Anda di halaman 1dari 15

JENIS - JENIS LALAT (DIPTERA) DAN BAKTERI ENTEROBACTERIACEAE

YANG TERDAPAT DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA)


KOTA PADANG

Oleh : Suraini

(dibawah bimbingan Prof. Dr. Siti Salmah dan Dr. Anthoni Agustien, MS)

Abstract

Research about kinds of flies (Diptera) and Enterobacteriaceae bacteria are there is in
the Final Waste Disposal (TPA) the city of Padang has been conducted from June to
November 2011 at the Laboratory Animal Taxonomy Unand Department of
Biological Science, Laboratory of Microbiology STIKES Perintis Padang and
Laboratory of Microbiology BPOM Padang. The method used in this research is
method survey with descriptive analysis. Flies captured with inseknet in TPA Lubuk
Minturun Padang was then taken to the Laboratory Animal Taxonomy to be
identified. Bacteria found on the body surface of flies were isolated and grown on
Nutrient Agar and Mac Conkey Agar. Bacteria that grow on the medium were
identified by using API 20 E KIT and biochemical tests and IMVICMU TSIA. From
the result showed that there are two kind of flies in the TPA the city of Padang which
the flies Musca domestica L and Chrysomya megachepala Fabricius and four types of
Enterobackeriaceae bacteria that is spread by flies that both are Enterobacter
aerogenes, Escherichia coli, Proteus sp, Serratia marcescens and found one kind of
bacteria bacilli of the genus Bacillus sp.

Keywords : Jenis lalat, Diptera, bakteri Enterobacteriaceae.

I. PENDAHULUAN

Lalat merupakan salah satu serangga yang termasuk ke dalam ordo Diptera.

Beberapa spesies lalat merupakan spesies yang paling berperan dalam masalah

kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit. Peranan lalat dalam

menyebarkan penyakit adalah sebagai vektor mekanik dan vektor biologis. Sebagai

vektor mekanis lalat membawa bibit-bibit penyakit melalui anggota tubuhnya. Tubuh

lalat mempunyai banyak bulu-bulu terutama pada kakinya. Bulu-bulu yang terdapat

1
pada kaki mengandung semacam cairan perekat sehingga benda-benda yang kecil

mudah melekat (Santi, 2001).

Insting lalat untuk mempertahankan kehidupannya dan daya tariknya terhadap

bau-bau yang busuk menuntun lalat untuk mencari tempat-tempat yang kotor untuk

mencari sesuatu yang dapat dimakannya. Tempat-tempat kotor yang disukai lalat

diantaranya adalah tempat-tempat pembuangan sampah, kotoran-kotoran yang

berasal dari saluran air yang meluap, tumpukan feses yang dibuang sembarangan,

kakus dan tempat-tempat kotor lainnya. Pada waktu makan di tempat-tempat yang

kotor tersebut pada semua bagian tubuh lalat seperti badan, sayap dan kakinya akan

melekat dan dipenuhi oleh bibit-bibit penyakit. Mikroorganisme yang dapat dibawa

oleh lalat adalah virus, bakteri, protozoa dan telur cacing (Santi, 2001). Dari tempat

yang kotor lalat akan hinggap pada makanan yang terbuka, peralatan makan seperti

sendok, garpu, piring dan perkakas makan lainnya. Disini lalat akan meninggalkan

bibit penyakit yang terbawa oleh tubuhnya terutama pada bagian kakinya. Seekor

lalat dapat membawa 6.500.000 jasad renik (Hestiningsih, 2003).

Kebiasaan lalat rumah yang suka berpindah dari tempat-tempat seperti ko-

toran manusia, kotoran hewan, bangkai, tumpukan sampah dan sebagainya menja-

dikan lalat rumah sebagai kandidat yang ideal untuk memindahkan penyakit seperti

kolera, sigellosis dan salmonellosis (Nazni et al., 2005). Lalat rumah tersebar merata

di berbagai penjuru dunia dan beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui

makanan oleh lalat ini adalah disentri, kholera, typhoid, diare dan gatal-gatal pada

kulit (DepKes, 1992).

