Anda di halaman 1dari 12

DANA TRANSFER ATAU DANA PERIMBANGAN

O
L
E
H
Nama Kelompok 1:
1. Alexandry Tambunan (18061102199)
2. Cherriel Rondonuwu (18061102212)
3. Christian Mekel (18061102216)
4. Dini Dwicahyani (18061102222)
5. Ester Oktovina (18061102224)
6. George I Memah (18061102230)
7. Grace K Herung (18061102233)
8. Diane Foni Lumintang (19061402390)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Samratulangi
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-
Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Dengan adanya tugas yang
diberikan dosen kepada mahasiswa/i, terkadang menjadi semangat tersendiri untuk kami. Sebagai suatu
persyaratan mendapatkan nilai kelompok maupun individu. Didalam makalah ini kami akan menjelaskan
tentang Dana Transfer atau Dana Perimbangan. Dengan selesainya makalah ini kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Didalam
makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga saran dari pihak manapun yang bersifat membangun
sangat kami harapkan dalam perbaikan agar kedepannya makalah ini dapat dibuat kembali dengan lebih
baik.

Manado, 14 Maret 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR Halaman

DAFTAR ISI………………………………………………………..………….……........ 1

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……….……………………………………..………….……… 2


B. Rumusan Masalah …………………………………………..……….………… 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Konsep Dana Perimbangan …………………..………………….…………..... 3


B. Konsep Dana Alokasi Umum ……………………………………….……….... 3

C. Alokasi Dasar ……………………………………...…………………….…….. 4


D. Dana Alokasi Khusus …………………….………………,…………………… 6
E. Konsep Tugas Pembantuan (TP) ....................................,........................... 7
F. Konsep Dekon ......................................................................................... 8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………..…………… 9
B. Saran …………………………………………………………...……………….. 9

DAFTAR PUSTAKA Halaman

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan otonomi daerah didukung pula oleh perimbangan keuangan antara pusat dan daerah,
sebagaimana diatur dalam UU No.25 Tahun 1999 (diganti dengan UU No. 33 Tahun 2004) tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat-Daerah. Dalam UU tersebut yang dimaksud dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah adalah suatu sistem pembiayaan pemerintah dalam kerangka
Negara kesatuan, yang mencakup pembagian keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta
pemerataan antardaerah secara proporsional, demokrartis, adil dan transparan dengan memperhatikan
potensi, kondisi dan kebutuhan daerah sejalan dengan kewajiban dan pembagian kewenangan serta tata
acara penyelenggaraan kewenangan tersebut, termasuk pengelolaan dan pengawasan keuangannya
(Saragih, 2003).

Wujud dari perimbangan keuangan tersebut adalah adanya dana perimbangan yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam
rangka pelaksanaan Desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Ketiga
jenis dana tersebut bersama dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber dana daerah yang
digunakan untuk menyelenggarakan pemerintahan di tingkat daerah. Setiap jenis dana perimbangan
memiliki fungsinya masing-masing. Dana Bagi Hasil berperan sebagai penyeimbang fiskal antara pusat
dan daerah dari pajak yang dibagihasilkan. DAU berperan sebagai pemerata fiskal antardaerah (fiscal
equalization) di Indonesia. Dana Alokasi Umum dialokasikan dengan tujuan pemerataan dengan
memperhatikan potensi daerah, luas daerah, keadaan geografi, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan
masyarakat di daerah (Widjaja, 2002). Dan DAK berperan sebagai dana yang didasarkan pada kebijakan
yang bersifat darurat (Saragih,

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Konsep Dana Transfer/Perimbangan?
2. Bagaimana Konsep Dana Alokasi Umum?
3. Bagaimana Mengetahui Alokasi Dasar ?
4. Apa Konsep Dana Alokasi Khusus?
5. Bagaimana Konsep Tugas Pembantuan (TP)?
6. Apa itu Konsep Dekon?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah (otonom) sebagai salah satu wujud dari komitmen antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi Fiskal.

Sehingga tujuan dikeluarkannya Dana Perimbangan, yaitu:

- Membantu Pemerintah Daerah dalam mendanai kewenangannya

- Mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintah antara pusat dan daerah

- Mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintah antar daerah.

Dana Perimbangan Terdiri dari Apa Saja?

Dana Perimbangan terdiri dari:

1). Dana Alokasi Umum (DAU)

2). Dana Alokasi Khusus (DAK)

3). Transfer lainnya (Dana Perimbangan dari Provinsi) yang terdiri dari Dana
Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus

B. Konsep Dana Alokasi Umum

Pengertian

Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan salah satu transfer dana pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah yang bersumber dari pendapatan APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. DAU bersifat “Block Grant” yang berarti penggunaannya diserahkan kepada daerah
sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka pelaksanaan otonomi daerah.

