MATA KULIAH
KREATIVITAS DAN INOVASI
Kode MK: KEW 3102
SEMESTER 2
Nama Dosen
Pieter Radiantius, S.Kom, M.M.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas segala penyertaan dan berkat-Nya
sehingga penulis telah menyelesaikan penyusunan Diktat Kreativitas dan Inovasi untuk
Program Studi Kewirausahaan. Penyusunan diktat ini bertujuan untuk menunjang program
pengajaran mata kuliah Kreativitas dan Inovasi pada semester dua di Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen (STIM) Shanti Bhuana, Bengkayang.
Mata kuliah Kreativitas dan Inovasi memberikan inspirasi untuk mengembangkan ide
dan gagasan yang pada akhirnya bertujuan untuk memotivasi para mahasiswa agar memiliki
jiwa wirausaha dan siap dalam menghadapi tantangan global dengan berbekal ilmu teori
dan berlandaskan semangat amare. Pembahasan materi ditekankan pada masalah
menciptakan ide yang kreatif dan inovatif dengan tetap mengedepankan budaya amare.
Diktat ini meliputi sebelas bab yaitu Kreativitas, Inovasi, Inovasi Produk Inovasi Jasa dan
Manajemen Inovasi dan Teknologi, Model Bisnis Inovasi, Ekonomi Inovasi dan Ekosistem
Inovasi, Inovasi di Indonesia, Ekonomi Kreatif, Sumber Daya Ekonomi Kreatif, Mengelola Ide
dan Gagasan, Cetak Biru Industri Kreatif di Indonesia dan Inovasi dan Kreatif dalam
Berwirausaha.
Demikian semoga diktat Kreativitas dan Inovasi ini dapat bermanfaat bagi para
mahasiswa-mahasiswi program studi Kewirausahaan STIM Shanti Bhuana Bengkayang.
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
KREATIVITAS
1. Orisinalitas, mengandung arti penciptaan sesuatu dari yang belum ada sebelumnya atau
memperbarui sesuatu yang telah ada.
2. Berimajinasi, merupakan proses berpikir tentang sesuatu yang baru.
3. Inspirasi adalah gagasan-gagasan baru yang dapat divisualisasikan
4. Kecerdikan merupakan kemampuan seseorang dalam berpikir dan bertindak
5. Penemuan merupakan sesuatu yang baru ditemukan yang sebelumnya belum ada.
Thedeo Levit mengatakan bahwa kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru
(creativity is thinking new things). Hakikat kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang
tidak ada atau memperbarui kembali sesuatu yang telah ada (Zimmerer, 1996). Hal yang
sama mengenai hakikat kreativitas juga dikemukakan oleh oleh West (2005: 15) bahwa
esensi dari kreativitas terletak pada kemampuan menghasilkan gagasan baru, mengerjakan
sesuatu dengan cara yang berbeda, dan memiliki pendekatan alternatif.
Hasil dari kreativitas adalah produk kreatif (Creative product) yang didefinisikan
sebagai barang-barang dan jasa-jasa yang memiliki nilai ekonomi yang dihasilkan dari
kreativitas (Howkins, 2001 : x). Hasil dari kreativitas bisa diamati dari segi produk, proses,
strategi, metode, dan desain baru yang dihasilkan.
2. Inkubasi (Incubation)
Inkubasi merupakan pembiaran ide-ide kita untuk saling mencocokannya sendiri, yang
dapat terjadi atau muncul beberapa jam atau bulan, atau ketika beristirahat. Pada tahap
ini, seseorang mengambil waktu untuk meninggalkan perkara, istirahat dan santai,
bebas dari rutinitas berpikir. Orang kreatif selalu mengenal kapan inkubasi diperlukan
dan memiliki sumber-sumber seperti waktu, uang, dan apa saja yang perlu dimiliki dan
disediakan.
3. Mengkhayal (Dreams)
Mengkhayal merupakan aaktivitas pikiran dalam berkelana pada alam bawah sadar,
penggalian, dan penjelajahan simbol-simbol, khayalan, mimpi-mimpi, dan cerita-cerita.
Pada tahapan ini, ide atau gagasan-gagasan bermunculan dalam bentuk penyelesaian,
cara kerj, dan jawaban-jawaban baru dalam penciptaan.
4. Rangsangan (Excitement)
Rangsangan merupakan perangkat yang memperkuat loncatan intuitif dan arah
perubahan yang pergerakannya setengah diperhitungkan.
5. Pemeriksaan secara nyata (Reality check)
Pemeriksaan secara nyata merupakan analisis secara nyata untuk menjamin atau
memastikan bahwa khayalan-khayalan dan intuisi kita tidak terlalu jauh dan dapat
diwujudkan. Pada tahap ini, ide atau kreasi baru harus diwujudkan dalam relaitas. Tentu
saja diperlukan pemikiran kritis dan konvergen.
