih lagi pelajaran Tematik yang merupakan kaitan dengan beberapa

bidang studi. Sehingga pemahamannya memerlukan daya nalar yang tinggi.

Oleh karena itu, dibutuhkan ketekunan, keuletan, perhatian, dan motivasi yang

tinggi untuk memahami pelajaran Tematik.

9
Dalam pembelajaran Tematik seringkali didapatkan bahwa siswa sukar

menerima dan mememahami pelajaran Tematik bahkan banyak yang

mengeluh bahwa pelajaran Tematik membosankan, tidak menarik dan susah

untuk dipahami. Hal ini terbukti dengan hasil pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti.

Permasalahan tersebut terjadi karena dalam proses belajar mengajar

guru yang lebih aktif sedangkan siswa hanya melihat dan mendengarkan saja.

Dalam Proses belajar mengajar guru hanya berceramah. Setelah guru

menjelaskan pelajaran, lalu guru menguji kemampuan siswa dengan memberi

soal latihan.

Melihat permasalahan di atas, maka selaku peneliti memikirkan

bagaimana strategi agar siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik

dan benar. Adapun usaha yang pernah dilakukan guru adalah dengan

membahas kembali soal latihan, namun siswa belum juga paham dengan

materi pelajaran yang telah disampaikan. Serta hasil yang diperoleh belum

memuaskan.

Data hasil Ujian Mid Semester I kelas IV SDN 39 Tanjung Bungo

tahun ajaran 2019 / 2020 dengan nilai rata-rata kelas 5,0. Dari 30 orang siswa

yang tuntas hanya 8 orang atau 26,7 %, dan yang tidak tuntas 22 orang atau

73,3 %.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti ingin melihat apakah

dengan menggunakan metode Problem Solving dapat meningkatkan hasil

belajar yang lebih optimal, karena dengan metode Problem Solving

diharapkan dapat mendorong siswa meningkatkan pemahaman terhadap

materi pelajaran. Sehingga dengan penggunaan metode Problem Solving dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran Tematik.

10
Bertolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Metode Problem Solving

Di Kelas IV SDN 39 Tanjung Bungo Kecamatan Linggo Sari Baganti

Kabupaten Pesisir Selatan”.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat

diidentifikasi beberapa masalah yang dihadapi antara lain:

1. Siswa kurang memahami Pembelajaran Tematik.

2. Siswa beranggapan pembelajaran Tematik membosankan.

3. Hasil belajar Tematik siswa rendah.

4. Aktivitas belajar Tematik tema siswa rendah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui

penerapan metode Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar Tematik

siswa kelas IV di SDN 39 Tanjung Bungo Kec. Linggo Sari Baganti.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah melalui penerapan metode Problem Solving

dapat meningkatkan hasil belajar tematik siswa di SDN 39 Tanjung Bungo.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Menambah wawasan peneliti dalam mengatahui penggunaan metode

Problem Solving pada pembelajaran tematik di kelas IV SDN 39 Tanjung

Bungo.

11
2. Bagi Guru

Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan metode

Problem Solving pada pembelajaran tematik.

3. Bagi siswa

Untuk meningkatkan proses belajar siswa dalam pembelajaran tematik

dengan menggunakan metode Problem Solving.

4. Bagi Sekolah

Untuk mengembangkan fungsi lembaga pendidikan dalam mewujudkan

pengelolaan kurikulum berbasis Kompetensi. Antara lain merintis

pelaksanaan pembelajaran yang benar-benar merujuk kepada kondisi dan

kompetensi realistik sekolah yang bersangkutan.

E. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran diukur dengan

menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). KKM di kelas IV SDN

39 Tanjung Bungo adalah 60. Adapun indikator keberhasilan pada penelitian

ini adalah:

1. Aktivitas siswa dari ketiga aspek yang diharapkan mencapai 60 %.

2. Secara klasikal hasil belajar siswa meningkat di atas KKM yaitu

mencapai >60.

12
BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori

1. Hakikat Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah proses perubahan seseorang yang dilakukan dengan

sengaja, perubahan itu baik tingkah laku maupun kondisi eksternal dan

kondisi internal. Melalui proses belajar yang dilakukan akan diperoleh

suatu hasil belajar yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku,

baik dalam bentuk sikap, pengetahuan maupun keterampilan.

Hasil belajar berdasarkan ranah sikap adalah: penerimaan,

partisipasi, penilaian sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

Sedangkan hasil belajar dari ranah pengetahuan adalah: pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan dari

ranah keterampilan adalah: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,

gerakan terbiasa, gerakan komplek, penyesuaian pola gerakan.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.

Karena dengan melihat hasil belajar siswa, guru akan dapat mengetahui

sejauh mana siswa tersebut memahami suatu pembelajaran. Sebagaimana

dikemukakan oleh Sudjana (2010: 24) “Hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”.

Hasil belajar merupakan suatu bentuk perubahan perilaku yang

cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dari

proses pembelajaran yang dilakukan dalam waktu tertentu (Asep, 2012:

14). Sedangkan menurut Nawawi (dalam Susanto 2013: 5) “Hasil belajar

13
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh

dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu”.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang diperoleh siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar dapat dilihat melalui

hasil tes untuk mendapatkan suatu skor yang akan menunjukkan tingkat

kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

b. Jenis-Jenis Hasil Belajar

Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran

berlangsung terdiri atas tiga aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Ungkapan tersebut sesuai dengan yang dinyatakan Bloom

(dalam Sudjana, 2009: 22) yang menyatakan bahwa hasil belajar terdiri

tiga ranah yaitu:

1) Ranah pengetahuan berkenaan dengan hasil belajar intelektual


yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek
pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2) Ranah afektif
berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. 3) Ranah psikomotor perkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak, ada enam aspek ranah
psikomotor yakni, gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Senada dengan pendapat di atas, Asep (2012: 16) juga membagi

hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu: “(1) Ranah kognitif, yakni terdiri

dari Pengetahuan, pemahaman, aplikasi analisa, sintesa, evaluasi, (2)

14
Ranah afektif (sikap), yakni terdiri dari menerima atau memperhatikan,

merespon, penghargaan, mengorganisasikan, mempribadi (mewatak), (3)

Ranah psikomotorik (keterampilan), yakni terdiri dari menirukan,

manipulasi, keseksamaan, artikulasi dan naturalisasi”.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat

dikategorikan dalam tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Pengetahuan berkaitan dengan kemampuan intelektual

manusia, afektif berkaitan dengan perilaku daya rasa atau emosional

manusia yaitu kemampuan menguasai nilai-nilai yang dapat membentuk

sikap, keterampilan berkaitan dengan perilaku-perilaku dalam bentuk

keterampilan motorik.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas

sebagai hasil belajar. Hasil belajar dapat dicapai siswa melalui usaha-

usaha sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi ranah sikap,

pengetahuan, dan keterampilan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan

tercapai secara optimal. Hasil belajar yang diperoleh siswa tidak sama

karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilannya dalam

proses belajar, diantaranya, yaitu: 1) faktor internal yaitu faktor yng

berasal dari dalam diri siswa itu sendiri seperti faktor kesehatan,

intelegensi, perhatian, minat, dan bakat dan 2) faktor eksternal yaitu

faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti cara orang tua mendidik,

keadaan ekonomi keluarga, metode mengajar, kurikulum dan lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu, 1) Faktor

internal yaitu faktor yang ada dalam diri masing-masing individu yang

sedang belajar seperti faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor

15
kelelahan. 2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri

individu, seperti faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat

(Sabri, dalam jurnal Andita Putri Surya, 2018: 43).

Sementara itu, menurut Muhibbin (2008: 132-139) faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi tiga yaitu:

1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa
sendiri yang meliputi yaitu aspek fisikologi (keadaan jasmani
siswa) dan aspek psikologis (keadaan rohani seperti intelegensi,
sikap, bakat, minat dan motivasi siswa). 2) Faktor eksternal yaitu
faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi faktor
lingkungan sosial (keluarga, guru, masyarakat dan teman) dan
faktor lingkungan nonsosial (rumah, sekolah, peralatan dan alam);
dan 3) Faktor pendekatan belajar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa secara umum dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri dan faktor

eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa.

d. Kegunaan Hasil Belajar

Kegunaan hasil belajar adalah untuk dapat melihat perubahan

tingkah laku siswa setelah ia menerima pengajaran dari guru. Kegunaan

hasil belajar adalah dapat mengetahui siswa yang sudah berhasil

menguasai bahan pelajaran tertentu.

Menurut Ngalim (2010: 5) kegunaan hasil belajar adalah: “1)

Untuk mengetahui kemajuan dan melakukan proses pembelajaran selama

jangka waktu tertentu. 2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program

pembelajaran. 3) Untuk keperluan bimbingan dan konseling. 4) Untuk

keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang

bersangkutan”. Kegunaan suatu pembelajaran dapat dipakai sebagai

pengaruh yang dapat memberikan suatu ukuran nilai dari metode

16
(strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda (Reiguluth dalam Jamil,

2014: 37).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa kegunaan hasil belajar adalah ntuk mengetahui kemajuan dalam

melakukan proses pembelajaran, mengetahui tingkat keberhasilan

program pembelajaran, untuk keperluan bimbingan konseling dan untuk

mengetahui keberhasilan siswa pada pembelajaran, untuk pengembangan

serta perbaikan kurikulum sekolah bersangkutan, dan sebagai pengaruh

yang memberikan suatu ukuran nilai dan metode.

