Anda di halaman 1dari 8

43

Buana Sains Vol 12 No 1: 43-50, 2012

PENGGUNAAN PUPUK N P K PADA TANAH BEKAS


PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL KACANG HIJAU

F. Hulopi
PS. Budidaya Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
One of the factor causing the low of productivity of mungbean in Indonesia is soil fertility,
seed, planting, protection, and irrigation. The existance of organic element absorbed by
plants is one of the factor affecting the plant production. This research aimed to find out
the effect of N P K fertilizer on the residual effect of organic substance derived from hull
of rice and chicken manure to the growth and result of mungbean. The experiment was
using Split Plot Design by the main plot was the level of residual of organic substance (B),
consisted of B1: hull of rice 10 t/ha and B2: chicken manure 10 t/ha. As the sub-plot was:
dosage of N P K fertilizer (N) consisted of (N1): without fertilizer, (N2): 33 kg P2O5 ha-1,
37 kg K2O ha-1, (N3): 23 Kg N ha-1N, 37 Kg K2O ha-1, (N4): 23 Kg N ha-1N, 33 Kg P2O5
ha-1,(N5): 23 Kg N ha-1N, 33 Kg P2O5 ha-1, 35 Kg K2O ha-1. The variables observed were
height of plant, sum of leaf, dry weight of plant, small pimple root of plant, wide of leaf,
and LAI (Leaf Area Index), sum of pea, weight of pea, weight of 100 peas, dry seed per ha,
sum of harvest plant, and weight of pea. The result showed that N P K treatment given to
the residual of organic substance of chicken feces or hull of rice did not give a significant
effect. Data indicated that N P K fertilizer increase the growth and yield of mungbean. The
complete N P K fertilizer dosage (N5) given to residual of organic substance of chicken
manure of 10 t/ha could increase the yield of ha-1dry seeds.
Key words: N P K, organik substance, mungbean

Pendahuluan Rendahnya produktivitas tanaman


kacang hijau di Indonesia salah satu
Usaha peningkatan hasil pangan tidak
penyebabnya adalah masalah kesuburan
hanya terbatas pada tanaman padi saja,
tanah. Ketersediaan unsur hara yang dapat
yang merupakan tanaman bahan pangan
diserap tanaman, merupakan salah satu
pokok, melainkan juga tanaman palawija
faktor yang dapat mempengaruhi produksi
seperti kacang hijau. Namun hasil panen
tanaman. Setiap jenis tanaman
kacang hijau sekarang ini masih tergolong
menghendaki jenis dan jumlah unsur hara
rendah karena hasilnya hanya berkisar 0,9
yang berbeda. Macam dan jumlah unsur
t/ha yang jauh lebih rendah dari potensi
hara yang tersedia didalam tanah pada
hasilnya yang mencapai 1,6-2 t/ha (Tim
dasarnya harus berada dalam keadaan
Prima Tani, 2006). Hal ini disebabkan
cukup dan seimbang agar tingkat produksi
karena kurangnya perhatian petani dan
yang diharapkan dapat tercapai
masyarakat terhadap tanaman ini yang
(Anonymous, 1996). Oleh karena itu salah
membawa akibat kurang optimal dalam
satu cara untuk menjaga keseimbangan
praktek budidaya tanaman (Balitkabi,
dan ketersediaan unsur hara maka
2005).
diperlukan penambahan unsur hara
44