BAB II
INOVASI
IDE
INNOVATION
C R E A T I V I TY
PEOPLE
(Dhewanto, 2013)
BAB III
INOVASI PRODUK, INOVASI JASA
MANAJEMEN INOVASI DAN TEKNOLOGI
Inovasi produk dan jasa secara lebih baik dapat terlaksana dengan memahami praktik apa
yang terbaik yang harus diadopsi untuk proses pengembangan produk, dan kemudian
mengadopsi praktik-praktik ini untuk mengulangi kesuksesan dan proses maturity dari
perusahaan-perusahaan yang memiki performa terbaik.
Semua perusahaan harus memperbarui produk dan layanan mereka untuk bertahan
hidup. Menurut Peter Drucker (1954), sebuah perusahaan yang kompetitif memiliki dua
tujua pe ti g yaitu e iptaka ilai pela gga ustu er alue (atau pemasaran) dan
inovasi.
Inovasi produk dan jasa dipandang semakin penting secara strategis karena pasar
internasional memiliki kompetisi yang semakin meningkat. Pesaing-pesaing semakin
bermunculan dan tak dapat dihindari. Customer sekarang lebih cerdas dan menjadi lebih
selektif dalam memilih produk dan jasa yang akan dikonsumsinya. Hasilnya adalah pasar
yang semakin tersegmen karena produk dan jasa yang manfaatnya semakin terspesifikasi,
juga product life cycle yang semakin pendek karena banyaknya pesaing yang memasuki
pasar.
3.2 PROSES PENGEMBANGAN PRODUK
Concept Generation
Concept Screening
Preliminary Design
(Holtzman, 2011)
c. Sistem service delivery: sering berkaitan dengan hubungan antara penyedia jasa dan
klien. Banyak inovasi menyangkut pelayanan elektronis, misalnya, transportasi dan
kemasan inovasi. Contohnya delivery pizza, delivery KFC dan McDonald.
d. Pilihan teknologi: Teknologi informasi baru sangat penting untuk layanan karena
memungkinkan untuk efisiensi dan efektivitas dalam elemen pengolahan informasi. Kita
juga sering melihat yang diteraapkan oleh beberapa minimarket dan supermarket dan
Kartu Jakarta Sehat (KJS)yang diterapkan oleh pemerintah Jakarta untuk memberikan
fasilitas layanan kesehatan gratis untuk masyarakat Jakarta.
BAB IV
MODEL BISNIS INOVASI
Fleksibilitas yang ditawarkan inovasi terbuka bagaikan serangan virus bagi model
inovasi tradisional yang kaku, yang akan menggerogoti system lawas ini dari dalam. Open
innovation memungkinkan penciptaan wirausaha-wirausaha baru secara tak terduga.
selama beberapa pecan : P&G ingin mempelajari seluk beluk bisnis online sementara Google
ingin mempelajari kiat membangun merek (brand building).
BAB V
EKONOMI INOVASI DAN EKOSISTEM INOVASI
(Zuhal, 2013)
5.1.1 PARADIGMA BARU EKONOMI
Dalam model Ekonomi Neoklasik, distribusi pendapatan (income) dilakukan melalui
interaksi dinamis antara supply dan demand, ya g difasilitasi le at aksi alisasi
kepuasa maximization of utility). Konsumsi—sebuah cara mencapai kepuasan
maksimum individu—kare a ya dia ggap se agai engine pe ggerak pertu uha dala
model ini. Model Ekonomi Inovasi berargumen bahwa bukan hanya konsumsi, tetapi
investasi inovasi yang akan lebih menjamin pertumbuhan berkesinambungan. Supaya
akumulasi terus tumbuh, stok kapital tidak boleh turun. Karenanya, menurut model ini,
diperlukan knowledge atau temuan-temuan baru yang dilakukan lewat investasi litbang.
upaya di atas, upaya sinergis antar komponen di atas perlu digalakkan, dan untuk itu
diperlukan suatu kepemimpinan yang kuat dan berwawasan sosio dan tekno-ekonomi yang
komprehensif.
Visi pemerintah Indonesia atau yang dikenal dengan sebutan Visi Indonesia 2025
adalah menjadi negara maju pada tahun 2025. Untuk mencapai visi ini, pemerintah telah
meluncurkan program MP3EI (Master Plan Percepatan dan Pengembangan Ekonomi
Indonesia), sebagai pelengkap RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional).
