Anda di halaman 1dari 3

Masyarakat saat ini sangat akrab dengan obat, tetapi masih banyak yang tidak mengetahui cara

penggunaan obat yang baik dan benar.  Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil pengobatan.
Akhirnya banyak dari masyarakat yang berkesimpulan obatnya kurang berkhasiat atau dokternya
kurang bagus. Padahal semua diakibatkan cara penggunaan obat yang salah.
Seperti diketahui saat ini ada berbagai bentuk sediaan obat dan jenis obat, contohnya bentuk
sediaan obat adalah tablet, sirup dan salep. Contoh jenis obat seperti antibiotik, obat psikotropika,
dan masih banyak lagi lainnya. Bentuk sediaan dan jenis obat ini memilki tujuan masing-masing dan
tentunya harus memberikan manfaat yang baik bagi orang yang menggunakannya. Untuk
menggunakan obat dengan benar maka perlu berkonsultasi dengan Apoteker.
 
Dalam penggunaan obat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti :
1. Sebelum menggunakan obat
 Pastikan obat yang akan digunakan sudah benar.
 Pastikan obat masih dalam keadaan baik.
 Baca peringatan dalam kemasan.
 Pastikan apakah obat bisa langsung digunakan atau ada hal tertentu yang harus dilakukan
terlebih dulu.
 Gunakan obat sesuai aturan pakai yang dianjurkan dokter.
2. Selama menggunakan obat
 Mengkonsumsi obat sesuai waktu penggunaannya.
 Bila sedang hamil atau menyusui tanyakan kepada Apoteker / dokter obat yang sesuai.
 Gunakan obat sesuai dengan cara penggunaannya.
 Perhatikan waktu penggunaan obat.
 Perhatikan frekuensi obat yang digunakan
 Tanyakan kepada Apoteker / Dokter kapan harus berhenti mengkonsumsi obat.
 