Dasar Hukum Dana Alokasi Umum

Dasar hukumnya adalah UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

3
Pengalokasian Dana Alokasi Umum

DAU dialokasikan untuk daerah provinsi dan kabupaten/kota. Besaran DAU ditetapkan
sekurang-kurangnya 26% dari Pendapatan Dalam Negeri (PDN) Netto yang ditetapkan dalam APBN.
Proporsi DAU untuk daerah provinsi dan untuk daerah kabupaten/kota ditetapkan sesuai dengan
imbangan kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota.

Penghitungan Dana Alokasi Umum Menurut UU No. 33 Tahun 2004

DAU dialokasikan kepada daerah dengan menggunakan formula DAU yang berdasarkan Alokasi
Dasar dan Celah Fiskal dengan proporsi pembagian DAU untuk daerah provinsi dan kabupaten/kota
masing-masing sebesar 10% (sepuluh persen) dan 90% (sembilan puluh persen) dari besaran DAU secara
nasional. Formula DAU per daerah rumusnya adalah:

DAU = AD + CF

DAU artinya alokasi DAU per daerah

AD = alokasi DAU berdasar Alokasi Dasar

CF = alokasi DAU berdasar Celah Fiskal

C. Bagaimana Mengetahui Alokasi Dasar ?

Alokasi Dasar dihitung berdasarkan data jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dan
besaran belanja gaji PNSD dengan memperhatikan kebijakan-kebijakan lain terkait dengan penggajian.
sedangkan, Celah Fiskal merupakan selisih antara Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal. Kebutuhan
Fiskal merupakan kebutuhan pendanaan daerah dalam rangka melaksanakan fungsi layanan dasar umum
yang diukur melalui variabel:

1. Jumlah Penduduk;

2. Luas Wilayah, yang meliputi luas darat dan luas wilayah perairan;

3. Indeks Kemahalan Konstruksi;

4. Indeks Pembangunan Manusia;

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per-kapita.

4
Jumlah penduduk

Jumlah penduduk merupakan variabel yang mencerminkan kebutuhan atas penyediaan layanan
publik di setiap daerah. Indeks jumlah penduduk dihitung dengan rumus:

Luas wilayah

Luas wilayah merupakan variabel yang mencerminkan kebutuhan atas penyediaan sarana
danprasarana per satuan wilayah. Indeks luas wilayah dihitung dengan rumus:

Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)

IKK adalah angka indeks yang menggambarkan perbandingan tingkat kemahalan konstruksi
suatu daerah terhadap daerah lainnya. Indeks Kemahalan Konstruksi dihitung dengan rumus:

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM merupakan variabel yang mencerminkan tingkat pencapaian kesejahteraan penduduk atas
layanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan. Indeks Pembangunan Manusia dihitung dengan
rumus:

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan variabel yang mencerminkan potensi dan aktivitas perekonomian suatu daerah
yang dihitung berdasarkan total seluruh output produksi domestik bruto suatu daerah. Indeks PDRB per
kapita dihitung dengan rumus:

5
D. Konsep Dana Alokasi Khusus

Pengertian

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Program yang menjadi prioritas nasional
dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah dalam tahun anggaran bersangkutan.
Faktor-faktor Penentu

DAK nasional ditetapkan dalam APBN, sesuai dengan kemampuan APBN. yang kemudian
ditindaklanjuti dengan perhitungan alokasi DAK per daerah. Penghitungan alokasi DAK dilakukan
melalui 2 (dua) tahapan, yaitu:

(a) Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK; dan

(b) Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah.

Kriteria khusus dirumuskan berdasarkan:

(a) Peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus; dan

(b) Karakteristik daerah.

3. Stakeholders penentu DAK

1). Kementerian Keuangan (Direktorat Penyusunan APBN-DJA dan DJPK)

2). Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.

3). Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kemenkeu.

4). Kementerian Teknis

4. Bidang DAK

Dalam tahun 2012, bidang bidang yang didanai DAK berjumlah 19 (Sembilan belas). 19 Bidang yang
didanai DAK tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendidikan. 10. Lingkungan Hidup

2. Kesehatan. 11. Keluarga Berencana

3. Infrastruktur Jalan. 12. Kehutanan

4. Infrastruktur irigasi. 13. Perdagangan

6
5. Infrastruktur air minum. 14. Sarana dan prasarana daerah tertinggal

6. Infrastruktur sanitasi. 15. Listrik pedesaan

7. Prasarana pemerintah. 16. Perumahan dan pemukiman

8. Kelautan dan perikanan. 17. Transportasi perdesaan

9. Pertanian. 18. Keselamatan Transportasi darat

E. Konsep Tugas Pembantuan (TP)

Pengertian Asas Tugas Pembantuan

Menurut UU Nomor 22 Tahun 1948,UU Nomor 1 tahun 1957 maupun UU Nomor 18 Tahun
1965,kewenangan yang di laksanakan dalam rangka medebewind dicantumkan dalam undang-undang
pem,bentukan daerah otonom.kewenangan tambahan lainnya yang akan di-medebewind-kan diatur lebih
lanjut dalam peraturan pelaksanaan dari undang-undang. Pada UU Nomor 5 Tahun 1974 hal tersebut
tidak digunakan. Begitu pula pada UU Nomor 22 Tahun 1999. Kewenangan yang akan ditugas