MP3EI terdiri atas 8 program dan 22 kegiatan ekonomi. Delapan program tersebut adalah:
1. Industri Manufaktur, 2. Pertambangan, 3.Pertanian, 4.Kelautan dan Perikanan,
5.Pariwisata, 6.Telekomunikasi, 7.Energi, dan 8.Strategi Pembanguanan Regional.Semua
program ini membutuhkan investasi yang signifikan baik dari dalam maupun luar negeri.
(Zuhal, 2013)
lebih jauh, adalah untuk mengetah agai a a supaya i o asi dapat u ul se ara
berkesinambungan dan, pada gilirannya, memiliki da pak eko o i ya g luas ?
Inovasi tidak datang tiba-tiba, melainkan lahir sebagai keluaran dari sinergi yang
kompleks antara para aktor di dalam sistem inovasi. Melalui sinergi ini knowledge disebar,
diperbarui, dan dimanfaatkan oleh para pelaku inovasi guna menghasilkan teknik dan/atau
produk baru—yak i, apa ya g lazi dise ut i o asi . De ga kata lai , ke eradaa alira
knowledge merupakan komponen terpenting dalam proses inovasi. Salah satu cara untuk
memompa aliran knowledge, sekaligus meningkatkan penggunaan knowledge, dalam ranah
ekonomi dan sosial masyarakat adalah melalui SINAS.
Interaksi SINAS harus dilihat sebagai entitas organisasi dan jaringan yang kompleks.
SINAS melibatkan setidaknya empat pilar, yang kesemuanya harus berkoordinasi—yakni
tidak sekadar eri teraksi , a u erkola orasi se ara har o is—guna menjamin
keberlangsungan inovasi dan dampak ekonominya, yakni:
1. Institusi penghasil teknologi. Pada pilar ini, terdapat sejumlah isu spesifik yang berkaitan
dengan inovasi, seperti: penjaminan mutu dan sertifikasi produk teknologi; standar,
ukuran dan pengujian produk teknologi; perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual
(HaKI); pendanaan litbang; konsultasi teknologi dan manajemen.
2. Institusi pendidikan (isu-isu spesifik terkait, misalnya: pendidikan dasar yang
komprehensif; pendidikan menengah terkait aplikasi teknologi; pelatihan vocational;
pendidikan tinggi bidang perekayasaan dan manajemen).
3. Perusahaan/korporasi (isu-isu spesifik terkait, antara lain: pembelajaran teknologi;
pengembangan skilled human capital dan aliansi teknologi/pengetahuan; litbang dan
kemitraan litbang).
4. Institusi penghasil regulasi dan insentif (isu-isu spesifik terkait, misalnya: regulasi
ekonomi makro, insentif promosi industri dan ekspor, regulasi pengelolaan SDA, fiskal,
pajak dan perdagangan, HaKI, infrastruktur ekonomi, alih teknologi, standar
internasional, persaingan sehat, nilai dan sikap mental, serta keterbukaan).
Tampak bahwa implementasi inovasi merupakan proses kompleks yang membutuhkan
harmonisasi pelbagai kebijakan dan strategi dari banyak sektor. Jika hal itu terpenuhi,
inovasi akan terjadi secara berkesinambungan dan berkontribusi secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Di sinilah titik berat fungsi SINAS: melakukan harmonisasi, sekaligus
memfokuskan dan mengkonsolidasi arah inovasi menjadi lebih konvergen.
STIM Shanti Bhuana
Diktat Kreati itas da I o asi | 29
BAB VI
INOVASI DI INDONESIA
selalu ada (exist), memiliki peran besar, dan/atau kelak memegang tampuk kepemimpinan
bangsa dimasa mendatang, antara lain: lembaga swadaya masyarakat (LSM), pers,
perguruan tinggi, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), atau asosiasi-asosiasi bisnis.
Pembentukan jaringan atau komunitas inovasi di antara, dan untuk, elemen-elemen ini
perlu dilakukan guna menebar ''virus-virus inovasi''.
Konferensi Climate Change di Bali dan Kopenhage ya g er asis ―Green Industry and
Green Growth .
Sejauh ini, Indonesia masih belum optimal mengelola STI berdasarkan
technoeconomic paradigm untuk pengembangan ekonomi. Sebagai contoh, masih
rendahnya elemen Total Factor Productivity (TFP) yang merupakan komponen intangible
dari sebuahtotal output sistem dan faktor produksi suatu negara. Dua komponen lainnya
bersifat tangible yaitu labor dan kapital. Meningkatnya kontribusi TFP merupakanindikasi
utama adanya peningkatan kuantitas dan kualitas modal manusia (human capital), serta
meningkatnyakontribusi STI dalam faktor produksi negara. Gambar 4 menunjukkan bahwa
antara tahun 1980-2000, kontribusi TFP terhadap pertumbuhan GDP (%) Indonesia adalah
terendah dibanding negara-negara Asean lainnya, bahkan mencapai nilai negatif (-0.80).
