Model Pembelajaran GI
Model Pembelajaran GI
PENDAHULUAN
1
Materi Kinematika gerak merupakan salah satu materi fisika yang
diajarkan di kelas 10 SMAN 1 Mepanga. Berdasarkan hasil wawancara
dengan siswa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penyampaian
pembelajaran yang dilakukan pengajar kepada siswa masih banyak
kekurangan, sehingga Materi Kinematika gerak dianggap sulit,
membosankan, dan kurang menarik. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
masih terpusat pada guru, di mana guru menjelaskan secara teoritis tanpa
memberikan peragaan, visualisasi, dan gambar umum yang ada di lapangan.
Siswa dalam proses pembelajaran tersebut cenderung pasif dan tidak bisa
melakukan eksplorasi dari materi yang disampaikan.
Berdasarkan pemaparan tersebut timbul pemikiran untuk melakukan
penelitian tentang upaya meningkatkan antusiasme dan atau minat serta hasil
belajar siswa pada materi kinematika gerak di kelas 10 SMAN 1 Mepanga
melalui penggunaan model pembelajaran Group Invetigation (GI). Penerapan
model pembelajaran tipe GI diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa baik secara kognitif, afektif, psikomotor, dan keterampilan siswa.
sehingga, pembelajaran tersebut dapat meningkatkan pengetahuan siswa dan
bekal bagi siswa setelah lulus dari sekolah tersebut.
1.4 Hipotestis
1.4.1 Dengan menggunakan model pembelajaran GI (Group investigation) dapat
meningkatkan hasil belajar pada siswa.
2
1.5.1 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses
penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan
proses dalam model pembelajaran GI (Group investigation).
1.5.2 Meningkatkan antusiasme dan atau minat belajar siswa dalam mempelajari
materi kinematika dan meningkatkan hasil belajar siswa.
3
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan belajar
sebagai proses perubahan tingkah laku seseorang, melalui serangkaian
kegiatan yang dialaminya melalui pengalamannya sehingga terbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan yang baru dan
lebih baik. Belajar akan lebih baik, jika seseorang mengalami, merasakan
dan atau melakukannya sendiri. Dengan demikian belajar merupakan
kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk
dapat menguasai atau memperoleh sesuatu sehinnga dapat mewujudkan
apa yang diharapkan dan dicita-citakan.
4
penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan
proses merupakan pendekatan proses. Pendekatan proses dalam
pembelajaran dikenal pula sebagai keterampilan proses di mana guru
memvariasikan kegiatan pengajaran, agar siswa terlibat aktif dan
memperoleh berbagai pengalaman.
Sementara menurut Widada (2008) Pendekatan keterampilan proses
sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan secara aktif untuk
mengembangkan kemampuan yang mereka miliki sehingga mereka
memperoleh suatu yang baru berdasarkan hasil pengamatan yang dapat
dari objek atau fenomena yang mereka alami.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan proses adalah
suatu pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif sehingga
siswa dapat mengembangkan dan atau kemampuan, pengetahuan serta
keterampilan mereka. Melalui pendekatan proses ini siswa diajak untuk
berinteraksi langsung dengan lingkungan sehingga siswa dapat melakukan
pengamatan atas objek dan peristiwa yang mereka alami.
5
investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus dengan siswa yang
berperan aktif dalam kegiatan tersebut.
6
kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok
sehingga siswa dapat saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan
mempersatukan ide dan pendapat.
4) Tahap Pengorganisasian (Organizing)
Pada tahap ini setiap anggota kelompok menentukan pesan-pesan
penting dalam praktiknya masing-masing, kemudian merencanakan
apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana
mempresentasikannya, lalu wakil dari masing-masing kelompok
membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.
5) Tahap Presentasi (Presenting)
Pada tahap presentasi ini tiap kelompok menyampaikan hasil
penyelidikannya di depan kelas dan kelompok yang lain terlibat secara
aktif sebagai pendengar kemudian memberi evaluasi, mengklarifikasi
dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang
disajikan.
