Disusun oleh :
Farmasi Kelompok E (kelompok 5)
1. Arini Nur Azizah (19484097)
2. Arina Nur Fauziyah (19484098)
3. Krisna Wahyu (19484099)
4. Umi Ratna Jati (19484100)
Dosen pengampu :
1. Pramita Yuli Pratiwi, M.Sc., Apt.
2. Dra. Tri Sumarlin, Apt.
LABORATIUM FITOKIMIA
PROGRAM STUDI D3 FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI SETYA INDONESIA
YOGYAKARTA
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa diharapkan dapat melakukan teknik pemisahan minyak atsiri dengan
metode destilasi, serta dapat memahami dan mengajarkan analisis Kromatografi Lapis
Tipis terhadap minyak atsiri.
B. PENDAHULUAN
Destilasi merupakan Teknik pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didih atau
titik cairan dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Terdapat dua tahap
pada proses destilasi yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembunan
kembali uap menjadi cair atau padatan.
Destilasi sederhana umumnya berkaitan dengan pemisahan suatu campuran yang
terdiri dari dua atau lebih cairan melalui pemanasan. Pemanasan digunakan untuk
menguapkan komponen-komponen yang lebih mudah menguap (titik didih lebih rendah)
dan kemudian ditampung dalam suatu bejana penerima. Proses destilasi ini diawali dengan
pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih paling rendah akan menguap, uap
tersebut bergerak menuju kondensor yaitu pendingin sehingga uap yang dihasilkan akan
kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya dapat memisahkan seluruh
senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap pada temperature kamar
tanpa mengalami dekomposisi tetapi minyak atsiri dapat rusak karena penyimpanan jika
dibiarkan terlalu lama. Minyak atsiri akan mengabsorbsi oksigen dari udara sehingga akan
berubah warna, aroma, dan kekentalan sehingga sifat kimia minyak atsiri tersebut akan
berubah. Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan air
atau penyulingan uap kuncup bunga cengkeh yang telah dikeringkan.
Minyak cengkeh merupakan minyak yang berasal dari tanaman cengkeh yang
termasuk dalam famili Myrtaceae yang banyak ditanam di Indonesia, India dan
Madagaskar. Minyak cengkeh banyak dimanfaatkan sebagai perasa dan aromatik pada
makanan ataupun biasanya digunakan pada rokok karena mempunyai aroma yang kuat dan
rasa yang pedas. Minyak cengkeh memiliki aktivitas biologis karena memiliki kandungan
eugenol dengan kadar tinggi yang bermanfaat sebagai analgetik, antiseptik, pengobatan
gigi dan mulut, antifungal, antibakteri, antioksidan, antikarsinogen, dan anti radikal bebas.
Minyak cengkeh dapat diisolasi dari daun (1-4%), batang (5-10%), maupun bunga cengkeh
(10-20%). Pada praktikum ini kita menggunakan kuncup bunga cengkeh karena memiliki
kualitas terbaik dan memiliki nilai jual tinggi serta mengandung eugenol yang mencapai
80-90%. Minyak cengkeh biasaya diisolasi dari kuncup bunga cengkeh yang kering, proses
pengeringan bertujuan sebagai teknik pengawetan bunga cengkeh setelah panen. Namun
selama ini belum terdapat riset tentang pengaruh pengeringan terhadap perubahan
komponen dalam minyak cengkeh (Prianto et al, 2013).
Alat destilasi stahl dirakit sedemikian rupa sehingga dengan alat ini dapat dilakukan
penyulingan dengan air dari simplisia. Hasil destilasi (destilat) terdiri dari campuran
minyak atsiri dan air yang tertanpung dalam penampung yang memiliki skala. Volume
minyak atsiri yang dihasilkan dapat terbaca dengan melihat skala tersebut.
Peralatan pada metode destilasi dengan air (hidrodestilasi) pada umumnya terdiri
dari 3 bagian utama. Tiga bagian utama tersebut adalah alat penyulingan, pendingin, dan
penampung kondensat. Alat penyulingan berfungsi sebagai tempat bahan tanaman yang
akan diproses. Dalam alat ini terdapat air yang berhubungan langsung dengan bahan
tanaman dan menguapkan minyak atsiri yang dikandungnya. Pendingin berfungsi
menguapkan uap air yang mengandung uap minyak atsiri menjadi cairan. Penampung
kondensat berfungsi memisahkan minyak atsiri dari air yang terkondensasi secara
sempurna. Kondensat mengalir dari pendingin ke penampung kondensat dan akan terlihat
minyak atsiri yang dihasilkan akan terpisah dari air dengan sendirinya karena berat jenis
minyak atsiri lebih ringan daripada air (Sastrohanidjojo, 2004).