F. Hulopi / Buana Sains Vol 12 No 1: 43-50, 2012

melalui pemupukan. Pemupukan untuk mencari kombinasi pemupukan yang


anorganik sering mendapat perhatian yang tepat, hal ini disebabkan bahwa tanaman
utama, sedangkan penggunaan pupuk kacang hijau yang ditanam setelah padi
kandang atau limbah tanaman sebagai sawah, responnya sangat kecil terhadap
pupuk organik hanya sebatas sebagai pemupukan. Menurut Rinsema (1983)
pupuk campuran yaitu kombinasi pupuk bahwa kurang tanggapnya tanaman kacang
anorganik dan organik (Tabor et al, 1986). hijau terhadap pemupukan N, disebabkan
Bahan organik tanah merupakan salah satu oleh bakteri Rizobium yang dapat mengikat
indikator kesuburan tanah karena memiliki N dari udara. Penelitian ini bertujuan
fungsi untuk memperbaiki sifat fisik, untuk mengetahui dan mempelajari
biologi dan kimia tanah dan diharapkan pengaruh pupuk N, P dan K yang
dapat menghemat penggunaan pupuk diberikan pada tanah bekas bahan organik
anorganik dan sekaligus memperbaiki yang berasal dari sekam padi dan dari
produktivitas lahan (Handayanto dan kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan
Hairiah, 2007). hasil kacang hijau.
Pupuk organik merupakan pupuk yang
lambat tersedia, lambat bereaksi dan Metode Penelitian
menyediakan unsur hara secara berangsur- Penelitian ini dilaksanakan pada musim
angsur sehingga pengaruhnya tahan lama kemarau di lahan petani Desa Tegal
dan secara teratur lambat laun akan Gondo Kecamatan Karang Ploso.
membentuk cadangan unsur hara dalam Penelitian ini merupakan rangkaian dari
tanah dan akan mendukung pertumbuhan penelitian sebelumnya dimana pada musim
tanaman yang lebih baik. Masalah sebelumnya telah dilakukan aplikasi bahan
kekurangan bahan organik pada tanah organik yang berasal dari pupuk kandang
menyebabkan kesuburan tanah menurun ayam dan sekam padi. Lokasi penelitian
sehingga mengakibatkan penggunaan berada pada ketinggian tempat 400 m dpl.
pupuk anorganik semakin meningkat Bahan dan alat yang dipergunakan
(Sarief, 1986). Di lain pihak pemakaian adalah benih kacang hijau Varietas Walet,
pupuk anorganik secara terus menerus dan pupuk; Urea, SP-36, KCL, Furadan,
dalam jumlah yang berlebihan akan Matador, Decis dan Dethan M-45; timba
menyebabkan penurunan tingkat plastik, alat tunggal, tampar/kenteng,
kesuburan tanah. Dengan penambahan bambu, cangkul.
bahan organik ke dalam tanah diharapkan Percobaan ini menggunakan
efisiensi dalam penggunaan pupuk Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design)
anorganik seperti N, P dan K dapat dengan petak utama yaitu bekas pemberian
tercapai. bahan organik (B), terdiri dari B1: sekam
Pupuk N, P dan K sangat penting bagi padi 10 t/ha dan B2: kotoran ayam 10
pertumbuhan dan hasil tanaman, hal ini t/ha. Sebagai anak petak adalah: Dosis
dilihat dari fungsi masing-masing unsur pupuk N P K (N) yang terdiri dari (N1):
tersebut (Suprapto, 1975). Unsur nitrogen tanpa pupuk, (N2): 33 kg P2O5 ha-1; 37 kg
dan pospor berguna bagi pertumbuhan K2O ha-1; (N3): 23 Kg N ha-1N; 37 Kg
vegetatif, unsur kalium bagi tanaman K2O ha-1, (N4): 23 Kg N ha-1N, 33 Kg
mempunyai manfaat yang cukup penting P2O5 ha-1,(N5): 23 Kg N ha-1N, 33 Kg P2O5
karena kalium terlibat langsung dalam ha-1, 37 Kg K2O ha-1. Jarak antara tanaman
beberapa proses fisiologi tanaman. 40 x 15.
Berdasarkan hasil penelitian pemupukan Pengamatan dilakukan terhadap
yang telah dilakukan, ternyata masih sulit komponen pertumbuhan dan komponen
45