Nilai kontribusi TFP negatif tersebut menunjukkan rendahnya efisiensi dan
produktivitas perekonomian Indonesia, artinya nilai input lebih besar dari nilai ouput
produksi.Indikator strategis lainnya adalah terjadinya peningkatan upah buruh yang diikuti
oleh peningkatan produktivitas dan kualitas pekerjaan dalam hal ini juga Indonesia masih
rendah. Dari segi kelengkapan faktor pendukung inovasi, sebenarnya Indonesia sudah
memiliki banyak institusi pendukung, seperti adanya Kementerian Riset dan Teknologi,
lembaga-lembaga penelitian, universitas, dsb. Namun demikian, institusi-institusi ini belum
tertata secara optimal dalam satu ekosistem inovasiyang rapih, sehingga kinerjanya belum
mendorong terjadinya inovasi.
Beberapa faktor strategis yang perlu mendapatkan perhatian serius dan
diperbaikiadalah:Faktor Kepemimpinan, Pendidikan, Peningkatan sistem etika dan etos
kerja, Sosial budaya, Harmonisasi kebijakan, dan Aspek pendanaan R&D yang mendukung
pengembangan riset untuk pertumbuhan ekonomi yang berwawasan inovasi (innovation-
driven economy). Untuk itu Indonesia harus memiliki grand design pengembangan ekonomi
berkelanjutan dengan mengembangkan human capital berbasis STI dan ekologi secara
komprehensif. Selain itu juga diperlukan kebijakan yang tepat untuk menarik direct domestic
investment maupun foreign direct investment dan mengarahkannyapada kegiatan ekonomi
yang tepat.
(Zuhal, 2013)
memotivasi para ilmuwan dan teknolog agar memberikan yang terbaik bagi
pembangunan bangsa dan negara.
KIN menerjemahkan pendekatan kedua dalam bentuk empat wahana untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk di dalamnya pengembangan industri dasar,
industri kreatif, industri berbasis daya dukung daerah berdasarkan keunggulan komparatif di
masing-masing daerah, serta industri-industri strategis.
Perlu dicatat bahwa kandungan Inisiatif Inovasi 1-747 tidak hanya berupa kebijakan
yang bersifat pendekatan top-down, tetapi juga mendorong sektor swasta dan sektor publik
untuk turut mengembangkan STI (bottom-upapproach). Dalam hal ini Pemerintah
diharapkan memberikan insentif terhadap individu berprestasi, perusahaan enterprise serta
institusi-institusi unggulan melalui, misalnya, hibah dana R&D, keringan pajak pendapatan,
keringanan pajak pembelian alat dan bahan pendukung R&D, dsb.
Sebagai tambahan, pemerintah juga diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk menarik investor baik dalam maupun luar negeri, melalui DDI & FDI.
Pendekatan ini bermanfaat dalam mempromosikan teknologi baru melalui proses
diseminasi yang lebih efisien dan cepat sehingga dapat memberikan dampak signifikan
terhadap pembangunan ekonomi.
BAB VII
EKONOMI KREATIF
Scientific
creativity
Technological
creativity
Cultural
Economic
creativity
Creativity
(Suryana, 2012)
yang tercipta secara alamiah. Industri kreatif adalah industri yang menggunakan kreativitas,
ketrampilan (skill), dan kecakapan (talent) yang secara potensial dapat menciptakan
kekayaan dan lapangan kerja.
Selain konsep industri kreatif dan kreativitas budaya, UNESCO juga mengeukakan
konsep industri budaya dan ekonomi budaya. Industri budaya adalah suatu industri yang
mengombinasikan kreasi, produksi, dan komersialisasi tentang materi yang tidak nyata dan
budaya dalam bentuk nyata. Ekonomi budaya merupakan penerapan analisis ekonomi
terhadap semua kreativitas dalam bentuk seni, cagar budaya, dan industri budaya.
Industri Kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan
serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan
menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Industri kreatif adalah industri yang mengandalakan talenta, ketrampilan dan kreativitas
yang merupakan elemen dasar setiap individu. Unsur utama industri kreatif adalah
kreativitas, keahlian, dan talenta yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan melalui
penawaran kreasi intelektual.
Industri kreatif merupakan industri yang berasal dari kreativitas individu ketrampilan,
danbakat yang secara potensial mencipatakan kekayaan dan lapangan pekerjaan melalui
eksploitasi dan pembangkitan kekayaan intelektual dan daya cipta individu.
4. Menurut UNESCO
1. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah terjadi hampir pada seluruh subsektor industri
kreatif
2. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah tersebut diikuti oleh fluktuasi pertumbuhan jumlah
perusahaan
3. Fluktuasi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja tinggi, tetapi tidak setinggi fluktuasi
pertumbuhan perusahaan.