C. CARA KERJA
1. Alat
➢ Perangkat Stahl destilator
➢ Bejana KLT
➢ Pipa Kapiler
➢ Corong pisah kecil
➢ Corong pisah besar
2. Bahan
➢ Kuncup bunga cengkeh
➢ Minyak cengkeh
➢ Larutan eluasi Kromatografi Lapis Tipis
➢ Lempeng Kromatografi GF 254 untuk 5 totolan
➢ Larutan pewarna anisaldehida/H2SO4 pekat
➢ Larutan pewarna FeCl3
3. Cara kerja
Analisis KLT
D. DATA DAN PERHITUNGAN
Kelompok praktikum anda melakukan ekstraksi minyak atsiri dari bunga cengkeh dengan
cara destilasi Stahl. Anda menimbang 100 gram simplisia kering bunga cengkeh dan
dimasukan dalam labu destilasi. Minyak atsiri tersebut ditimbang Bersama botolnya
seberat 5,6 mg (berat botol kosong 3 mg)
Perhitungan :
a. Hitunglah randemen minyak atsiri tersebut
E. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dilakukan identifikasi komponen minyak atsiri dari kuncup
bunga cengkeh. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami prinsip pemisahan
minyak atsiri dengan metode destilasi, serta dapat memahami dan mengajarkan analisis
Kromatografi Lapis Tipis terhadap minyak atsiri. Identifikasi minyak atsiri pada kuncup
bunga cengkeh kali ini menggunakan metode destilasi. Secara teori Destilasi, Destilasi
merupakan Teknik pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didih atau titik cairan dari
masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Pada praktikum kali ini kita
menggunakan alat destilasi Stahl, Destilasi stahl adalah alat yang dignakan untuk
menentukan kadar minyak atsiri dari suatu bahan baku simplisia alami. Alat destilasi Stahl
dirakit sedemikian rupa sehingga alat ini dapat dilakukan penyulingan menggunaka air
dari simplisia. Komponen alat destilasi stahl terdiri dari pembakar Bunsen/ kompor
sebagai sumber panas, labu destilasi, thermometer, kondensor, dan wadah penampung air.
Cengkeh menggandung eugenol (4-etil-2-methoxyphenol), yang merupakan
konstituen utama dari minyak esensial dan digunakan untuk antimikroba dan anastesi.
Eugenol dianggap sebagai senyawa fenolik yang mirip dengan benzene sehingga memiliki
tiga substituen (hidroksi, metoksi, dan allyl) yang mengalami reaksi substitusi elektrofilik
aromatic melalui nitrasi. Nitro-eugenol merupakan senyawa penting dalam produksi
senyawa kimia lainnya seperti aminoeugenol untuk sintesis lebih lanjut. Amino eugenol
memiliki gugus (-NH2) yang mudah bereaksi dengan karbon disulfida (Sudarma, 2015).
Dalam bidang farmasi minyak cengkeh bermanfaat sebagai analgetik, antiseptik,
pengobatan gigi dan mulut, antifungal, antibakteri, antioksidan, antikarsinogen, dan anti
radikal bebas. Struktur dari eugenol adalah :
Dalam bidang farmasi minyak cengkeh bermanfaat sebagai analgetik, antiseptik,
pengobatan gigi dan mulut, antifungal, antibakteri, antioksidan, antikarsinogen, dan anti
radikal bebas.
Pada percobaan ini digunakan sampel bunga cengkeh kering seberat 100 gram.
Sampel cengkeh yang digunakan akan diisolasi senyawa aaktifnya berupa minyak atsiri
eugenol. Eugenol merupakan salah satu komponen kimia pada minyak cengkeh yang
memberikan bau dan rasa yang khas pada minyak cengkeh. Proses isolasi menggunakan
destilasi stahl ialah pemisahan berdasarkan titik didih suatu zat dimana komponen dengan
titik didih yang lebih rendah akan menguap terlebih dahulu, sedangkan yang memiliki titik
didih lebih tinggi akan tertampung di labu destilasi. Saat pemanasan uap yang dihasilkan
akan mengalir menuju pipa kondensor untuk didinginkan kembali sehingga uap air akan
diuban kembali menjadi cair. Pada kasus ini proses destilasi dilakukan selama 2 jam atau
sampai semua minyak atsiri yang diinginkan sudah tersari dengan sempurna.