F. Hulopi / Buana Sains Vol 12 No 1: 43-50, 2012

hasil tanaman. Pengamatan komponen berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena
pertumbuhan tanaman dilakukan dengan tanaman kacang hijau dapat mengikat N
cara merusak (destruktif) dan tanpa dari udara melalui bakteri Rizhobium.
merusak (non destruktif), sedangkan Dengan demikian pemberian bahan
pengamatan komponen hasil dengan organik lebih ditunjukkan pada sifat fisik
memanen polong yang sudah masak penuh tanah yang memungkinkan dapat
dengan ditandai polong berwarna hitam. meningkatkan serapan unsur hara dari
Pengamatan destruktif dilakukan untuk pupuk N P K yang diaplikasikan. Pengaruh
pengamatan: bobot kering tanaman, bobot pupuk N P K pada lahan bekas pemberian
bintil akar dan non destruktif dilakukan bahan organik terhadap tinggi tanaman
pada variabel: tinggi tanaman, jumlah daun, pada umur 30 hari, 40 hari, dan 50 hari
berat kering tanaman, berat bintil akar, luas menunjukkan perbedaan yang nyata (Tabel
daun, LAI (Leaf Area Index). Sedangkan 1). Perbedaan ini disebabkan karena
pengamatan komponen hasil dan hasil tanaman kacang hijau pada saat itu
tanaman: jumlah polong, bobot biji, bobot memerlukan nutrisi yang cepat tersedia
100 biji, hasil biji kering/ha, jumlah yang diperoleh dari pupuk anorganik untuk
tanaman panen dan berat polong. pertumbuhan. Dosis pupuk dengan
Data yang diperoleh dianalisis takaran 23 kg N + 33 kg P2O5 ha-1 (N4)
menggunakan sidik ragam (uji F) pada taraf merupakan dosis yang memberikan tinggi
5%, dan dilanjutkan dengan Uji Beda tanaman tertinggi pada umur 40 hari. Hal
Nyata Terkecil (BNT). ini juga terlihat bahwa pada awal
pertumbuhan tanaman kacang hijau
Hasil dan Pembahasan memerlukan unsur nitrogen dan pospor
Tinggi tanaman yang cukup yang tersedia dari pelakuan
(N4). Hal ini sejalan dengan pernyataan
Dari tinggi tanaman pada Tabel 1, dapat
dari Lingga dan Marsono, 2007 bahwa
dilihat bahwa tanaman kacang hijau yang
peranan dari unsur nitrogen dan pospor
ditanam pada lahan bekas pemberian
adalah merangsang pertumbuhan vegetatif
bahan organik baik berasal dari kotoran
seperti tinggi tanaman.
ayam maupun dari sekam padi tidak
Tabel 1. Tinggi Tanaman akibat pengaruh pupuk N P K di lahan bekas pemberian bahan
organik pada berbagai umur pengamatan
Tinggi tanaman (cm)
Perlakuan
30 hari 40 hari 50 hari panen
Bekas pemberian B.O (B)
B1 = Sekam padi 29,37 55,18 55,48 62,37
B2 = Kotoran ayam 31,16 57,42 59,76 64,60
BNT 5% tn tn tn tn
Dosis pupuk NPK (N)
N1 = Tanpa pupuk 29,53 a 49,87 a 54,11 a 63,60
N2 = 33 kg P2O5 ha-1, 37 kg K2O ha-1 28,86 a 56,21 b 57,85 a 63,16
N3 = 23 Kg N ha-1N, 37 Kg K2O ha-1, 30,13 a 54,75 ab 55,00 a 63,08
N4 = 23 kg N +33kg P2O5 33,45 b 63,03 c 63,03 b 64,50
N5 = 23 Kg N ha-1N, 33 Kg P2O5 ha-1, 35 Kg K2O ha-1 32,16 b 58,13 b 58,13 a 63,08
BNT 5% 1,92 6,8 5,0 tn
Keterangan: Angka-angka sekolom yang didampingi huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%
46