6) Tahap evaluasi (evaluating)
Pada tahap ini, siswa menggabungkan masukan-masukan tentang
topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang
pengalaman-pengalamannya. Guru dan siswa bekerja sama dalam
mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan dan
evaluasi tersebut berupa penilaian hasil belajar yang sesuai atau
mencerminkan tingkat pemahaman siswa.
7
4) Menumbuhkan motivasi belajar siswa baik secara mandiri maupun
berkelompok.
Selain dari 4 kelebihan di atas model Pembelajaran dengan
menggunakan GI (Group investigation) juga membantu siswa dalam
berpikir lebih kritis dalam memilah informasi yang didapatkan,
memecahkan masalah, belajar berdemokrasi dalam penyatuan pemahaman
terhadap materi dan siswa dapat berlatih membangun sendiri pemahaman
konsep materi.
Berdasarkan kelebihan-kelebihan dari model Pembelajaran dengan
menggunakan GI (Group investigation), dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model Pembelajaran dengan menggunakan GI (Group
investigation) mampu untuk membantu memotivasi siswa untuk lebih aktif
di dalam kelas sehingga dapat mencapai tujuan dari kegiatan
pembelajaran.
8
Jadi jelaslah bahwa penilaian suatu benda bergerak atau tidak
bergerak tergantung pada acuan yang dipakai. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa suatu benda dikatakan bergerak apabila dalam suatu
kurun waktu tertentu posisinya berubah terhadap titik acuan tertentu.
9
∆ t = Waktu (s)
Karena perpindahan merupakan besaran vektor dan waktu adalah
besaran skalar, maka kecepatan merupakan besaran vektor, memiliki besar
dan arah.
Istilah yang sering dipakai untuk menyatakan nilai kecepatan tanpa
arah adalah kelajuan. Karena hanya menyatakan nilai dari kecepatan dan
tidak memiliki arah, maka kelajuan merupakan besaran Skalar.
Kelajuan rata-rata adalah jarak per satuan waktu atau dinyatakan
dalam persamaan berikut :
∆s
v=
∆t
Keterangan :
v = Kelajuan (m/s)
∆ s = Jarak (m)
∆ t = Waktu (s)
10
∆ ⃗v = Kecepatan (m/s)
∆ t = Waktu (s)
Karena kecepatan merupakan besaran vektor dan waktu adalah
besaran skalar, maka percepatan merupakan besaran vektor, memiliki
besar dan arah.
Tanda positif atau negatif dari percepatan tidak serta merta dapat
diartikan membuat gerak benda menjadi semakin cepat (mempercepat)
atau mengakibatkan gerak benda semakin lambat (memperlambat). Untuk
mengambil kesimpulan gerak benda dipercepat atau diperlambat harus
dilihat pula arah kecepatan benda tersebut. Apabila arah kecepatan sama
dengan arah percepatan maka gerak benda semakin cepat atau dipercepat,
sedangkan apabila arah percepatan berlawanan dengan arah kecepatan
maka gerak benda diperlambat atau benda mengalami perlambatan.
11
banyaknya jumlah sampel yang diambil diharapkan akan mendapatkan hasil
yang baik dan memuaskan.
3.4 Instrument
12
(2) Percepatan geraknya nol
(3) Percepatan geraknya
stabil
(4) Kecepatan gerak konstan
Pernyataan yang merupakan
ciri-ciri GLB ditunjukkan
oleh nomor ….
a. (1), (2), dan (3)
b. (1), (3), dan (4)
c. (2), (3), dan (4)
d. (1), (2), dan (4)
3. Nilai percepatan mobil yang Jawaban benar mendapat poin 10
sedang direm adalah …. Kunci : D
a. Nol
b. Tidak tentu
c. Positif
d. Negatif
4. Sebuah mobil yang sedang Jawaban benar mendapat poin 10
bergerak dengan kecepatan Kunci : B
20 m/s direm, sehingga 15
sekon kemudian
kecepatannya menjadi 11
m/s. Mobil tersebut
mengalami perlambatan
sebesar ….
a. 0,6 m/s2
b. 0,8 m/s2
c. 9 m/s2
d. 50 m/s2
5. Jarak dari kota A ke kota B Jawaban benar mendapat poin 10
adalah 115 km. Pak Budi Kunci : B
berangkat dari kota A pukul
13
09.00 menuju kota B
menggunakan kendaraan
dengan kecepatan 50 km/jam.