4. Memiliki tingkat teknologi dan produktivitas modal yang relatif konstan. Artinya
teknologi yang digunakan bukan teknologi tinggi dan bukan industri padat modal.
Berdasarkan data diri Departemen Perdagangan RI (2008: 26), Kontribusi Industri kreatif
terhadap PDB di Indonesia tahun 2002-2007 sebesar 6,3%, Inggris 8,2%, Amerika Serikat
11,12% (WIPO), Singapura tahun 2002 sebesar 3% dari GDP.
3. Mempertinggi ekspor
1. Kebutuhan terhadap modal uang dan material relatif lebih kecil. Siapa saja individu atau
kelompok bisa memulainya dengan menggunakan modal yang sudah ada.
2. Fleksibel terhadap perubahan sehingga lebih tahan terhadap goncangan eskternal. Ide
kreatif itu bisa diterapkan dan diadaptasikan ke tingkat yang tak ada batasnya meski
masih dalam satu bidang.
3. Kelincahan dalam bermain, terutama dalam distribusi dan pemasaran. Kalau kita
mengirim barang ke Saudi, ini butuh waktu beberapa hari, disamping juga biayanya
mahal. Namun, kalau kita mengirim berkas (file), hitungannya menit dan biayanya lebih
murah.
BAB VII
SUMBER DAYA EKONOMI KREATIF
2. Intelegensia multidimensi
Harus menempatkan porsi yang sama dalam dunia pendidikan antara kecerdesan
rasional (Intellegentia Quotient-IQ), kecerdasan emosional (Emotional Quetient-EQ), dan
kecerdasan spiritual (Spiritual Quetient-SQ) untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang berinteligensia, rasional tinggi, dan memiliki daya kreativitas yang tinggi.
8.2 POLA PIKIR KREATIF MASA DEPAN (FIVE MINDS OF THE FUTURE)
Fondasi ekonomi kreatif adalah modal insani, yang terdiri dari modal intelektual yang
diwujudkan dalam bentuk pola berpikir kreatif. Pola berpikir kreatif adalah pola pikir yang
lebih mengedanpakn high concept (konsep tinggi) dan high touch (sentuhan tinggi). High
concept adalah kemampuan menciptakan keindahan secara artistik dan menciptakan
emosional dalam rangka mengenali pola-pola dan peluang-peluang, serta menciptakan
sesuatu yang indah dan mampu menghasilkan temuan-temuan yang belum dipikirkan orang
lain. Sedangkan high touch adalah kemampuan berempati, dan memahami esensi intereksi
antarmanusia dan menemukan makna-makna.
Berpikir kreatif adalah kegiatan berimajinasi, abstrak, dan berobsesi. Menurut Daniel
L.Pink (2005), ada beberapa prinsip yang harus dimiliki dalam pola pikir kreatif atau disebut
whole-brain innovation.
1. Not junction but also.... DESIGN
2. Not just argument, but also..... STORY
3. Not just focus, but also.... SYMPHONY
4. Not just logic, but also.... EMPHATY
5. Not just seriousness, but also..... PLAY
6. Not just accumalation, but also..... MEANING
Dengan demikian, seorang kreator adalah seseorang yang selalu memiliki pola pikir
whole brain innovation sebagai berikut:
1. Tidak hanya berpikir tentang bagaimana menciptakan sesuatu dari segi fungsi, tetapi
juga berpikir bagaimana membuat desain yang menarik.
2. Tidak hanya berpikir tentang bagaimana berargumentasi, tetapi juga pikirkan tentang
cerita atau sejarahnya.
3. Tidak hanya berpikir tentang fokus, tetapi juga pikirkan tentang simfoni
4. Tidak hanya berpikir soal logika, tetapi juga berempati
STIM Shanti Bhuana
Diktat Kreati itas da I o asi | 44
lateral (out of the box) dan bukan sekedar berpikir linear mengikuti jalur konvensional
yang acap hanya akan membuat kita stagnan. Dan pola pikir inilah yang akan menemani
kita untuk bergerak maju, progresif, demi terciptanya sejarah hidup yang positif dan
bermakna (meaningful life).
4. Pola pikir berikutnya adalah respectful mind (pikiran merespek). Atau sebuah pola pikir
untuk menyambut perbedaan pandangan dengan sukacita, dan bukan dengan sikap
saling curiga. Sebuah pola pikir yang akan membuat kita terhindar dari anarki akibat
pemaksaan kepentingan. Sebuah pola pikir yang senantiasa mengajak kita untuk
merayakan keragaman pandangan dan sekaligus menghadirkan empati nan teduh bagi
pendapat/pikiran orang lain – meski pendapat itu mungkin berbeda dengan yang kita
hadirkan.