F. Hulopi / Buana Sains Vol 12 No 1: 43-50, 2012

Jumlah daun pertumbuhan vegetatif dimana pada fase


tersebut banyak diperlukan nutrisi untuk
Pengaruh bekas pemberian bahan organik
pertumbuhan. Unsur P yang berasal dari
tidak berbeda nyata terhadap pengamatan
bahan organik yang sebagian besar tidak
jumlah daun pada berbagai umur
dapat larut dalam tanah sehingga tidak
pengamatan. Sedangkan pengaruh dosis
tersedia bagi tanaman (Anonymous, 2004).
pupuk N, P dan K terhadap jumlah daun
Aktivitas bakteri yang mampu
tampak nyata pada umur 30 hari dan 40
membongkar phytin dengan menggunakan
hari. Pada Tabel 2 terlihat peningkatan
suatu enzim phytas yang menyebabkan
jumlah daun pada dosis pupuk lengkap
pospor organik dilepaskan dalam bentuk
(P2O5) merupakan hasil yang terbaik
phospat. Adanya phospat pada tanah
dibanding dengan perlakuan lainnya, hal ini
akibat aktifitas mikroorganisme pelarut
karena pertumbuhan tanaman kacang hijau
phospat ini, maka phospat menjadi tersedia
mengalami pertumbuhan cepat pada umur
dan mudah diserap oleh tanaman.
30 hari dan umur 40 hari dimana pada saat
Lebih lanjut Musnawar (2006),
itu tanaman memerlukan suplai nutrisi
yang banyak dan cepat tersedia bagi menjelaskan bahwa pupuk organik padat
atau cair yang mengandung unsur hara
tanaman dalam hal ini dapat diperoleh
mikro cukup tinggi akan memacu proses
dengan pemupukan N, P dan K yang
metabolisme dalam tubuh tanaman,
diberikan.
sehingga penyerapan unsur hara lain
Secara umum pertumbuhan jumlah
terutama unsur hara makro menjadi lebih
daun dipengaruhi oleh perlakuan
baik.
pemupukan N, P dan K pada saat fase

Tabel 2. Jumlah daun tanaman akibat pengaruh pupuk N, P dan K di lahan bekas
pemberian bahan organik pada berbagai umur pengamatan
Jumlah daun (cm)
Perlakuan
30 hari 40 hari 50 hari
Bekas pemberian B.O (B)
B1 = Sekam padi 6,37 7,38 7,44
B2 = Kotoran ayam 6,86 7,72 7,72
BNT 5% tn tn tn
Dosis pupuk NPK (N)
N1 = Tanpa pupuk 6,43 a 6,90 a 7,30
N2 = 33 kg P2O5 ha-1, 37 kg K2O ha-1 6,43 a 6,90 a 7,30
N3 = 23 Kg N ha-1N, 37 Kg K2O ha-1, 6,36 a 7,36 a 7,43
N4 = 23 kg N +33 kg P2O5 6,50 a 8,06 b 7,60
N5 = 23 Kg N ha-1N, 33 Kg P2O5 ha-1, 35 Kg K2O ha-1 6,83 b 7,25 b 7,70
BNT 5% 0,38 0,81 tn
Keterangan: Angka-angka sekolom yang didampingi huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata
pada uji BNT 5%

Bobot brangkasan kering dan bobot bintil akar terjadi interaksi yang nyata antar tanah
kering bekas pemupukan bahan organik dengan
dosis pupuk N, P dan K. Pada tanah bekas
Hasil analisis ragam terhadap variabel berat
pemberian bahan organik baik dari sekam
brangkas kering pada umur 42 hari dan
padi maupun dari kotoran ayam tidak
berat bintil akar kering menunjukkan tidak
berpengaruh nyata terhadap berat
47

F. Hulopi / Buana Sains Vol 12 No 1: 43-50, 2012

brangkasan kering pada umur 42 hari, hal umur tersebut tanaman sudah memasuki
ini terjadi juga pada perlakuan dosis pupuk fase generatif dimana pada fase tersebut
N, P dan K (Tabel 3). Tidak adanya pertumbuhan tanaman menjadi lambat
perbedaan ini disebabkan karena pada bahkan cenderung berhenti.