Pak Budi akan sampai ke
kota B pada pukul ….
a. 11.15
b. 11.18
c. 11.20
d. 11.30
6. Bentuk gerak benda yang Jawaban benar mendapat poin 10
dilemparkan ke atas secara Kunci : A
vertikal dan akhirnya jatuh ke
tanah adalah ….
a. GLBB diperlambat
kemudian menjadi
GLBB dipercepat
b. GLB kemudian menjadi
GLBB
c. GLBB dipercepat
kemudian menjadi
GLBB diperlambat
d. GLBB kemudian
menjadi tidak beraturan
7. Sebuah bus di jalan raya Jawaban benar mendapat poin 10
berkecepatan 15 m/s. Ketika Kunci : B
mendekati terminal, bus
direm secara beraturan
selama 6 sekon hingga
berhenti. Perlambatan bus
sampai berhenti adalah ….
a. 2 m/s
b. 2,5 m/s
14
c. 3,5 m/s
d. 4 m/s
8. Sebuah benda mula-mula Jawaban benar mendapat poin 10
bergerak dengan kecepatan Kunci : C
awal 4 m/s. Jika benda
tersebut dipercepat dengan
percepatan 3 m/s2 selama 8
sekon, maka jarak yang
ditempuh benda tersebut
adalah ….
A. 160 m
B. 140 m
C. 128 m/s
D. 96 m/s
9. Suatu benda dikatakan Jawaban benar mendapat poin 10
bergerak apabila .... Kunci : B
a. Jarak benda tidak
berubah terhadap benda
lain
b. Kedudukan benda
berubah terhadap benda
lain
c. Jarak benda kadang
berubah, kadang tetap
terhadap benda lain
d. Kedudukan benda tetap
terhadap benda lain
15
km/jam
b. Kecepatan mobil 60
km/jam
c. Jarak yang ditempuh
mobil 60 km setiap jam
d. Kecepatan rata-rata
mobil 60 km/jam
Data untuk penelitian ini adalah berupa hasil pre-test dan post-test. Data
hasil belajar siswa setelah dilakukan koreksi dan penilaian akan dianalisis
dengan membandingkan hasil pre-test dan post-test dengan menggunakan uji
T untuk dua kelompok dependent. Kemudian hasil tersebut akan disesuaikan
berdasarkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tuntas (mastery
learning), yakni 75% dari jumlah siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) 75 sebagai ketuntasan siswa dalam penguasaan materi yang
diberikan (Depdiknas, 2008). Berdasarkan ketentuan tersebut penelitian
16
dengan menggunakan model GI dapat dihentikan jika jumlah siswa yang
menguasai materi ajar telah mencapai 75%, pencapaian tersebut diketahui
melalui perolehan hasil dari evaluasi. Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan aplikasi SPSS.