Penyelenggaraan Tugas Pembantuan

• Penyelenggaran Tugas Pembantuan mencakup :

1. Tugas Pembantuan Dari Pemerintah Pusat kepada Kepala Daerah dan Desa (APBN)

2. Tugas Pembantuan dari Provinsi kepada Kab/Kota dan Desa (APBD)

3. Tugas Pembantuan dari Kabupaten/Kota ke Desa

4. Perbedaan Tugas Pembantuan

7
Pelaksanaan kegiatan asas tersebut dalam penyelenggaran pemerintahan daerah melahirkan
konsenkuensi-konsekuensi sebagai berikut:

1. Otonomi daerah, yaitu akibat adanya desentralisasi lalu diadakan daerah otonomi yang diberikan
hak wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

2. Daerah otonom, yaitu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang
hendak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam
ikatan Negara kesatuan republik Indonesia, sesuai dengan peraturan yang berlaku

F. Konsep Dekon

Pengertian Deklarasi Ekonomi

Pengertian Deklarasi Ekonomi (Dekon) adalah Deklarasi yang disampaikan oleh Presiden
Soekarno pada tanggal 28 Maret 1963 di Jakarta, untuk menciptakan ekonomi nasional yang bersifat
demokratis dan bebas dari imperialism dan system ekonomi berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) sebagai
pelaksanaan Dekon, pada 26 Mei 1963 dikeluarkan serangkaian peraturan di bidang ekspor dan impor,
harga, serta lainnya yang seluruhnya berjumlah 14 buah peraturan yang dikenal sebagai “peraturan 26
Mei” Peraturan 26 Mei ternyata tidak mencapai tujuannya.

Prioritas pembangunan ekonomi jangka pendek Dekon adalah pemenuhan kebutuhan sandang
dan pangan. Usaha-usaha ke arah ini harus berpangkal pada:

(1) penyelesaian soal sandang pangan sampai tingkat yang layak, dan

(2) penyempurnaan sarana produksi yang ada, untuk mempertahankan dan mempertingi
tingkat produksi yang telah dicapai.

Semua kegiatan pembangunan harus dikonsentrasikan pada kedua usaha tersebut, sedangkan
biaya pembangunan ini dibebankan pada :

(1) kekuatan sendiri (modal dalam negeri);

(2) bilamana kekuatan sendiri tidak mencukupi, akan diusahakan kredit-kredit luar negeri
dengan syarat-syarat yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Tap MPRS No.II
tahun 1960.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan Dana Perimbangan yang mempunyai tujuan
untuk mengatasi ketimpanganfiskal keuangan antara pemerintah pusat dan ketimpangan
horizontal antar pemerintah daerah karena ketidak merataan sumberdaya yang ada pada masing-
masing daerah. Sedangkan DAK kewenangan tidak diserahkan kepada pemerintag daerah tetapi
berada pada pemerintah pusat. Implikasi DAK adalah lebih kepada pelayanan dasar untuk
masyarakat yaitu pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Dana penyesuaian merupakan salah stu dana transfer pusat lainnya selain dana otononmi
khusus, diberika kepada daerah untuk tujuan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Dana
penyesuaian sama dengan DAK dimana kewenangan oenggunaannya jelas dari pemerintah pusat.
Dimana terdiri dari dana penyesuaian untuk tunjangan pendidikan, infrastruktur dan sarana, dan
cukai. Otorisasi dana penyesuaian penggunaannya jelas diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Dana Perimbangan dan Dana Penyesuaian tersebut digunakan untuk menutupi
kekurangan dalam memenuhi kebutuhan pemerintahan di daerah. Harapannya pemerinta daerah
bisa menyesuaikan pengeluaran kebutuhan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat secara adil, merata, dan berkesinambungan duna mencapai indikator keberhasilan
pemerintahan yang secara bertahap akan berdampak pada peningkatan perekonomian nasional.

B. Saran
Besarnya dana yang di transfer Pemerintah Pusat ke Daerah seharusnya diikuti dengan adanya
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan suatu daerah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat salah satu ukurannya ditandai dengan keberhasilan pemerinntah daerah
dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

9
DAFTAR PUSTAKA
https://abdoel-azys.blogspot.com/2014/01/makalah-dana-alokasi-umum-dan-dana.html

https://www.pengadaan.web.id/2019/04/pengertian-dana-perimbangan-adalah.html
https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-262.pdf

Anda mungkin juga menyukai