Tabel 3. Berat brangkasan kering dan berat bintil akar kering akibat pengaruh pupuk N, P
dan K di lahan bekas pemberian bahan organik pada umur 42 hst
Berat brangkasan Berat bintil akar
Perlakuan kering kering
(g) (g)
Bekas pemberian B.O (B)
B1 = Sekam padi 7,85 0,29
B2 = Kotoran ayam 8,04 0,26
BNT 5% tn tn
Dosis pupuk NPK (N)
N1 = Tanpa pupuk 7,73 0,33 b
N2 = 33 kg P2O5 ha-1, 37 kg K2O ha-1 7,61 0,32 b
N3 = 23 Kg N ha-1N, 37 Kg K2O ha-1, 7,88 0,23 a
N4 = 23 kg N +33 kg P2O5 7,76 0,21 a
N5 = 23 Kg N ha-1N, 33 Kg P2O5 ha-1, 35 Kg K2O ha-1 8,75 0,26 a
BNT 5% tn tn
Keterangan: Angka-angka sekolom yang didampingi huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata
pada uji BNT 5%.

Luas daun dan index luas daun bahan organik dengan dosis pupuk N, P
dan K, namun secara terpisah pemberian
Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel
pupuk N, P dan K berpengaruh nyata.
luas daun dan indeks luas daun
(Tabel 4).
menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi
yang nyata antara tanah bekas pemberian

Tabel 4. Luas daun dan index luas daun pertanaman akibat pengaruh pupuk N, P dan K di
lahan bekas pemberian bahan organik pada umur 42 hst
Luas daun Index luas daun
Perlakuan
(cm)
Bekas pemberian B.O (B)
B1 = Sekam padi 857,78 2,87
B2 = Kotoran ayam 960,69 3,22
BNT 5% tn tn
Dosis pupuk NPK (N)
N1 = Tanpa pupuk 699,18 a 2,36 a
N2 = 33 kg P2O5 ha-1, 37 kg K2O ha-1 770,13 a 2,58 a
N3 = 23 Kg N ha-1N, 37 Kg K2O ha-1, 898,70 b 2,98 b
N4 = 23 kg N +33 kg P2O5 1006,68 c 3,40 c
N5 = 23 Kg N ha-1N, 33 Kg P2O5 ha-1, 35 Kg K2O ha-1 1171,60 c 3,90 d
BNT 5% 109,5 0,27
Keterangan: Angka-angka sekolom yang didampingi huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata
pada uji BNT 5%.
48

F. Hulopi / Buana Sains Vol 12 No 1: 43-50, 2012

Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa dosis Hal ini karena kotoran ayam cepat
pupuk N, P dan K dengan takaran lengkap dikomposisi oleh mikroorganisme dan
mempunyai luas daun yang lebar dibanding sedikit yang menjadi residu namun pada
dengan yang lainnya. Hal ini karena sekam padi lambat terdekomposisi
serapan nutrisi tanaman kacang hijau sehingga pengaruhnya lambat terhadap luas
terhadap pupuk anorganik yang daun dan juga indeks luas daun. Sedangkan
diaplikasikan sangat respon sehingga pemupukan N, P dan K berpengaruh nyata
pembentukan daun menjadi sempurna. dan sangat nyata terhadap pertumbuhan
Dan Perlakuan dosis pupuk N, P dan K luas daun dan index luas daun pada umur
juga mempunyai pengaruh yang sangat 42 hari.
nyata pada index luas daun tanaman Jumlah polong dan bobot polong kering
kacang hijau, hal ini merupakan akibat dari
luas daun dimana pupuk N, P dan K Hasil analisis ragam terhadap jumlah
merupakan unsur hara makro yang banyak polong isi per tanaman menunjukkan tidak
dibutuhkan tanaman, dengan adanya terjadi interaksi yang nyata antara
peningkatan produktivitas lahan sebagai perlakuan dosis pupuk N, P dan K dengan
akibat dari pemberian pupuk organik, tanah bekas pemberian pupuk organik.
maka respon tanaman terhadap Dosis pupuk N, P dan K yang diberikan
pemupukan N, P dan K menjadi sangat pada tanah bekas pemupukan bahan
tinggi. Index luas daun tertinggi diperoleh organik baik dari sekam padi maupun dari
dosis N, P dan K lengkap (N5) sedangkan kotoran ayam tidak berbeda nyata terhadap
terendah tanpa pemupukan (N1). jumlah polong dan bobot kering, (Tabel 5).
Sedangkan pada lahan bekas pemberian Hal ini disebabkan karena untuk
bahan organik memberikan luas daun dan pembentukan polong tanaman kacang
index luas daun yang sama secara statistik, hijau sudah tercukupi dari fiksasi N dari
walaupun demikian pemberian kotoran udara dan dari sisa bahan organik terbukti
ayam memberikan luas daun dan index luas dari hasil analisis tanah.
daun tertinggi, walaupun secara stastistik
tidak berbeda nyata.
Tabel 5. Jumlah polong dan berat polong kering per tanaman akibat pengaruh pupuk N, P
dan K dilahan bekas pemberian bahan organik
Jumlah polong Bobot polong
Perlakuan kering
(kw ha-1)
Bekas pemberian B.O (B)
B1 = Sekam padi 14,41 13,22
B2 = Kotoran ayam 14,54 13,44
BNT 5% tn tn
Dosis pupuk NPK (N)
N1 = Tanpa pupuk 14,13 10,84 a
N2 = 33 kg P2O5 ha-1, 37 kg K2O ha-1 14,20 12,57 b
N3 = 23 Kg N ha-1N, 37 Kg K2O ha-1, 14,17 13,57 c
N4 = 23 kg N +33 kg P2O5 14,31 14,25 d
N5 = 23 Kg N ha-1N, 33 Kg P2O5 ha-1, 35 Kg K2O ha-1 15,20 15,99 e
BNT 5% tn 0,83
Keterangan: Angka-angka sekolom yang didampingi huruf yang sama, berarti tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%
49

