Anda di halaman 1dari 10

TUGAS EKONOMI BISNIS

( MERINGKAS MATERI MATERI )

Dosen Pengampu: Nicholas Marpaung, M.Si

Disusun Oleh:
Nama Mahasiswa : Michael Gerald
Nim : 200907088

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
PERTEMUAN Tanggal 9
Pertama kali masuk pelajaran dan diawali dengan perkenalan
PERTEMUAN Tanggal 26
Memulai Bahas Inflasi,Dari pembahasan ini saya mendapatkan point penting menurut saya
1.Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus sehubungan
dengan mekanisme pasar yang dipengaruhi banyak faktor, seperti peningkatan konsumsi
masyarakat, likuiditas di pasar yang berlebih sehingga memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, hingga ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi merupakan indikator untuk
melihat tingkat perubahan, dan inflasi dianggap terjadi apabila proses kenaikan harga
berlangsung terus-menerus dan saling berpengaruh satu sama lain.
2. Penyebab Inflasi

1. Tarikan permintaan (demand pull inflation). Inflasi ini disebabkan permintaan atau daya
tarik masyarakat yang tinggi pada suatu barang atau jasa, yang mana biasanya dipicu dari
membanjirnya likuiditas di pasar, sehingga permintaan jadi tinggi dan memicu perubahan
tingkat harga. Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga faktor produksi meningkat.
2. Desakan (tekanan) produksi atau distribusi (cost push inflation). Inflasi ini disebabkan
dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus-menerus.
Biasanya inflasi jenis ini dipengaruhi desakan biaya faktor produksi yang terus meningkat,
kelangkaan produksi, dan/atau kelangkaan distribusi.
3. Inflasi campuran (mixed inflation). Inflasi ini terjadi akibat kenaikan penawaran dan
permintaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara keduanya. Misalnya, ketika
permintaan pada barang/jasa A meningkat, lalu menyebabkan persediaan barang/jasa A turun
sedangkan pengganti atau substitusinya terbatas atau tidak ada. Ketidakseimbangan ini akan
mengakibatkan terjadinya inflasi.

Jenis-jenis Inflasi
Berdasarkan kenaikan harga, inflasi dibagi ke dalam 4 jenis, yaitu:

1. Inflasi ringan: kenaikan harga di bawah 10% dalam setahun.


2. Inflasi sedang: kenaikan harga di antara 10% - 30% dalam setahun.
3. Inflasi berat: kenaikan harga di antara 30% - 100% dalam setahun
4. Hiperinflasi (inflasi tak terkendali): kenaikan harga di atas 100% dalam setahun.
Berdasarkan asalnya

Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation)


2. Inflasi dari luar negeri (imported inflation)
Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga

Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga, inflasi dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Inflasi tertutup (closed inflation). Kenaikan harga yang terjadi hanya berhubungan dengan
satu atau dua barang tertentu.
2. Inflasi terbuka (open inflation). Kenaikan harga yang terjadi pada semua barang secara
umum.
3. Hiperinflasi. Serangan inflasi yang sangat hebat sehingga harga barang/jasa terus berubah
dan meningkat setiap saat, akibatnya orang-orang tidak dapat menahan uang lebih lama
karena nilai uang terus merosot.

Cara Mengatasi Inflasi


Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi, yaitu:

1. Melalui Kebijakan Fiskal


Inflasi dapat diatasi dengan menggunakan kebijakan fiskal yang berarti mengatur penerimaan
dan pengeluaran pemerintah. Dengan menghemat pengeluaran pemerintah, inflasi dapat
segera teratasi atau dapat juga dengan menaikan tarif pajak rumah tangga maupun
perusahaan.

2. Melalui Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah langkah yang dilakukan untuk menjaga kestabilan moneter guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan ini dapat dilakukan dengan cara
membatasi jumlah uang yang beredar, menetapkan persediaan kas, menaikan suku bunga atau
kebijakan diskonto, dan menerapkan kebijakan operasi pasar terbuka.

3. Kebijakan Lainnya
Selain kebijakan fiskal dan moneter, pemerintah juga bisa mengatasi inflasi dengan cara
meningkatkan produksi dan jumlah barang di pasar, serta menetapkan harga maksimum
untuk beberapa jenis barang.