2
Lalat rumah juga dapat menularkan berbagai jenis virus seperti virus polio,

virus coxsackie, virus hepatitis, berbagai macam bakteri terutama bakteri enterik

seperti disentri basiler (Shigella), kolera, typhoid, paratyphoid (Salmonella),anth- rax

dan berbagai macam kokus. Lalat juga bertindak sebagai vektor dari beberapa parasit

protozoa seperti disentri amoeba (Entamoeba, Giardia),dan telur dari be- berapa jenis

cacing pita (Service, 1980 cit. Ugbogu, 2006).

Kelompok lalat yang sering datang ke pemukiman manusia dan sering

mengadakan kontak dengan manusia adalah dari famili Calliphoridae terutama dari

jenis Chrysomia megacephala atau lalat hijau dan dari famili Muscidae yaitu dari

jenis Musca domestica Linnaeus yang lebih dikenal sebagai lalat rumah, lalat biru

(Calliphora vomituria) dan lalat rumah kecil (Fannia canicularis) (Simanjuntak,

2001).

Penelitian yang meliputi tentang aspek yang berkaitan dengan peranan lalat

dalam menularkan penyakit masih sangat sedikit dilakukan di Indonesia, meskipun

data semacam itu sangat diperlukan dalam usaha untuk pengendalian wabah

penyakit-penyakit menular terutama yang ditularkan oleh lalat pada manusia

(Hestiningsih et al., 2003).

Di dalam buku Profil Kesehatan Kota Padang tahun 2007 dijelaskan bah- wa

perlu dilakukan pengawasan terhadap kualitas lingkungan yang kegiatannya meliputi

pengawasan TPS dan TPA sampah. Tempat yang menjadi habitat lalat, khususnya

yang berhubungan langsung dengan kehidupan manusia adalah pada tempat

3
pembuangan sampah sementara atau akhir, juga pada tempat-tempat kotor atau

kumuh lainnya, kotoran hewan dan sisa makanan. Penyakit bawaan sampah sangat

luas dan dapat berupa penyakit tidak menular atau penyakit menular. Hestiningsih et

al.(2003) mengatakan Tempat Pembuangan Akhir sampah meru- pakan tempat

ditemukannya fauna lalat dan merupakan tempat berbagai agen penyebab infeksi.

Adanya populasi lalat pada TPA diperkirakan terkait dengan kejadian dan penyebaran

penyakit oleh agen infeksi yang berasal dari tempat tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul Jenis-jenis Lalat Diptera dan Bakteri

Enterobacteriaceae yang Terdapat Pada Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA)

Kota Padang.

II. METODA PENELITIAN

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Nopember 2011.

Tempat penelitian adalah Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Kota Padang di

Lubuk Minturun, Laboratorium Taksonomi Hewan Jurusan Biologi Universitas

Andalas Padang, Laboratorium Mikrobiologi STIKes Perintis Padang dan

Laboratorium Mikrobiologi BPOM Padang.

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi alat penangkap lalat

(insek net), kaliper, mikroskop, autoclaf, inkubator, oven, timbangan analitik,

peralatan gelas seperti cawan petri, erlenmeyer, jarum ose, bunsen, magnetik stirer,

hot plate, objek gelas, cover gelas, tabung reaksi, rak tabung reaksi dan pipet tetes.

4
Bahan-bahan yang diperlukan adalah MacConkey agar, Nutrient Agar, larutan

garam fisiologis (NaCl 0,9%), pewarnaan Gram, Kit API E 20 dan media-media

untuk tes biokimia.

Penangkapan lalat dilakukan siang hari pada pukul 09.00 dan pukul 16.00

WIB dengan menggunakan insek net. Penangkapan lalat dilakukan 1 kali dalam 2

minggu dengan harapan nantinya ditemukan berbagai macam jenis-jenis lalat. Lalat

yang tertangkap dimasukkan ke dalam gelas vial dan segera ditutup. Kemudian

dibawa ke laboratorium Taksonomi Hewan. Semua lalat yang ada didalam gelas vial

dibunuh dengan cara menempatkannya di dalam frezer -20°C selama 30 menit.

