Anda di halaman 1dari 12

B. UNSUR INPUT/MASUKAN.

1. Data Umum Ruangan


a. M1 (Man)
Dalam pengkajian man termasuk di dalamnya struktur
organisasi, jumlah pasien, penyakit terbanyak, pelatihan
yang diikuti oleh tenaga komposisi ketenagaan (perawat,
dokter dan tenaga non perawat) dan menentukan jumlah tenaga
perawat yang di butuhkan setiap harinya sesuai dengan
identifikasi jenis kebutuhan perawatan pasien. Untuk alat
ukur dibuat berdasarkan rata-rata klien membutuhkan
perawatan sehari :

Minimal Care : 2 jam

Partial Care : 3-4 jam

Total Care : 7 jam

1) Formula pembagian shift (Waster dalam Swanbery, 1996) :

Pagi : 47 %
Sore : 36 %
Malam : 17 %

2) Pembagian proporsi tenaga untuk asuhan langsung


professional : 55% : 45%
3) Jumlah hari libur dalam setahun :
Rata-rata hari minggu per tahun : 52 hari
Libur nasional : 15 hari
Cuti sakit : 7 hari
Jumlah hari per tahun : 365 hari
Jam kerja produktif : 7 jam

20
1
21

Jumlah perawat(tenaga asuhan langsung)

1) Hitung jumlah perawat yang tersedia


2) Tambahkan dengan faktor koreksi hari libur / cuti / hari
besar dan tugas-tugas non keperawatan Loss day / hari
libur / cuti / hari besar
1.Pasien
Pasien adalah seseorang yang datang ke instalasi
kesehatan yang membutuhkan pelayanan medis/keperawatan
yang terganggu kondisi kesehatannya baik jasmani maupun
rohani (WHO, 1999).
a)Wawancara
Dari hasil wawancara yang dilakukan Oleh Dedi
Sukandi Mahasiswa Profesi Ners Stikes Mataram dengan
kepala ruangan, ruang IRNA III.A RSUD Kota Mataram
adalah ruang rawat inap kelas III.A yang memberikan
pelayanan rawat inap bagi pasien rawat gabung yang
terdiri dari pasien (Anak Dan Bedah).
b)Observasi
Dari Hasil Observasi dilakukan Oleh Dedi Sukandi
Mahasiswa Profesi Ners Stikes Mataram dengan kepala
ruangan, ruang IRNA III.A RSUD Kota Mataram Ruang IRNA
III.A adalah ruang rawat inap yang menerima pasien
dengan kategori penyakit tidak menular. Jumlah pasien
yang dirawat selama periode Mei sampai Juli 2019
mencapai 704 Orang yaitu:
1. Tabel 2.1. Distribusi Jumlah Pasien Anak di Ruang
IRNA III.A RSUD Kota Mataram Mei 2019 sampai
juli 2019
No Bulan Jumlah (Orang) %
1 Mei 100 32%

2 Juni 97 30%
3 Juli 119 38%
Jumlah 316 100%
Sumber: Register ruang IRNA III.A RSUD Kota Mataram
22

2. Tabel 2.2. Distribusi Jumlah Pasien Bedah Dewasa


di Ruang IRNA III.A RSUD Kota Mataram Mei 2019
sampai juli 2019
No Bulan Jumlah (Orang) %
1 Mei 139 36%

2 Juni 130 33%


3 Juli 119 31%
Jumlah 388 100%
Sumber: Register ruang IRNA III.A RSUD Kota Mataram
c) Masalah
Jumlah pasien mengalami perubahan setiap bulan, tidak
terdapat masalah untuk jumlah pasien.
2.Penyakit
Penyakit adalah perihal hadirnya sekumpulan respon
tubuh yang tidak normal terhadap agen, dimana manusia
memiliki toleransi yang sangat terbatas atau bahkan tidak
memiliki toleransi sama sekali (Elizabeth J. Crown, 2008)
a)Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa pasien
yang paling banyak dirawat diruang IRNA III.A selama
tiga bulan terakhir adalah dengan penyakit DHF,
PNEMONI, GEA, STT, DMDF, FRAKTUR, KDS, KDK, COLIC
ABDOMEN, dan ANEMIA.
23