17
Berikut merupakan hasil penilaian data dari pre-test dan post-test untuk 38
responden:
Tabel 4.1.1. Hasil Perhitungan Lembar Kerja Siswa
18
27 Rifka Azkiah 40 80
28 Rini Puspita Dewi 70 70
29 Risma Wati Putri 80 90
30 Rizki Restika 70 80
31 Safirah 90 90
32 Sartika Rahmadani S 30 90
33 Sri Fatmi 50 80
34 Sutji Rochaminah 30 70
35 Ulvina Tangke 50 90
Lembang
36 Walfrandi Yusame 100 100
37 Yusuf Dharma 90 100
38 Zulkyfli S Sidupra 80 90
19
Pair Pretestt & 38 .547 .000
1 PostTest
Adapun hasil analisis peneliti dari output di atas adalah sebagai berikut:
1) Dari tabel Paired Samples Statistics di atas dapat dianalisis
Penelitian ini menggunakan sampel berjumlah N1 dan N2 = 38
orang. Nilai rata-rata untuk pre-test = 63,42; Nilai rata-rata untuk post-
test = 84,74 serta standar deviasi untuk pre-test = 24,304 dan standar
deviasi untuk post-test = 11.563. Dengan standar error of mean untuk
pre-test = 3,943 dan standar error of mean untuk post-test = 1,876.
2) Dari tabel Paired samples correlations di atas dapat dianalisis
Pada output di atas menunjukkan data tentang ada tidaknya
kolerasi
antara variabel pre-test dan post-test, diperoleh hasil sebesar 0,547. Hal
ini menunjukkan adanya hubungan antara hasil belajar siswa sebelum
dan sesudah mendapatkan pendekatan proses dengan metode GI.
3) Dari tabel Paired Sample Test di atas dapat dianalisis
Hipotestis dalam penelitian ini :
H0: tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran GI (Group
investigation) dalam meningkatkan hasil belajar pada siswa.
20
Hi: ada pengaruh penggunaan model pembelajaran GI (Group
investigation) dalam meningkatkan hasil belajar pada siswa.
Dari tabel Paired Sample Test di atas nilai probabilitas Sig. (2-tailed) =
0,000 dan nilai taraf signifikan (α) 0,05. Sehingga jika dibandingkan
antara nilai signifikansi (probabilitas) dengan taraf sig adalah: Jika p < α
maka Ho ditolak, atau 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak. Artinya jika Ho
ditolak maka Hi diterima, sehingga keputusannya: ada perbedaan hasil
pre-test dan post-test atau dapat dikatakan ada pengaruh penggunaan
model pembelajaran GI (Group investigation) dalam meningkatkan hasil
belajar pada siswa.
4) Membanding nilai post-test dengan nilai standar nasional
Standar nilai nasional adalah 75, sedangkan dari tabel 4.1.1 dapat dilihat
bahwa nilai siswa yang berada di atas 75 adalah berjumlah 30 siswa dari
38 siswa atau dapat dikatakan sekitar 78,9%. Berdasarkan Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Tuntas (mastery learning), yakni 75%
dari jumlah siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
75 sebagai ketuntasan siswa dalam penguasaan materi yang diberikan
(Depdiknas, 2008). Berdasarkan ketentuan tersebut penelitian dengan
menggunakan model GI dapat dihentikan karena jumlah siswa yang
menguasai materi ajar telah mencapai 75%, pencapaian tersebut
diketahui melalui perolehan hasil dari evaluasi.
5.1 KESIMPULAN
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil pre-test dan post-test
atau dapat dikatakan ada pengaruh penggunaan model pembelajaran GI
(Group investigation) dalam meningkatkan hasil belajar pada siswa dengan
nilai sebesar 0, 547. Hasil pre-test dan post-test memiliki perbedaan hasil, di
mana hasil post-test lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pre-test dengan
nilai rata-rata untuk pre-test adalah 63,42 sedangkan nilai rata-rata untuk
21
post-test adalah 84,74. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini berhasil
karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
5.2 SARAN
5.3 KETERBATASAN
ini, ada beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi beberapa
faktor yang agar dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang
akan datang dalam lebih menyempurnakan penelitiannya karna penelitian ini
sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam
penelitian-penelitian ke depannya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian
tersebut, antara lain :
22
3) Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara online sehingga peneliti tidak
dapat mengetahui keadaan siswa secara nyata.
Sumber Referensi :
23
Oemar Hamalik. (2008). Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung :
Mandar Maju.
24
Lampiran :
25