0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan3 halaman
Tiga pengembara mendirikan pemukiman di daerah Wonosobo pada abad ke-17, yang kemudian menjadi asal usul kota Wonosobo. Kota ini berkembang di bawah kekuasaan berbagai penguasa setempat hingga masuk dalam wilayah kesultanan Yogyakarta pada tahun 1825 setelah Perang Diponegoro. Agama Islam mulai berkembang di Wonosobo sejak abad ke-17 melalui tokoh-tokoh ulama dan pendiri pesantren yang masih ber
Tiga pengembara mendirikan pemukiman di daerah Wonosobo pada abad ke-17, yang kemudian menjadi asal usul kota Wonosobo. Kota ini berkembang di bawah kekuasaan berbagai penguasa setempat hingga masuk dalam wilayah kesultanan Yogyakarta pada tahun 1825 setelah Perang Diponegoro. Agama Islam mulai berkembang di Wonosobo sejak abad ke-17 melalui tokoh-tokoh ulama dan pendiri pesantren yang masih ber
Tiga pengembara mendirikan pemukiman di daerah Wonosobo pada abad ke-17, yang kemudian menjadi asal usul kota Wonosobo. Kota ini berkembang di bawah kekuasaan berbagai penguasa setempat hingga masuk dalam wilayah kesultanan Yogyakarta pada tahun 1825 setelah Perang Diponegoro. Agama Islam mulai berkembang di Wonosobo sejak abad ke-17 melalui tokoh-tokoh ulama dan pendiri pesantren yang masih ber
No.absen : 01 (satu) Kelas : X.MIPA-1 Asal Usul Kota Wonosobo
Kota Wonosobo merupakan sebuah kabupaten yang ada di Provinsi Jawa
Tengah.Kabupaten ini berbatasan dengan beberapa kabupaten lain.Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang.Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen.Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Kebumen.Serta sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang. Sejarah berdirinya Kota Wonosobo diambil dari kisah tiga pengembara yang masuk ke wilayah ini pada awal abad 17 lalu.Dari dusun di Desa Plobangan,Selomerto itu pula sejarah asal penamaan kota Wonosobo bermula. Dusun tersebut bernama Wanasaba,dusun kecil ini didirikan oleh kyai bernama Wanasaba.Saat ini dusun tersebut masih ada dan banyak dikunjungi para peziarah yang ingin berdoa di makam Kyai Wanasaba. Berdasarkan cerita rakyat dari lisan ke lisan,pada zaman dahulu terdapat tiga orang pengelana yang bernama Kyai Kolodete,Kyai Karim,dan Kyai Walik yang berkelana di suatu pemukiman di daerah Wonosobo.Kyai Kolodete bermukim di daerah dataran tinggi Dieng,Kyai Karim bermukin di daerah Kalibeber,dan Kyai Walik bermukim di daerah kota Wonosobo.Kemudian,dikenal tokoh penguasa daerah Wonosobo seperti Tumenggung Kartowaseso yang pusat kekuasaannya berasa di daerah Selomanik.Ada juga Tumenggung Wiraduta penguasa Wonosobo yang pusat kekuasaannya berada di Pecekelan,kali Lusi yang kemudian dipindahkan ke Kledung,Wonosobo. Ada juga tokoh bernama Ki Singa Wedono yang merupakan cucu dari Kyai Karim. Pada masa kekuasaan Mataram,Ki Singa Wedono mendapat hadiah dari keraton Mataram berupa satu Kawasan di daerah Selomerto.Ki Singa Wedana juga diangkat menjadi penguasa daerah dengan bergelar nama Tumenggung Jaganegara.Setelah meninggal dunia,Tumenggung Jaganegara dimakamkan di Desa Pakuncen,Selomerto. Selanjutnya pada masa Perang Diponegoro tahun 1825 sampai 1930,Wonosobo merupakan salah satu pertahanan pasukan pendukung Diponegoro.Salah satu tempat yang digunakan sebagai tempat musyawarah untuk menyusun strategi perang adalah Dusun Klesman,yang dulunya masuk ke wilayah Kecamatan Garung dan kini masuk ke Kecamatan Mojotengah.Banyak tokoh penting di daerah Wonosobo yang mendukung perjuangan pangeran Diponegoro dalam melawan pasukan kolonial Belanda.Tokoh tersebut diantaranya adalah Imam Misbah atau yang dikenal dengan nama Tumenggung Kartosiluwung,Mas Lurah atau yang dikenal dengan nama Tumenggung Mangkunegara,Gajah Permadha,dan Ki Muhammad Ngarbah. Penamaan Wonosobo diambil dari kata wono dan sobo. Wono (wana) memiliki makna hutan dalam bahasa indonesia dan alas dalam bahasa jawa.Sedangkan sobo (saba) memiliki makna dikunjungi.Secara keseluruhan Wonosobo berarti hutan yang banyak dikunjungi.Pada awal abad ke 17 agama Islam sudah mulai berkembang luas di daerah Wonosobo.Seorang tokoh penyebar agama Islam yang sangat terkenal pada masa itu adalah Kyai Asmoro Sufi,beliau mendirikan masjid Dukuh Bendosari.Beliau juga dipercaya sebagai cikal bakal yang menurunkan para ulama islam dan pemilik pondok pesantren di Wonosobo. Selain itu terdapat tokoh terkenal di Wonosobo seperti KH.Muntaha Al Khafidz merupakan ulama besar Wonosobo yang mendirikan Universitas Sains Al- Quran (UNSIQ) dan Madrasah Aliyah Kalibeber yang saat ini dikenal dengan sebutan MAN 2 Wonosobo. Wonosobo berdiri pada tanggal 24 Juli 1825 sebagai kabupaten dibawah kesultanan Yogyakarta setelah pertempuran perang Diponegoro.Kini setiap tanggal 28 Juli diperingati sebagai hari jadi Wonosobo.