F. Hulopi / Buana Sains Vol 12 No 1: 43-50, 2012

Tabel 6. Bobot biji, bobot polong per tanaman dan bobot 100 biji akibat pengaruh pupuk
N, P dan K pada lahan bekas bahan organik
Bobot Bobot Bobot
Perlakuan biji polong 100 biji
(g) (g) (g)
Bekas pemberian B.O (B)
B1 = Sekam padi 7,71 34,50 6,10
B2 = Kotoran ayam 8,36 35,35 6,27
BNT 5% tn tn tn
Dosis pupuk NPK (N)
N1 = Tanpa pupuk 6,55 a 30,63 a 6,18
N2 = 33 kg P2O5 ha-1, 37 kg K2O ha-1 7,38 a 33,70 a 6,05
N3 = 23 Kg N ha-1N, 37 Kg K2O ha-1, 7,80 b 35,20 b 6,11
N4 = 23 kg N +33 kg P2O5 8,91 c 36,98 b 6,35
N5 = 23 Kg N ha-1N, 33 Kg P2O5 ha-1, 35 Kg K2O ha-1 9,53 c 38,08 b 6,25
BNT 5% 0,93 4,32 tn
Keterangan: Angka-angka sekolom yang didampingi huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata
pada uji BNT 5%.

Berat biji kacang hijau yang ditanam pada tanah


bekas pemberian bahan organik baik
Hasil sidik ragam berat biji per tanaman
sekam padi maupun kotoran ayam tidak
menunjukkan tidak terjadi interaksi yang
ada pengaruhnya terhadap berat polong
nyata antara tanah bekas pemberian bahan
per tanaman. Sedangkan pupuk N.P.K
organik dengan perlakuan dosis pupuk N,
yang diaplikasikan mempunyai pengaruh
P dan K. Terbentuknya biji per tanah pada
nyata terhadap bobot polong per tanaman.
tanah bekas pemberian bahan organik
Rata- rata bobot polong per tanaman pada
tidak berbeda antara bekas pemberian
tabel 6 terlihat bahwa dosis pupuk NPK
sekam padi maupun bekas kotoran ayam.
lengkap (N5) mempunyai berat tertinggi
Tetapi banyak dipengaruhi oleh pupuk N,
namun tidak berbeda dengan perlakuan N3
P dan K yang diaplikasikan pada tanaman
dan N4 . Tanah bekas pemberian kotoran
kacang hijau hal ini dapat dilihat dari rata-
ayam masih mempunyai rata-rata tertinggi
rata berat biji per tanah Tabel 5 bahwa
dibandingkan dengan sekam padi
perlakuan dosis N, P dan K lengkap (N5)
walaupun secara statistik tidak nyata.
mempunyai berat biji tertinggi dibanding
Tingginya bobot polong pertanaman pada
dengan lainnya. Sedangkan berat biji per
pemupukan lengkap ini menunjukkan
tanaman terendah pada perlakuan kontrol
bahwa tanaman kacang hijau masih respon
(N1). Dengan demikian terbentuknya biji
terhadap pupuk anorganik yang diberikan .
per tanaman banyak dipengaruhi oleh
Hal ini juga dapat dilihat dari rata-rata
tersedianya nutrisi didalam tanah melalui
perlakuan kontrol (N1) yang mempunyai
pemupukan N, P dan K.
berat polong relatif lebih rendah.
Bobot polong
Bobot 100 biji
Bobot polong per tanaman dari hasil
analisis sidik menunjukkan tidak terjadi Walaupun tidak terjadi interaksi antara
interaksi yang nyata antara tanah bekas kedua perlakuan dan masing–masing
pemberian bahan organik dengan perlakuan juga tidak berbeda nayata namun
pemupukan dosis pupuk NPK. Tanaman terlihat dari data menunjukkan bekas
bahan organik dari kotoran ayam
50