Isolasi bakteri dari permukaan luar tubuh lalat dilakukan dengan cara : 1 ml

larutan garam fisiologis dimasukkan kedalam masing-masing gelas vial yang berisi

satu ekor lalat. Kemudian diguncang dengan keras selama 1 menit. Endapan larutan

garam fisiologis hasil pencucian lalat ini kemudian diinokulasikan kedalam media

berikut : plate Nutrien Agar (NA), plate agar MacConkey (untuk isolasi bakteri Gram

negatif). Semua plate kemudian diinkubasi dalam inkubator 37°C selama 24-48 jam.

Identifikasi bakteri dilakukan dengan Metode Analytical Profile Index(API)

20 E dan tes biokimia IMVICMU. Metode API 20 E ini terdiri dari 21 macam uji

biokimia yang digunakan untuk mengidentifikasi spesies dari bakteri. Uji biokimia

terdiri dari uji indol, urease, fermentasi glukosa, manitol, sakrosa, laktosa, maltosa,

salisin, xylose, arabinosa, gliserol, selobiosa, manosa, melezitosa, rafinosa, sorbitol,

ramnosa, trehalose; hidrolisis gelatin, hidrolisis esculin (ß-glucosidase), katalase.

Prinsip pada metode Analytical Profile Index ini yaitu dengan menginokulasikan

5
suspensi bakteri murni yang ingin diidentifikasi ke dalam 21 macam microtube atau

well yang mengandung masing-masing substrat atau media untuk uji biokimia.

Selanjutnya dilakukan inkubasi selama 24 jam pada temperatur 37ᴼC dalam

inkubator.

Selama proses inkubasi, bakteri akan melakukan metabolisme dan

menyebabkan perubahan warna media uji baik secara spontan atau dengan

penambahan reagen tertentu terlebih dahulu. Hasil reaksi pada masing-masing uji

akan mendapatkan kombinasi angka yang selanjutnya dengan menggunakan program

(software) API 20 E untuk mengetahui spesies bakteri.

Identifikasi bakteri dengan tes biokimia IMVICMU dilakukan dengan cara

memasukkan suspensi bakteri murni kedalam deretan media TSIA, SIM, medium

tryptone broth, Simmons citrate medium, MR-VP broth, Mannit agar dan Urea.

Kemudian diinkubasi di dalam inkubator selama 24 jam pada temperature 37°C.

Selama inkubasi bakteri akan melakukan proses metabolisme dan menyebabkan

perubahan warna baik secara spontan atau dengan penambahan reagen tertentu

terlebih dahulu.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Jenis-jenis lalat yang ditemukan di TPA Kota Padang.

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap jenis-jenis lalat (Diptera) yang

terdapat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) kota Padang, didapatkan dua

6
jenis lalat yaitu Musca domestica dan Chrysomya megacephala yang berasal dari dua

famili yaitu Muscidae dan Calliphoridae.

Dari pengamatan yang telah dilakukan terhadap tanda-tanda morfologi tubuh

lalat yang tertangkap dapat dipastikan bahwa jenis lalat yang ditemukan adalah M.

domestica yang ditandai dengan ciri-ciri bahwa warna tubuh abu-abu kehitaman,

pada bagian abdomen atau perut berwarna kuning orange dan ujungnya coklat

kehitaman. Bagian dorsal dari toraks mempunyai 4 garis hitam longitudinal. Sayap

transparan, sel R5 tertutup atau hampir tertutup, vena M1+2 membengkok tajam ke

depan. Ukuran tubuh 6,87±0,34 mm (n=40) dengan kisaran antara 5,61-7,37 mm.

Ukuran lebar kepala 2,11±0,15 mm (n=40) dengan kisaran antara 1,77-2,26 mm.

Panjang sayap 5,72±0,44 mm (n=40) dengan kisaran antara 4,65-6,30 mm. Lebar

sayap 2,30±0,22 mm (n=40) dengan kisaran 1,80-2,60 mm.

Jenis lalat yang kedua ditemukan adalah C. megacephala. Hasil pengamatan

terhadap tanda-tanda morfologi lalat didapatkan bahwa warna tubuh hijau metalik,

torak berwarna hijau metalik kecokelatan, abdomen berwarna hijau metalik. Panjang

tubuh 8,83±0,68 mm (n=40) dengan kisaran antara 7,17-10,40 mm, ukuran lebar

kepala 3,27±0,68 mm (n=40) dengan kisaran antara 2,50-4,07 mm. Panjang sayap

5,99±2,84 mm (n=40) dengan kisaran 5,30-7,10. Lebar sayap 2,30±2,33 mm (n=40)

dengan kisaran 2,01- 2,80 mm. Mata berukuran besar dan berwarna merah, hampir

bersentuhan diantara keduanya.

3.2. Jenis-jenis bakteri yang ditemukan pada permukaan tubuh lalat.

7
Berdasarkan hasil isolasi bakteri dari permukaan luar tubuh lalat yang diambil

dari sepuluh ekor lalat M. domestica dan sepuluh ekor lalat C. megacephala

didapatkan jenis bakteri seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis bakteri pada permukaan luar tubuh lalat M. domestica dan
C. megacephala yang terdapat di Tempat Pembuangan Akhir
Sampah (TPA) Lubuk Minturun Padang.

No Jenis bakteri M. domestica L C . megacephala F


1. Enterobacter aerogenes + +
2. Eschericia coli + +
3. Proteus sp. + +
4. Bacillus sp. + +
5. Serratia marcescens + +
Keterangan : + : ada bakteri

Pada penelitian ini ditemukan lima jenis bakteri yang terdapat pada per-

mukaan luar tubuh lalat M. domestica dan C. megacephala yang terdiri dari empat

jenis bakteri Enterobacteriaceae yaitu Enterobacter aerogenes, Escherichia coli,

Proteus sp. dan Serratia marcescens serta satu jenis bakteri basil dari genus Bacillus

sp.

1. Enterobacter aerogenes

Koloni bakteri pada media Nutrient Agar tidak berwarna, jernih, bulat sedang,

cembung, smooth. Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan dengan memakai

metoda KIT API 20 E didapatkan bahwa jenis bakteri yang ditemukan adalah E.

aerogenes dengan ketepatan hasil 96 %.

2. Escherichia coli

Pada Media Nutrien Agar koloni terlihat tidak berwarna, bulat sedang,

smooth. Pada media Mac Conkey Agar ukuran koloni rata-rata 1 mm, sedikit
8
cembung, smooth, berwarna merah karena memfermentasi laktosa. Berdasarkan hasil

identifikasi dengan TSIA dan tes biokimia deretan IMVICMU ditandai dengan hasil

tes yaitu, TSIA A/A/-, Sulfur (-), Motility (+), Indol positif (+), Voges Proskauer (-),

Cimon Sitrat (-), MR positif (+), dan Urease negatif (-), Mannit (+) dan Sukrosa (+)

seperti terlihat pada Lampiran 5.

3. Proteus sp.

Pada Nutrien Agar koloni bulat, smooth, tidak berwarna, ada yang menyebar.

Pada Mac Conkey Agar koloni terlihat bulat, berwarna merah muda, tidak

memfermentasi laktosa. Berdasarkan hasil identifikasi dengan TSIA dan tes biokimia

deretan IMVICMU ditandai dengan hasil tes yaitu, TSIA A/K/+, Sulfur (+), Motility

(+), Indol (-), Voges Proskauer (-), Simon Citrat (+), Metyl Red positif (+), Urease

positif (+), Mannit (+) dan laktosa (+) seperti terlihat pada (Lampiran 5). Proteus

dapat ditemukan di dalam air, tanah dan bahan-bahan yang terkontaminasi oleh feses

manusia.

4. Bacillus sp.

Pada media Nutrien Agar koloni besar terlihat menyebar, tepinya tidak rata.

Dengan melakukan pewarnaan Gram dapat diidentifikasi bahwa ditemukan bakteri

Bacillus sp. pada tubuh lalat M. domestica dan C. megacephala dengan ciri-ciri

morfologi bakteri berbentuk batang besar persegi (tongkat), bersifat Gram (+).