5. Pola pikir yang terakhir atau kelima yang juga amat dibutuhkan adalah ethical
mind (pikiran etis). Inilah pola pikir yang terus membujuk kita untuk berikhtiar
membangun kemuliaan dan keluhuran dalam kehidupan personal dan profesional kita.
Sebab pada akhirnya, bagaimana mungkin kita aka e jadi u at ter aik di uka
u i jika keluhura ilai-nilai etika kita penuh dengan debu, robek dan usang?
BAB IX
MENGELOLA IDE DAN GAGASAN
2. Kemampuan menganalisis sifat-sifat dan perilaku pengguna atau pasar atau disebut
kemampuan analisis pasar. Analisis pasar berhubungan dengan analisis fokus pasar.
Fokus pasar bisa diungkap melaui riset untuk mengetahui persepsi, emosi, dan budaya
konsumen.
3. Kemampuan untuk menganalisis keunggulan-keunggulan yang dapat dijadikan daya
saing dan peluang. Perlu diingat bahwa keunggulan lahir dari kebaruan, kebaruan
muncul dari keunikan, keunikan muncul dari perbedaan, perbedaan muncul dari
kreativitas. Ra
Analisis produk dan proses sangat penting untuk memastikan dan menjamin apakah
jumlah dan kualitas yang dihasilkan sudah memadai atau tidak, apakah proses sudah efisien
atau )tidak. Ingat bahwa yang dimaksudkan analisis produk dan proses tidak tertuju pada
bagaimana memproduksi dan memproses barang serta jasa tersebut, tetapi memproses dan
memproduksi jasa-jasa kreatif seperti paten, merek dagang, desain dan royalti.
Manaksir Risiko yang mungkin terjadi. Risiko bisa terjadi pada level rendah, tinggi
dan moderat. Kemungkinan risiko hanya kita salah satu dari ketiga-tiganya, untuk
meminimalkan risiko yang timbul dalam memperkenalkan produk dan jasa-jasa baru kita
harus mempertimbangkan beberapa hal berikut :
1. Kesederhanaan (simplicity), yaitu bahwa apa yang diproses itu harus mudah digunakan
(user friendly), misalnya barang yang mudah ditempatkan dimana saja, dibawa kemana
saja, banyak fungsi dan fasilitas yang dapat digunakan (multifunction), mudah
dioperasikan, mudah dalam perawatan, dan mudah ditempatkan.
2. Integritas (integrity) yaitu apa yang didesain itu harus baik sejak awal desain itu dibuat.
Apabila barang atau jasa itu pernah gagal dan cacat sejak di desain pada awal
pembuatan dan diketahui oleh konsumen, maka risiko yang harus dipikul akan semakin
tinggi karena akan memperburuk citra barang atau jasa tersebut.
3. Fokus pada orang (human focus) yaitu memperhatikan peranan komplementer pemakai
akhir dan untuk mendesain integritas yang memperhatikan pemaikainya secara
ekonomis.
4. Beradaya juang (synergy), yaitu bahwa desain produk yang baik memerlukan kombinasi
anatara pengalaman, pengetahuan, dan kecakapan dari suatu tim yang profesional.
5. Kreativitas (creativity) yaitu bahwa keberhasilan sangat bergantung pada keahlian kreatif
berbagai orang dan harus didorong menjadi lingkungan yang kreatif.
6. Risiko (risk) yaitu bahwa desain produk yang baik ditunjukkan oleh produk-produk yang
terus terjamin keberadaannya sampai batas akhir.
(Suryana, 2012)
3. Kerjarlah yang terbaik (shoot for the top). Kejarlah yang terbaik, terunggul, terdepan,
dan tercepat untuk mencapai sasaran. Bermimpi besarlah karena hanya dengan
bermimpi besar inovasi dan visi bisa tercapai meskipun belum tentu benar.
4. Jangan malu-malu untuk memulai dari hal yang kecil (do t’t e asha ed to start s all).
Banyak pengusaha besar justru dimulai dari usaha-usaha yang sangat kecil.
5. Jangan takut gagal, belajarlah dari kegagalan (do ’t e asha ed to start s all).
Kegagalan adalah tantangan. Tantangan adalah sumber peluang. Tidak ada tantangan
tidak ada usaha. Tidak ada usaha tidak akan menemukan tantangan dan peluang.
6. Jangan mudah menyerah (never give up). Jangan mudah menyerah dan berhenti karena
peluang bagi orang kreatif tidak muncul dari mental orang yang mudah menyerah.
7. Kejarlah apa yang ingin dicapai sampai berhasil (go for it). Berusahalah terus untuk
mengejar apa-apa yang belum tercapai dan diinginkan.