2. Pembelajaran Tematik Terpadu

a. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu adalah suatu pembelajaran yang

menggabungkan beberapa materi pelajaran dan menyajikannya ke dalam

sebuah tema atau topik. Pembelajaran tematik terpadu dapat diartikan

sebagai kegiatan pembelajaran yang menggabungkan beberapa materi

pelajaran dalam satu topik pembahasan (Suryosubroto, 2009: 133).

Sutirjo dan Mamik (dalam Suryosubroto, 2009: 133) menyatakan

bahwa “Pembelajaran tematik terpadu merupakan satu usaha untuk

mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajar,

serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema”. Pembelajaran

tematik terpadu dilakukan untuk mengupayakan suatu perbaikan kualitas

pendidikan. Pembelajaran tematik terpadu juga menekankan pada

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Tematik terpadu adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat

memberikan pengalaman bermakna pada siswa (Trianto, 2010: 32).

17
Melalui pembelajaran tematik terpadu, siswa dapat memperoleh

pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk

menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.

Dengan demikian siswa terlatih untuk menemukan sendiri berbagai

konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, autentik,

dan aktif.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik terpadu adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

megintegrasikan aspek pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap, serta

pemikiran dalam sebuah materi pelajaran menggunakan tema atau topik.

Melalui pembelajaran tematik terpadu, siswa dapat memperoleh

pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk

menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran

tematik terpadu memiliki beberapa karakteristik. Menurut Majid (2014:

89-90) karakteristik pembelajaran tematik terpadu:

1) Berpusat pada siswa, Pembelajaran tematik terpadu berpusat


pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan
belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai
subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator, yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa
untuk melakukan aktivitas belajar. 2) Memberikan pengalaman
langsung, Pembelajaran tematik terpadu bisa memberikan
pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan
pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak. 3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, Dalam
pembelajaran tematik, pemisahan antarmata pelajaran menjadi tak
begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan
tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa
sesuai dengan kurikulum.4) Menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran, Pembelajaran tematik terpadu menyajikan konsep-
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses

18
pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu menguasai konsep-
konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. 5) Bersifat fleksibel, Pembelajaran tematik
terpadu bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang
lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. 6)
Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Karakteristik pembelajaran tematik terpadu menurut Tim

Pengembang PGSD (dalam Dismawan, 2014: 19-20) yaitu sebagai

berikut:

1) Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat


perhatian dalam pembelajaran tematik terpadu diamati dan dikaji
dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang
yang terkotak-kotak. 2) Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari
berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam
jalinan antar skemata yang dimiliki oleh siswa, yang pada
gilirannya akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi
yang dipelajari. 3) Autentik, pembelajaran tematik terpadu
memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan
prinsip yang ingin dipelajari. 4) Aktif, pembelajaran tematik
terpadu dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan diskoveri
inkuiri, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses
evaluasi.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat penulis simpulkan bahwa

karakteristik pembelajaran tematik terpadu yaitu: Pembelajaran lebih

berpusat pada siswa (student centered), pembelajaran yang dilakukan

memberikan siswa pengalaman langsung, pembelajaran yang terpadu

yaitu tidak jelas pemisah antar pelajaran, serta bersifat fleksibel, dan

pembelajaran bersifat menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

c. Peran Tema Dalam Proses Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu dirancang berdasarkan tema-tema

tertentu. Pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa mata pelajaran dapat memberikan pengalaman bermakna

kepada siswa. Kata tema berasal dari Bahasa Yunani tithenai yang berarti

19
menempatkan atau meletakkan dan kemudian kata itu mengalami

perkembangan sehingga kata tithenai berubah menjadi tema. Menurut

Majid (2014: 85) “Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan

berbagai konsep pada anak didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema

diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan

yang utuh, memperkaya pembendaharaan bahasa anak didik dan

membuat pembelajaran lebih bermakna”. Tema adalah pokok

pembahasan dari suatu pembicaraan (Rusman, 2015: 87).

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran

tema dalam pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai pokok pikiran

serta wadah yang berguna untuk mengenalkan berbagai konsep kepada

anak didik secara utuh.

d. Kelebihan Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu memiliki beberapa kelebihan dan

kekurangan diantaranya yaitu, Suryosubroto (2009: 135) menyatakan

kelebihan pembelajaran tematik, yaitu:

1) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa,


2) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa, 3) Hasil belajar akan bertahan
lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, 4) Menumbuhkan
keterampilan sosial, seperti bekerjasama, toleransi, komunikasi,
dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Senada dengan kelebihan di atas Majid (2014: 92-94) menjelaskan

kelebihan dari pembelajaran tematik terpadu sebagai berikut:

1) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak


didik, 2) Memberi pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik,
3) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan
bermakna, 4) Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik
sesuai dengan persoalan yang dihadapi, 5) Menumbuhkan
keterampilan sosial melalui kerja sama, 6) Memiliki sikap
toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain, 7)
Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan
yang dihadapi dalam lingkungan anak didik.
20
Kemudian menurut Rusman (2015: 88) pembelajaran tematik

terpadu terpadu memiliki keunggulan dan arti penting, yakni sebagai

berikut:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat


perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar, artinya
adalah pembelajaran tematik terpadu sangat cocok digunakan di
sekolah dasar karena sesuai dengan usia anak sekolah dasar. 2)
Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
tidak bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, artinya adalah siswa
diminta untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
diminati siswa sehingga siswa nanti akan senang dengan
pembelajaran yang diikutinya. 3) Kegiatan belajar akan lebih
bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar akan
bertahan lebih lama, artinya dengan pembelajaran tematik terpadu
siswa akan lebih lama mengingat pembelajaran dikarenakan
kegiatan pembelajaran pada pembelajaran tematik terpadu itu
terkesan lebih bermakna terhadap siswa. 4) Membantu
mengembangkan keterampilan berpikir siswa, artinya
pembelajaran tematik terpadu merupakan sarana untuk membuat
siswa untuk berpikir lebih luas. 5) Menyajikan kegiatan belajar
yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering
ditemui siswa dalam lingkungannya, artinya pembelajaran tematik
terpadu mengaitkan masalah yang ditemui oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari dan permasalahan itu disajikan ke dalam
pembelajaran. 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa,
seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap
gagasan orang lain, artinya pembelajaran tematik terpadu
mengajarkan siswa untuk bekerjasama dan menghargai pendapat
orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

keunggulan pembelajaran tematik terpadu terpadu adalah pada saat

kegiatan pembelajaran berlangsung siswa akan merasa senang karena

pembelajaran berangkat dari minat dan kebutuhan siswa, selain itu

pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa karena dalam

pembelajarannya siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka

pelajari melalui pengalaman langsung sehingga hasil belajar yang

diperoleh akan dapat bertahan lama serta dapat membantu

mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

21
3. Metode Problem Solving

a. Pengertian Metode Problem Solving

Menurut Muliawan (2016: 262) “Metode problem solving adalah

metode pembelajaran yang menerapkan pola pemberian masalah atau

kasus kepada siswa untuk diselesaikan. Masalah atau kasus itu tentu

disesuaikan dengan materi bidang studi yang menjadi pusat belajar”.

Metode problem solving juga dijelaskan dalam jurnal Kurino

(2016: Vol.4) “adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan

menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan

disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa”.

Metode problem solving dalam proses pembelajaran memungkinkan

menghubungkan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari, dapat

merangsang kemampuan intelektual dan daya pikir anak, melatih

membiasakan diri dalam menghadapi masalah. Metode problem solving

bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu

metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan

metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik

kesimpulan. Problem Solving merupakan suatu keterampilan yang

meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisis situasi, dan

mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif

sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai

sasaran.

Metode problem solving merupakan metode berbasis masalah,

yaitu yang berorientasi pada pemecahan suatu masalah oleh siswa melalui

kerja kelompok, metode ini merupakan salah satu jenis metode

pembelajaran yang termasuk dalam pembelajaran aktif. Menurut

22
Djamarah (2010: 91) metode problem solving (metode pemecahan

masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tapi juga merupakan

suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan

metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada

menarik kesimpulan. Selain itu Shoimin (2014: 136) menguraikan

problem solving adalah keterampilan siswa yang meliputi kemampuan

siswa dalam mencari informasi untuk pemecahan permasalahan, sehingga

siswa mampu menganalisis situasi dalam kehidupan sehari-hari atau

lingkungan sekitar dan mampu mengidentifikasi masalah dengan

mendapatkan solusi atau kesimpulan dalam mencapai permasalahan. Jadi

dapat disimpulkan metode problem solving adalah metode yang

digunakan untuk dan menjadikan siswa berpikir dalam memecahkan

suatu masalah, dilakukan dengan mencari data, menemukan solusi dan

menarik kesimpulan dalam mencapai permasalahan.

b. Karakteristik Problem Solving

Metode problem solving dapat melatih kemampuan siswa dalam

pemecahan masalah secara terampil dan mengembangkan kemampuan

berpikir menjadi lebih kreatif. Dengan menerapkan metode problem

solving diharapkan dapat membuat proses pembelajaran berjalan secara

aktif, kreatif, dan siswa dapat menyelesaikan persoalan secara mandiri,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Menurut Samford (dalam Susanto, 2016: 78) mengemukakan

karakteristik pembelajaran problem solving yang baik adalah sebagai

berikut:

1) Terhubung dan berorientasi kepada kehidupan nyata, 2)


Menggunakan sejumlah hipotesis (jawaban sementara sebagai
pedoman), 3) Melibatkan kerjasama dalam belajar (team work