Digunakan proses isolasi dengan destilasi stahl karena senyawa yang diisolasi
merupakan senyawa yang volatin dan mudah menguap sehingga membutuhkan alat isolasi
yang khusus yang dapat mencegah adanya celah untuk penguapan dari sempel hasil isolasi.
Pada alat destilasi Sthal dilengkapi dengan skala ukuran untuk menampung dan mengukur
volume senyawa yang telah didapatkan dan menampung sementara senyawa untuk
mencegah penguapan bila dikeluarkan dari alat. Selain itu senyawa yang akan diisolasi
tahan terhadap pemanasan sehingga sesuai untuk diisolasi menggunakan destilasi stahl.
Kelebihan dari alat destilasi stahl adalah dapat dilakukan penambahan pelarut melalui pipa
penghubung pada alat. Destilasi stahl termasuk dalam destilasi air dimana pelarut dan
sampel disatukan menjadi satu dalam labu dan dilakukan pemanasan secara bersama-sama.
Proses isolasi dilakukan dengan menggunakan pelarut aquades yang merupakan
pelarut polar yang berfungsi membasahi sampel selama pemanasan. Selain itu aquadest
juga memiliki titik didih yang lebih tinggi dari minyak atsiri sehingga pada proses destilasi
minyak atsiri yang memiliki titik didih paling rendah akan dengan mudah menguap
terlebih dahulu dari pada aquadest. Pada proses penguapan harus selalu dijaga suhunya
agar tidak terjadi kegosongan.
Minyak atsiri yang berasal dari cengkeh akan menguap selama proses pemanasan,
uap tersebut kemudian melewati kondensor. Fungsi kondesndor adalah sebagai pendingin
balik, sehingga uap yang melewati kondensor akan berubah wujud menjadi cair kembali.
Lalu uap tersebut akan melewati pipa berskala untuk kemudian ditampung pada wadah
yang telah disediakan.
Untuk memisahkan minyak atsiri dan aquadest dapat digunakan corong pemisah.
Hasil destilasi kemudian ditampung dalam corong pemisah dan didiamkan selama 1 hari
agar dapat memisah dengan sempurna. Setelah memisah akan terdapat dua lapisan yaitu
antara air dan minyak atsiri. Dimana dibagian bawah bewarna kuning bening sedangkan
bagian atas bewarna putih. Hal ini menunjukan cairan yang dibagian bawah merupakan
minyak atsiri sedangkan yang dibagian atas merupakan aquades. Minyak atsiri berupa
eugenol memiliki massa jenis yang lebih besar dibanding dengan air, hal tersebut
menyebabkan minyak atsiri berada dibawah sedangkan air berada diatas.
Setelah memisah dengan sempurna tapak-tapak air yang masih terdapat pada
minyak atsiri dapat dihilangkan dengan menambahkan bubuk penyelak Na Bikarbonat
dengan cara saat akan menuang kedalam flakon menggunakan corong diatas corong
tersebut bisa ditambahkan sedikit bubuk Na Bikarbonat untuk menghilangkan titik-titik
air. Lalu hasil tersebut ditampung didalam flakon, ditimbang untuk menghitung
randemennya dan disimpan untuk pembanding KLT. Pada KLT kali ini menggunakan
Minyak cengkeh yang murni sebagai baku pembanding terhadap minyak yang didapat dari
destilasi. Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254 sedangkan Fase gerak
menggunakan heksana dan etil asetat dengan perbandingan 8:2%v/v.
F. KESIMPULAN
1. Randemen ekstrak minyak atsiri yang didapatkan pada praktium kali ini adalah
0.0026%
2. Pada praktikum kali ini pelarut yang digunakan adalah air
3. Dapat dilakuakn isolasi piperin dari sampel minyak atsiri dari bunga cengkeh
menggunakan metode destilasi dan menganalisis dengan menggunakan metode KLT
4. Analisis kualitatif dari sampel menggunakan KLT dimana prinsip dari KLT waktu
pemisahan yang terjadi itu pada perbedaan distribusi dan itu senyawa dimana
kecepatan distribusi tergantung pada interaksi antara senyawa dengan dua fase yang
berbeda yaitu fase diam dan fase gerak.
5. Dapat dilakukan isolasi piperin dari sampel bunga cengkeh kering menggunakan
metode destilasi dimana prinsip dari destilasi jika suatu zat pada larutan tidak sama-
sama menguap, dan uap larutan akan memiliki komponen yang beda dengan larutan
yang aslinya sehingga dalam proses destilasi didapatkan hasil destilasi yang sempurna.