BAB X
CETAK BIRU INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA
c. Peluang (opportunities)
1) Pangsa pasar hasil industri kreatif, baik lokal, nasional maupun global cenderung
meningkat
2) Ada kecenderungan semakin diminatinya hasil industri kreatif
3) Ekspektasi konsumen terhadap produk industri kreatif semakin tinggi.
d. Tantangan (challenge) industri
1) Globalisasi dan perdagangan bebas yang menuntut daya saing tinggi
2) Semakin tingginya persaingan produk luar dan jumlah pesaing
3) Kualitas produk pesaing yang relatif lebih tinggi karena sudah menggunakan
perangkat teknologi
4) Kemajuan teknologi yang semakin cepat
5) Kurang dimintainya produk dalam negeri oleh sebagian besar masyarakat.
2. Kesulitan Pengembangan ekonomi kreatif
Menurut UNDP-UNCTAD (2008: 40). Ada beberapa kesulitan untuk ekspansi yang
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Kekurangan modal (lack of capital), terutama modal finansial untuk pengadaan dan
pembiayaan operasional ekonomi kreatif. Namun harus dipahami bahwa modal yang
utama bagi industri kreatif adalah modal intelektual untuk meningkatkan nilai
tambah.
b. Kekurangan ketrampilan berwirausaha (lack of entrepreneurial skills). Ketrampilan
berwirausaha meliputi ketrampilan berkreasi, berinovasi, ketrampilan melakukan
riset, dan pengembangan, ketrampilan manajerial serta ketrampilan berbisnis.
c. Kekurangan infrastruktur dan kelembagaan (lack of infrastructure and institusions).
Infrastruktur ekonomi kreatif berupa regulasi, kemudahan, advokasi, dan sarana
lainnya yang diciptakan oleh pemerintah seperti kelembagaan, pembinaan dan
perlindungan.
dapat diatasi dengan pengembangan ekonomi kreatif sektor tradisional di pedesaan dan
pengembangan ekonomi kreatif sektor informal di perkotaan.
2. Strategi pengembangan
Pengembangan ekonomi kreatif sektor tradisional di pedesaan dapat dilakukan dengan
cara menciptakan industri-industri pengolahan hasil pertanian, hasil perkebunan, hasil
perikanan, hasil kelautan, hasil peternakan, dan hasil pertambangan atau galian.
Masyarakat di pedesaan perlu didorong untuk menciptakan nilai tambah dari setiap
produk yang dihasilkannya dan pemerintah menciptakan infrastruktur dan sarana
produksi untuk mengolah hasil-hasil produksi di pedesaan. Masyarakat di pedesaan
perlu pelatihan dan prasarana untuk pengembangan bahan baku lokal yang sesuai
dengan potensi daerahnya masing-masing. Jika pada setiap daerah disediakan sarana
produksi lokal dan pelatihan untuk peningkatan nilai tambah yang sesuai dengan potensi
lokalnya, maka motivasi masyrakat untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif
akan semakin tinggi.
Pengembangan ekonomi kreatif di perkotaan di mana terdapat sektor-sektor informal
dapat dilakukan melalui penguatan dan pengembangan modal intelektual industri kecil
dan menengah informal yang dilakukan melalui pembinaan yang mengarah pada kreasi
baru dan nilai tambah baru untuk menghasilkan kekayaan intelektual, seperti paten,
merek dagang, royalti, desain yang bahan dasarnya dari pedesaan.
Pengembangan ekonomi kreatif di pedesaan perlu diarahkan pada advokasi pengolahan
hasil pertanian, perkebunan dan peternakan yang dihasilkan dari sektor tradisional
untuk menghasilkan nilai tambah baru. Sementara itu, pengembangan ekonomi kreatif
di perkotaan diarahkan pada pembinaan dan penguatan sektor informal, seperti industri
kerajinan, makanan, minuman, perdagangan, dan jasa-jasa lainnya melalui rekayasa
karakter produk untuk menghasilkan paten, desain, merek dagang dan royalti.
BAB XI
INOVASI DAN KREATIVITAS DALAM BERWIRAUSAHA
Inovasi dan kreativitas adalah hal yang perlu dimiliki dan dikembangkan dalam diri
wirausaha demi perkembangan dan kesuksesan sebuah usaha. Keduanya sering kali
dipandang hampir serupa. Inovasi dan kreativitas adalah inti dari kewirausahaan. Pada
dasarnya sebuah inovasi dalam berusaha adalah kemampuan untuk menerapkan solusi
kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperbaiki kinerja
usaha. Sedangkan kreativitas dapat dipandang sebagai kemampuan untuk mengembangkan
ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang.