Setelah dilakukan pewarnaan spora ditemukan adanya endospora. Hasil uji tes

katalase untuk bakteri Bacillus sp. menunjukkan bahwa katalase (+).

9
5. Serratia marcescens

Pada media Mac Conkey agar terlihat koloni bakteri bulat, menyebar dan

berwarna merah. Berdasarkan hasil identifikasi dengan memakai metoda KIT API 20

E didapatkan bahwa jenis bakteri yang ditemukan adalah Serratia marcescens dengan

ketepatan hasil 97%.

Frekuensi bakteri yang disebarkan oleh lalat M. domestica pada TPA Lubuk

Minturun Padang adalah E.coli 25% dan Bacillus sp 25% dan menempati angka

tertinggi, sedangkan jenis bakteri lain (E. aerogenes, S. marcescens dan Proteus sp)

dengan frekuensi masing-masing 16,67%.

Frekuensi bakteri yang disebarkan oleh lalat C. megacephlala di TPA Lubuk

Minturun kota Padang adalah E. coli 30%, Bacillus sp.30%, Proteus sp 20%, E.

aerogenes 10%, dan S. marcescen 10%.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap jenis-jenis lalat dan jenis-

jenis bakteri yang terdapat pada tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Lubuk

Minturun kota Padang didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Jenila lalat yang ditemukan pada Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA)

Kota Padang yaitu M. domestica dan C. megacephala .

10
2. Jenis bakteri Enterobacteriaceae yang ditemukan pada permukaan luar tu- buh

lalat M. domestica dan C. megacephala yaitu Enterobacter aerogenes,

Escherichia coli, Proteus sp, Serratia marcescens dan satu jenis bakteri basil

dari genus Bacillus sp.

4.2. SARAN

. 1. Disarankan untuk melakukan penelitian tentang jenis-jenis lalat yang terdapat

pada berbagai macam lokasi dan habitat.

2. Agar dilakukan identifikasi terhadap jenis burung yang suka memakan larva

lalat yang terdapat di TPA Lubuk Minturun Kota Padang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, M. 2008. Public health aspects of the house fly Musca domestica L.
(Diptera: Muscidae) - Enterococcus spp. Association. A Dissertation Doctor of
Philosophy. Departement of Entomology College of Agricultur Kansas State
University Manhattan, Kansas .p : 2-5.

Aubuchon, M.D. 2006. Biological and physical factors affecting catch of house flies
in ultraviolet light traps. Dissertation presented to the graduate school of the
University of Florida in Partial fulfillment of the requirements for the degree of
doctor of Philosophy University of Florida. p : 6-8.

Avivah, N. 2008. Isolasi Actinomycetes dari lalat rumah (Musca domestica) yang
berpotensi sebagai antibiotik terhadap Escherichia coli. Skripsi. FKIP.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Bartlett, T. 2005. Bug Guide. Identification, images and information for Insect,
spider and their kind for State of United State and Canada. Iowa State
University Entomology.
Bennett, S.M. 2003. Housefly. http://en.wikipedia.org/wiki/Housefly.

Borror, D.J and R.E. White, 1970. A field guide to the insects America North of
Mexico. Houghton Mifflin Company Boston . USA.

Borror, D.J., C.A. Triplehom., and N.F. Jonhson, 1992. An introduction to the insect
terjemahan Partosoedjono, S dan Mukayat, D.B. Gajah Mada Universitas Press.
Yogyakarta.

Butler, J.F., A.G. Maruniak., F. Meek., and J.E. Maruniak. 2010 . Wild Florida house
flies (Musca domestica) as carrier of pathogenic bacteria. Florida Entomologist
93(2). 218-223.

Bruno, G. 2007. Aerobic bacterial microbiota in Stomoxys calcitrans: Preliminary in


Brazil .Rev Bras. Parasitol.Vet., 16, 4, 193-197.

Boyd, R.F and J.J. Marr (1980). Medical Microbiologi. Little Brown and Company
(Inc). Boston.

Comstock, J.H. 1918. The wings of insect. The Comstock Publishing Company.
Ithaca. N.Y. Submitted by Adam Tofilski on Wed, 2009-09-30.

