Anda di halaman 1dari 39

PENYUSUNAN ANGGARAN KAS

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Penganggaran Perusahaan

Dosen Pengampu: Indah Dewi Maharany, M.M

Disusun Oleh:

Kelompok 9-MBS 5E

1. Fitri Wulan Sari (1820310164)


2. M. As’adul Umam (1820310165)
3. Zainatus Salafiyah (1820310199)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


TAHUN 2020

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja


dalam jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan
satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai
perencanaan laba. Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana
operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka
pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan
dimasa yang akan datang. Untuk melukiskan anggaran dan proses penyusunan
anggaran, layaknya sebagai suatu proyek pembangunan gedung berlantai tiga
puluh.Untuk membangun gedung tersebut diperlukan waktu tiga tahun.
Gedung tersebut akan dibangun berdasarkan cetak biru (blue print) dan
berdasarkan rencana biaya yang dibuat oleh arsitek. Setiap bulan dibuat
anggaran biaya untuk pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan
setiap bagian gedung tersebut, sehingga keseluruhan pekerjaan gedung
tersebut dapat terlaksana sesuai dengan blue print yang telah dibuat dengan
rencana biaya yang telah disusun sebelum proyek dilaksanakan.

Pengelolaan perusahaan tidak jauh berbeda dengan pengelolaan suatu


proyek pembangunan gedung yang dijelaskan diatas. Untuk jangka waktu
tertentu, misalnya lima sampai sepuluh tahun, manajemen puncak menetapkan
kearahmana perusahaan akan dijalankan. Manajemen puncak menyusun
semacam blue print tentang kondisi yang akan dicapai perusahaan dalam
jangka panjang. Blue print ini berupa program jangka panjang yaitu pangsa
pasar, produk dan teknologi produksi, keuangan, kepegawaian, citra
perusahaan, sistem inforrnasi manajemen, budaya perusahaan dan lain
sebagainya.
Manajemen mengalokasikan sumber daya yang ada untuk setiap
program yang disusunnya.Untuk menjamin terlaksananya program tersebut,
manajemen menyusun anggaran yang berisi rencana kerja tahunan dan
taksiran nilai sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana kerja
tahunan dan taksiran nilai sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan
rencana kerja tersebut.

Dalam proses penyusunan anggaran tersebut, ditunjuk manajer yang


bertanggung jawab dalam pelaksanaan rencana kejadian dialokasikan berbagai
sumber daya yang diperlukan kepada manajer yang bersangkutan. Anggaran
menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya yang sesuai dengan yang
direncanakan dalam anggaran. Dengan demikian penyusun anggaran
dimaksudkan untuk memberikan jaminan pencapaian blue print tentang
program jangka panjang, yang mencakup pangsa pasar, produk dan teknologi
produksi, kepegawaian, keuangan, citra perusahaan, sistem informasi
manajemen, budaya perusahaan dengan biaya sesuai dengan yang dianggarkan
sebelumnya. Anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu
tahun membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan
sumber daya yang diperkirakan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian anggran kas?
2. Bagaimana tujuan penyusunan anggaran kas?
3. Bagaumana kegunaan kas?
4. Bagaimana faktor yang memengaruhi anggran kas?
5. Bagaimana pendekatan dalam menyusun anggaran kas?
6. Bagaimana langkah penyusunan anggran kas?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Kas