b)Observasi
Jumlah penyakit terbanyak selama periode Mei sampai
Juli 2019 yaitu:
Tabel 2.2 Distribusi Jenis Penyakit Terbanyak di Ruang
IRNA III.A RSUD Kota Mataram Periode mei sampai juli
2019
No Jenis Penyakit Jumlah Presentasi
Klien (%)
1. DHF 95 26%
2. PNEMONIA 52 14,2%
3. GEA 49 13,3%
4. STT 41 11,2%
5. DMDF 31 8,4%
6. FRAKTUR 28 7,6%
7. KDS 25 7%
8. KDK 20 5,4%
9. COLIC ABDOMEN 14 4%
10. ANEMIA 11 3,0%
Total 366 100%
Sumber: Register ruang IRNA III.A RSUD Kota Mataram
c)Masalah
Jenis penyakit terbanyak untuk 3 bulan terakhir adalah
DHF (26%), tidak ada masalah dalam perawatan pasien
terhadap penyakit yang ada dan Belum ada Leflet Ruangan
untuk 10 Penyakit Terbanyak.
3.Distribusi tenaga perawat, Medis dan non Medis.
a)Wawancara
Berdasarkan Hasil wawancara Oleh Dedi Sukandi Mahasiswa
Profesi Ners Stikes Mataram dengan Kepala Ruangan Irna
IIIA bahwa tingkat pendidikan terbanyak yaitu, D-III
Keperawatan sebanyak 12 orang (57%), sedangkan NERS
sebanyak 7 orang (33%) dan SI keperawatan sebanyak 1
orang(5%) dan DIII Kebidanan 1 Orang (5%).
24

b)Observasi
Dari Hasil Observasi dilakukan Oleh Dedi Sukandi
Mahasiswa Profesi Ners Stikes Mataram dengan kepala
ruangan, ruang IRNA III.A RSUD Kota Mataram Jumlah
tenaga perawat berdasarkan kualifikasi pendidikan di
ruang IRNA III.A RSUD Kota Mataram
Tabel 2.3 Ditribusi Tenaga Keperawatan dan Kebidanan
berdasarkan Tingkat Pendidikan di Ruang IRNA III.A RSUD
Kota Mataram
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1. NERS 7 33%
2. S1 Keperawatan 1 5%
3. D-III Kebidanan 1 5%
4. D-III Keperawatan 12 57%
TOTAL 21 100%
Sumber: Data primer yang diolah dari dokumentasi

Medis Dan Non Medis


c)Wawancara
Berdasarkan Hasil Wawancara Oleh Dedi Sukandi Mahasiswa
Profesi Ners Stikes Mataram, Ruang Irna IIIA Memiliki
Dokter Umum 3 Orang, Dokter Spesialis ada 25 Orang,
Apoteker 1, Asisten Apoteker 1, Tenaga Administraasi 2,
Ahli Gizi 1, dan Cleaning Service 2, Diruang Irna IIIA
ada Dokter Umum Maupun Spesialis yang berjaga tetap
diruangan namun ketika ada pasien yang ditangani Dokter
umum dan Spesialis akan datang keruangan.
25

d)Observasi
Tabel 2.4.Distribusi Medis dan non medis di Ruang IRNA
III.A RSUD Kota Mataram
Persentase
No Kualifikasi Jumlah/Orang
(%)
1 Tenaga Administrasi 2 5,7%
2 Apoteker 1 2,8%
3 Asisten apoteker 1 2,8%
4 Ahli gizi 1 2,8%
5 Cleaning service 2 5,7%
6 Dokter umum 3 8,5%
7 Dokter spesialis 25 71,7%
Jumlah 35 100%
Sumber: Data primer yang diolah dari dokumentasi
Berdasarkan data tabel 2.4. Dari Hasil Observasi
dilakukan Oleh Dedi Sukandi Mahasiswa Profesi Ners
Stikes Mataram dapat dilihat bahwa distribusi tenaga
administrasi yaitu sebanyak 2 orang (5,7%). apoteker
sebanyak 1 orang (2,8%),asisten apoteker sebanyak 1
orang (2,8%), ahli gizi sebanyak 1 orang (2,8%),
cleaning survice sebanyak 2 orang (5,7%). Sedangkan
dokter umum 3 orang (8,5%) dan dokter spesialis 25
orang (71,7%) datang keruangan ketika ada pasien yang
ditangani.
e)Masalah
Dari hasil data diatas terlihat masih ada 12 perawat
yang berpendidikan D-III keperawatan dan DIII Kebidanan
Ada 1 Orang dan ada 7 perawat berpendidikan NERS dan
berpendidikan SI ada 1 perawat. tetapi sedang menempuh
pendidikan Ners, Diruang Irna III.A hanya Memiliki DIII
Kebidanan 1 Orang.
f)Kajian Teori
Keberhasilan Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan
kesehatan salah satu indikator ditentukan oleh
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas
(Nursalam,2011), Pendidikan Keperawatan Juga merupakan
26