12
Cumming, M.J. 1998. Diptera associated with livestock dung. House fly Musca
domestica L. Invertebrate Biodiversity Agriculture and Agri-Food Canada 960
Carling Avenue Ottawa, Ontario, Canada K1A 0C6.

Davari, B., E. Kalantar., A. Zahirnia., and S.H. Moosa-Kazemi. 2010. Frequency of


resistance and susceptible bacteria isolated from houseflies in Iran Journal
Arthropod-Borne Dis, 4(2): 50–55.

Desicandra, 2010. Mengenal lebih dekat : keluarga lalat.


http://desicandra.wordpress.com/mengenal-lebih-dekat-keluarga-lalat/.

Departemen Kesehatan, 1992. Undang-Undang Kesehatan No 23 Tahun 1992.


Tentang Kesehatan. Jakarta.

Dewey, M.C. 1999. "House flies". University of Rhode Island.


ttp://www.uri.edu/ce/factsheets/sheets/houseflies.html.

Falkiner, F.R and A. Hejaz. 1997. Serratia marcescens. Review article. J. Med
Microbiol. Vol 46. 903-912. The Pathological Society of Great Britain and
Ireland.

Forster, M., S. Klimpel., H. Mehlhorn,. K. Sievert., S. Messler., and K. Pfeffer. 2007.


Pilot study on synanthropic flies (e.g. Musca, Sarcophaga, Calliphora, Fannia,
Lucilia, Stomoxys) as vectors of pathogenic microorganisms. Parasitol Res
101:243–246.

Gerry, A.C., J.H. Klotz., L. Greenberg., and N.C. Hinkle. 2004. Flies integrated
pest management in and around the Home. University of California Agriculture
and Natural Resources.

Hestiningsih, R., Martini dan L. Santoso. 2003. Potensi lalat sinantropik sebagai
vektor mekanis gastrointestinal desease (kajian deskriptif dan aspek
mikrobiologi). Laporan penelitian dosen muda. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Diponegoro.

Holt, P.S., C.J. Geden., R.W. Moore., and R.K. Gast. 2007. Isolation of Salmonella
enterica serovar enteritidis from houseflies .(Musca domestica) found in rooms
containing Salmonella Serovar Enteritidis-Challenged. Hens_in Applied and
Environmental Microbiology, Vol. 73. No. 19. Oct, p. 6030–6035.

Humayun, M., H. Raheela., A.K. Saeed., A.C. Naseer., and T. Mohammad. 2002.
Prevalence of bacterial isolates of house-flies from different areas of Lahore in
Pakistan .Postgraduate Medical Journal. Vol 13 No 4. p: 152-158.

13
Jawetz, E., J.L. Melnick., dan E.A. Adelberg. 2004. Mikrobiologi Kedokteran .Edisi
23. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 253.

Kardiman, A. 2007. Daya tolak ekstrak tanaman Rosemary (Rosmarinus officinalis)


terhadap lalat (Musca domestica). Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatik Dalam Bul. Littro. Vol. XVIII No. 2, 170 – 176.

Karsinah, H.M. Lucky., Suharto dan H.W. Mardiastuti. 1993. Batang gram negatif.
Enterobacteriaceae . Dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. staf pengajar
fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Binarupa Aksara. Hal 155.

Kurniawan, (2009). Analisis kualitas air sungai di Kabupaten Sragen dengan


indicator nilai Coliform non fekal setelah diberi perlakuan dengan enceng
gondok (Eichhornia grassips, Mart,Solms). Skripsi. FKIP Universitas
Muhammadiyah . Surakarta.

Lamiaa, B,. L. Mariam., and A. Ahmed. 2007. Bacteriological analysis of


Periplaneta americana L. (Dictyoptera; Blattidae) and Musca domestica
L.(Diptera; Muscidae) in ten districts of Tangier, Morocco. African Journal of
Biotechnology Vol. 6(17), pp. 2038-2042.

Murray, P.R. 1999. Manual of Clinical Microbiology, seventh ed. ASMPress.


Washington, DC.