Kas adalah uang yang siap dan bebas digunakan.Kas meliputi uang kartal,
uang giral, dan simpanan giro di bank.Anggaran kas bukan hanya
menunjukkan jumlah keseluruhan pembelanjaan yang diperlukan, tapi juga
kapan kas tersebut diperlukan.Anggaran kas ini menunjukkan jumlah kas yang
diperlukan setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari, merupakan alat
manajer yang paling penting. Anggaran kas adalah anggaran yang
menunjukkan perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas
tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk sebagai sumber kas dan arus
kas keluar sebagai arus kas dibelanjakan (digunakan) sehingga tampak
kelebihan atau kekurangan kas, dan saldo kas selama periode tertentu dari
suatu organisasi.
Penyusunan anggaran kas merupakan cara yang efektif untuk
merencanakan dan mengendalikan arus kas, memperkirakan keperluan kas,
dan secara efektif menggunakan kas yang berlebih (surplus) maupun kas yang
kurang (defisit). Pada saat surplus kas dapat digunakan membayar utang dan
dapat diinvestasikan pada surat berharga jangka pendek untuk mendapatkan
laba. Pada saat defisit kas dapat segera diupayakan untuk menutupinya,
misalnya meminjam, menambah modal pemilik, dan menyusun harta yang
mengangggur.
B. Tujuan Penyusunan Anggaran Kas
Tujuan penyusunan anggaran kas antara lain:
1. Menentukan saldo kas akhir setiap periode sebagai hasil dari operasi yang
dijalankan.
2. Mengetahui kelebihan (surplus) atau kekurangan (defisit) kas pada
waktunya.
3. Menyelaraskan kas dengan harta lancar, harta tak lancar, utang, modal,
pendapatan, beban.
4. Mengetahui sumber kas yang diperoleh selama satu periode dan digunakan
untuk apa sumber kas masuk tersebut.
5. Mengetahui kapan utang yang diterima dibayar kembali.
6. Menilai realisasi kas masuk dan keluar agar dapat diketahui selisih
realisasi dengan anggaran, selisih menguntungkan atau selisih merugikan.
7. Memperkirakan sumber kas masa akan datang dari arus kas masuk dan
kemana kas tersebut digunakan dari arus kas keluar.
8. Menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.
C. Kegunaan Kas
Anggaran kas berguna bagi manajemen sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai keperluan
perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi, manajemen perlu melakukan evaluasi terhadap
kemampuan perusahaan menghasilkan kas serta kepastian memperolehnya.
1. Menggunakannya sebagai dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas
terus-menerus.
2. Menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan pinjaman
berjangka pendek atau pinjaman berjangka panjang atau dengan tambahan
modal sendiri untuk menutupi defisit kas. Dicari sumber dana yang paling
menguntung (lihat Tabel 5.10, Tabel 5.11, Tabel dan Tabel 5.12).
3. Menggunakannya sebagai dasar kebijakan pemberian kredit, dengan
anggaran kas dapat diketahui kemampuan perusahaan
mengangsur/membayar kredit (lihat Tabel 5.8)
4. Menggunakannya sebagai dasar otoritas kas. Kas masuk dan kas keluar
diotoritas berdasarkan mekanisme anggaran agar tidak mengganggu
likuiditas.
5. Menggunakannya dalam menentukan kemampuan perusahaan membayar
deviden kepada pemegang saham.
6. Menggunakannya dalam meningkatkan kemampuan membayar kewajiban
jangka pendek.
7. Menggunakannya dalam memperkuat posisi dalam penawaran.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Kas
1. Kegiatan Operasi
Kegiatan operasi adalah kegiatan perusahaan yang bersifat rutin
dan terus menerus.Kegiatan operasi utama dari perusahaan adalah
membeli dan menjual barang atau jasa.Semakin banyak kegiatan membeli
barang/jasa semakin besar jumlah kas keluar yang diperlukan, begitupun
sebaliknya.
2. Kegiatan Investasi
Kegiatan investasi adalah kegiatan yang dapat meningkatkan dan
menurunkan harta tak lancar yang digunakan perusahaan.
3. Kegiatan Pendanaan
Kegiatan pendanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan uang
dan modal sendiri.Kegiatan pendanaan seperti menerima uang dalam
bentuk utang yang berasal dari kreditur dan membayar pokok utang
kepada kreditor menerima uang dari pemodal atas saham yang dijual
(setoran modal), dan membayar kepada pemodal atas saham bendahara
yang dibeli (prive untuk badan usaha yang bukan pt).
E. Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran Kas
1. Pendekatan kas masuk dan kas keluar
Pendekatan kas masuk dan kas keluar kadang-kadang disebut juga
dengan metode langsung. Metode ini didasarkan pada analisis naik dan
turun kas yang dianggarkan yang mencerminkan semua arus kas masuk
dan kas keluar dari anggaran jualan, anggaran biaya/beban, dan anggaran
tambahan barang modal. Metode ini sering digunakan untuk anggaran kas
jangka pendek sebagai bagian dari laba tahunan. Oleh karena itu, metode
ini disebut juga dengan pendekatan anggaran kas jangka pendek. Desebut
anggaran kas jangka pendek karena biasanya anggran dengan metode ini
dibuat paling lama periodenya satu tahun. Selama setahuan tersebut
periode anggaran dibagi dalam triwulan, atau dalam tiap bulan, atau dalam
tiap minggu, atau dalam tiap hari.
Disebut pendekatan kas masuk dan kas keluar, karena dalam
menyusun anggaran kas terlebih ditaksir sumber kas masuk, kemudian
ditaksir belanja kas keluar. Setelah itu ditentukanapakah terjadi kelebihan
kas atau kekurangan kas. Dikatakan metode langsung karena metode ini
langsung secara rinci mengidentifikasi sumber kas atau arus kas masuk
dan belanja kas atau arus kas keluar.
2. Pendekatan akunting keuangan
Pendektan akunting kerja keuangan kadaang disebut juga dengan
metode ikhtisar rugi-laba atau metode tak langsung. Titik tolak dalam
pendekatan ini adalah laba bersih yang dianggarkan diubah dari dasar
akrual menjadi dasar kas, aartinya disesuaikan dengan perubahan rekening
penundaan rekening bukan kas, seperti beban/biaya terutang, beban/biaya
bayar dimuka, depresiasi/penyusutan/penghapusan/amortisasi. Pendekatan
ini tidak membutuhkan data yang rinci dan lebih sedikit rinciannya tentang
arus kas masuk dan keluar. Metode ini lebih cocok untuk anggaran kas
jangka panjang. Oleh karena itu, metode ini disebut juga dengan
pendekatan anggaran kas jangka panjang. Metode ini dikatakan
pendekatan akunting keuangan, karena cara penyusunan anggaran kas
berdasarkan ikhtisar rugi-laba dan neraca yang dihasilkan akunting
keuangan. Oleh karena penyusunan anggaran kas didasarkan ikhtisar rugi-
laba dan neraca maka disebut metode tak langsung.
F. LangkahPenyusunan Anggaran kas
Anggaran kas dapat disususn dengan dua bentuk yaitu:
1. bentuk tunggal;
2. bentuk campuran
Anggaran kas bentuk tunggal disusun dengan cara mengelompokkan satu
kelompok kas masuk dan satu kelompok lagi kas keluar. Anggaran kas bentuk
campuran disusun dengan cara tiap kegiatan kas masuk dikurangkan dengan
kas keluar sehingga dapat diketahui kas masuk bersih atau kas keluar bersih
dari masing-masing kegiatan perusahaan.
Cara yang baik untuk menilai suatu perusahaan adalah dengan
mendasarkan pada tiga jenis kegiatan perusahaan yang utama. Setelah
perusahaan berdiri dan berjalan, kegiatan operasi merupakan kegiatan penting
(utama) diikuti oleh kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan Kegiatan
operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan terdapat dalam
penyusunan anggaran kas masuk dan kas keluar.
Langkah dalam menyusun kas bergantung pada pendekatan penyusunan
anggaran kas yang digunakan seperti baru saja dikemukakan
pendekatanpenyusunan anggaran kas ada dua, yaitu:
a. pendekatan kas masuk dan kas keluar
b. pendekatan akunting keuangan.
Dengan demikian langkah penyusunan anggaran kas juga ada
duapendekatan.
1. Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar
Langkah penyusunan anggaran kas dengan pendekatan kas masuk dankas
keluar atau metode langsung dapat dijelaskan melalui Gambar 5.1.
Langkah penyusunan anggaran kas menggunakan pendekatan kas
masukdan kas keluar dimulai dari menyusun anggaran kas masuk. Pada
Gambar 5.1. tampak arus kas masuk terdapat pada kegiatan operasi, kegiatan
investasi, dan kegiatan pendanaan.
Kas masuk dari kegiatan operasi bersumber dari pembeli rutin (pelanggan)
berupa hasil menjual barang/jasa tunai dan hasil tagihan dari menjual
barang/jasa secara kredit. Anggaran kas masuk bersumber dari bunga, jasa
giro atas pinjaman yang diberikan, dan dividen atas investasi saham yang
diterima seperti hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan juga
merupakan arus kas masuk dari kegiatan operasi.
Kas masuk dari hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan,
pendapatan bunga, jasa giro, dividen logikanya dapat diklasifikasikan sebagai
kas masuk dari kegiatan investasi dan/atau kegiatan pendanaan, tetapi
standar/prinsip akunting yang lazim dalam hal arus kas menghendaki
diklasifikasikan sebagai arus kas yang berasal dari kegiatan operasi. Sebab
utamanya adalah karena hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan,
pendapatan bunga, dan dividen meningkatkan laba bersih, dan beban bunga
menurunkan pendapatan. Adapun laba bersih dari dasar akrual yang diubah
menjadi dasar kas merupakan arus kas dari kegiatan operasi. Oleh karena itu,
hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan, pendapatan bunga dan
pendapatan dividen, dan beban bunga dilaporkan sebagai arus kas dalam
kegiatan operasi

Pembeli rutin dan Kreditor dan Pembeli


pihak lainnya pemodal insendental &
debitor
Jual surat berharga jual barang / jasa, terima jual jual harta terma kebli
Bunga deviden terima tagihan uang saham tak lancer pinjmn
diperdagngkan diberikn
Kegiatan
Kegiatan operasi Kegiatan pendanaan
pendanaan

kas

Kegiatan operasi Kegiatan pendanaan Kegiataan pendanaan

beli surat berharga gaji, bunga bayar pokok beli saham pinjaman

yg diperdagangkan pajak utang bayar deviden diberikan

beb harta
tk lancar

Pemasok, hutng& Kreditor dan pemodal Pnjualan insendental


pihak lainnya
gamabar 5. 1. Pendekatan kas masuk dan keluar

Kas masuk dari kegiatan operasi:


1. dari pelanggan adalah dapatan jualan ditambah piutang usaha awal
dikurang piutang usaha akhir atau dapatan jualan ditambah piutang
usahayang turun atau dapatan jualan dikurang piutang usaha yang naik:
2. dari bunga piutang adalah dapatan bunga ditambah piutang bunga yang
turun atau dapatan bunga dikurang piutang bunga yang naik
3. dari dividen atas investasi saham adalah dapatan dividen ditambah piutang
dividen yang turun atau dapatan dividen dikurang piutang dividen yang
naik.
Kas masuk dari kegiatan investasi, seperti kas diterima dari hasil menjual
harta tak lancar, seperti harta tetap berwujud dan harta tetap tak berwujud,
surat berharga jangka panjang. pendanaan kas yang diterima dari angsuran
pokok pinjaman yang diberikan juga termasuk arus kas masuk dari kegiatan
investasi, dan hasil menjual segmen (pangsa) perusahaan.
Kas masuk dari kegiatan pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh
kas dari pemodal (investor) dan kreditor, seperti saham disetor (modal
disetor), jual sahum bendahara, pinjam uang dengan mengeluarkan surat
wesel/promes, obligasi, dan hipotik (utang jangka panjang).
Setelah menyusun anggaran kas masuk, kemudian langkah kedua adalah
menyusun anggaran kas keluar.
Kas keluar dari kegiatan operasi, seperti membayar kepada pemasok untuk
barang/jasa yang dibeli secara rutin, membayar surat berharga yang dibeli
untuk diperdagangkan, bayar gaji/upah/bonus dan sejenisnya kepada pegawai
bayar bunga uang. bayar pajak, bayar berlangganan listrik air telepon, dan
beban rutin lainnya.
Kas keluar dari kegiatan operasi
1. untuk bayar kepada pemasok adalah harga pokok barang terjualditambah
sediaan yang naik (dikurang sediaan yang turun) ditambah utang usaha
yang turun (dikurang utang usaha yang naik);
2. untuk bayar beban usaha (diluar gaji dan upah) adalah beban usaha
ditambah beban bayar di muka yang naik (dikurang beban bayar di
mukayang turun) dikurang beban terutang yang naik (ditambah beban
terutangyang turun);
3. untuk bayar beban gaji dan upah adalah beban gaji dan upah ditambah
utang gaji dan upah yang turun (dikurang utang gaji dan upah yang naik):
4. untuk bayar beban bunga adalah beban bunga ditambah utang bunga yang
turun (dikurang utang bunga yang naik):
5. untuk bayar pajak adalah beban gaji ditambah utang pajak yang
turun(dikurang utang pajak yang naik).
Kas keluar dari kegiatan investasi, seperti: bayar pinjaman diberikan,beli
harta tak lancar (surat berharga jangka panjang. harta tetap).
Kas keluar dari kegiatan pendanaan, seperti: beli saham bendahara dari
pemodal, bayar pokok utang jangka panjang pada kreditor, dan bayar dividen.
Bayar dividen diklasifikasikan sebagai arus kas kegiatan pendanaan karena
merupakan biaya sumber daya keuangan:
Langkah ketiga adalah mengurangi anggaran kas masuk dengankas keluar,
berarti terjadi kelebihan (surplus) kas, sebaliknya bila jumlah kasmasuk lebih
kecil daripada jumlah kas keluar, berarti terjadi kekurangan(defisit) kas.Bila
kekura anggaran kas keluar.Bila anggaran kas masuk lebih besar daripada
anggaranngan kas tersebut lebih besar daripada saldo kasawal dan/atau di
bawah saldo minimal maka kekurangan kas tersebut harus segera ditutupi,
misalnya dengan menambah pinjaman (utang).
Setelah ada rencana menambah pinjaman untuk menutupi kekurangan kas,
kemudian langkah terakhir dalam penyusunan anggaran kas, yaitu menghitung
saldo kas akhir dengan cara saldo kas awal ditambahkan dengankelebihan kas
atau saldo kas awal dikurangi dengan kekurangan kas, ditambah dengan
tambahan pinjaman, dikurang dengan angsuran (bayar) pinjaman dan bunga.
2. Pendekatan Akunting Keuangan
Penyusunan anggaran kas menggunakan pendekatan akunting
keuangan atau metode tak langsung dapat dilakukan dengan cara
menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan (neraca dan
ikhtisar rugi laba) yang diperbandingkan antara dua periode serta
informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam
menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan
adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas. Transaksi
yang tidak mempengaruhi kas antara lain:
a. adanya pengakuan penyusutan depresiasi, penghapusan, amortisasi,
dan deplesi);
b. adanya deviden dalam bentuk saham atau bonus dalam bentuk saham:
C. adanya penilaian kembali harta.
c. Cara penyusunan anggaran kas dengan pendekatan akunting keuangan
dapat dijelaskan melalui Gambar 5.2.

Harta Perubahan harta


lancer diluar kas
Neraca
Utang Perubahan harta
lancer diluar kas
Modal

Dapatan
Dapatan
disesuaikan
revenues
laba mnjdi kas
Khtisar masuk
bersih arus kas dan
laba- rugi Beban
kegiatan
expenses Beban
diseuikan operasi
mnjdi kas
keluar
DASAR AKRUAL
DASAR KAS
gambar 5.2. mengubah dasar akrual menjadi kas untuk menyusun anggaran
kas

Tabel 5.1

Dasar Akrual Diubah Menjadi Dasar Kas

Keterangan Dasar akrual Dasar kas


jualan Rp 1.100.000,00 -
Llarga pokok barang (Rp 600.000,00) -
terjual
Laba kotor Rp 500.000,00 -

Beban uvaha tidak (Rp 150.000,00) -


termasuk penyusutan
Laba uasaha sebelum Rp 350.000,00 -
penyusutan
penyusutan (Rp 100.000,00) -
Laba seblum pajak Rp 250.000,00 -
Pajak 10% Rp 25.000,00 -
Laba bersih Rp 225.000,00 Rp 225.000,00
penyusutan Rp 100.000,00
Aruv kas masuk bersih Rp 325.000,00
atau
Laba usaha sebelum Rp 350.000,00 Rp. 350.000,00
penyusutan
penyusutan Rp 100.000,00
Laba sebelum pajak (Rp 250.000,00)
Pajak10% RP 25.000,00 Rp 25.000,00
Laba bersih Rp 225.000,00
Arus kas masuk bersih Rp 325.000,00
G. Ilustrasi Penyususnan Anggaran Kas
Sebagai ilustrasi dalam contoh penyusunan anggaran kas berikut ini adalah
ringkasan transaksi dari PT Tamara selama tahun 2007 yang dianggarkan.

Kegiatan operasi:

1. Terima tagihan dari pelanggan Rp27.000,00


2. Terima dari bunga piutang Rp1.000,00
3. Terima-dividen dari investasi saham Rp900,00
4. Bayar utang kepada pemasok Rp13.000,00
5. Bayar gaji dan upah Rp5.600,00
6. Bayar bunga utang Rp1.600,00
7. Bayar pajak Rp1.500,00

Kegiatan investasi:

8. Bayar beli harta tetap Rp30.600,00


9. Bayar pinjaman diberikan untuk perusahaan lain Rp1.100,00 10.
10. Terima dari hasil jual harta tetap Rp 6.200,00

Kegiatan pendanaan:

11. Terima dari hasil jual saham biasa Rp 15.000,00


12. Terima dari hasil jual obligasi (utang jangka panjang)Rp9.500,00
13. Bayar dividen Rp1.700,00
14. Bayar utang jangka panjang Rp9.000,00

Adapun data dari anggaran rugi-laba tahun 2007 berupa


pendapatan danbeban sebagai berikut:

Pendapatan berjumlah Rp31.200,00, terdiri atas, dapatan jualan


Rp28.500,00, dapatan bunga Rp1.100,00, dapatan dividen Rp900,00, laba
jual harta tetap Rp700,00

Beban berjumlah Rp27.100,00, terdiri atas, harga pokok barang


terjual Rp15.100,00, beban gaji dari upah Rp5.400,00, beban penyusutan
Rp1.800,00, beban usaha lainnya Rpl.700,00, beban pajak Rp1.500,00,
dan beban bunga Rp1.600,00. Laba bersih Rp4.100,00, yaitu dapatan
Rp31.200,00, beban Rp27.100,00

Adapun data anggaran neraca komparatif dari PT Tamara tahun


2006 dan 2007 tampak seperti Tabel 5.2

Berdasarkan data kegiatan operasi. kegiatan investasi, kegiatan


pendanaan, anggaran rugi-laba tahun 2007, dan Tabel 5.2 dapat disusun
anggaran kas dalam dua pendekatan, (1) pendekatan kas masuk dan kas
keluar,(2) pendekatan akunting keuangan. Tiap pendekatan dapat dibuat
dua macam anggaran kas, yaitu (1) bentuk tunggal dan (2) bentuk
campuran.

TABEL 5.2
1. Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar Berdasarkan data ringkasan
transaksi dari PT Tamara selama tahun 2007 yang dianggarkan dapat
disusun anggaran kas pendekatan kas masuk dan kas keluar (metode
langsung dalam bentuk tunggal seperti Tabel 5.3 dan anggaran kas dalam
bentuk campuran seperti Tabel 5.4

Tabel 5.3.