Dampak Inflasi
Terjadinya inflasi tentu memberikan dampak yang beragam, bukan hanya negatif tetapi juga
ada yang positif. Apa saja dampaknya? Simak, penjelasannya di bawah ini.

a. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan

Inflasi dapat mempengaruhi secara positif maupun negatif terhadap pendapatan masyarakat.
Misalnya saja saat terjadi inflasi lunak, maka perusahaan akan merasakan dampak positif
karena terjadi perluasan produksi sehingga dapat meningkatkan perekonomian. Namun inflasi
ini justru akan berdampak buruk terhadap para pekerja dengan pendapatan tetap, karena nilai
uang yang diterima tidak berubah, sementara harga barang/jasa semakin tinggi.

b. Dampak Inflasi Pada Bidang Ekspor

Biaya ekspor akan mengalami kenaikan biaya yang tinggi saat terjadinya inflasi, hal ini tentu
saja berdampak negatif untuk para pelaku ekspor. Kenaikan biaya tersebut juga akan
membuat kemampuan ekspor suatu negara berkurang karena kalah saing dengan barang dari
negara lainnya. Pada akhirnya, pendapatan devisa hasil ekspor pun akan berkurang. 
c. Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung
Pada saat inflasi terjadi, minat menabung seseorang akan semakin berkurang karena bunga
yang didapatkan menjadi jauh lebih kecil, sedangkan penabung tetap harus membayar biaya
administrasi tabungan yang dimiliki.

d. Dampak Inflasi Terhadap Perhitungan Bahan Pokok

Inflasi juga akan membuat perhitungan dan penetapan harga bahan pokok menjadi lebih sulit
karena bisa jadi terlalu kecil ataupun terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh prediksi
persentase inflasi di masa yang akan datang tidak akurat, sehingga proses penetapan harga
pokok dan harga jual menjadi tidak tepat

Cara Menghitung Inflasi

Menghitung laju inflasi di Indonesia umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan tiga
indikator yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan rata-rata yang dihasilkan dari
perubahan harga barang atau jasa yang dikonsumsi konsumen pada periode waktu tertentu,
Deflator PDB yang berfungsi sebagai indeks untuk menunjukan perkembangan harga di
bidang produsen, dan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) yang digunakan untuk
mengukur harga yang terjadi pada perdagangan grosir.