institusi yang berperan besar dalam mengembangkan dan


menciptakan profesionalisasi para tenaga keperawatan ,
pendidikan mampu memberikan bentuk/corak tenaga
keperawatan. (Hussin,2007)
4.Jumlah ketenagaan
Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah suatu proses
membuat perencanaan untuk menentukan berapa banyak dan
kriteria tenaga yang seperti apa pada suatu ruangan pada
setiap shifnya. Beberapa ahli mengembangkan beberapa
formula untuk menetapkan jumlah tenaga tersebut.
Formula tersebut antara lain:
1. Menurut Douglas (2006)
Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut
Douglas dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien untuk setiap shiftnya seperti tabel 6 berikut:
Jumlah Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi
Ketergantungan Pasien Menurut Douglas
Kebutuhan Perawat
Klasifikasi
Pagi Sore Malam

Minimal 0,17 0,14 0,07

Intermediate 0,27 0,15 0,10

Maksimal 0,36 0,30 0,20

Sumber: Douglas (1984)

Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan


pasien terhadap keperawatan berdasarkan kriteria
sebagai berikut:

a) Perawatan minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam,


dengan kriteria:
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
- Makan, minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
27

- Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shiftt


- Pengobatan minimal, status psikologi stabil
- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
b) Intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan
kriteria
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
- Folley kateter, intake output dicatat
- Klien dengan pemasangan infus, persiapan
pengobatan memerlukan prosedur
c) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6
jam/24 jam dengan kriteria:
- Segala diberikan atau dibantu
- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
- Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena
- Pemakaian suction
- Gelisah/disorientasi
2.Menurut Depkes (2009)
Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut
Depkes:
1) Asuhan Keperawatan Minimal
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
2) Asuhan Keperawatan Sedang
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap empat jam
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
3) Asuhan Keperawatan Agak Berat
- Sebagian besar aktivitas dibantu
28

- Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam sekali


- Terpasang folley kateter, intake output dicatat
- Terpasang infus
- Pengobatan lebih dari sekali
- Persiapan pengobatan perlu prosedur
4) Perawatan Maksimal
- Segala aktivitas diberikan perawat
- Posisi diatur
- Observasi tanda-tanda vital tiap dua jam
- Makan memerlukan NGT, terapi intra vena
- Penggunaan suction
- Gelisah/disorientasi
Penghitungan tenaga perawat berdasarkan:

1) Tingkat ketergantungan pada pasien berdasarkan jenis


kasus
2) Rata-rata pasien perhari
3) Jam perawatan yang diperlukan per hari per pasien
4) Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
5) Jam efektif setiap perawat 7 jam/hari

Kebutuhan tenaga perawat di unit perawatan menggunakan rumus:


Kebutuhan tenaga I=jumlah jam perawatan di ruang/hari

Jam efektif perawat

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor


koreksi) dengan: Hari libur/cuti/hari besar (Loss day).

Loss day = jml hr mg dlm 1 thn + cuti + hr besar

Jml hari kerja efektif

Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan


diperkirakan 25 % dari jam pelayanan keperawatan.

Faktor koreksi= (kebutuhan tenaga I + Loss day) x 25 %


100
29

a)Wawancara
Dari hasil wawancara Oleh Dedi Sukandi Mahasiswa
Profesi Ners Stikes Mataram dengan kepala Ruang untuk
perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
b)Observasi
Dari hasil observasi dilakukan Oleh Dedi Sukandi
Mahasiswa Profesi Ners Stikes Mataram didapatkan hasil
perhitungan kebutuhan jumlah perawat sesuai dengan
tingkat ketergantungan pasien pada Observasi tanggal
29-30 juli 2019 dengan tingkat ketergantungan pasien
yaitu Minimal, parsial dan total.
Tabel. 2.8. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan
tenaga perawat Observasi tanggal 29-30 Juli (Bulan Mei-
Juli 2019) di ruang IRNA III.A Kota Mataram.

