Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “PELAKSANAAN PANCASILA PADA MASA ORDE BARU”.

Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan

Pancasila. Penulis berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang

bagaimana pelaksanaan Pancasila di indonesia pada masa orde baru. Menyadari

banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca untuk melengkapi segala kekurangan

dan kesalahan dari makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak

kepada pihak- pihak yang telah membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Yogyakarta, 25 November 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PANCASILA

B. PELAKSANAAN PANCASILA PADA MASA ORDE BARI

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila merupakan ideologi atau dasar-dasar pemikiran yang

menjadi patokan bagi seluruh rakyat dalam hidup bernegara. Pancasila lahir

pada tanggal 1 Juni 1945, meski dalam penyusunannya terjadi perubahan

kandungan dan urutan lima kandungan pancasila yang berlangsung selama

beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila. Sejak tahun 1945,

Pancasila sudah dijadikan ideologi bagi rakyat maupun pemerintahan dalam

kehidupan bernegara sampai pengambilan keputusan bagi pemerintahan.

Pemerintahan yang terus berganti masa, tidak menjadikan pancasila tergerus

oleh zaman. Dari Indonesia merdeka, orde lama, orde baru, era reformasi,

hingga pemerintahan pada saat ini.

Orde Baru merupakan pemerintahan yang terlama dan terstabil. Stabil

yang dimaksud yaitu dalam masa pemerintahan tidak ada gejolak besar yang

ditimbulkan terkecuali pada akhir masa pemerintahan. Naik turunnya

Indonesia pada masa tersebut menimbulkan beberapa anggapan yang berbeda

mengenai penerapan pancasila pada masa orde baru. Dari latar belakang diatas

maka penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang “pelaksanaan

Pancasila pada Masa Orde Baru”. Dalam makalah ini penulis akan

menjabarkan tentang pelaksanaan Pancasila pada masa orde baru.

3
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?

2. Bagaimana pelaksanaan Pancasila pada masa orde baru?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui maksud dari Pancasila.

2. Untuk menegetahui pelaksanaan Pancasila pada masa orde baru.

4
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PANCASILA

Pancasila adalah dasar falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia,

yang terdiri atas sila-sila: Ketuhanan yang Maha Esa; Kemanusiaan yang adil

dan beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah

kebijaksanaan dalam permusyawarahan perwakilan; dan Keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia. Rumusan tersebut tertuang dalam pembukaan UUD

1945 Alinea IV dan dikukuhkan oleh Tap MPR No. VI/MPR/1973 dan No.

IV/MPR/1978. Meskipun di dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut tidak

secara eksplisit disebutkan istialah Pancasila, namun istialah tersebut sudah

dikenal secara luas bahwa lima sila tersebut adalah Pancasila sebagai dasar

negara.

Pancasila sebagai sebuah dasar dan idiologi Negara Kesatuan

Republik Indonesia, sudah layaknya Pancasila untuk dikaji kaitannya dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesepakata bangsa telah menetapkan

bahwa Pancasila yang terdiri atas lima sila itu merupakan dasar Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasiakan tanggal 17 Agustus

1945. Kesepakatan itu dinyatakan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI

sebagai lembaga pembentuk negara saat itu.

B. PELAKSANAAN PANCASILA PADA MASA ORDE BARU

5
Terlaksananya dengan dasar “supersemar” dan TAP MPRS no.

XXXVII/MPRS/1968 periode ini disebut juga demokrasi pancasila, karena

segala bentuk penyelanggaraan negara berlangsung berdasarkan nilai-nilai

pancasila.

Ciri-ciri umum :

1. Mengutamakan musyawarah mufakat

2. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat

3. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan

5. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksankan hasil keputusan

musyawarah

6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur

7. Keputusan dapat dipertanggungjawabkan kepada tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan nilai kebenaran dan keadilan

Orde baru muncul dengan tekad untuk melaksanakan Pancasila dan

UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Semangat tersebut muncul

berdasarkan pengalaman sejarah dari pemerintahan sebelumnya yang telah

menyimpang dari Pancasila serta UUD 1945 demi kepentingan kekuasaan.

Akan tetapi, yang terjadi sebenarnya adalah tidak jauh berbeda dengan apa

yang terjadi pada masa orde lama, yaitu Pancasila tetap pada posisinya

sebagai alat pembenar rezim otoritarian baru di bawah Soeharto. Seperti rezim

otoriter pada umumnya lainnya, ideologi sangat diperlukan orde baru sebagai

6
alat untuk membenarkan dan memperkuat otoritarianisme negara. Sehingga

Pancasila oleh serangkaian peraturan orde baru kemudian ditafsirkan

sedemikian rupa sehingga membenarkan dan memperkuat otoritarianisme

negara. Maka dari itu Pancasila perlu disosialisasikan sebagai doktrin

komprehensif dalam diri masyarakat Indonesia guna memberikan legitimasi

atas segala tindakan pemerintah yang berkuasa. dalam diri masyarakat

Indonesia. Adapun dalam pelaksanaannya upaya indroktinisasi tersebut

dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari pengkultusan Pancasila sampai

dengan Penataran P4.

Upaya pengkultusan terhadap pancasila dilakukan pemerintah orde

baru guna memperoleh kontrol sepenuhnya atas Pancasila dan UUD 1945.

Pemerintah orde baru menempatkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai sesuatu

yang keramat sehingga tidak boleh diganggu gugat. Penafsiran dan

implementasi Pancasila sebagai ideologi terbuka, serta UUD 1945 sebagai

landasan konstitusi berada di tangan negara. Pengkultusan Pancasila juga

tercermin dari penetapan Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober

sebagai peringatan atas kegagalan G 30 S/PKI dalam upayanya menggantikan

Pancasila dengan ideologi komunis.

Retorika mengenai persatuan kesatuan menyebabkan pemikiran

bangsa Indonesia yang sangat plural kemudian diseragamkan. Uniformitas

menjadi hasil konkrit dari kebijakan politik pembangunan yang unilateral.

Gagasan mengenai pluralisme tidak mendapatkan tempat untuk didiskusikan

7
secara intensif. Sebagai pucaknya, pada tahun 1985 seluruh organisasi sosial

politik digiring oleh hukum untuk menerima Pancasila sebagai satu-satunya

dasar filosofis, sebagai asas tunggal dan setiap warga negara yang

mengabaikan Pancasila atau setiap organisasi sosial yang menolak Pancasila

sebagai asas tunggal akan dicap sebagai penghianat atau penghasut. Dengan

demikian, jelaslah bahwa Orde Baru tidak hanya memonopoli kekuasaan,

tetapi juga memonopoli kebenaran. Sikap politik masyarakat yang kritis dan

berbeda pendapat dengan negara dalam prakteknya diperlakukan sebagai

pelaku tindak kriminal atau subversif.

Pada era Orde Baru, selain dengan melakukan pengkultusan terhadap

Pancasila, pemerintah secara formal juga mensosialisasikan nilai-nilai

Pancasila melalui TAP MPR NO II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan

dan Pengamalan Pancasila (P4) di sekolah dan di masyarakat. Siswa,

mahasiswa, organisasi sosial, dan lembaga-lembaga negara diwajibkan untuk

melaksanakan penataran P4. Tujuan dari penataran P4 antara lain adalah

membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga

dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional

akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat

akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru.

Selain sosialisasi nilai Pancasila dan menerapkan nilai Pancasila dalam

kehidupan berbangsa, dalam kegiatan penataran juga disampaikan

pemahaman terhadap Undang- Undang Dasar 1945 dan Garis Besar Haluan

8
Negara (GBHN). Pelaksanaan penataran P4 sendiri menjadi tanggung jawab

dari Badan Penyelenggara Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan

Pengamalan Pancasila (BP7).

Akan tetapi cara melakukan pendidikan semacam itu, terutama bagi

generasi muda, berakibat fatal. Pancasila yang berisi nilai-nilai luhur, setelah

dikemas dalam penataran P4, ternyata justru mematikan hati nurani generasi

muda terhadap makna dari nilai luhur Pancasila tersebut. Hal itu terutama

disebabkan oleh karena pendidikan yang doktriner tidak disertai dengan

keteladanan yang benar. Setiap hari para pemimpin berpidato dengan selalu

mengucapkan kata-kata Pancasila dan UUD1945, tetapi dalam kenyataannya

masyarakat tahu bahwa kelakuan mereka jauh dari apa yang mereka katakan.

Perilaku itu justru semakin membuat persepsi yang buruk bagi para pemimpin

serta meredupnya Pancasila sebagai landasan hidup bernegara, karena

masyarakat menilai bahwa aturan dan norma hanya untuk orang lain (rakyat)

tetapi bukan atau tidak berlaku bagi para pemimpin. Atau dengan kata lain

Pancasila hanya digunakan sebagai slogan yang menunjukkan kesetiaan semu

terhadap pemerintah yang sedang berkuasa.

9
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dapat kita tarik kesimpulan pada pembahasan dalam makalah ini sebagai

berikut:

1. Pengertian Pancasila adalah dasar falsafah Negara Kesatuan Republik

Indonesia, yang terdiri atas sila-sila: Ketuhanan yang Maha Esa;

Kemanusiaan yang adil dan beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan

yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawarahan

perwakilan; dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Rumusan

tersebut tertuang dalam pembukaan UUD 1945 Alinea IV dandikukuhkan

oleh Tap MPR No. VI/MPR/1973 dan No. IV/MPR/1978. Meskipun di

dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut tidak secara eksplisit disebutkan

istialah Pancasila, namun istialah tersebut sudah dikenal secara luas bahwa

lima sila tersebut adalah Pancasila sebagai dasar negara.

2. Orde baru muncul dengan tekad untuk melaksanakan pancasila dan UUD

1945 secara murni dan konsekuen semangat tersebut muncul berdasarkan

pengalaman sejarah dari pemerintahan sebelumnya yang telah

menyimpang dari pancasila serta UUD 1945. Demi kepentingan

kekuasaan akan tetapi, yang terjadi sebenarnya adalah tidak jauh berbeda

dengan apa yang terjadi pada masa orde lama, yaitu pancasila tetap pada

posisinya sebagai alat pembenar, rezim, otoritarian di bawah Soeharto.

10
B. SARAN

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan memiliki banyak

potensi SDM maupun SDA, bercermin dari pembahasan diatas supaya

kedepannya bangsa ini menjadi lebih hebat dan terutama kesadarannya

masing-masing, dan sila-sila Pancasila bisa dihayati dalam kehidupan sehari-

hari masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Poesponegoro, Marati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional

Indonesia IV. Jakarta: PN Balai Pustaka. 1984.

Sukarno. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka

Pealajar. 2015.

Marwati Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia VI, Jakarta: PN Balai

Pustaka, 1984, 415.

https://www.academia.edu/7271090/Makalah_PKN

https://www.gurupendidikan.co.id/pancasila-pada-masa-orde-baru/

12

Anda mungkin juga menyukai