Nazni, W.A., B. Seleena., H.L. Lee., J.T. Jeffery., T.A.R. Rogayah., and M.A.
Sofian. 2005. Bacteria fauna from the house fly, Musca domestica (L.) Tropical
Biomedicine 22(2): 225–231.

Pohan, D.S. 2009. Pemeriksaan Escherichia coli pada usapan peralatan makan yang
digunakan oleh pedagang makanan di Pasar Petisah. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatra Utara.

Reigada, C and W.A.C. Godoy. 2005. Ecology, behavoir and bionomics. seasonal
fecundity and body size in Chrysomya megacephala (Fabricius) (Diptera:
Calliphoridae) in Neotropical Entomology 34(2):163-168.

Santi, D.N. 2001. Manajemen pengendalian lalat.Fakultas Kedokteran Universitas


Sumatera Utara digitized by USU digital library. hal : 1-5.

Sayuti, I dan L.L. Egi. 2010. Bakteri patogen yang disebarkan oleh lalat rumah
(Musca domestica) di rumah makan kota Pekanbaru. Prosiding Seminar dan
Rapat Rapat Tahunan BKS-PTN Wilayah Barat ke 23 hal : 451-459.
Simanjuntak, N.C.E. 2001. Potensi lalat sebagai vektor mekanik cacing parasit.
skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institute Pertanian Bogor.

14
Simatupang, M. 2011. Enterobacteriaceae. Slide.Departemen Mikrobiologi.
Universitas Sumatra Utara. http://ocw.usu.ac.id/course/detail/pendidikan-
dokter-s1.

Srianto, J. 2007. Studi fauna dan kepadatan lalat di pemukiman kelurahan


Bambankerep Kecamatan Ngaliyan kota Semarang. Skripsi.

Subaktiningsih., Yanuwiadi., Bagyo., Gama., dan P. Zulfaidah. 1996. Lalat dan


parasit yang melekat pada tubuhnya di tempat peembuangan sampah akhir
supit urang Kodya Malang dalam Majalah Kedokteran Universitas
Brawijaya,12(2).

Soedarto, 1990. Entomologi Kedokteran. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.


Soemarno, 1998. Isolasi dan identifikasi bakteri klinik. Akademi Analis Kesehatan
Yokyakarta. Departemen Kesehatan R I.

Sugino. 2011. http://www.fotografer.net/isi/galeri/lihat.php?id=832846.

Susetya, N. 1994. Serangga di Sekitar Kita.Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Stuart M. Bennett. 2003. http://www.the-piedpiper.co.uk/th6a.html.

Sukontason, L.K., M. Bunchoo., B. Khantawa., S. Piangjai., Y. Rongsriyam., and K.


Sukontason. 2007. Comparison between Musca domestica and Chrysomya
megachepala as carrier of bacteria in Northern Thailand. Southeast Asian J
Trop Med Public Health Vol 38 No. 1 : 38-44.

Tay, L., K.T. Goh., and. S.E. Tan. 2008. An outbreak of Bacillus cereus food
poisoning. Singapore Medical Journal. 23(04) : 214-217.

Ugbogu, O.C., N.C. Nwachukwu., and U.N. Ogbuagu. 2006. Isolation of Salmonella
and Shigella species from house flies (Musca domestica L.) in Uturu, Nigeria.
African Journal of Biotechnology Vol. 5 (11), pp. 1090-1091.

Vasan, P.T., D.I.G Prabhu., and R.S. Pandian. 2008. Vector competence of Musca
domestica Linn. with reference to the virulent strains of Salmonella typhi in bus
stands and markets at Madurai, Tamil Nadu .Current Biotica 2.2 : 154-160.

Vazirianzadeh, B., S.S. Solary., M. Rahdar., and R. Hajhossien. 2008. Identifica-


tion of bacteria which possible transmitted by Musca domestica (Diptera:
Muscidae) in the region of Ahvaz, SW Iran Manijeh Mehdinejad. Jundishapur
Journal of Microbiology; 1(1): 28-31.

Zimlich, R.L. 2010, Contributing Editor. Bug Guide Net. Mobile, Alabama, USA.
15

Anda mungkin juga menyukai