PERTEMUAN TANGGAL 2

MANFAAT UANG DIGITAL DAN REDENOMINASI


Secara sederhana, uang elektronik didefinisikan sebagai alat pembayaran dalam bentuk
elektronik dimana nilai uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu. Penggunanya
harus menyetorkan uangnya terlebih dahulu kepada penerbit dan disimpan dalam media
elektronik sebelum menggunakannya untuk keperluan bertransaksi. Ketika digunakan, nilai
uang elektronik yang tersimpan dalam media elektronik akan berkurang sebesar nilai
transaksi dan setelahnya dapat mengisi kembali (top-up). Media elektronik untuk menyimpan
nilai uang elektronik dapat berupa chip atau server. Penggunaan uang elektronik ini sebagai
alat pembayaran yang inovatif dan praktis diharapkan dapat membantu kelancaran
pembayaran kegiatan ekonomi yang bersifat massal, cepat dan mikro, sehingga
perkembangannya dapat membantu kelancaran transaksi di jalan tol, di bidang transportasi
seperti kereta api maupun angkutan umum lainnya atau transaksi di minimarket, food court,
atau parkir.
 Perkembangan uang elektronik diharapkan pula dapat digunakan sebagai alternatif alat
pembayaran non tunai yang dapat menjangkau masyarakat yang selama ini belum
mempunyai akses kepada sistem perbankan.
 Definisi
Uang Elektronik (Electronic Money) didefinisikan sebagai alat pembayaran yang memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut:
diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit;
nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip;dan
nilai uang elektronik yang di kelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
 Dasar Hukum
Penyelenggaraan Uang Elektronik telah diatur dalam :
1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tanggal 13 April 2009 tentang
Uang Elektronik (Electronic Money).
2. Surat Edaran Bank Indonesia No.11/11/DASP tanggal 13 April 2009 perihal Uang
Elektronik (Electronic Money).
Manfaat Uang Elektronik
Penggunaan Uang Elektronik sebagai alat pembayaran dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi pembayaran
tanpa perlu membawa uang tunai.
Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang (seperti permen) akibat padagang
tidak mempunyai uang kembalian bernilai kecil (receh).
Sangat applicable untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun frekuensinya tinggi,
seperti: transportasi, parkir, tol, fast food, dll.
 Risiko Uang Elektronik
Walapun di satu sisi terdapat beberapa manfaat dari Uang Elektronik, tetapi di sisi lain
terdapat risiko yang perlu disikapi dengan kehati-hatian dari para penggunanya, seperti :
1. Risiko uang elektronik hilang dan dapat digunakan oleh pihak lain, karena pada
prinsipnya uang elektronik sama seperti uang tunai yang apabila hilang tidak dapat
diklaim kepada penerbit.
2. Risiko karena masih kurang pahamnya pengguna dalam menggunakan uang
elektronik, seperti pengguna tidak menyadari uang elektronik yang digunakan
ditempelkan 2 (dua) kali pada reader untuk suatu transaksi yang sama sehingga nilai
uang elektronik berkurang lebih besar dari nilai transaksi.
Jenis Uang Elektronik dan Batas Nilai Uang Elektronik
1. Jenis uang elektronik berdasarkan tercatat atau tidaknya data identitas pemegang pada
penerbit Uang Elektronik dibagi menjadi :
2. Uang Elektronik registered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas
pemegangnya tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik. Dalam kaitan ini,
penerbit harus menerapkan prinsip mengenal nasabah dalam menerbitkan Uang
Elektronik Registered. Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada
media chip atau server untuk jenis registered adalah Rp5.000.000,00 (lima juta
Rupiah).
3. Uang Elektronik unregistered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas
pemegangnya tidak tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik. Batas
maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk
jenis unregistered adalah Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah).
Pihak-Pihak dalam Penyelenggaraan Uang Elektronik
1. Pemegang kartu adalah pengguna yang sah dari Uang Elektronik.
2. Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yang bertanggung jawab atas
pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan sebagai
penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi Uang Elektronik yang kerjasama dengan
anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.
3. Penerbit adalah bank atau lembaga selain bank yang menerbitkan Uang Elektronik.
4. Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan kerjasama dengan
pedagang (merchant), yang dapat memproses Uang Elektronik yang diterbitkan oleh
pihak lain.
5. Pedagang (merchant) adalah penjual barang dan/atau jasa yang menerima pembayaran
dari transaksi penggunaan Uang Elektronik.
6. Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan
perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer
dalam rangka transaksi Uang Elektronik.
7. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga selain bank yang
melakukan dan bertanggungjawab terhadap penyelesaian akhir atas hak dan
kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka
transaksi Uang Elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari penyelenggara kliring.

Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa


mengubah nilai tukarnya.[1] Pada waktu terjadi inflasi, jumlah satuan moneter yang sama
perlahan-lahan memiliki daya beli yang semakin melemah. Dengan kata lain, harga produk
dan jasa harus dituliskan dengan jumlah yang lebih besar. Ketika angka-angka ini semakin
membesar, mereka dapat memengaruhi transaksi harian karena risiko dan ketidaknyamanan
yang diakibatkan oleh jumlah lembaran uang yang harus dibawa, atau
karena psikologi manusia yang tidak efektif menangani perhitungan angka dalam jumlah
besar. Pihak yang berwenang dapat memperkecil masalah ini dengan redenominasi: satuan
yang baru menggantikan satuan yang lama dengan sejumlah angka tertentu dari satuan yang
lama dikonversi menjadi 1 satuan yang baru. Jika alasan redenominasi adalah inflasi, maka
rasio konversi dapat lebih besar dari 1, biasanya merupakan bilangan positif kelipatan 10,
seperti 10, 100, 1.000, dan seterusnya. Prosedur ini dapat disebut sebagai "penghilangan nol".
Bank Indonesia menegaskan jika redenominasi bukan pemotongan daya beli masyarakat
melalui pemotongan nilai uang atau sanering. Salah satu manfaat dari adanya redenominasi
adalah pemilik uang tidak perlu membawa uang dalam jumlah yang besar ke manapun ketika
akan melakukan transaksi keuangan.
Redenominasi di Indonesia
Berdasarkan Penetapan Presiden nomor 27 tahun 1965, pada tanggal 13 Desember 1965,
Indonesia pernah melakukan redenominasi. Hal itu dilakukan dengan cara menerbitkan
pecahan dengan desain baru Rp 1 dengan nilai atau daya beli setara dengan Rp 1.000.
Tujuannya dilakukan redenominasi adalah untuk mewujudkan kesatuan moneter bagi seluruh
wilayah Indonesia.
Pengaruh terhadap catatan keuangan
Ketika terjadi redenominasi, data keuangan yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut harus
disesuaikan. Contohnya, produk domestik bruto (PDB) Bank Sentral Nikaragua yang
didokumentasikan dengan baik.[6]
Redenominasi rupiah
Pemerintah berencana melakukan redenominasi rupiah karena inflasi yang cukup
rendah. Rencana redenominasi rupiah sempat meramaikan Indonesia sejak beberapa tahun
terakhir. Redenominasi merupakan langkah yang diambil dalam rangka menciptakan sistem
pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan handal, sehingga Bank Indonesia melakukan hal
ini. Redenominasi rupiah menentukan salah satu kewenangan Bank Indonesia dalam rangka
mengatur dan menjaga keselarasan sistem pembayaran di Indonesia. Redenominasi
sebenarnya sudah diterapkan di sejumlah rumah makan dan penjual pulsa telepon seluler. Hal
itu terbukti dengan harga yang tidak lagi menggunakan banyak angka nol, tapi sudah
menggunakan harga tanpa tiga nol di belakangnya.[
Berikut ini alasan redenominasi rupiah.
1. Uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini adalah Rp100.000 yang merupakan
pecahan terbesar kedua di dunia setelah mata uang Dong Vietnam yang pernah
mencetak 500.000 dong. Namun tidak memperhitungkan negara Zimbabwe yang
pernah mencetak 100 triliun dolar Zimbabwe dalam 1 lembar mata uang.
2. Munculnya keresahan atas status rupiah yang terlalu rendah dibandingkan mata uang
lainnya, misalnya terhadap dolar, euro, dan uang global lainnya, bukan dalam hal
substansi, melainkan identitas karena kekuatan mata uang Indonesia relatif stabil,
cadangan devisa juga aman, inflasi terjaga (1 digit), investasi juga tidak ada
persoalan, kinerja ekonomi Indonesia baik.
3. Pecahan uang Indonesia yang selalu besar akan menimbulkan ketidakefisienan dan
ketidaknyamanan dalam melakukan transaksi, karena diperlukan waktu yang banyak
untuk mencatat, menghitung dan membawa uang untuk melakukan transaksi sehingga
terjadi ketidakefisienan dalam transaksi ekonomi.
4. Untuk mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan kawasan ASEAN dalam
memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015.
5. Untuk menghilangkan kesan bahwa nilai nominal uang yang terlalu besar seolah-olah
mencerminkan bahwa pada masa lalu, suatu negara pernah mengalami inflasi yang
tinggi atau pernah mengalami kondisi fundamental ekonomi yang kurang baik.
Daftar redenominasi mata uang

Satuan baru Rasio Satuan lama Tahun

Lira Turki Baru 1.000.000 Lira lama 2005

Metical Mozambik baru 1.000 Metical lama 2006

Dolar Zimbabwe II (ZWN) 1.000 ZWD (dolar pertama) Agustus 2006

Dolar Zimbabwe III (ZWR) 10.000.000.000 ZWN Agustus 2008

Dolar Zimbabwe IV 1.000.000.000.00


ZWR Februari 2009
(ZWL) 0

PERTEMUAN 3 TANGGAL 9 SEPTEMBER 2021


PERUSAHAAN MONOPOLI

Ciri-ciri Perusahaan Monopoli:

1. Hanya terdapat satu penjual atau produsen yang memproduksi barang atau jasa
2. Hambatan sangat tinggi untuk memasuki pasar
3. Keunikan barang yang dihasilkan atau tidak dapat diproduksi produsen lain, tidak ada
substitusinya (barang pengganti)
4. Kemampuan produsen yang sangat besar sebagai penentu harga (price taker) dan
menentukan jumlah produksi
5. Tidak ada interdependensi (saling ketergantungan)

Pembahasan

Bentuk-bentuk monopoli

 Monopoli alamiah adalah monopoli yang muncul karena faktor alam, misalnya hasil-
hasil alam kesuburan tanah, pertambangan seperti kandungan barang tambang seperti
logam, minyak, dan gas bumi
 Monopoli teknologi adalah monopoli yang muncul karena kemajuan teknologi yang
dimiliki sehingga tidak dapat disaingi produsen lain, seperti teknologi komunikasi
 Monopoli masyarakat adalah monopoli yang terjadi atas kenyataan dan kepercayaan
konsumen terhadap produk tertentu
 Monopoli undang-undang adalah monopoli yang muncul karena diatur oleh
pemerintah melalui regulasi atau perundang-undangan seperti hak monopoli teknik,
hak monopoli negara, dan hak oktroi.

Contoh Perusahaan Monopoli:

 Sektor kelistrikan adalah PLN


 Sektor pertambangan adalah PT. Aneka Tambang
 Sektor penambangan minyak dan gas bumi adalah PT. Pertamina
 Sektor komunikasi adalah PT. Telkom
 Sektor transportasi darat adalah PT. KAI
 Sektor transportasi laut adalah PT. Pelni

PERTEMUAN 4 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2021


BURSA EFEK INDONESIA

Bursa efek telah didirikan oleh kolonial Belanda di Tahun 1912. Saat itu, pasar modal
digunakan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk memenuhi keperluan mereka. Akan tetapi
saat perang dunia kedua terjadi dan perpindahan masa pemerintahan di negara Indonesia,
pasar modal tidak ada aktivitas/ vakum. Lalu pada Tahun 1977, mantan Presiden Soeharto
yang ketika itu masih menjabat sebagai presiden meresmikan Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Ketika itu, perusahaan terbuka yang pertama kali menjual sahamnya adalah PT. Semen
Cibinong. Di Tahun 1989, tepatnya tanggal 16 Juni didirikan Bursa Efek Surabaya (BES).
BES dikelola oleh perusahaan swasta, PT Bursa Efek Surabaya. Akan tetapi, pada tanggal 30
November 2007, BEJ dan BES bergabung dan mengganti nama menjadi Bursa Efek
Indonesia.

Peran Bursa Efek


Bursa Efek berperan signifikan dalam kegiatan pasar modal. Bursa Efek bertangunggung
jawab dalam menyediakan semua sarana perdagangan efek dan membuat peraturan yang
berkaitan dengan kegiatan bursa.
Bursa efek juga mendorong partisipasi masyarakat serta badan usaha dalam memenuhi
pembiayaan nasional. Jika permintaan investasi tinggi, maka perusahaan akan meningkatkan
jumlah penawaran saham kepada publik. Ini akan mendorong peningkatan aktivitas transaksi
di pasar modal. Ditambah lagi, bursa efek juga bereran dalam menyediakan informasi
perdagangan harian yaitu perubahan harga saham yang terjadi setiap harinya serta harga
penutupan.

Cara Kerja Bursa Efek Indonesia


Pada umumnya, perusahaan dengan modal besar yang sering mendaftar di Bursa Efek.
Perusahaan yang terdaftar di bursa efek/ penjual saham disebut dengan perusahaan
terbuka.Untuk mengenal perusahaan terbuka / tidak biasanya terdapat keterangan “Tbk” di
belakang nama perusahaan. Perusahaan terbuka artinya perusahaan tersebut mengizinkan
pihak lain untuk memiliki saham di sanat. Kemudian Bursa Efek Indonesia akan
memfasilitasi jual beli saham tersebut, hingga perusahaan terbuka bisa bertemu dengan
investor atau pembeli.Sebelum transaksi dimulai, perusahaan terbuka harus memenuhi
beberapa persyaratan yang diajukan oleh Bursa Efek

Anda mungkin juga menyukai