F. Hulopi / Buana Sains Vol 12 No 1: 43-50, 2012

mempunyai bobot 100 biji yang lebih Daftar Pustaka


tinggi dibanding dengan perlakuan Anonymous. 1996. Survei Pertanian, Produksi
pemberian sekam. Sedangkan perlakuan Tanaman Palawija di Indonesia. BPS.
dosis pupuk N, P dan K, takaran dosis Jakarta. 226 hal
lengkap mempunyai berat lebih tinggi Anonymous. 2004. Bercocok Tanam Palawija.
dibanding dengan perlakuan lainnya Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah
namun berdasarkan uji statistik tidak Tingkat I Jawa Timur. Surabaya. 65 hal.
menunjukkan perbedaan dengan niali Balitkabi. 2005. Teknologi produksi kacang-
masing-masing 6,18 g dn 6,25 g (Tabel 6). kacangan dan umbi-umbian. Balai
Tidak berbedanya berat 100 biji ini Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
disebabkan karena proses pembentukan Umbi-umbian. Malang. 36 hlm.
Handayanto, E. Dan Hairiah, K. 2007. Biologi
biji secara umum sudah dipenuhi dari
Tanah, Landasan Pengelolaan Tanah Sehat.
nutrisi sebelum pemupukan yang relatif Pustaka Adipura. Yogyakarta.
sama dan ditambah dengan fikasi N dari Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk
bintil tanaman kacang hijau. Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Kesimpulan Musnawar, L. E. 2006. Pupuk Organik Padat
Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya.
1. Tidak terdapat interaksi antara Jakarta.
kombinasi perlakuan N,P, K dan tanah Rinsema, W. J. 1983. Pupuk dan Cara
bekas pemberian bahan organik Pemupukan. Diterjemahkan Oleh Soleh
terhadap semua parameter N.M. Bratara Karya Aksara, Jakarta. 235
2. Dosis pupuk NPK lengkap 23 Kg N hal.
ha-1N, 33 Kg P2O5 ha-1, 35 Kg K2O ha-1 Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan
Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
(N5) yang diberikan pada tanah bekas
182 hal.
pemberian kotoran ayam 10 t/ha dapat Suprapto, H. S. 1975. Pemupukan pada
meningkatkan hasil biji kering sekitar Kacang Hijau. Laporan Kemajuan Seri
9,53 g/tanaman Agronomi Kacang-kacangan. LPPP.
Bogor. 2 : 59 -64.
Tabor, S. R., K. Altemeir, Nuryanto, Wardoyo
and B. Adinugroho. 1986. Trends in
Agricutural Supply and Demand to the
year 2000. Directorate of foot Crop
Economics. Dept. of Agriculture.
Tim Prima Tani. 2006. Inovasi Teknologi
Unggulan Tanaman Pangan Berbasis
Agroekosistem Mendukung Prima Tani.
Puslitbangtan. Bogor. 40 hlm.

Anda mungkin juga menyukai