Anggaran Kas Bentuk Tunggal Pendekatan Kas Masuk dan Kas


Keluar (Metode Langsung)

Anggaran kas pada Tabel 5.3 dapat dibuat ringkasnya sebagai berikut.

Kas masuk Rp59.600,00

Kas keluar Rp64.100,00

Kekurangan kas Rp 4.500,00

Saldo kas awal Rp12.700,00

Saldo kas akhir Rp 8.200,00

Tabel 5.4.

Anggaran Kas Bentuk Campuran

Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar (Metode Langsung)

Anggaran kas pada Tabel 5.4 dapat dibuat ringkasnya sebagai berikut.
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp 7.200,00

Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi Rp(25.500,00)

Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan Rp13.800,00

Kekurangan kas (Rp 4.500,00)

Saldo kas awal Rp12.700,00

Saldo kas-akhir Rp8.200,00

Terima tagihan dari pelanggan sebesar Rp27.000,00 seperti tampak


pada Tabel 5.3 dan Tabel 5.4 dapat dihitung sebagai berikut:

Dapatan jualan (dari anggaran rugi-laba) Rp28.500,00

Piutang usaha awal 1 Januari 2007 (Tabel 5.2) Rp 8.000,00 +

Rp36.500,00

Piutang usaha akhir 31 Desember 2007 (Tabel 5.2) Rp 9.500,00

Terima tagihan dari pelanggan Rp27.000,00

Terima tagihan dari pelanggan sebesar Rp27.000,00 secara ringkas


dapatdihitung sebagai berikut

Dapatan jualan Rp28.500,00

Piutang usaha naik (Tabel 5.2) Rp 1.500,00

Terima tagihan dari pelanggan Rp27.000,00

Bayar utang usaha kepada pemasok sebesar Rp13.000,00 seperti


tampak Tabel 5.3 dan Tabel 5.4 dapat dihitung sebagai berikut:
Harga pokok barang terjual (dari anggaran rugi-laba)
Rp15.100,00

Sediaan awal 1 Januari 2007 (Tabel 5.2) Rp13.600,00

Rp 1.500,00

Sediaan akhir 31 Desember 2007 (Tabel 5.2) Rp13.500,00

Rp15.000,00

Utang usaha awal 1 Januari 2007 (Tabel 5.2) Rp 5.700,00 +

Rp20.700,00

Utang usaha akhir 31 Desember 2007 (Tabel 5.2) Rp 9.500,00 -

Rp11.200,00

Beban bayar di muka akhir (Tabel 5.2) Rp650,00

Beban terutang awal (Tabel 5.2) 150,00

Beban usaha lainnya Rp1.700,00

Beban bayar di muka awal Rp600.00

Beban terutang akhir Rp100,00+

Rp 700,00

Rp1000,00+

Beban usaha lainnya yang dibayar Rp 1.800,00

Bayar utang usaha kepada pemasok Rp13.000,00

Bayar utang usaha kepada pemasok sebesar Rp13.000.00 secara


ringkas dapat dihitung sebagai berikut.

Harga pokok barang terjual Rp15.100,00


Sediaan turun (Tabel 5.2 Rp100,00-

Rp15.000,00

Utang usaha naik (Tabel 5.2) Rp 3.800,00-

Beban usaha lainnya Rp11.200,00

Rp1700,00

Beban bayar di muka naik (Tabel 5.2) Rp 50,00

Beban terutang turun (Tabel 5.2) Rp 50,00+

Beban usaha lainnya yang dibayar Rp 1.800,00

Bayar utang usaha kepada pemasok Rp13.000,00

Bayar bunga utang sebesar Rp1.600,00 seperti tampak pada Tabel


5.3 dan Tabel 5.4 dapat dihitung sebagai berikut.

Beban bunga (anggaran rugi-laba) Rp1.600,00

Utang bunga naik Rp0,00-

Bayar beban bunga Rp1.600,00

Bayar pajak sebesar Rp1.500,00 seperti tampak pada Tabel 5.3


danTabel 5.4 dapat dihitung sebagai berikut.

Beban pajak (anggaran rugi-laba) Rp1.500,00

Utang pajak turun Rp 0,00+

Bayar beban pajak Rp1.500,00

Bayar beli harta tetap sebesar Rp30.600,00 seperti tampak pada


Tabel5.3 dan Tabel 5.4 dapat dihitung sebagai berikut.

Harta tetap bersih akhir (Tabel 5.2) Rp45.200,00


Beban penyusutan anggaran rugi-laba) Rp 1.800,00

Nilai buku harta tetap yang dijual Rp 5.500,00+

Rp52.500,00

Harta tetap bersih awal (Tabel 5.2) Rp21.900,00-

Bayar beli harta tetap Rp30.600,00

Nilai buku harta tetap yang dijual dihitung sebagai berikut:

Terima hasil jual harta tetap (Tabel 5.3 dan 5.4) Rp6.200,00

Laba jual harta tetap (anggaran rugi-laba) Rp 700,00-

Nilai buku harta tetap yang dijual Rp5.500,0

Terima dari bunga piutang sebesar Rp1.000,00 seperti tampak pada


Tabel 5.3 dan Tabel 54 dapat dihitung sebagai berikut:

Dapatan bunga anggaran laba-rugi Rp1.100,00

Piutang bunga (Tabel 5.2) naik Rp 100,00-

Terima dari bunga piutang Rp1.000,00

Terima dividen dari investasi saham Rp900,00 seperti tampak pada


Tabel 5.3 Tabel 5.4 dapat dihitung sebagai berikut.

Dapatan dividen (anggaran rugi-laba) Rp900,00

Piutang dividen (Tabel 5.2) Rp 0,00-

Terima dividen dari investasi saham Rp900,00

Bayar gaji dan upah sebesar Rp5.600,00 seperti tampak pada Tabel
5.3 dan Tabel 5.4 dapat dihitung sebagai berikut,

Beban gaji & upah anggaran rugi-laba) Rp5.400,00


Utang gaji & upah awal (Tabel 5.2) Rp 700,00+

Rp6.100,00

Utang gaji & upah akhir (Tabel 5.2) Rp5.500,00-

Bayar gaji dan upah Rp5.600,00

Bayar gaji dan upah Rp5.600,00 dapat juga dihitung


sebagaiberikut.

Beban gaji dan upah Rp5.400,00

Utang gaji dan upah turun (Tabel 5,1) turun Rp 200,00+

Bayar gaji dan upah Rp5.600,00

Bayar utang jangka panjang sebesar Rp9.000,00 seperti tampak


pada Tabel 5.3 dan Tabel 5.4 dapat dihitung sebagai berikut.

Utang jangka panjang awal (Tabel 5.2) Rp 7.700,00

Tambahan utang jangka panjang (Tabel 5.3) Rp 9.500,00+

Rp17.200,00

Bayar utang jangka panjang Rp 8.200,00-

Bayar utang jangka panjang Rp 9.000,00

Terima hasil dari jual saham biasa sebesar Rp15.000,00 seperti


tampakpada Tabel 5.3 dan Tabel dapitt dihitung sebagai berikut.

Modal saham biasa akhir (Tabel 5.2) Rp56.700,00

Modal saham biasa awal (Tabel 5.2) Rp41.700,00

Terima hasil jual saham biasa Rp15.000,00


Bayar dividen sebesar Rp1.700.00 seperti tampak pada Tabel 5.3
dan Tabel 5.4 dapat dihitung sebagai berikut.