Berikut adalah beberapa cara penggunaan obat dengan aturan secara khusus :
1. Obat Minum
 Obat jenis ini paling baik diminum bersama dengan satu gelas air putih
 Perhatikan waktu minum (sebelum, bersamaan, atau sesudah makan).
 Apabila obat dalam bentuk cair, kocok terlebih dahulu dan gunakan sendok takar (perhatikan
jumah yang harus diminum)
 Dilarang minum obat dengan teh, kopi dan buah.
2. Obat kulit bentuk salep
 Sebelum menggunakan obat, cuci kedua tangan terlebih dahulu.
 Oleskan obat secara tipis dan merata pada bagian yang sakit yang telah dibersihkan
sebelumnya.
 Pastikan luka tidak terkena debu atau kotoran, karena dapat memperlama waktu sembuh luka.
3. Obat tetes mata dan salep mata
 Obat ini termasuk obat steril, maka untuk mencegah kontaminasi, ujung  wadah obat jangan
terkena permukaan lain dan tutup rapat sesudah digunakan.
 Cara penggunaan obat ini dimulai dengan mencuci kedua tangan, menengadahkan kepala,
menarik kelopak bagian bawah mata yang sakit.
 Lalu teteskan / oleskan pada bagian kantung mata (jangan sentuhkan bagian ujung obat
dengan mata), tutup mata selama 1-2 menit dengan menekan pangkal hidung. Setelah
menggunakan salep mata, kedip-kedipkan mata untuk meratakan obat.
 Setelah digunakan, tutup obat dengan rapat dan cuci tangan kembali. Obat yang telah terbuka
dan dipakai tidak boleh disimpan > 30 hari untuk digunakan lagi, karena mungkin sudah
terkontaminasi kuman. Untuk obat tetes mata dengan bentuk sediaan single dose, maksimal
digunakan 24 jam (1 hari) setelah dibuka. Jangan gunakan 1 obat tetes mata untuk lebih dari 1
orang.
4. Obat tetes hidung
 Cuci kedua tangan terlebih dahulu.
 Bersihkan hidung.
 Berbaring dan tengadahkan kepala hingga dagu menghadap ke atas
 Teteskan obat pada lubang hidung, tahan posisi kepala selama 2-3 menit.
 Bersihkan ujung tetes hidung dengan air panas dan lap dengan tisu.
 Jangan gunakan 1 obat untuk lebih dari 1 orang.
5. Obat tetes telinga
 Ujung wadah obat tidak boleh terkena benda lain, agar tidak terkontaminasi.
 Cuci kedua tangan terlebih dahulu,
 Miringkan kepala/berbaring miring dengan telinga yang sakit menghadap ke atas.
 Jari telunjuk menekan cuping telinga, sedangkan ibu jari dan jari tengah menjepit daun telinga
dan menariknya keatas (dewasa) atau kebawah (anak-anak).
 Teteskan obat pada lubang telinga dan biarkan selama 1-2 menit.
 Setelah digunakan, ujung wadah cukup dikeringkan dengan tisu, jangan dibilas.
6. Suppositoria
Suppositoria adalah obat solid (padat) berbentuk peluru yang dirancang untuk dimasukkan ke
dalam anus/rektum (suppositoria rektal), vagina (suppositoria vagina) atau uretra (suppositoria
uretra). Suppositoria umumnya terbuat dari minyak sayuran solid yang mengandung obat.
Suppositoria rektal akan hancur atau larut dalam suhu tubuh, dan akan menyebar secara
bertahap ke lapisan usus rendah (rektum), dimana disana ia akan diserap oleh aliran darah.
(Pembahasan kali ini khusus untuk suppositoria rektal).
Suppositoria rektal bertindak secara sistemik, atau sebagia alternatif dari obat-obat oral
(misalnya ketika seseorang tidak mampu mengonsumsi obat melalui mulut). Obat ini mudah
diserap di dalam rektum karena rektum kaya akan pembuluh darah.
 Cuci kedua tangan, lalu buka bungkus obat dan lunakkan suppositoria dengan air putih atau
dihangatkan dengan genggaman tangan selama 10-15 detik.
 Jika suppositoria terlalu lunak sebelum digunakan masukkan ke dalam lemari es.
 Ambil posisi berbaring dengan memeluk guling, masukkan suppositoria ke dalam anus dengan
jari.
 Setelah obat dimasukkan, rapatkan kedua kaki dan pertahankan posisi tersebut hingga 5 menit.
 Cuci tangan kembali.
7. Enema
Enema adalah memasukkan suatu larutan ke dalam rectum dan kolon sigmoid. Alasan utama
enema ialah untuk meningkatkan defekasi dengan menstimulasi peristaltic. Volume cairan,
yang dimasukkan, memecah masa feses, merenggangkan dinding rectum, dan mengawali
reflek defekasi. Enema juga diberikan sebagai alat transportasi obat-obatan yang menimbulkan
efek local pada mucosa rectum.
Enema paling sering digunakan untuk menghilangkan konstipasi untuk sementara. Indikasi lain
antara lain adalah membuang feses yang mengalami impaksi, mengosongkan usus sebelum
menjalani pemeriksaan diagnostik, pembedahan atau melahirkan, dan memulai program bowel
training
Pada Dewasa
 Cucilah kedua tangan sebelum menggunakan.
 Buka tutup tube obat, keluarkan sedikit isinya dan lumuri di sekitar pipa.
 Ambil posisi berbaring dengan memeluk guling, masukkan ujung obat ke dalam anus, lalu pencet
hingga seluruh isi Microlax masuk ke dalam anus.
 Masih dalam posisi tangan memencet tube, tarik keluar tube nya. Pertahankan posisi selama 3-5
menit.
Pada Bayi
 Untuk bayi gunakan hanya sebagian isi Microlax.
 Setelah menggunakan, segera dibuang dan jangan menyimpan Microlax bekas pakai meskipun
belum habis digunakan.
 Cuci tangan kembali setelah menggunakan obat. 1 Microlax hanya boleh digunakan untuk 1
orang dalam 1 kali pemakaian.
 
Masih banyak jenis-jenis obat yang membutuhkan cara penggunaan khusus seperti insulin. Obat
asma, obat kumur dan sebagainya. Pastikan selalu mengkonsultasikan terapi pengobatan Anda
dengan Apoteker sebelum menggunakan obat agar hasil terapi penggunaan obat dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai