Anda di halaman 1dari 10

1 RITME Volume 1 No.

1 Agustus 2015

SEMIOTIKA KETAKSADARAN PADA KARYA LUKIS

PENYANDANG SKIZOFRENIA RESIDUAL

Caecilia Tridjata S.1, Yasraf A. Piliang2

1. Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta
2. Fakultas Seni Rupa dan Desain - Institut Teknologi Bandung

Abstrak

Dalam tulisan ini dieksplorasi segi konseptual dan empirik tentang aspek ketaksadaran dalam kepribadian
penyandang skizofrenia yang diekspresikan melalui karya-karya lukisnya. Konsep-konsep „kesadaran‟
dan „ketaksadaran‟ dalam psikoanalisa merupakan kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah-
masalah kepribadian, salah satu diantaranya adalah skizofrenia. Pada kasus penyandang skizofrenia
proses membawa pre-conscious menjadi sebuah kesadaran mengalami masalah karena telah terbenam
lebih dalam ke unconsciousness. Menurut pandangan psikoanalisa Lacan secara konseptual pemahaman
konsep „subyek‟ dari penyandang skizofrenia dapat dianalisa melalui karya-karya lukis mereka. Penataan
elemen-elemen visual pada karya lukis mereka layaknya sebuah struktur bahasa dalam relasi penandaan
yang dapat diinterpretasi melalui berbagai pendekatan, salah satunya melalui metode Semiotika. Pada
kasus penyandang skizofrenia prosesnya menjadi lebih kompleks karena terjadi kerancuan pola dan arus
berpikir yang disebabkan oleh halusinasi, delusi dan gangguaan psikologis lainnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya kerancuan relasi tanda sehingga ide, tema/subject matter, unsur-unsur visual
dan gaya pada karya-karya lukisnya terkesan tak lazim atau ganjil. Metode semiotika ketaksadaran
membantu proses memahami subjektivitas penyandang skizofrenia melalui karya lukisnya yang
terhubung dengan alam ketaksadarannya. Karya lukis skizofrenia merupakan sublimasi artistik dari
keinginan bersosialisasi dengan masyarakat. Dalam perspektif semiotika manifestasi dari „self expression‟
yang divisualisasikan dalam karya seni lukis dipahami sebagai „kode pribadi‟ yang berpotensi mengalami
perubahan tanda dan makna hingga menampilkan „pola‟ atau „gaya individu‟ yang orisinal yang disebut
„idiolect‟. Penafsiran makna simbolik yang orisinal yang terdapat pada karya lukis skizofrenia ini
dimungkinkan dilakukan melalui penafsiran terbuka atau prospektif.

Kata kunci: semiotika, ketaksadaran, karya lukis, skizofrenia, residual.

PENDAHULUAN dan kegiatan eksplorasi kualitas ekspresi yang


spontan dan otomatis.
Munculnya konsep „ketaksadaran'
(unconscious-ness) dari Sigmund Freud di awal Eksplorasi kualitas spontanitas dalam
abad ke-20 banyak mempengaruhi proses kreatif ekspresi seni bukan hanya dilakukan oleh para
para seniman di Barat pada masa itu yang aktif seniman saja namun juga oleh kalangan
mencari nilai-nilai kebaruan dan mengeksplorasi 'nonartist', seperti halnya para penyandang
kekuatan kreativitas berdasarkan intuisi, nalar. skizofrenia. Terkait dengan hal ini para
dan kepekaan rasa. Pengaruh pemikiran Freud penyandang psikotik yang tergabung dalam
terlihat jelas pada karya-karya seni lukis bergaya Yayasan Komunitas Peduli Skizofrenia
Surrealis. Ekspresionis. Abstrak-Ekspresionis Indonesia (KPSI) secara aktif melakukan
eksplorasi perasaan, emosi, imajinasi dan fantasi
2 RITME Volume 1 No. 1 Agustus 2015
mereka melalui aktivitas menggambar dan pengaruh positif dalam membangkitkan
melukis. Disini tampak ada spirit, fantasi, respon“cathartic pleasure” yang mampu
kreativitas, harapan dan potensi tersembunyi di mereduksi ketegangan emosional sehingga
dalam diri mereka yang memerlukan penyaluran memberi sensasi kelegaan dan penikmatan
agar dapat termanifestasi menjadi karya-karya dalam diri mereka.
seni yang dapat di apresiasi oleh masyarakat
luas. Perkembangan riset humanistik terkini Saat penyandang skizofrenia mencipta
khususnya di bidang psikoanalitik menaruh dan merangkai tanda-tanda visual melalui
perhatian pada persoalan keragaman kategori medium seni lukis sangat mungkin terjadi
fenomena "emosi". Penelitian tentang emosi overcoding yaitu proses modifikasi kode-kode
yang kini popular diteliti khususnya terkaitan dan menghasilkan kode-kode visual baru yang
dengan unsur-unsur generik, keterkaitan emosi merefleksikan gejala-gelaja masalah
dengan karya seni dan berbagai penyakit yang kejiwaannya. Proses overcoding terjadi baik
berkaitan dengan faktor 'desire' dan 'pleasure' disadari ataupun tak disadari yang melibatkan
(Carol, 2001:215-216). naluri, kepekaan kontinuitas pikiran,
pengembangan ide dan kreativitas. Kode-kode
Dalam hal ini emosi diteliti tidak dalam baru yang dihasilkan memiliki sistemnya sendiri
konteks pengertian umum namun dalam kategori yang memungkinkan ungkapan personal yang
konsep yang lebih kompleks dan spesifik terkait unik (idiolect) dapat ditafsirkan secara terbuka
kasus-kasus" psikopatologi (gangguan jiwa). Hal atau prospektif.
ini mendorong berkembangnya penelitian-
penelitian bidang ilmu seni dengan sejumlah Tulisan ini secara khusus meneliti karya
pendekatan metodologis yang berbeda namun lukis yang dibuat oleh seorang individu dengan
tidak saling bertentangan, justru memperkuat skizofrenia residual. Orang dengan skizofrenia
satu sama lain diantaranya : formalisme, (ODS) yang bernama Anta Samsara (nama
feminisme, semiotika dan psikoanalisa. samara) saat ini masih menjalani proses
pemulihan dengan pendekatan farmakoterapi
Penggunaan metoda semiotika yang yang dimulainya sejak tahun 2004 hingga kini
meluas saat ini dan banyak dimanfaatkan dalam untuk menjaga kestabilan mentalnya agar tidak
pembacaan karya-karya seni rupa kontemporer mudah relaps.
dipandang relevan untuk memahami keunikan
tanda-tanda visual yang merefleksikan „self Proses penafsiran makna secara semiosis
expression‟ (ekspresi diri) dari individu dengan dan psikoanalisa ini diharapkan dapat
masalah psikosis, seperti skizofrenia. Karya- menghantarkan kita memahami dan
karya lukis yang dihasilkan oleh mereka mengapresiasi potensi „ketaksadaran‟ dalam
umumnya merupakan ekspresi dari perasaan, pribadi seorang skizofrenia untuk dikelola
pikiran dan pengalaman ketaksadaran menjadi kekuatan „self expression‟ yang
(unconscious) yang merefleksikan masalah terefleksikan pada karya lukisnya. Upaya ini
psikologis yang dialaminya. Ungkapan yang merupakan bentuk apresiasi dan kepedulian
populer di kalangan para terapis seni adalah terhadap penyandang skizofrenia yang nasibnya
'draw from within' yang dapat diartikan sebagai termarjinalkan. Pembahasan berikut ini
'menggambar dari dalam diri', bukan memaparkan pengertian skizofrenia dari
menggambar dari apa yang dilihat. Fenomena ini perspektif psikoanalisa, penafsiran karya lukis
sejalan dengan apa yang dikatakan Aristoteles skizofrenia dalam perspektif interdisiplin yang
"seni membebaskan tekanan-tekanan yang tidak memanfaatkan metode semiotika ketaksadaran
disadari" dan pernyataan ini berkaitan erat dan metode psikoanalisa untuk menganalisa
dengan "katarsis". Proses katarsis melibatkan kondisi klinis dan psikososial dari penyandang
proses transformasi emosi yang tertekan dan skizofrenia.
tersembunyi dalam ketaksadaran masuk ke
tingkat kesadaran. Sublimasi artistik yang 1. Problematika Skizofrenia dan
dilakukan oleh penyandang skizofrenia memberi Psikoanalisa
3 RITME Volume 1 No. 1 Agustus 2015
Skizofrenia adalah gangguan mental yang ditunjukkan buktinya. Waham dapat bervariasi,
kompleks ditandai dengan disorganisasi proses cenderung aneh dan tidak masuk akal.
berpikir, rusaknya koherensi antara Gangguan arus pikir terlihat pada ucapan dan
pikiran/intelek dan emosi/perasaan, berorientasi bahasa, di samping itu menilai arus pikir bisa
diri kedalam dan menjauh dari realitas. Banyak melalui perilaku pasien. Jenis gangguan arus
aspek tentang skizofrenia sampai saat ini belum pikir antara lain, gangguan tempo, gangguan
dapat dipahami sepenuhnya. Skizofrenia berasal kontinuitas, asosiasi longgar, inkoherensi,
dari dua kata, yaitu "Skizo" yang artinya retak kemiskinan isi pembicaraan dan hambat pikir
atau pecah {split), dan "frenia" yang artinya (Ibrahim, 1999: 21-25).
jiwa. Jadi seseorang yang menderita skizofrenia
adalah seseorang yang mengalami keretakan Teori psikoanalitik Freud meyakini bahwa
jiwa atau keretakan kepribadian. Skizofrenia mayoritas dari pengalaman hidup manusia yang
memutuskan relasi sosial penderitanya dari berhubungan dengan emosi, keyakinan,
orang-orang lain. ODS dikatakan hidup dalam perasaan, dorongan-dorongan atau impuls yang
dunianya sendiri, dunia yang tak dikenal orang berada pada lapisan ketaksadaran
lain selain dirinya sendiri, yaitu dunia tanpa (unconsciousness). Fakta ini sering terabaikan
relasi dengan orang lain. R.D. Laing (1959) karena 'id' terepresi oleh 'ego' yang berfungsi
mengatakan bahwa penderita skizofrenia tidak mengontrol ketaksadaran dalam diri seseorang.
mampu mengalami dirinya sendiri bersama Pada kasus penyandang skizofrenia 'ego' gagal
dengan orang lain, ataupun merasa nyaman di mengontrol 'id' yang terperangkap dalam dunia
dalam dunia dan juga tidak mengalami dirinya imajiner yang berada di alam ketaksadaran.
sendiri secara utuh, melainkan terbelah dalam Freud mendefinisikan skizofrenia sebagai
berbagai cara. regresi dikarenakan frustasi yang intens dan
konflik dengan orang lain. Neurosis merupakan
Merujuk pada hasil kriteria diagnostik konflik antara ego dan id. Sedangkan psikosis
menurut Diagnostic and Statistical Manual of adalah konflik antara ego dan dunia eksternal
Mental Disorder-IV Text Revision (DSM-IV- (Freud dalam Arief, 2006).
TR) gangguan jiwa skizofrenia dikategorikan
dalam lima tipe: tipe paranoid, tipe hebefrenik, Pemahaman Lacan tentang manusia
tipe katatonik, tipe sulit digolongkan dan tipe melalui teori 'parental metaphor' mengukuhkan
residual. Gangguan skizofrenia berkembang peran 'ayah' (patemalistik) dalam membentuk
secara perlahan-lahan dan tersembunyi. Ciri- subjek (anak). Apabila fungsi peran „ayah‟
ciri umumnya meliputi: sifat penyendiri. mengalami hambatan untuk berkembang, maka
hilangnya perhatian terhadap dunia sekitar „id‟ gagal berkembang dan memasuki fase-fase
secara bertahap, melamun secara berlebihan, perkembangan selanjutnya secara matang karena
emosi menumpuk, dan tingkah laku yang tak ada kondisi disintegrasi dalam kepribadiannya
sesuai, tidak lagi mampu menghayati sehingga proses interpersonal atau identifikasi
kenikmatan (anhedonia), dan muncul sikap diri dalam lingkungan sosialnya terhambat.
ambivalen atau sikap serba mendua yang saling
bertentangan. Penyandang skizofrenia juga 3. Analisa Semiotika dan Psikoanalisa
mengalami gangguan dalam "konsep diri", terhadap Karya Lukis Skizofrenia
bingung tentang jati diri dan kacau dalam
memahami batas dirinya dengan dunia Sekilas hasil karya lukis penyandang
sekitarnya. skizofrenia jika diamati tampak serupa dengan
karya seni yang dihasilkan oleh para peserta
Gangguan berpikir merupakan gejala inti kursus-kursus atau sanggar seni rupa. Dalam
dari skizofrenia. Pengertian gangguan berpikir konteks pembacaan karya lukis skizofrenia yang
mencakup isi pikiran dan arus pikir. Gangguan berelasi dengan ketaksadaran memiliki struktur
isi pikir yang utama adalah waham, yaitu suatu pertandaan dengan „penanda‟ dan „petanda‟
keyakinan yang patologis, tidak sesuai dengan sendiri layaknya struktur bahasa/linguistik.
realita, tidak dapat dikoreksi walau telah Wujud visual karya lukis skizofrenia merupakan
4 RITME Volume 1 No. 1 Agustus 2015
„penanda' yang bersifat material-inderawi. komponen visual karya lukis skizofrenia yang
Sedangkan komponen konseptual atau gagasan berelasi dengan ketaksadaran, seperti: warna,
yang terkandung dalam karya lukis berfungsi penataan spasial, cahaya, dan konten ekspresi, b)
sebagai 'petanda' yang bersifat abstrak. Makna metode psikoanalisa Lacan yang membahas
yang terkandung dalam karya lukis penyandang „subyektivitas‟ seorang skizofrenia berdasarkan
skizofrenia dapat ditafsirkan melalui assosiasi teori kepribadian yang dielaborasi dengan
„penanda‟ dan „petanda‟. Hubungan keduanya British Object Relation Theory.
tidak dapat dipisahkan karena merupakan dua
sisi kesatuan psikologis yang mendasari semua Untuk memperoleh gambaran yang lebih
bahasa atau berkomunikasi dalam kehidupan utuh tentang „subyektivitas‟ penyandang
manusia. skizofrenia berikut ini disajikan analisa
semiotika ketaksadaran dari sebuah karya lukis
Makna terkadang harus ditentukan oleh yang ciptakan oleh Anta Samsara seorang
relasi antar penanda dalam bahasa yang penyandang skizofrenia tipe residual. Tipe
bersangkutan, bahkan antara penanda dengan residual adalah kriteria diagnostik menunjukkan
petanda ada batas yang sulit ditembus (Lacan bahwa terdapat paling sedikit satu periode
dalam Irawan, 2007:15). Ketaksadaran sebagai skizofrenia dengan gejala psikotik yang
daya-daya kekuatan psikis manusia yang menonjol. Saat diperiksa atau dirawat tidak ada
tertekan sulit menembus mekanisme pertahanan gejala psikotik yang menonjol. Afeksinya
diri karena terbentuk oleh adanya primal tumpul, penarikan diri dari pergaulan sosial,
repression yang terjadi pada masa anak-anak. tingkah laku eksentrik, pikiran tak logis atau
Gejala psikis ini terjadi pada semua manusia pelonggaran asosiasi (Ibrahim, 1999:16).
secara instingtif. Ada pribadi yang dapat
mengatasi masalah psikologis ini akan tetapi ada
pula pribadi yang gagal mengatasinya.