Laba ditahan awal (Tabel 5.2) Rp1.000,00

Laba bersih anggaran rugu-laba) Rp4.100,00+

Rp5.100,00

Laba ditahan akhir (Tabel 5.2) Rp3.400,00-

Terima hasil dari jual saham biasa Rpl.700,00

2. Pendekatan Akunting Keuangan

Berdasarkan data anggaran rugi-laba tahun 2007 daro PT Tamara dan data
anggaran neraca komperatif tahun 2006 dan tahun 2007 (table 5.2) serta data
lainnya dapat disusun anggaran kas tahun 2007 dengan pendekatan akunting
keuangan (metode tak langsung). Anggaran kas tahun 2007 dapat disusun dalam
dua bentuk, yaitu (1) bentuk tunggal dan (2) bentuk campuran, seperti Tabel 5.5
dan Tabel 5.6.

Table 5.5
Anggaran Kas Bentuk Tunggal
Pendekatan Akunting Keuangan (Metode Tak Langsung)
PT Tamara
Anggaran Kas
Tahun Berakhir 31 Desember 2007
1. Kas Masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba bersih Rp. 4.100.00
penyusutan Rp.1.800.00
Sediaan turun Rp. 1.00.00
Utang usaha naik Rp. 3.800.00
Jumlah kas masuk dari kegiatan Rp. 9.800.00
operasi
Kas masuk dari kegiatan investasi Rp. 6.200.00
Terima dari hasil jual harta tetap Rp. 15.000.00
Kas masuk dari kegiataan pendanaan RP. 9.500.00
Terima dari jual saham biasa
Rp. 4.500.00
Terima dari utang janka panjang
Rp. 40.500.00
Jumlah kas masuk Rp. 700.00
2. kas keluar Rp. 1.500.00
Kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 100.00
Laba menjual harta tetap Rp. 50.00
Piutang usaha naik Rp. 50.00
Piutang bunga naik
Beban bayar dimuka naik
Beban terutang turun
Gaji dan upah terutang tunai RP. 200.00
Jumlah kas keluar untuk kegiatan Rp. 2.600.00
operasi
Kas keluar untuk kegiatan investasi Rp.30.600.00
Bayar beli harta tetap Rp. 1.100.00
Bayar pinjaman diberikan Rp. 31.700.00
Jumlah kas keluar untuk kegiatan
investasi Rp. 1.700.00
Kas keluar untuk kegiatan pendanaan Rp. 900.00
Rp. 10.700.00
Bayar deviden Rp. 45.000.00
. Bayar utang jangka panjang (Rp. 4.500.00)
Rp. 12.700.00
Jumlah kas keluar
Rp. 8.200.00
3. defiit (kekurangan) kas 1-2
4. saldo kas awal 1 januari 2007
5. saldo kas akhir 3-1desember 2007

Table 5.6
Anggaran Kas Bentuk Campuran
Pendekatan akunting keuangan ( Metode Tak Langsung)
PT. Tamara
Anggaran Kas
Tahun Berakhir 31 Deember 2007

1. Kegiatan Operasi
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba bersih Rp. 4.100.00
Penyusutan Rp. 1.800.00
Sediaan turun Rp. 100.00
Utang usaha naik Rp. 3.800.00
Jumlah kas masuk dari kegiatan Rp. 9.800.00
operasional Rp. 700.00
Kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 1.500.00
Laba menjual harta tetap Rp. 100.00
Piutang usaha naik Rp. 50.00
Piutang bunga naik Rp. 50.00
Beban bayar dimuka naik Rp. 200.00
Beban terutang turun Rp. 2.600.00
Gaji dan upah terutang turun Rp. 7.200.00
Jumlah kas keluar untuk kegiatan
operasi
Jumlah kas masuk bersih dari kegiatan Rp. 6.200
operasi
2. kegiatan Investasi Rp. 30.600
Kas masuk dari kegiatan investasi Rp. 1.100
Terima dari hasil jual harta tetap Rp. 31.700.00
Kas keluar untuk kegiatan investasi (Rp. 25.500.00)
Bayar beli harta tetap
Bayar pinjaman diberikan
Rp. 15.000
Kas keluar bersih untuk kegiatan Rp. 9.500
investasi
3. Kegiatan Pendanaan Rp. 1.700
Kas masuk dari kegiatan pendanaan Rp. 9.000
Terima hasil dari jual saham biasa Rp. 10.700.00
Terima dari utang jangka panjang Rp. 13.800.00
(Rp. 4.500.00)
Kas keluar untuk kegitan pendanaan Rp.12.700.00
Bayar deviden Rp. 8.200.00
Bayar utang jangka panjang

Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan


4. deficit(kekurangan ) kas 1+2+3
5. saldo kas awal 1 Januari 2007
6. saldo kas akhir 31 Desember 2007
.
Anggaran kas pada table 5.5 dapat dibuat ringkasannya ebagai berikut.
Kas masuk Rp. 40.500.00
Kas keluar Rp. 45.000.00
Kekurangan kas (Rp.4.500.00)
Saldo kas awal Rp. 12.700.00
Saldo kas akhir Rp. 8.200.00

Anggaran kas pada Tabel 5.6 dapat dibuat ringkasannya sebagai berikut.
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp. 7.200.00
Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi (Rp. 25.500.00)
Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan Rp. 13.800.00
Kekuranagn kas (Rp.4.500.00)
Saldo kas awal Rp. 12.700.00
Saldo kas akhir Rp. 800

Kas masuk dari kegiatan operasi sebesar Rp. 9.800.00 dan kas keluar dari
kegiatan operasi sebesar Rp. 2.600.00 dalam anggarn kas metode tak langsung
sepertipada table 5.5 dan5.6 bukan menggambarkan jumlah kas masuk dan jumlah
kas keluar semestinya. Oleh kareana itu jumlah kas masuk kegiatan operasi
sebesar Rp.2.800.00 dan jumlah kas keluar kegiatan operasi sebesar
Rp.21.700.000 pada anggaran kas metode lansung (table 5.3 dan tabel 5.4)
jumlahnya tidak samadengan metode tak langsung (tabel 5.5 dan tabel 5.6).jumlah
kas masuk dari jumlah kas keluar dari kegiatan operasi semestinya adalah seperti
pada anggaran kas yang menggunakan metode langsung. Kas masuk dari kegiatan
operasi pada metode tak langsung lebih menggambarkan laba tunai daripada kas
masuk.Anggaran kas metode tak langsung disusun berdasarkan datayang terdapat
pada anggaran rugi-laba dan neraca komperatif tabel 5.2.

3. Anggaran Kas Jangka Panjang


Seperti telah dikemukakan pada pokok bahasan Pendekatan Dalam
Penyusunan Anggaran Kas, pendekatan dalam menyusun anggaran kav dapat
menggunkan mtode tak langsung .metode ini cocok untuk anggaran kas jangka
panjang. Oleh karena itu ada juga yang menyebutkan pendekatan anggaran kas
jangka panjang.
Sebagai ilustrasi penyusunana anggaran kas jangka panjang digunakan
data anggaran neraca perusahaan kecap selama lima tahun seperti tabel 5.7.
a. Data lain dari perusahaan Kecap Sehat adalah sebagai berikut.
Laba bervih dianggarkan selama lima tahun vebagai berikut
Tahun 2005 sebesar Rp. 1.081.283.00
Tahun 2006 sebesar Rp. 2.835.872.00
Tahun 2007 sebesar Rp. .2.285.064.00
Tahun 2008 sebesar Rp. 1.454.850.00
Tahun 2009 sebesar Rp. 19.800.00

b. Depresiasi pabrik masing-masing tiap tahun Rp. 2.208.000.00


Depresiasi alat pemasaran masing-masing tiap tahun Rp. 10.000.00
Depresiasi alat kantor masing-masing tiap tahun Rp. 20.000.00
Penghapusan piutang tiap-tiap tahun sebagai berikut
Tahun 2005 sebesar Rp. 0.00
Tahun 2006 sebesar Rp. 596.300.00
Tahun 2007 sebesar Rp. 480.000.00
Tahun2008 sebesar Rp. 320.000.00
Tahun 2009 sebesar Rp. 160.000.00

c. Kegiatan investasi beli aktiva tetap awal tahun 2005 sebesar Rp.
33.000.000.00 yang dibiayai dengan utang jangka panjang pada awal
tahun 2005 sebesar Rp 11.000.000.00dan diangsur tiap tahun sebagai
berikut.
Tahun 2006 sebesar Rp. 2.301.579.00
Tahun 2007sebesar Rp. 2.577.768.00
Tahun 2008 sebesar Rp 2.887.101.00
Tahun 2009 sebesar Rp. 3. 233.552.00