Kemampuan yang dihasilkan oleh kreativitas merupakan kemampuan dalam
membuat sesuatu menjadi baru dalam keberadaannya dan merupakan pembentukan ide-
ide baru yang original dan tidak biasa atau unik. Pola pikir dari orang kreatif adalah berpikir
out of the box, serta memiliki pikiran yang terbuka dan bebas untuk mendekati sesuatu
dengan cara baru. Sedangkan, inovasi adalah mengimplementasikan kreativitas terhadap
sesuatu menjadi satu kombinasi baru yang dapat menghasilkan. Definisi baru disini tidak
selalu berarti original, melainkan kebaruan atau diperbaharui, yang berarti juga
adalah improvement, karena inovasi tidak harus selalu barang atau jasa baru, melainkan
perbaikan atau pengembangan dari barang atau jasa yang telah ada.
Pengembangan usaha membutuhkan kemampuan inovasi dan kreativitas
untuk menghadapi tantangan dalam usaha, khususnya untuk menemukan produk dan
layanan yang unggul. Banyak produk dan layanan yang dihasilkan oleh pebisnis sukses
merupakan hasil inovasi dan kreativitas yang dikembangkan dalam usaha. Oleh karena itu,
untuk menjadi wirausaha yang unggul diperlukan kemampuan melakukan inovasi dan
kreativitas.
Creati ity is thinking up ne things. Inno ation is doing ne things. – Theodore Levitt.
mengembangkan apa yang sudah ada agar menjadi lebih baik. Oleh karena itu,
kreativitas sangat diperlukan oleh setiap wirausaha.
Seorang wirausahawan harus memastikan bahwa kreativitas yang telah usang, harus
ada solusi yang lebih kreatif lagi.
Para peneliti telah mengatakan bahwa kreatifitas menyangkut keputusan-keputusan
tentang apa yang anda inginkan, dan bagaimana anda melakukannya dengan lebih
baik.
Jadi, urutan tersebut melibatkan sebuah proses, bukan hanya melihat hasil akhir
yang diharapkan. Sehingga kita tidak perlu merasa sangat terbebani untuk menjadi
kreatif.
Pemuda 21 tahun asal Jambi ini memiliki bisnis kain khas Indonesia yakni batik. Omset bisnis
batiknya berada di angka 100 juta rupiah dalam satu bulan. Harry memproduksi batik cap
dan batik tulis yang dikirim ke daerah Sumatera, Jawa bahkan Kalimantan. Tidak hanya
demikian, batiknya juga diekspor hingga ke Malaysia, Singapura, Bangladesh dan Paris. Anak
muda yang satu ini tentunya berhasil dalam menyebarkan ciri khas Indonesia ini.
3. Victor Giovan, memanfaatkan kekayaan alam Indonesia.
Victor Giovan dengan usia 19 tahun ini mampu memiliki penghasilan puluhan juta rupiah
dalam sebulan. Ia mengembangkan bisnis teh sebuah bisnis yang diberi nama teh kempot,
yaitu perpaduan susu, cincau, buah dan sinom. Teh ini juga dikenal dengan sebutan teh
yogurt.
4. Rizka Wahyu, bisnis jajanan Indonesia.
Sebelum membuka usaha jajanan lapis, Rizka sempat memulai bisnis bakso yang ternyata
gagal. Akhirnya, dia memilih berbisnis jajanan Indonesia. Rizka memilih kue lapis Bogor
dengan brand Sangkuriang.
Gibran Rakabuking membuktikan bahwa sukses juga perlu perjuangan. Meski tanpa bantuan
dari Jokowi, Gibran berhasil berkarir dan membuka bisnis katering. Dia juga tidak mau
melayani katering makanan untuk pemerintahan agar tidak terkesan mengandalkan nama
orangtuanya.
6. Reza Nulhilman, menggunakan singkong sebagai bahan utama bisnisnya.
Siapa yang nggak pernah kenal dengan makanan singkong ini? Makanan yang mudah
ditemui ini diubah dengan cara kreatif oleh Reza Nulhilman. Reza memperkenalkan keripik
singkong ini dengan menjadikannya keripik setan Maichi.
Di usia yang masih 19 tahun, ia berhasil mengembangkan bisnis fashion pria. Bisnisnya ini
bisa kamu temukan di toko online dengan nama Men's Republic. Yasa punya prinsip "never
too young to become billionare".
8. Andi Nata, bisnis ternak sapi.
Siapa bilang anak muda nggak bisa jadi juragan sapi? Seorang pengusaha muda bernama
Andi Nata ini berhasil mengembangkan bisnis ini hingga puluhan juta per-bulan. Andi Nata
juga sering gagal saat awal karirnya, seperti banyak ternaknya yang ia miliki mati. Namun ia
tidak menyerah dan kini ia sukses menjadi juragan muda ternak sapi.
DAFTAR PUSTAKA