23
berupa cooperative learning), 4) Konsisten dengan tujuan
pembelajaran, 5) Belajar dibangun dari konsep dan pengetahuan
awal, serta pengalaman siswa, 6) Mempromosikan pengembangan
kemampuan keterampilan kognitif siswa pada ranah tingkat tinggi
(berdasarkan taksonomi Bloom)

Berdasarkan pendapat di atas, karakteristik dari Problem Solving

adalah: Menghubungkan masalah yang dikaji dengan kehidupan sehari-

hari siswa, adanya hipotesis yang diberikan guru, melibatkan kerjasama

siswa, memberikan pengetahuan dan pengalaman baru kepada siswa, dan

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif, kritis, dan

mencari informasi.

c. Langkah-langkah Problem Solving

Metode Problem Solving memiliki langkah-langkah yang saling

berkaitan dalam pelaksanaanya. Menurut Muliawan (2016: 263)

menjelaskan langkah-langkah Problem Solving sebagai berikut:

1) Guru menyiapkan materi pelajaran sekaligus jenis masalah atau


kasus yang akan diberikan pada siswa, 2) Guru menyampaikan
materi pelajaran pokok kepada siswa sebagai pengantar, 3) Guru
membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kerja sebagai
langkah awal, 4) Guru memberikan satu jenis masalah pada tiap
kelompok kerja siswa untuk diselesaikan, 5) Siswa bekerjasama
dalam tiap kelompok untuk meyelesaikan masalah yang diberikan
guru 6) Guru memberikan pendampingan dan arahan yang
diperlukan agar siswa dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi,
7) Selama belajar dan bekerja menyelesaikan masalah, siswa
diperbolehkan untuk mencari sumber referensi lain sebagai acuan
sekaligus untuk menumbuhkan motivasi belajar mandiri, 8) Setelah
siswa berhasil menyelesaikan masalah yang dihadapi, siswa
diminta membuat laporan dan kesimpulan akhir, 9) Tiap-tiap
kelompok mempresentasikan hasil belajarnya di depan kelas untuk
berbagi pengetahuan dengan kelompok lain.

Adapun langkah-langkah pembelajaran Problem Solving menurut

Djamarah (dalam jurnal Rusdi, 2015: Vol.2), yaitu sebagai berikut:

1) Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan, 2) Mencari data


atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
tersebut, 3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah

24
diperoleh, pada langkah kedua di atas. 4) Menguji kebenaran
jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus
berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul cocok, 5)
Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

Kemudian Shoimin (2014: 137) menjelaskan beberapa langkah-

langkah pembelajaran Problem Solving, yaitu:

1) Masalah sudah ada dan materi diberikan, 2) Siswa diberi


masalah sebagai pemecahan/diskusi, kerja kelompok, 3) Masalah
tidak dicari (sebagaimana pada problem based learning dari
kehidupan mereka sehari-hari), 4) Siswa ditugaskan mengevaluasi
(evaluating) dan bukan grapping seperti pada problem based
learning, 5) Siswa memberikan kesimpulan dari jawaban yang
diberikan sebagai hasil akhir, 6) Penerapan pemecahan terhadap
masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai pengujian
kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada
kesimpulan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, penulis memilih langkah-

langkah dalam pelaksanaan Problem Solving menurut Djamarah (dalam

jurnal Rusdi, 2015: Vol.2), yaitu:

1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.

2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk

memecahakan masalah tersebut.

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.

5. Menarik kesimpulan.

Saya memilih langkah-langkah menurut Djamarah (dalam jurnal

Rusdi, 2015: Vol.2) karena lebih mudah dipahami dan dilaksanakan.

d. Keunggulan Problem Solving

Ada beberapa keunggulan Problem Solving. Muliawan (2016: 264)

mengatakan beberapa keunggulan pembelajaran metode Problem Solving

yaitu:

25
1) Melatih siswa untuk mandiri. 2) Ilmu dan pengetahuan yang
diperoleh siswa bersifat nyata dan aplikatif. 3) Meningkatkan
kemampuan analisis siswa. 4) Menumbuhkan kebanggaan dalam
diri siswa ketika ia berhasil memecahkan masalah yang dihadapi.
5) Ilmu dan pengetahuan yang diperoleh cenderung bersifat
permanen dalam arti melekat dalam ingatan siswa.
Menurut Shoimin (2014: 137), ada beberapa keunggulan problem

solving, yaitu:

1) Dapat membuat siswa lebih menghayati kehidupan sehari-hari,


2) Dapat melatih dan membiasakan para siswa untuk menghadapi
dan memecahkan masalah secara terampil, 3) Dapat
mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara kreatif, 4)
Siswa sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya, 5)
Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, 6) Berpikir dan
bertindak kreatif, 7) Memecahkan masalah yang dihadapi secara
realistis, 8) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, 9)
Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, 10) Merangsang
perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan tepat, 11) Dapat membuat
pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya
dunia kerja.

Sedangkan dalam jurnal Kurino (2018: Vol.4), kelebihan dalam

pendekatan Problem Solving adalah “menghubungkan pengajaran dengan

kehidupan sehari-hari, karena masalah yang diangkat dalam kegiatan

belajar mengajar diambil dari kehidupan siswa sehari-hari, dapat

merangsang kemampuan intelektual dan daya pikir siswa, dapat melatih

dan membiasakan siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah

secara cermat, mampu melatih siswa untuk berpikir secara sistematis dan

menghubungkannya dengan masalah-masalah lainnya”.

Dari keunggulan yg dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, dapat

penulis simpulkan beberapa keunggulan-keunggulan problem solving,

yaitu:

1) Siswa menjadi terampil dalam memecahkan suatu persoalan


yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, 2) Melatih dan
membiasakan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, 3) Siswa
memperoleh ilmu pengetahuan yang nyata, 4) Melatih siswa untuk
berpikir secara realistis dan siswa mampu menghadapi dan
memecahkan masalah secara cermat.
26
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana

yang menggambarkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam

pencapaian Kompetensi Dasar. RPP adalah rencana pembelajaran yang

berisi materi pokok atau tema yang dibuat secara rinci berdasarkan

silabus (Widyastono, 2015).

Menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses,

(dalam Kemendikbud, 2014: 121) “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu

pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai

kompetensi dasar”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu rancangan

pembelajaran yang menggambarkan tentang pelaksanaan pembelajaran

yang akan dilakukan dalam pencapaian Kompetensi Dasar yang

diharapkan.

b. Komponen-Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sebelum menyusun RPP, seorang guru harus mengetahui terlebih

dahulu apa-apa saja komponen dari RPP tersebut. Komponen-komponen

tersebut ialah: Identitas sekolah, identitas tema/subtema, kelas/semester,

materi pokok, alokasi waktu, kompetensi inti, kompetensi dasar dan

indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode

pembelajaran, media, alat dan sumber pembelajaran, langkah-langkah

kegiatan pembelajaran, dan penilaian (Kemendikbud, 2014).

27
Menurut Widyastono (2015) RPP paling sedikit memuat: 1) tujuan

pembelajaran, 2) materi pembelajaran, 3) metode pembelajaran, 4)

sumber belajar, dan 5) penilaian.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

komponen-komponen dari RPP ialah: Identitas mata pelajaran,

kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi

ajar, metode pembelajaran, media, alat, dan sumber belajar, langkah-

langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

B. Kerangka Berpikir

Penelitian ini melihat pengaruh model Problem Solving terhadap

hasil belajar tematik terpadu siswa kelas IV SDN 39 Tanjung Bungo

Kecamatan Linggo Sari baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Yang kemudian

dihitung rata-rata peningkatan hasil belajar dari penerapan model Problem

Solving. Pemilihan model pembelajaran ini sangat penting untuk mencapai

suatu tujuan pembelajaran.

Problem Solving adalah metode berbasis masalah, yaitu yang

berorientasi pada pemecahan suatu masalah oleh siswa melalui kerja

kelompok, metode ini merupakan salah satu jenis metode pembelajaran yang

termasuk dalam pembelajaran aktif. Indikator Problem Solving yang ingin

dicapai dalam penelitian ini yaitu mampu menyelesaikan suatu masalah

menggunakan keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan mencari informasi

serta menarik kesimpulan, permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan

dunia nyata, membuat produk sebagai jawaban dari tantangan.

Hasil yang diharapkan dari metode Problem Solving adalah mampu

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik terpadu

menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang melibatkan

guru lebih aktif.


28
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

merupakan suatu penelitian tindakan yang dikembangkan dari refleksi diri

dengan tujuan terjadi perbaikan dalam proses kegiatan di dalam kelas

sehingga hasil pembelajaran dapat ditingkatkan. PTK merupakan suatu

pancaran sistematika yang dilaksanakan oleh para pelaksana dalam

kegiatannya sendiri dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan,

keberhasilan dan hambatan yang dihadapi untuk kemudian menyusun rencana

dan melakukan kegiatan penyempurnaan PTK. Sedangkah menurut Mukhlis

(2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif

oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang

dilakukan.

Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan

di Kelas IV SDN 39 Tanjung Bungo Kecamatan Linggo Sari Baganti

Kabupaten Pesisir Selatan. Pada Semester I tahun ajaran 2019 / 2020. Dengan

jumlah siswa kelas IV adalah 20 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan

10 orang perempuan.