Klasifikasi pasien Jumlah kebutuhan tenaga


Tingkat
Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan
Minimal 10 10x0,17 = 10x0,14 = 10x0,10 =
1,7 1,4 1
Parsial 23 23x0,27 = 23x0,15 = 23x0,07 =
6,21 3,45 1,61

Total 3 3x0,36 3x0,30 = 3 x0,20 =


=1,08 0,9 0,6

Jumlah 36 9 6 3

Total tenaga perawat:


Pagi : 9 orang
Sore : 6 orang
Malam: 3 orang +
18 orang
Jumlah tenaga lepas dines per hari 86 x 18
= 5 orang 279
30

Jumlah : 18 + 5 = 23
Keterangan:
Angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun,
sedangkan 279 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1
tahun.
Jadi jumlah total perawat yang di butuhkan untuk
bertugas per hari di ruangan IRNA III.A adalah 18 orang
Dimana ( Kepala ruangan, katim dan PP ) + 5 lepas = 23
orang. Jumlah perawat yang ada di ruang IRNA III.A
adalah sebanyak 21 orang sehingga jumlah perawat dan
pasien secara perhitungan menggunakan metode dougles
tidak sebanding tetapi dengan ruangan yang kategori
parsial sudah mencukupi dalam penanganan pasien dan
jumlahnya sebanding dengan jumlah pasien yang ada di
ruangan IRNA III.A.
c)Masalah
Penghitungan jumlah tenaga diruangan sudah
menggunakan berdasarkan tingkat ketergantungan Pasien,
namun jumlah tenaga tidak sebanding dengan jumlah
pasien tetapi untuk taraf ruangan yang rata-rata
tingkat ketergantungan pasien parsial tidak menjadi
masalah.
5.Pelatihan Tenaga Keperawatan
a. Kajian Teori
Sumber daya manusia atau tenaga kerja adalah unsur
terpenting dalam institusi. Salah satu indikator
keberhasilan rumah sakit/pelayanan sosial dalam memberikan
pelayanan kesehatan ditentukan oleh pemberian asuhan
keperawatan yang berkualitas. Asuhan keperawatan yang
berkualitas memerlukan SDM yang sesuai dengan kualitas yang
tinggi dan profesional sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dan Kualitas yang tinggi dan professional dikembangkan
melalui pelatihan Medis dari dalam dan luar Rumah Sakit.
Menurut Djojoibroto (1997) konsep pengembangan SDM atau
31

disebut juga Human Resource Development (HRD) mempunyai


tiga program, yaitu:
a) Training, yaitu aktifitas dimana proses belajar
diarahkan kepada pekerjaan saat ini.
b) Education, yaitu aktifitas dimana proses belajar
diarahkan pada pekerjaan yang akan datang.
c) Development, yaitu aktifitas dimana proses belajar tidak
diarahkan untuk pekerjaan pegawai yang bersangkutan
secara langsung
b. Wawancara
Berdasarkan Hasil Wawancara pada tanggal 29 Juli
2019 kepada Kepala ruangan IIIA didapatkan bahwa,
yang Mengikuti Pelatihan BHD sebanyak 21 Orang, BCTLS
5 Orang, CWCCA 1 Orang dan Service Exelent 21 Orang
c. Observasi
Tabel 1.9 Distribusi Pelatihan yang Dilakukan Oleh
Tenaga Keperawatan di Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram

Sudah
No Jenis Pelatihan
mengikuti

1 SERVICE EXELENT 21 Orang

2 BHD 21 orang

CWCCA (Certified Wound Care


3 1 Orang
Clinician Asosiaciate)

4 BCTLS 5 0rang

Sumber : Data Primer Ruang Irna IIIA


d. Analisa Data
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa
tenaga keperawatan di IRNA III A RSUD Kota Mataram yang
telah mengikuti BHD sebanyak 21 Orang, BCTLS 5 Orang,
CWCCA 1 Orang dan Service Exelent 21 Orang
e. Masalah
Masih Sedikitnya Perawat yang mengikuti Pelatihan
BCTLS yaitu sebanyak 5 Orang.

Anda mungkin juga menyukai