Tabel 5.7
Anggaran Neraca
Perusahaan kecap Sehat
Anggaran Neraca
Per 31 Desember 2005, 2006, 2007, 2008, 2009
(dalam Rp)
Keteranga 2005 2006 2007 2008 2009
n
Kas 1,500,000, 71.736,00 2.994.837, 4.764.778, 5.290.727,00
00 00 00
Utang 0,00 6.535.000, 5.931.133, 5.066.693, 3.308.861,00
Usaha 00 00 00
Cadangan 0,00 (596.300,0 (1.076.300, (1.396.300, (1.556.300,0
0) 00) 00) 0)
Penhapusa
n
Pinjaman 169.062,00 0,00 0,00 0,00 0,00
tenaga
Kerja
Sediaan 127.221,00 146.540,00 149.600,00 135.000,00 132.300,00
barang
jadi
Sediaan 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00
bahan
baku
Aktiva 1.996.283, 6.356.976, 8.199.270, 8.770.171, 7.375.588,00
lancer 00 00 00 00
Tanah 19.300.000 19.300.000 19.300.000 19.300.000 19.300,000,0
.00 ,00 ,00 ,00 0
Bangunan 1.886.000, 1.886.000, 1.886.000, 1.886.000, 1.886.000,00
kantor 00 00 00 00
Cadangan (16.000,00) (32.000,00) (48.000,00) (64.000,00) (80.000,00)
depresiasi
Bangunan 958.000,00 958.000,00 958.000,00 958.000,00 958.000,00
pabrik
Cadangan (8.000,00) (16.000,00) (24.000,00) (32.000,00) (40.000,00)
depresiasi
Mesin dan 11.000.000 11.000.000 11.000,000 11.000.000 0,00
alat pabrik ,00 ,00 ,00 ,00
Cadangan (2.200.000, (4.400.000, (6.600.000. (8.800.000. 0,00
deprsiasi 00) 00) 00) 00)
Alat 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00
pemasaran
Cadangan (10.000,00) (20.000,00) (30.000,00) (40.000.00) (50.000,00)
depresiasi
Alat 99.000,00 99.000,00 99.000,00 99.000,00 99.000,00
kantor
Cadangan (4.000,00) (8.000,00) (12.000,00) (16.000,00) (20.000,00)
depresiasi
Aktiva 31.085.000 28.874.000 26.609.000 24,371.000 22.133.000,0
tetap ,00 ,00 ,00 ,00 0
Kas 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00
minimum
Sediaan 600.000,00 600.000,00 600.000,00 600.000,00 600.000,00
minimum
Beban 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00
ditangguh 200.000,00
kan
Aktiva 1.000.000, 1.000.000, 1.000.000, 1.000.000, 1.000.000,00
lainnya 00 00 00 00
AKTIVA 34.081.283 36.203.976 35.808.270 34.141.171 30.508.588,0
,00 ,00 ,00 ,00 0
Utang 0,00 1.485.398, 1.250.550, 831.719,00
usaha 1.588.400, 00 00
00
utang 11.000.000 8.698.421, 6.120.653, 3.233.552, 0,00
investasi ,00 00 00 00
Utang 11.100.000 10.286.821 7.606.051, 4.484.102, 831.719,00
,00 ,00 00 00
Modal 22.000.000 22.000.000 22.000.000 22.000.000 22.000.00,00
saham ,00 ,00 ,00 ,00
Laba di 1.081.282, 3.917.155, 6.202.219, 7.657.069, 7.676.869,00
tahan 00 00 00 00
Modal 23.081.283 25.917.155 28.202.219 29.657.069 29.676.869,0
sendiri ,00 ,00 ,00 ,00 0
UTANG 34.081.283 36.203.976 35.808.270 34.141.171 30.508.588,0
DAN ,00 ,00 ,00 ,00 0wq
MODAL

Tabel 5.8
Anggaran Kas jangka panjang
Anggaran Kas
Tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009
(dalam Rp)

Keteranga 2005 2006 2007 2008 2009


n
Laba 1.081.283,0 2.835.872,0 2.285.064,0 1.454.850,0 19.800,00
bersih 0 0 0 0
penyusuta 2.238.000,0 2.238.000,0 2.238.000,0 2.238.000,0 2.238.000,0
n 0 0 0 0 0
Penghapu 0,00 596.300,00 480.000,00 320.000,00 160.000,00
san
piutang
Pinjaman 169.062,00 169.062,00 0,00 0,00 0,00
tenaga
kerja
Piutang 0,00 (6.535.000, 603.867,00 864.440,00 1.757.83,20
usaha 00) 0
Sediaan (127.221,00) (19.319,00) (3.060,00) 14.600,00 27.000,00
barang
jadi
Sediaan (200.000,00) 0,00 0,00 0,00 0,00
bahan
baku
Utang 0,00 1.588.400,0 (103.002,0 (234.848,0 (418.831,0
usaha 0 0) 0) 0)
Kegiatan 2.823.000,0 873.315,00 5.500.869,0 3.759.501,0
operasi 0 0 4.657.042,0 0
kas 0
Masuk
bersih
Kegiatan (33.000.000, 0,00 0,00 0,00 0,00
investasi 00)
kas
Keluar
bersih
Beli
aktiva
tetap
Kegiatan 11.000.000, 0,00 0,00 0,00 0,00
pendanaa 00
n
Terima
utang
jangka
panjang
Bayar 0,00 (2.301.579, (2.577.768, (2.887.101, (3.233.552,
utang 00) 00) 00) 00)
jangka
panjang
Surplus (19.177.000, (1.428.264, 2.923.101,0 1.769.941,0 525.949,00
(defisit) 00) 00) 0 0
Saldo kas 20.677.000, 1.500.000,0 71.736,00 2.994.837,0 4.764.778,0
awal 00 0 0 0
Saldo kas 1.500.000,0 71.736,00 2.994.837,0 4.764.778,0 5.290.727,0
akhir 0 0 0 0

Anggaran kas jangka panjang seperti tampak pada tabel 5.8


tahun 2005 pinjaman tenaga kerja naik Rp. 169.062,00, sediaan barang jadi naik
Rp. 127.221,00, sediaan bahan baku naik Rp. 200.000,00, sediaan barang jadi
naik Rp. 127.221,00 , sediaan bahan baku naik Rp. 200.000,00, hal ini disebabkan
tahun 2004 pos tersebut bersaldo nol. Data pinjaman tnaga kerja, piutang usaha,
sediaan barang jadi, sediaan bahan baku, utang usaha terdapat pada tabel 7.23
dengan cara memperbandingkan data pos periode lalu dengan periode berjalan
(periode saat ini) sehingga dapat diketahui perubahannya (naik atau turun).
Misalnya tahun 2006 pinjaman tenaga kerja turun Rp. 169.062,00, karna tahun
lalu (tahun2005) bersaldo Rp. 169.062,00 sedangkan tahun ini (tahun 2006)
bersaldo nihil, tahun2007 sampai 2009 pinjaman tenaga kerja tidak berubah (tidak
naik dan tidak turun), karena dari tahun2006 pos pinjaman tenaga kerja masing-
masing tahun bersaldo nihil.

Piutang usaha tahun 2005 tidak berubah karena pos piutang


usaha tahun 2004 bersaldo nihil dan tahun 2005 juga bersaldo nihil, tahun 2006
piutang usaha naik Rp. 6.535.000,00, karena piutang usaha tahun 2005 bersaldo
nihil dan tahun 2006 bersaldo Rp. 6.535.000,00. Pitang usaha tahun 2007berubah
turun Rp. 603.867,00, karena saldo piutang usaha tahun 2007 sebesar Rp.
5.931.133,00, sedaangkan tahun 2006 sebesar Rp 6.535.000,00 sehingg Rp.
6.535.000,00 – Rp. 5.931.133,00 = Rp. 603.867,00. Tahun 2008 piutang usaha
turun lagi Rp.864.440, yaitu Rp.5.931.133,00 – Rp.5.066.693,00. Tahun 2009
piutang usaha turun lagi Rp.1.757,832,00 yaitu Rp5.066.693,00 –
Rp.3.308.861,00.

Sediaan barang jadi tahun 2005 naik Rp.127.221,00 karena tahun


2004 sediaan barang jadi bersaldo nihil, sedangkan tahun 2005 sediaan barang
jadi bersaldo Rp. 127.221,00.

Tahun 2006 sediaan barang jadi naik Rp.19.319,00 yaitu


Rp.127.221,00 – Rp.146.540,00. Tahun 2007 sediaan barnag jadi naik Rp.
3.060,00, yaitu Rp.146.540,00 –Rp.149.603,00. Tahun 2008 sediaan barang jadi
turun Rp.14.600,00, yaitu Rp.149.600,00 – Rp.135.000,00. Tahun 2009 sediaan
barang jadi turun Rp.2.700,00, yaitu Rp.135.000,00 – Rp.132.300,00.

Sediaan bahan baku tahun 2005 naik Rp.200.000,00, karena


tahun 2004 sediaan bahan baku bersaldo nihil. Tahun 2006 sampai tahun 2009
tidak ada perubahan sediaan bahan baku, karena dari taun 2005 sampai tahun
2009 sediaan bahan baku selalu bersaldo Rp.200.000,00. Utang usaha tahun 2005
tidak berubah karena 2004 tidak ada utang usaha dan tahun 2005 juga tidak ada
utang usaha atau dengan kata lain utang usaha tahun 2004 dan tahun 2005
bersaldo nihil . tahun 2006 utang usaha naik Rp.1.588.400,00 karena tahun 2006
utang usaha bersaldo Rp.1.588.400,00 sedangkan tahun 2005 utang usaha
bersaldo nihil. Tahun 2007 utang usaha turun Rp. 103.002,00, yaitu Rp.
1.588.400,00 – Rp.1.485.398,00. Tahun 2008utang usaha turun Rp.234.848,00.
Yaitu Rp. 1.485.398,00 – Rp.1.250.550,00. Tahun 2009 utang usaha turun
Rp.418.831,00 yaitu Rp. 1.250.550,00 – Rp. 831.719,00.

4. Anggaran Kas Jangaka pendek

Seperti telah dikemukakan pada pokok bahasan pendekatan


dalam penyusunan anggaran kas dapat menggunakan pendekatan kas masuk dan
kas keluar yang disebut juga dengan metode langsung.Metode langsung ini cocok
untuk anggaran kas jangka pendek.

Sebagai ilustrasi penyusunan anggran kas jangka pendek digunaka data


perusahaan kecap sehat selama tahun 2006 yang dibuat berdasarkan anggran kas
jangka panjang seperti tabel 5.8.oleh karena itu saldo kas akhir yang terdapat pada
tabel 5.8 sama dengan terdapat pada tabl 5.9.

Berikut ini data pada peruvahaaan kecap sehat selama tahun 2006

a) Anggran kas masuk dari jualan triwulan.


I Rp. 2.370.000,00
II Rp. 6.115.000,00
III Rp. 8.680.000,00
IV Rp. 7.900.000,00 +
Rp.25.065.000,00
b) Anggran kas keluar triwulan dalam Rp

I II III IV Total
Beli 2.209.000,0 4.981.050,0 5..024.250,0 3.840.600,0 16.054.900,0
bahan 0 0 0 0 0
baku
Tenaga 113.313,00 787.250,00 637.750,00 393.375,00 2.531.688,00
kerja
langsun
g
Overhea 185.000,00 185.000.,00 185.000,00 185.000,00 740.000,00
d pabrik
Beban 762.500,00 762.500,00 762.500,00 762.500,00 3.050.000,00
usaha
Pajak 88.178,00 145.475,00 71.771,00 27.669,00 333. 097,00
sebelum
tambah
modal

c) Laba usaha setahun Rp.4.650.969,00


Bunga lama setahun Rp. 1.320.000,00
Laba sebelum pajak Rp.3.330.969,00 sebelum bunga baru
Pajak 10% Rp. 333.097,00
Laba setelah pajak Rp.2.997.872,00 sebelum bungan baru
d) Kas awal Januari 2006 sebesar Rp.1.500.000,00
e) Bunga utang jangka panjang dibayar tiap triwulan Rp.330.000,00 dan
setahun 4 x Rp,330.000,00 = Rp. 1.320.000,00
f) Anggraran pokok utang jangka panjang dibyar pada triwulan IV tahun
2006 sebesar Rp.2.301.579,00
g) Untuk mengatasi defisit (kekurangan) kas yang mungkn terjadi,
perusahaan merencanakan pada wala tahun 2006 akan menambah modal
sebesar Rp.2.000.000,00. Tingkat bunga12% setahun. Rencana tambahan
modal Rp.2.000.000,00 dilunavi pada akhir triwulan III tahun 2006 bila
tambahan modal tersebut pinjam di bank.
Setelah menyusun anggaran kas masuk (cash inflow) dan kas
keluar (cash outflow) kemudian disusun anggran kas (cash budget) seperti tabel
5.9.

Anggaran kas pada tabel 5.9 selama tahun 2006 seluruh kas
masuk berasal dari kegiatan operasi kecuali kas keluar untuk angsuran pinjaman
pada triwulan IV sebesar Rp. 2.301.579,00 merupakan kas keluar untuk kegiatan
pendanaan.

Pada tabel 5.9 bunga baru tiap triwulan Rp.60.000,00 dihitung


sebagai berikut

12% × Rp.2 .000 .000


Bunga baru triwulan = = Rp. 60.000,00
4

Seperti telah dikemukakan terdahulu dalam tjuan dan kegunaan anggran kas
bahwa anggran kas sangat penting dibuat oleh perusahaan, karena dengan
anggaran kas dapat diperkirakan keadaan kekuranagn atau kelebihan kas pada saat
tertentu. Dengan diketahuinya kelebihan kas maka manajemen dapat mengambil
keputusan untuk apa dipergunakan kelebihan kas tersebut. Sebaliknya dengan
diketahinya keadaan kekurangan kas maka kekurangan kas tersebut dapat
diantisipasi,misalnya dengan cara mencari sumber pinjaman, atau menambah
modal pemilik, atau menjual aktiva tetap yang tidak berfungsi secara normal.
Kekurangan kas dapat manganggap likuiditas perusahaan karena dapat
mengakibatkan macetnya pembayaran rutin untuk membiayai kegiata perusahaan
sehari-hari.

Pada anggaran kas tabel 5.9 keadaan kekurangan (defisit) kas terlhat pada huruf
C. triwulan I Rp.1.917991,00 dan pada triwulan II Rp. 1.076.729,00.
Sesungguhnya pada triwulan I kekurangan kas tidak sebesar Rp.1.917.991,00
karena terdapat kas awal sebesar Rp.1.500.000,00 sehingga kekurangan kas pad
triwulan I hanya sebesar Rp.417.991,00, yaitu Rp.1.917.991,00 – Rp.
1.500.000,00.