Siswa kelas IV SDN 39 Tanjung Bungo, berasal dari lingkungan yang

beragam seperti petani, nelayan dan pedagang. Sehingga perhatian orang tua

pada anak sewaktu belajar di rumah kurang. Disamping itu, siswa-siswi kelas

IV ini memiliki kemampuan intelektual, emosional dan spiritual yang

beragam (heterogen). Kelas IV dipilih menjadi objek penelitian karena para

siswa seringkali mengalami kesulitan pada pelajaran tematik yang

29
membutuhkan pemikiran anak yang lebih tinggi dan diadakan perbaikan

melalui pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Disamping itu, para

siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran tematik. Dengan

melaksanakan perbaikan penulis berkolaborasi dengan seorang teman sejawat

yang berperan sebagai pengamat (observer).

B. Desain Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan

Sesuai dengan rumusan masalah hasil pendahuluan, peneliti

bersama guru membuat rencana tindakan yang akan dilakukan.

Tindakan ini berupa pembelajaran dalam peningkatan pemahaman

konsep melalui metode problem solving pada siswa kelas IV SDN 39

Tanjung Bungo. Kegiatan ini dimulai dengan merumuskan rancangan

tindakan pembelajaran yaitu dengan kegiatan sebagai berikut:

1) Menyusun rancangan tindakan berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran. Hal ini meliputi : a) tujuan pembelajaran, b) memilih

dan menetapkan materi, c) proses pembelajaran, d) memilih dan

menetapkan media dan sumber belajar, dan e) penilaian.

2) Menyusun indikator dan kriteria pembelajaran dengan metode

problem solving pada siswa kelas IV SDN 39 Tanjung Bungo. Serta

menyusun lembar pengamatan berupa pedoman observasi dan

catatan lapangan.

b. Pelaksanaan dan Pengamatan Tindakan

1) Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran sesuai

dengan rencana. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.

Kegiatan dilakukan oleh peneliti sebagai praktisi dan guru

30
sebagai observer. Praktisi melaksanakan kegiatan pembelajaran

di kelas berupa kegiatan interaksi antara guru dengan siswa, dan

siswa dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

a) Peneliti melaksanakan pembelajaran peningkatan pemahaman

konsep pesawat sederhana melalui metode problem solving

pada siswa kelas IV SDN 39 Tanjung Bungo sesuai dengan

rancangan pembelajaran yang dibuat.

b) Peneliti melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan,

kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk

perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.

2) Tahap Pengamatan

Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran

peningkatan pemahaman konsep melalui metode problem solving

pada siswa kelas IV SDN 39 Tanjung Bungo dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilakukan

secara intensif, objektif, dan sistematis. Dalam kegiatan

penelitian ini peneliti dan guru berusaha mengenal dan

mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan

yang terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana

maupun dampak intervensi hasil pengamatan dalam bentuk

lembar observasi.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti secara terus menerus

dari tiap-tiap siklus. Pengamatan yang dilakukan pada siklus

pertama dapat mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus

selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan

guru dan diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.


31
c. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Dalam hal ini guru

dan peneliti mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru

dilakukan. Hal-hal yang dilakukan adalah: a) menganalisis

tindakan yang baru dilakukan, b) mengulas dan menjelaskan

perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang dilakukan, dan

c) melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang

diperoleh. Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai

masukan pada tindakan selanjutnya. Selain itu, hasil kegiatan

refleksi setiap tindakan digunakan untuk menyusun simpulan

terhadap hasil tindakan siklus I dan II.

C. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi

dan hasil tes, yang akan diuraikan sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Untuk mendapatkan data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Seperti aktivitas mengajukan pertanyaan. Dalam proses pembelajaran

siswa memberikan penjelasan atas jawaban temannya. Dengan bimbingan

guru siswa menuliskan ke papan tulis cara menyelesaikan soal. Siswa

mengerjakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Siswa mengamati hasil

pekerjaan yang ditulis oleh temannya di papan tulis. Dengan menggunakan

daftar ceklis. Aktivitas siswa diamati oleh dua orang observer.

2. Tes Hasil Belajar

Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan tes soal evaluasi.

32
D. Metode Analisis Data

Kunandar (2008) menyatakan analisis data adalah tahapan sesudah

pengumpulan data. Kegiatan analisis data dilakukan untuk menganalisis data

seperti tes hasil belajar dan hasil observasi:

a. Aktivitas siswa

Untuk menganalisis data tentang aktivitas siswa yang meliputi

aspek: bertanya, mengemukakan gagasan/ide, dan menjawab pertanyaan

yang didapat dari daftar ceklis, maka digunakan rumus: Persentase jumlah

Jumlah siswa yang melakukan aktivitas


aktivitas siswa = × 100%
Jumlah semua siswa

b. Hasil belajar siswa

1. Rata-rata hasil belajar

Untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa digunakan rumus

sebagai berikut:

Jumlah skor siswa


Rata-rata hasil belajar =
Jumlah semua siswa

2. Ketuntasan klasikal

Untuk mengetahui data peningkatan hasil belajar siswa, nilai siswa

akan diolah dengan menggunakan rumus:

Banyak siswa memperoleh nilai ≥ 60


Ketuntasan klasikal = × 100%
Banyak siswa yang ikut tes

33
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Evaluasi Awal tematik tema 9 Kayanya Negeriku


Kelas IV SDN 39 Tanjung Bungo
No Nama siswa KKM Hasil yang Ketuntasan
diperoleh Tuntas Tidak
Tuntas
1 Candra 65 50 - √
2 Padli Winata 65 30 - √
3 Rendra 65 40 - √
4 Alziski Rino Juneid 65 40 - √
5 Cania Karla Putri 65 50 - √
6 Dinda Anggraini 65 60 - √
7 Dimas Saputra 65 65 √
8 Intan Dara Puspita 65 65 √ -
9 Letisa Aprilia 65 70 √ -
10 Muhammad Tahta 65 70 √ -
11 Muhammad Rozak 65 75 √ -
12 Milfa Dilla Asyifa 65 70 √ -
13 Raval Okvan 65 60 - √
14 Riski Zoni Putra 65 70 √ -
15 Silma Agusni 65 60 - √
16 Halan Saputra 65 50 - √
17 Yolanda Junita 65 80 √ -
18 Zista Nopida Putri 65 60 - √
19 Zaila Gusti Rahayu 65 70 √ -
20 Pasra Pratika 65 80 √ -
Jumlah 1.215
Rata-rata 60,75

A. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I

a. Perencanaan

Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran beserta soal

Evaluasi. Pelaksanakan pembelajaran yang dilaksanakan adalah tema 9

(Kayanya Negeriku) subtema 1 (Kekayaan Sumber Energi di Indonesia)

pembelajaran 1.

b. Pelaksanaan

Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, maka penelitian

dilaksanakan Kamis tanggal 09 April 2020.


34
c. Observasi (Pengamatan)

Kegiatan observasi dilakukan setiap kali pertemuan dengan

mengisi lembar observasi. Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui

hasil belajar dilakukan pada akhir siklus.

d. Refleksi

Dari hasil pelaksanaan/tindakan dan hasil observasi pada pada

akhir siklus I, dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari hasil tes belajar pada akhir siklus I yang dapat dilihat pada tabel

III. Jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM adalah 10 orang

(50%) dan jumlah siswa yang masih mendapat nilai dibawah KKM

adalah 10 orang (50%).

2. Dilihat dari hasil jawaban tes siswa, siswa masih kurang paham.

Hasil Evaluasi Perbaikan Siklus I


No Nama siswa KKM Hasil yang Ketuntasan
diperoleh Tuntas Tidak Tuntas
1 Candra 65 60 - √
2 Padli Winata 65 50 - √
3 Rendra 65 50 - √
4 Alziski Rino Juneid 65 60 - √
5 Cania Karla Putri 65 65 √ -
6 Dinda Anggraini 65 70 √ -
7 Dimas Saputra 65 75 √ -
8 Intan Dara Puspita 65 75 √ -
9 Letisa Aprilia 65 80 √ -
10 Muhammad Tahta 65 80 √ -
11 Muhammad Rozak 65 85 √ -
12 Milfa Dilla Asyifa 65 80 √ -
13 Raval Okvan 65 70 √ -
14 Riski Zoni Putra 65 80 √ -
15 Silma Agusni 65 75 √ -
16 Halan Saputra 65 60 - √
17 Yolanda Junita 65 90 √ -
18 Zista Nopida Putri 65 75 √ -
19 Zaila Gusti Rahayu 65 85 √ -
20 Pasra Pratika 65 90 √ -
Jumlah 1.445
Rata-rata 72,75

B. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II


35
a. Perencanaan

Berdasarkan refleksi siklus I, maka permasalahan yang masih

muncul adalah peneliti belum mampu mendorong dan memberi semangat

kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan

hal ini maka tindakan yang akan dilakukan sebagai perbaikan pada siklus

ke II adalah sebagai berikut:

1. Memberikan soal-soal yang lebih sederhana sehingga sisiwa lebih

mudah memahami materi pelajaran.

2. Peneliti memberikan gambaran dari soal evaluasi yang diberikan.

Selanjutnya peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran siklus II beserta evaluasi (yang dapat dilihat pada lampiran

RPP).

b. Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II, Senin tanggal 27

April 2020. Pada pertemuan siklus II ini, kegiatan pembelajaran dimulai

dengan berdo’a dan apersepsi.

c. Observasi (pengamatan)

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, secara umum peneliti

sudah melaksanakan dan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan

metode problem solving dengan baik. Suasana kelas tertib dan terkendali.

Dengan demikian proses pengerjaan berlangsung dengan baik. Aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa mengalami

peningkatan dibandingkan pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat

nilai diatas KKM adalah seluruh siswa mencapai KKM. Dengan demikian

hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan

pada penelitian yaitu 65.

d. Refleksi
36
Berdasarkan hasil analisis siklus II, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus I.

Peningkatan tersebut dilihat dari rata-rata persentase hasil belajar siswa

yaitu 100% memperoleh nilai di atas KKM pada siklus II.

Hasil Evaluasi Perbaikan Siklus II


No Nama siswa KKM Hasil yang Ketuntasan
diperoleh Tuntas Tidak
Tuntas
1 Candra 65 70 √ -
2 Padli Winata 65 65 √ -
3 Rendra 65 70 √ -
4 Alziski Rino Juneid 65 80 √ -
5 Cania Karla Putri 65 85 √ -
6 Dinda Anggraini 65 90 √ -
7 Dimas Saputra 65 95 √ -
8 Intan Dara Puspita 65 95 √ -
9 Letisa Aprilia 65 90 √ -
10 Muhammad Tahta 65 90 √ -
11 Muuhammad Rozak 65 95 √ -
12 Milfa Dilla Asyifa 65 90 √ -
13 Raval Okvan 65 85 √ -
14 Riski Zoni Putra 65 95 √ -
15 Silma Agusni 65 85 √ -
16 Halan Saputra 65 80 √ -
17 Yolanda Junita 65 100 √ -
18 Zista Nopida Putri 65 85 √ -
19 Zaila Gusti Rahayu 65 95 √ -
20 Pasra Pratika 65 100 √ -
Jumlah 1.740
Rata-rata 87,0

Hasil temuan perbaikan pembelajaran di kelas IV SDN 39 Tanjung Bungo


No Interval Nilai Awal Data Jumlah siswa
Siklus I Siklus II
1 ‹ 41-50 6 2 -
2 51-60 4 3 -
3 61-70 7 3 3
4 71-80 3 8 2
5 81-90 - 4 8
6 91-100 - - 7
Jumlah 20 20 20

Grafik Perolehan Data

37
9 Jumlah Siswa
8
7
6
5
4
3
2
1
0 Nilai
‹41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

C. Pembahasan Dari Setiap Siklus

Dari hasil observasi penilai I dan penilai II pembelajaran tematik sudah

menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dengan berhasilnya

siswa menjawab soal evaluasi.

Dari hasil diskusi penilai I dan penilai II dapat dirumuskan:

1. Bagaimana guru melakukan apersepsi dan tujuan pembelajaran sehingga

siswa dapat memusatkan perhatian pada materi pembelajaran.

2. Bagaimana cara guru menjelaskan materi dan langkah-langkah kerja

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

3. Bagaimana cara guru memberikan konsep materi pembelajaran sehingga

pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

4. Bagaimana usaha guru agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

Dari masalah di atas perbaikan yang dilakukan dalam pembelajaran

adalah:

1. Menyusun langkah-langkah pembelajaran sesuai kegiatan pembelajaran.

38
2. Menyediakan dan menggunakan metode problem solving sehingga dapat

menanamkan konsep.

3. Menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas dengan mengunakan

metode problem solving.

4. Membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan, sehingga materi yang

disampaikan dapat dipahami siswa.

5. Memberikan penguatan dan pujian kepada siswa yang terlibat aktif dalam

pembelajaran.

Dari hasil refleksi di atas yang telah dituangkan dalam perbaikan siklus

I dan siklus II melalui observasi penilai I dan penilai II, sudah menunjukkan

nilai yang optimal. Hal ini terlihat dengan meningkatnya hasil belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran guru sangat berperan penting, baik sebagai

pengajar maupun sebagai pendidik dan sebagai pengelola kelas, waktu, dan

proses pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu merencanakan,

pelaksanaan pembelajaran secara sistematis, guru juga mampu memotivasi

siswa supaya terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru mempunyai peranan

penting dalam pembelajaran karena maju mundurnya pendidikan ditentukan

oleh guru.

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran supaya menarik perhatian

siswa salah satu cara yang digunakan guru adalah dengan menggunakan

metode problem solving sehingga melalui penemuan langsung, hasil belajar

siswa menjadi meningkat. Berdasarkan pengelolaan data awal, pelaksanaan

perbaikan siklus I dan siklus II siswa sudah menunjukkan hasil yang

diharapkan, diatas KKM.

Dari hasil penelitian, dapat dilihat dan telah terjadi peningkatan

pemahaman pada siswa kelas IV SD Negeri 39 Tanjung Bungo, pada semester

39
II tahun pelajaran 2019/2020, melalui metode problem solving. Peningkatan

nilai rata-rata yaitu 60,75 pada kondisi awal menjadi 72,75 pada siklus I dan

menjadi 87,0 pada siklus II. Peningkatan ketuntasan belajar 10 orang siswa

pada kondisi awal, menjadi 15 orang siswa pada siklus I dan menjadi 20 orang

siswa pada siklus II serta nilai rata-rata mengalami peningkatan. Pada akhir

pembelajaran terdapat perubahan positif pada siswa dengan menggunakan

metode problem solving ternyata mampu meningkatkan prestasi belajar

tematik.

40
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan

pembelajaran metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar

tematik pada siswa kelas IV di SD Negeri 39 Tanjung Bungo, tahun pelajaran

2019/2020. Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan belajar

sebanyak 60% (15 orang siswa), siswa yang belum tuntas sebanyak 40% (5

orang siswa), pada akhir siklus II sebanyak 100% (20 orang siswa) yaitu semua

siswa kelas IV SDN 39 Tanjung Bungo mencapai ketuntasan belajar.

Dengan nilai rata-rata kelas siklus I : 72,75 dan rata-rata kelas siklus II :

87,0. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukan perubahan

siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan

rata-rata kelas dan ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan mengalami

peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal.

B. Saran

Berkaitan dengan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka

dikemukakan saran bahwa guru hendaknya menerapkan metode problem

solving sesuai dengan materi yang diajarkan. Untuk meningkatkan hasil belajar

tematik guru hendaknya dapat menggunakan metode dan media pembelajaran

yang telah didesain terlebih dahulu.

41
DAFTAR PUSTAKA

Asep, Jihad. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Hanafiah, Nanang. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Revfika


Aditama.

Jamil, Suprihatiningrum. 2014. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Kencana.

Komalasari, Kokom. 2014. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.


Bandung: Refika Aditama.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Nana, Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Rosdakarya.

Rusman. 2015. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi


Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

42
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 39 Tanjung Bungo


Kelas / Semester : IV / II
Tema : 9. Kayanya Negeriku
Subtema : 1. Kekayaan Sumber Energi di Indonesia
Pembelajaran : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 1 × pertemuan

A. Kompetensi Inti
KI.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI.3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah.
KI.4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam


3.5 Mengidentifikasi berbagai sumber 3.5.1 Menjelaskan pengertian sumber
energi perubahan bentuk energi, dan energi.
sumber energi alternatif (angin, air, 3.5.2 Mengidentifikasi sumber-sumber
matahari, panas bumi, bahan bakar energi dalam kehidupan sehari-hari.
organik, dan nuklir) dalam 3.5.3 Menemukan perubahan bentuk
kehidupan sehari-hari. energi yang terjadi pada PLTA.

4.5 Menyajikan laporan hasil 4.5.1 Melakukan pengamatan mengenai


pengamatan dan penelusuran pemanfaatan perubahan bentuk
informasi tentang berbagai energi dalam kehidupan sehari-hari.
43
Kompetensi Dasar Indikator

perubahan bentuk energi. 4.5.2 Menyajikan laporan hasil


pengamatan mengenai pemanfaatan
perubahan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari.

Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial


3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang 3.1.1 Mengidentifikasi pemanfaatan
dan pemanfaatan sumber daya alam lingkungan untuk kehidupan
untuk kesejahteraan masyarakat dari manusia.
tingkat kota/kabupaten sampai 3.1.2 Mengidentifikasi pemanfaatan
tingkat Provinsi. lingkungan untuk kehidupan
masyarakat Tanjung Bungo.

4.1 Menyajikan hasil identifikasi 4.1.1 Menyajikan laporan hasil


karakteristik ruang dan pemanfaatan identifikasi pemanfaatan lingkungan
sumber daya alam untuk untuk kehidupan masyarakat Kota
kesejahteraan masyarakat dari Padang.
tingkat kota/kabupaten sampai
tingkat Provinsi.

Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia


3.3 Menggali informasi dari seorang 3.3.1 Menggali informasi dari video
tokoh melalui wawancara wawancara mengenai pemanfaatan
menggunakan daftar pertanyaan. lingkungan.
3.3.2 Membuat daftar pertanyaan untuk
melakukan wawancara.

4.3 Melaporkan hasil wawancara 4.3.1 Melaporkan daftar pertanyaan untuk


menggunakan kosakata baku dan melakukan wawancara.
kalimat efektif dalam bentuk teks
tulis.

C. Tujuan Pembelajaran

44
1. Dengan melakukan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan pengertian
sumber energi dengan benar.
2. Dengan mengamati media gambar pemanfaatan energi dalam kehidupan
sehari-hari, siswa dapat mengidentifikasi 3 sumber energi dengan benar.
3. Dengan mengamati video PLTA, siswa dapat mengidentifikasi
perubahan bentuk energi yang terjadi pada PLTA dengan benar.
4. Dengan penugasan membaca buku siswa halaman 3-4, siswa dapat
mengidentifikasi perubahan bentuk energi yang terjadi pada PLTA
dengan benar.
5. Dengan penugasan melakukan pengamatan mengenai perubahan bentuk
energi, siswa dapat mengidentifikasi 5 perubahan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari dengan benar.
6. Dengan penugasan membuat laporan pengamatan mengenai perubahan
bentuk energi, siswa dapat menyajikan laporan 5 perubahan bentuk
energi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
7. Dengan mengamati media gambar pemanfaatan lingkungan bagi
kehidupan manusia, siswa dapat mengidentifikasi 3 pemanfaatan
lingkungan untuk kehidupan manusia dengan benar.
8. Dengan penugasan, siswa dapat mengidentifikasi 3 pemanfaatan
lingkungan untuk kehidupan masyarakat Tanjung Bungo dengan benar.
9. Dengan penugasan, siswa dapat melaporkan hasil identifikasi 3
pemanfaatan lingkungan untuk kehidupan masyarakat Tanjung Bungo
dengan benar.
10. Dengan mengamati video wawancara pemanfaatan lingkungan, siswa
dapat menggali informasi dari hasil wawancara dengan baik.

D. Materi Pembelajaran
1. Ilmu Pengetahuan Alam
- Sumber energi dan perubahan energi serta pemanfaatanya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial
- Sumber daya alam serta pemanfaatan sumber daya alam terhadap
kesejahteraan masyarakat sekitar tempat tinggal.
3. Bahasa Indonesia

45
- Membuat daftar pertanyaan sebelum melakukan wawancara
mengenai pemanfaatan lingkungan.
Uraian materi (Terlampir)

E. Metode Pembelajaran
1. Metode pembelajaran: Problem Solving
Langkah-langkah Problem Solving:
1) Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
2) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut.
3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
4) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
5) Menarik kesimpulan.

2. Metode: Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok.

F. Sumber, Media dan Alat Pembelajaran


Sumber Pembelajaran:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Kurikulum 2013.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Maryanto. 2017. Tema 9 “Kayanya Negeriku”, Buku Guru/Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Maryanto. 2017. Tema 9 “Kayanya Negeriku”, Buku Siswa/Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Media Pembelajaran: (Terlampir)


1) Ilmu Pengetahuan Alam
- Gambar pemanfaatan energi dalam kehidupan sehari-hari.
- Video PLTA.
2) Ilmu Pengetahuan Sosial
- Gambar pemanfaatan lingkungan bagi kehidupan manusia.
- Gambar kehidupan masyarakat Tanjung Bungo dalam memanfaatkan
lingkungan.
3) Bahasa Indonesia:
46
- Video wawancara.

Alat Pembelajaran:
1. Infocus
2. Laptop
3. Lembar LDK dan LKPD beserta kunci jawaban
4. Lembar Evaluasi dan Kunci Evaluasi

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Kegiatan 1. Mengkondisikan kelas. 10 Menit


Pendahuluan` a. Siswa menjawab salam dari guru.
b. Siswa membaca do’a menurut kepercayaan masing-
masing dengan khusyuk.
c. Siswa mengacungkan tangan sewaktu namanya
dipanggil guru dengan sopan saat absensi kehadiran.
2. Siswa menyanyikan lagu wajib nasional.
3. Siswa menyimak apersepsi guru mengenai
pembelajaran yang lalu atau yang berkaitan dengan
pelajaran yang akan dipelajari. (Kekayaan alam yang
dimiliki Indonesia)
4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu
Tema 9 (Kayanya Negeriku) Subtema 1 (Kekayaan
Sumber Energi di Indonesia) Pembelajaran 1.
5. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru dengan cermat.
Kegiatan Inti Langkah-langkah Problem Solving: 185 Menit
1) Adanya Masalah yang Jelas untuk Dipecahkan
1. Siswa mengamati media gambar pemanfaatan
energi dalam kehidupan sehari-hari yang dipajang
oleh guru melalui Infocus.
2. Guru mengajukan pertanyaan berupa suatu

47
permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan
sumber energi bagi kehidupan manusia.
3. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai apa itu
sumber energi.
4. Siswa memberikan jawabannya, dan menjelaskan
tentang pengertian sumber energi.
5. Siswa diintruksikan kembali mengamati media
gambar pemanfaatan energi dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai sumber-
sumber energi dalam kehidupan sehari-hari.
7. Siswa menyebutkan paling sedikit 3 sumber energi
dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya Air.
8. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai
pemanfaatan sumber energi (air) yang dapat
dijadikan pembangkit listrik (PLTA).
2) Mencari Data atau Keterangan yang Dapat
Digunakan untuk Memecahkan Masalah Tersebut
9. Siswa mengamati video PLTA yang ditayangkan
guru melalui Infocus.
10. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai
perubahan energi yang terjadi pada PLTA (Air
menjadi Listrik).
11. Guru menjelaskan manfaat PLTA bagi kehidupan
masyarakat.
3) Menetapkan Jawaban Sementara dari Masalah
Tersebut
12. Siswa memberikan jawaban sementara terhadap
perubahan energi yang terjadi pada PLTA.
13. Siswa ditugaskan untuk membaca buku siswa
halaman 3-4 supaya lebih memahami perubahan
energi yang terjadi pada PLTA.
14. Siswa dibagi kedalam 5 kelompok dan diberikan
LDK untuk melakukan pengamatan mengenai

48
perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-
hari.
15. Siswa melakukan tugasnya bersama anggota
kelompoknya.
16. Siswa diintruksikan untuk melaporkan hasil diskusi
kelompoknya tentang perubahan bentuk energi ke
depan kelas.
17. Siswa menerima penegasan dari guru dan
penjelasan bahwa manusia tidak akan lepas
hubungannya dengan lingkungan dalam
memanfaatkan sumber energi di kehidupan sehari-
hari.
4) Menguji Kebenaran Jawaban Sementara Tersebut
18. Siswa diintruksikan untuk mengamati media
gambar pemanfaatan lingkungan bagi kehidupan
manusia yang ditayangkan guru melalui Infocus di
depan kelas.
19. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai
pemanfaatan lingkungan bagi kehidupan manusia,
dan siswa menyampaikan jawabannya.
20. Siswa diintruksikan untuk membaca buku siswa
halaman 6-7.
21. Siswa mengerjakan latihan halaman 7 dan
menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
22. Siswa diintruksikan kembali untuk duduk bersama
anggota kelompoknya dan diberikan LDK tentang
pemanfaatan lingkungan untuk kehidupan
masyarakat Tanjung Bungo.
23. Siswa melaporkan hasil identifikasinya tentang
pemanfaatan lingkungan untuk kehidupan
masyarakat Tanjung Bungo sesuai LDK yang
mereka kerjakan.
24. Siswa menerima penegasan dan penjelasan dari
guru.

49
5) Menarik Kesimpulan
25. Siswa mendengarkan guru bahwa untuk
memperoleh suatu informasi dapat dilakukan
melalui wawancara.
26. Siswa mengamati video wawancara pemanfaatan
lingkungan yang ditayangkan guru melalui Infocus.
27. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai informasi
yang ada dalam video wawancara tersebut.
28. Siswa ditugaskan untuk membuat daftar pertanyaan
yang akan mereka ajukan jika bertemu dengan
seorang petani sebagai salah satu bentuk
pemanfaatan lngkungan bagi kehidupan manusia.
29. Siswa menyampaikan ke depan kelas daftar
pertanyaan untuk melakukan wawancara dengan
petani.
30. Siswa menyampaikan kesimpulannya mengenai
sumber energi, perubahan energi pada PLTA, dan
pemanfaatan lingkungan bagi manusia dalam
kehidupan sehari-hari.

Kegiatan 1. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan materi pada 15 Menit


Penutup proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan hari ini.
2. Sebelum menutup proses pembelajaran, guru
menanyakan bagaimana perasaan siswa setelah
mengikuti seluruh proses pembelajaran.
3. Siswa secara bergantian merespon pertanyaan guru.
4. Siswa mengerjakan soal evaluasi pembelajaran yang
diberikan guru.
5. Seorang siswa ditunjuk memimpin do’a untuk
mengakhiri proses pembelajaran.
6. Guru mengucapkan salam penutup.

50
51
Materi Pembelajaran

52
53
Media Pembelajaran

1) Ilmu Pengetahuan Alam


- Gambar pemanfaatan energi dalam kehidupan sehari-hari.

- Video PLTA.

2) Ilmu Pengetahuan Sosial


- Gambar pemanfaatan lingkungan bagi kehidupan manusia.

- Gambar kehidupan masyarakat Tanjung Bungo dalam memanfaatkan


lingkungan.

3) Bahasa Indonesia
- Video wawancara

54
Lembar Evaluasi
Soal:
1. Mengapa untuk menghasilkan listrik perlu dibangun sebuah bendungan?
2. Tulislah 3 contoh pemanfaatan perubahan bentuk energi dalam kehidupan
sehari-hari!
3. Apa manfaat PLTA bagi kehidupan masyarakat?
4. Jelaskan akibat jika manusia tidak melaksanakan kewajiban terhadap
lingkungan alam?
5. Tulislah 3 manfaat lingkungan bagi masyarakat!
6. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk melakukan wawancara?