Tabel 5.9

Anggaran Kas Jangka Pendek

Perusahaan Kecap Sehat

Anggaran Kas

Tahun 2006

(dalam Rp)

Keteranga Triwulan Setahun


n I II III IV
A. Kas 2.370.000, 6.115.000, 8.680.000, 7.900.000, 25.065.000,
masuk dari 00 00 00 00 00
jualan .
B. Kas
keluar 2.209.000, 4.981.050, 5.024.250, 3.840.000, 16.054.900,
a. biaya 00 00 00 00 00
bahan baku
b. Biaya 713.313,00 787.250,00 637.750,00 393.375,00 2.531.688,0
tenaga kerja 0
c. biaya 185.000,00 185.000,00 185.000,00 185.000,00
overhead 740.000,00
pabrik
d. biaya 3.107313,0 5.953.300, 5.847.000, 4.418.975, 19.326.588,
pabrik 0 00 00 00 00
(a+b+c)
e. Beban
usaha tunai 762.500,00 762.500.00 762.500,00 762.500,00 3.050.000,0
f. Bunga 0
lama 330.000,00 330.000,00 330.000,00 330.000,00
g. Pajak 1.320.000,0
sebelum 88.178,00 145.479.00 71.771,00 27.669,00 0
pinjaman
333.097,00
h. total kas 4.287.991, 7.191.279, 7.011.271, 5.539.144, 24,029.685,
keluar 00 00 00 00 00
C. 1.917.991, 1.076.279, 1668.729,0 2.360.856, 1.035.315,0
surplus/defi 00 00 0 00 0
sit *(A-B)
D. saldo kas
awal 1.500.000, 1.528.009, 397.750,00 12.459,00 1.500.000,0
E. Terima 00 00 0
pinjaman 0 0
F. Bunga 2.000.000, 0 2.000.000,0
Baru 00 60.000,00 0 0
G. Pajak 60.000,00
10% dari F 60.000,00 6.000,00 0 180.000,00
H. angsuran 6.000,00
6.000,00 2.000.00,0 2.301.570, 18.000
pinjaman
0 0 00
I. saldo kas
0 4.301.579,0
akhr 397.730,00 12.459,00 71.736,00 0
(C+D+E- 1.528.009,
F+G-H) 00 71.736,00

Tabel 5.10

Pehitungan Jenis Modal

Keterangan Utang Modal sendiri


(Rp) (Rp)
Laba setelah pajak 2.997.872,00 2.997.872,00
sebelum tambahanmodal
Bunga 3 triwulan (tabel 180.000,00 0
5.9) 2.817.872,00 2.997.872,00
18.000,00 0
Hemat pajak atas bunga
10% 2.835.872,00 2.997,872,00
Laba setelah pajak bila
menambah dengan utang 23.081.283,00 25.081.283,00
atau modal sendiri 2.000.000,00 0
Modal sendiri 2.834.872,00 2.997,872,00
Utang (pinjaman)
Rentabilitas modal sendiri 23.081.283,00 25.081.283,00
= laba setelah pajak = 12.29% = 11,95%
Modal sendiri

12% × Rp.2 .000 .000,00


Perhitungan bunga baru 3 bulan = = Rp. 60.000,00
4

Pembagi 4 karena setahun 4 triwulan .bunga 3 triwulan = 3 x Rp. 60.000,00 =


180.000,00
Tabel 5.11

Perhitungan jenis modal

Keterangan Utang Modal sendiri


(Rp) (RP)
Laba sebelum pajak 33.330.969,00 3.330.969,00
Bunga baru ( tabel 5.9) 180.000,00 0
Laba sebelum pajak 3.150.969,00 3.330,969,00
Pajak 10% 315,097,00 333.097,00
Laba setelah pajak bila 2.835.872,00 2. 997.872,00
menambah dengan utang
atau modal sendiri
Modal sendiri 23.081.283.00 25.081.283,00
Utang (pinjaman) 2.000.000,00 0
Rentabilitas modalsendiri 2.835.872,00 2.997.283,00
= laba setelah pajak
Modal sendiri 23.081.283.00 25.081.283.00

= 12.29% =11,95%

Dari perhitungan rentabilitas modal sendiri pada tabel 5.10 dan tabel 5.11 berarti
tambahan modal Rp. 2.000.000,00 lebih baik dibelanjai dengan utang (pinjaman
di bank) daripada manambah modal sendiri 12.29% lebih besar daripada
tambahan dengan modal sendiri dan tingkat rentabilitas modal sendiri 11.95%
(dibawah biayamodal).

Arus kas pada tabel 5.9 huruf C terlihat defisit pada triwulan I Rp.1.917.991,00
dan pada triwulan II defisit Rp.1.076.279,00.

Pada triwulan III dan triwulan IV mengalami surplus.Arus kas yang surplus tidak
memerlukan tambahan modal.Dengan demikian pada triwulan I dan triwulan II
memerlukan tamabahan modal.

Jika: A. = tingkat bunga kredit jangka pendek 12% setahun

B. = tingkat bunga krdit jangka panjang 10% setahun

C. = tingkat bunga menyimpan di bank 5% setahun

B−C 10−5
Waktu kritis = 4 ×1 triwulan=4 × 1 triwulan = 2.86 triwulan
A−C 12−5
Untuk menetukan jenis pinjaman (utang) yang diperlukan apakah utang jangka
pendek atau utang jangka panjang, perlu diperhitungan seperti tabel 5.12

Tabel 5.12

Perhitungan jenis modal diperlukan

Keterangan Triwulan
I II III IV
Keprluan Rp. 1.917.991,00 Rp. 1.076.279,00 0 0
modal Rp. 1.076.279,00 Rp. 1.076.279,00 0 0
Golongan I Rp. 841.712.00 0 0 0
Rp. 841.712,00 0 0 0
Golongan II 0 0 0 0

Tampak pada tabel 5.12 golongan modal I Rp. 1.076.279,00 diperlukan selama
triwulan,golongan modal II Rp. 841.712,00 diperlukan selama satu triwulan
berjumlah Rp. 1.917.991,00. Karena golongan model I dan II jangka waktunya
lebih pendek daripada jangkawaktu kritis (2,86 triwulan) maka golongan I dan II
sebaiknya dibelanjai denagn kredit jangka pendek dengan jangkawaktu palin
lama2 triwulan.

Untuk mengatasi keperluan modal tersebut perusahaaan Kecap sehat meminjam


uang di bank sebesar Rp. 2.000.000,00 pada wala triwulan I tahun 2006 terlihat
anggaran kas huruf E tabe; 5.9 dan dibayar lunas pada triwulan III tahun 2006
( terlihat pada anggaran kas huruf H tabel 5.9)
Simpulan :
Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perubahan kas dan
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan
arus kas masuk sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas
dibelanjakan (digunakan) sehingga tampak kelebihan atau kekurangan kas,
dan saldo kas selama periode tertentu dari suatu organisasi.
Tujuan penyusunan anggaran kas antara lain Menentukan saldo kas akhir
setiap periode sebagai hasil dari operasi yang dijalankan. Mengetahui
kelebihan (surplus) atau kekurangan (defisit) kas pada waktunya.
Menyelaraskan kas dengan harta lancar, harta tak lancar, utang, modal,
pendapatan, beban. Mengetahui sumber kas yang diperoleh selama satu
periode dan digunakan untuk apa sumber kas masuk tersebut. Mengetahui
kapan utang yang diterima dibayar kembali.Menilai realisasi kas masuk dan
keluar agar dapat diketahui selisih realisasi dengan anggaran, selisih
menguntungkan atau selisih merugikan.Memperkirakan sumber kas masa akan
datang dari arus kas masuk dan kemana kas tersebut digunakan dari arus kas
keluar.Menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan
DAFTAR PUSTAKA

Nafarin, M. Penganggaran Perusahaan.Jakarta: Salemba Empat. 2007.

Anda mungkin juga menyukai