Kunci Jawaban
1. Karena waduk atau bendungan merupakan salah satu rangkaian sistem dari
pembangkit listrik tenaga air. Aliran air dari bendungan atau waduk
digunakan untuk menggerakkan turbin yang akan membangkitkan energi
listrik.
2. Contoh pemanfaatan perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari:
a. Cahaya matahari, perubahan energi cahaya menjadi energi panas (untuk
meneringkan pakaian).
b. Kipas angin, perubahan energi listrik menjadi energi gerak (untuk
menyejukkan suhu ruangan).
c. Senter, perubahan energi kimia menjadi energi cahaya (untuk
penerangan ketika di tempat gelap).
3. PLTA sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena PLTA menghasilkan
listrik yang dapat membantu masyarakat dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari. Contohnya, PLTA dapat menghidupkan lampu yang dapat
memberikan penerangan kepada masyarakat
4. Jika manusia tidak melaksanakan kewajiban terhadap lingkungan alam
maka mengakibatkan terjadi bencana banjir, tanah longsor, kebakaran hutan
sehingga terjadinya pencemaran udara, punahnya beberapa tumbuhan dan
punahya hewan karena tempat tinggalnya dirusak oleh manusia
5. Manfaat lingkungan bagi masyarakat:
a. Lingkungan sebagai tempat tinggal
b. Lingkungan sebagai tempat bekerja
c. Lingkungan sebagai tempat mencari makan
55
6. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam wawancara:
a. Menentukan topik
b. Membuat daftar pertanyaan
c. Menyiapkan alat
d. Menggunakan bahasa yang sopan dan santun
e. Penampilan yang sopan dan rapi

56
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 39 Tanjung Bungo


Kelas / Semester : IV/II
Tema : 9. Kayanya Negeriku
Subtema : 2. Pemanfaatan Kekayaan Alam Indonesia
Pembelajaran : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 1 × pertemuan

A. Kompetensi Inti
KI.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya.
KI.3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah.
KI.4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam


3.5 Mengidentifikasi berbagai sumber 3.5.4 Menjelaskan pengertian sumber
energi perubahan bentuk energi, dan energi.
sumber energi alternatif (angin, air, 3.5.5 Mengidentifikasi sumber-sumber
matahari, panas bumi, bahan bakar energi dalam kehidupan sehari-hari.
organik, dan nuklir) dalam 3.5.6 Menemukan perubahan bentuk
kehidupan sehari-hari. energi dalam kehidupan sehari-hari.

57
Kompetensi Dasar Indikator

4.5 Menyajikan laporan hasil 4.5.3 Melakukan pengamatan mengenai


pengamatan dan penelusuran pemanfaatan perubahan bentuk
informasi tentang berbagai energi dalam kehidupan sehari-hari.
perubahan bentuk energi.
Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial
3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang 3.1.1 Menjelaskan jenis jenis sumber
dan pemanfaatan sumber daya alam daya alam.
untuk kesejahteraan masyarakat dari 3.1.2 Menyebutkan contoh sumber daya
tingkat kota/kabupaten sampai alam di Tanjung Bungo.
tingkat Provinsi. 3.1.3 Menemukan contoh sumber daya
alam di Sumatera Barat.

4.1 Menyajikan hasil identifikasi 4.1.2 Menjelaskan pemanfaatan sumber


karakteristik ruang dan pemanfaatan daya alam untuk kesejahteraan
sumber daya alam untuk masyarakat di Tanjung Bungo.
kesejahteraan masyarakat dari 4.1.3 Mengidentifikasi pemanfaatan
tingkat kota/kabupaten sampai sumber daya alam untuk
tingkat Provinsi. kesejahteraan masyarakat di
Provinsi Sumatera Barat.

Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia


3.4 Menggali informasi dari seorang 3.3.1 Mendaftar pertanyaan untuk
tokoh melalui wawancara wawancara mengenai pemanfaatan
menggunakan daftar pertanyaan. sumber daya alam.
3.3.2 Melakukan wawancara mengenai
pemanfaatan sumber daya alam
dengan menggunakan daftar
pertanyaan.

4.3 Melaporkan hasil wawancara 4.3.1 Melaporkan hasil wawancara


menggunakan kosakata baku dan mengenai pemanfaatan sumber daya
kalimat efektif dalam bentuk teks alam.
tulis.

58
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan melakukan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan pengertian
sumber energi dengan benar.
2. Dengan mengamati gambar kehidupan sehari hari, siswa dapat
mengidentifikasi sumber-sumber energi dengan benar.
3. Dengan melakukan penugasan, siswa dapat menemukan perubahan
bentuk energi dengan benar.
4. Dengan melakukan penugasan mengamati lingkungan sekitar, siswa
dapat menemukan pemanfaatan perubahan energi dengan benar.
5. Dengan melakukan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan jenis-jenis
sumber daya alam dengan benar.
6. Dengan melakukan penugasan membaca teks bacaan “Sumber Daya
Alam”, siswa dapat menyebutkan contoh jenis-jenis sumber daya alam
dengan benar.
7. Dengan melakukan tanya jawab, siswa dapat menyebutkan contoh
sumber daya alam di Tanjung Bungo dengan benar.
8. Dengan mengamati peta sumber daya alam di Sumatera Barat, siswa
dapat menemukan contoh sumber daya alam di Provinsi Sumatera Barat
dengan benar.
9. Dengan melakukan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan pemanfaaatan
sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat di Kota Padang
dengan benar.
10. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat menemukan pemanfaatan sumber
daya alam untuk kesejahteraan masyarakat di Provinsi Sumatera Barat
dengan benar.
11. Dengan melakukan penugasan pembuatan laporan, siswa dapat
melaporkan hasil diskusi pemanfaatan sumber daya alam di Provinsi
Sumatera Barat dengan baik.
12. Dengan melakukan tanya jawab, siswa dapat membuat daftar pertanyaan
untuk wawancara mengenai pemanfaatan sumber daya alam dengan
benar.
13. Dengan melakukan penugasan wawancara, siswa dapat melakukan
wawancara mengenai pemanfaatan sumber daya alam dengan
menggunakan daftar pertanyaan dengan benar.
14. Dengan melakukan penugasan membuat laporan hasil wawancara, siswa
dapat melaporkan hasil wawancara mengenai pemanfaatan sumber daya
alam dengan baik.
59
D. Materi Pembelajaran
1. Ilmu Pengetahuan Alam
- Sumber energi dan perubahan energi serta pemanfaatanya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial
- Sumber daya alam serta pemanfaatan sumber daya alam terhadap
kesejahteraan masyarakat sekitar tempat tinggal.
3. Bahasa Indonesia
- Membuat daftar pertanyaan dan melakukan wawancara mengenai
pemanfaatan sumber daya alam.
Uraian materi (Terlampir)

E. Metode Pembelajaran
1. Metode pembelajaran : Problem Solving
Langkah-langkah:
1) Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
2) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut.
3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
4) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
5) Menarik kesimpulan.

2. Metode : Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok.

F. Sumber, Media dan Alat Pembelajaran


Sumber Pembelajaran :
1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Kurikulum 2013.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Maryanto. 2017. Tema 9 “Kayanya Negeriku”, Buku Guru/Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Maryanto. 2017. Tema 9 “Kayanya Negeriku”, Buku Siswa/Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

60
Media Pembelajaran:
1. Gambar kehidupan sehari hari.
2. Gambar sumber daya alam di Kota Padang.
3. Gambar sumber daya alam di Provinsi Sumatera Barat.
4. Peta Indonesia.
5. Peta sumber daya alam di Provinsi Sumatera Barat.

Alat Pembelajaran:
1. Infocus
2. Laptop
3. Lembar LDK dan LKPD beserta kunci jawaban
4. Lembar Evaluasi dan Kunci Evaluasi

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Kegiatan 1. Mengkondisikan kelas 10 Menit


Pendahuluan` a. Siswa menjawab salam dari guru
b. Siswa membaca do’a menurut kepercayaan masing-
masing dengan khusyuk
c. Siswa mengacungkan tangan sewaktu namanya
dipanggil guru dengan sopan
2. Siswa menyanyikan lagu wajib nasional
3. Siswa menyimak apersepsi guru mengenai pembelajaran
yang lalu
4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu
Tema 9 (Kayanya Negeriku), Subtema 2 (Pemanfaatan
Kekayaan Alam Indonesia), Pembelajaran 1.
5. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan
guru dengan cermat.
6. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih
semangat dalam mengikut proses pembelajaran.
Kegiatan Inti Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan 185 Menit

61
1) Guru mengajukan pertanyaan yang berupa suatu
permasalahan.
2) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai apa itu
sumber energi.
3) Siswa memberikan jawabannya, dan menjelaskan
tentang pengertian sumber energi. Guru
memberikan apresiasi kepada siswa yang
menjawab.
4) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai
jenis-jenis sumber daya alam, dan diminta untuk
menjelaskannya.
5) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai isi yang
terdapat dalam bacaan tersebut, dan menyebutkan
contoh jenis-jenis sumber daya alam yang terdapat
dalam teks.
6) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai sumber
daya alam yang ada di Tanjung Bungo.
7) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai
pemanfaatan dari sumber daya alam yang ada di
Tanjung Bungo untuk kesejahteraan masyarakat di
Tanjung Bungo.
8) Siswa diajak oleh guru untuk melakukan wawancara
mengenai pemanfaatan sumber daya alam, dan
bertanya jawab mengenai bagian-bagian dari
wawancara.

Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan


untuk memecahakan masalah tersebut
1) Siswa diminta untuk mengamati gambar kehidupan
sehari hari yang ditampilkan guru, berkaitan dengan
sumber energi.
2) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai
sumber energi atau energi apa yang digunakan dalam
gambar kehidupan sehari hari yang ditampilkan.
3) Siswa memberikan jawabannya, dan guru memberikan
62
apresiasi.
4) Siswa diminta untuk membaca teks bacaan halaman 49
supaya siswa bisa lebih memahami dan juga bisa
mencari tahu sendiri.
5) Siswa diminta untuk mengerjakan tugas yang ada di
dalam bukunya halaman 50 secara individual mengenai
perubahan bentuk energi.
6) Siswa menyampaikan hasil jawabannya di depan kelas
dan siswa yang lain menanggapi atas jawaban
temannya, dan memberikan apresiasi secara bersama-
sama.
7) Siswa diminta untuk membaca buku siswa tentang teks
bacaan “Sumber Daya Alam” pada halaman 51.
8) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai contoh jenis
jenis sumber daya alam yang lain jika tidak terdapat di
dalam teks bacaan halaman 51 dan menuliskannya
kedepan kelas.
9) Siswa diminta untuk mengamati peta Indonesia, dan
guru meminta siswa untuk menunjukkan yang mana
Provinsi Sumatera Barat.
10) Siswa mengamati peta Sumatera Barat yang
ditayangkan oleh guru, dan juga gambar sumber daya
alam yang ada di Provinsi Sumatera Barat.
11) Siswa dan guru bertanya jawab untuk membuat daftar
pertanyaan yang akan diajukan kepada Narasumber.

Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut


1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan paling banyak 5 orang, dibagi secara
heterogen.
2) Siswa diberikan LDK dan diminta untuk
mengerjakannya bersama anggota kelompok, dan
sebelum dimulai minta siswa untuk membacakan
intruksinya terlebih dahulu.
3) Siswa diminta untuk membuat laporan hasil
63
pengamatan bersama kelompok, dan disampaikan di
depan kelas.
4) Siswa diminta untuk melakukan wawancara bersama
anggota kelompoknya.
5) Siswa diberikan LKPD, dan sebelum mengerjakan
siswa diminta untuk membacakan langkah kerjanya.

Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut


1) Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi dan
pengamatannya ke depan kelas, kelompok lain
menanggapi serta memberikan apresiasi.
2) Kelompok lainnya menanggapi hasil dari kelompok
yang tampil.
3) Siswa bersama anggota kelompoknya menyampaikan
hasil wawancara yang dilakukannya mengenai
pemanfaatan sumber daya alam.
4) Siswa diberikan masukan terhadap proses pelaksanaan
pembelajaran yang mereka lakukan, baik diskusi
kelompok, maupun melakukan wawancara.

Menarik kesimpulan
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan jawaban
yang sudah dibuat.

Kegiatan 1. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan materi pada 15 Menit


Penutup proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan hari ini.
2. Sebelum menutup proses pembelajaran, guru
menanyakan bagaimana perasaan siswa setelah
mengikuti seluruh proses pembelajaran.
3. Siswa secara bergantian merespon pertanyaan guru.
4. Siswa mengerjakan soal evaluasi pembelajaran yang
diberikan guru.
5. Seorang siswa ditunjuk memimpin do’a untuk
mengakhiri proses pembelajaran.
6. Guru mengucapkan salam penutup.

64
65
Materi Pembelajaran

66
Sumber Daya Alam

67
Media Pembelajaran
1. Gambar kehidupan sehari hari.

2. Gambar sumber daya alam di Kota Padang.

Batu kapur di Indarung Bengkuang

68
3. Gambar sumber daya alam di Provinsi Sumatera Barat.

Batubara di Sawahlunto Kebun sawit di Pasaman

Kebun teh di Alahan Panjang Beras Solok di Solok

4. Peta Indonesia.

69
LEMBAR EVALUASI

Soal:
1. Tulislah 5 kewajiban terhadap sumber daya energi!
2. Tulislah 3 contoh perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari!
3. Mengapa sumber daya alam bisa menjadi modal utama pembangunan?
4. Tulislah 5 contoh pemanfaatan sumber daya alam dalam kegiatan ekonomi!
5. Tulislah 5 usaha pelestarian sumber daya alam!
6. Tulislah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pertanyaan
untuk wawancara!

Kunci Jawaban:
1. 5 kewajiban terhadap sumber daya energi:
a. Menghemat energi dengan menggunakannya seperlunya.
b. Memanfaatkan teknologi dan peralatan yang ramah lingkungan.
c. Menjaga dan melestarikan alam untuk menjaga ketersediaan sumber
energi.
d. Melakukan reboisasi untuk menjaga ketersediaan sumber air.
e. Menggunakan energi alternatif seperti energi angin, air, atau matahari
untuk menggantikan energi yang tidak dapat diperbarui.
2. 3 contoh perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari:
a. Penggunaan kipas angin dalam rumah tangga, terjadi sebuah perubahan
dari energi listrik diubah menjadi energi gerak. Energi listrik di sini
adalah penggunaan kipas angin yang tak lain dinyalakan ketika
dihubungkan ke listrik, setelah dinyalakan maka kipas angin akan
menghasilkan energi gerak.
b. Penggunaan setrika dalam kehidupan, terjadi sebuah perubahan dari
energi listrik menjadi energi panas. Energi listrik di sini adalah
penggunaan setrika ketika dinyalakan dihubungkan ke listrik, setelah
dinyalakan maka setrika akan menghasilkan energi panas.
c. Penggunaan lampu dalam kehidupan, terjadi sebuah perubahan dari
energi listrik menjadi energi cahaya.
3. Karena negara Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah
seperti adanya kayu jati, mahoni, meranti dan juga memiliki tambang batu

70
kapur, pasir serta batu yang dapat diolah menjadi model utama
pembangunan, sehingga dengan memanfaatkan sumber daya alam yang
ada sebaik mungkin maka dapat mensejahterakan rakyat Indonesia serta
meratakan pembangunan.
4. Contoh pemanfaatan sumber daya alam dalam kegiatan ekonomi:
a. Padi sebagai bahan makanan pokok.
b. Jagung sebagai bahan makanan pokok dan pakan ternak.
c. Kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe, susu, tahu, dan
kecap.
d. Cabai sebagai bahan pelengkap makanan serta sebagai sumber
perekonomian.
e. Bawang sebagai bahan pelengkap makanan pokok.
5. 5 usaha pelestarian sumber daya alam:
a. Melakukan reboisasi pada lahan gundul
b. Beralih pada penggunaan energi alternatif
c. Menghemat menggunakan energi listrik
d. Melakukan daur ulang
e. Pengolahan air limbah
6. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat daftar pertanyaan:
a. Menentukan topik
b. Menentukan tujuan
c. Mempersiapkan daftar pertanyaan
d. Memperhatikan bahasa yang digunakan

71
LEMBARAN PENGAMATAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN TEMATIK

Tema : 9. Kayanya Negeriku


Kelas/Semester : IV/II
Hari/Tanggal : Kamis / 09-04-2020
Tujuan Pembelajaran : Proses Rencana Pembelajaran

Perilaku Guru Yang Kemunculan


No Komentar
Diobservasi Ada Tidak Ada
1 Motivasi membangkitkan √
minat siswa.
2 Mengkomunikasikan tujuan √
pembelajaran.
3 Menguasai materi. √ Cari media yang
4 Memotivasi siswa untuk √ cocok
bertanya.
5 Memberi kesempatan siswa √ Perlu peningkatan.
untuk bertanya.
6 Memberikan pertanyaan √
kepada seluruh siswa dalam
kelas.
7 Persiapan sarana pembelajaran. √ Perlu peningkatan.
8 Pengadaan alat dan bahan. √ Cari media yang
9 Penggunaan alat bantu dan √ cocok.
penanaman konsep.
10 Keterlibatan siswa dalam √
kegiatan belajar mengajar.
11 Memberikan alokasi waktu √
untuk menyelesaikan tugas.
12 Kesesuaian materi dengan √
tujuan pembelajaran.
13 Pemahaman siswa terhadap √
materi pelajaran.

Tanjung Bungo, 09 April 2020


Guru Kelas

DELMAWATI, S.Pd
NIP. 19940623 201903 2 002

72
73
Lembar Observasi Pengamatan Motivasi Belajar Siswa
Siklus I

No Bobot Nilai Nilai Predikat


Aspek Yang Diamati 1 2 3 4 95 A

1 Tidak terlambat mengikuti pelajaran

2 Berpakaian lengkap dan rapi

3 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik

4 Mengikuti pelajaran dengan baik

5 Giat berlatih melakukan latihan soal-soal

6 Siswa memanfatkan media dengan baik

7 Siswa tertarik dengan materi pembelajaran

8 Siswa mau melaksanakan apa yang diperintahkan guru

9 Siswa dapat bekejasama

10 Siswa berlomba dalam kelompok

Jumlah

Ket: Skor maksimal 4

74
75
Nomor Surat : 60/108.420.04/UPT-SD.39/KP-2020

Lampiran :-

Perihal : Undangan Seminar

Kepada Yth. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan


Majelis Guru SDN 39 Tanjung Bungo
Di
Tempat

Dengan hormat,
Dengan surat ini kami mengundang Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan
Majelis Guru SDN 39 Tanjung Bungo, agar dapat hadir pada acara
seminar PTK oleh DELMAWATI, S.Pd, guru kelas SDN 39 Tanjung
Bungo yang akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Rabu, 30 Juli 2020


Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat : SDN 39 Tanjung Bungo
Acara : Seminar Penelitian Tindakan Kelas

Demikian surat undangan ini kami buat. Atas perhatiannya kami


ucapkan terimakasih.

Yang mengundang,

DELMAWATI, S.Pd
NIP. 19940623 201903 2 002

76
77
78
DOKUMENTASI SEMINAR

79

Anda mungkin juga menyukai