Dalam kasus penyandang skizofrenia


terjadi kerancuan dalam relasi tersebut karena
kegagalan mengatasi primal repression. Pada
beberapa kasus unsur 'penanda' cenderung lebih
dominan dari unsur 'petanda' sehingga makna
yang tunggal dapat direpresentasikan dalam
multi simbol. Kondisi ini terefieksi dalam karya
lukis skizofrenia yang menunjukkan bahwa
semua „penanda‟ (S = signifiers) dapat
digunakan untuk merujuk satu konsep atau satu
„petanda‟ (s = signified). Hal ini terjadi karena Judul : “Menelan Matahari”
orang dengan skizofrenia hidup dalam dunia Karya : Anta Samsara
yang sarat dengan simbol visual jamak, inilah Media : Krayon di atas kertas
dimensi dari imajinasi dan konsep-konsep yang (Sumber : Koleksi foto KPSI, 2011)
rancu (Lacan dalam Lemaire, 1977: 236).
Pengorganisasian simbol-simbol visual
karya lukis Anta di atas merepresentasikan
Metode Analisa Karya Lukis Skizofrenia
"mulut yang menelan matahari". Proses
Sehubungan dengan itu maka kajian pembacaan karya ini dimulai dengan analisa
semiotika ketaksadaran dalam tulisan ini aspek formal karya menggunakan „metode
menggunakan dua metode untuk menganalisa interpretasi komposisi‟ (Gillian Rose) dalam
makna yang terdapat dalam karya-karya gambar perspektif semiosis yang menganalisa beberapa
atau lukis penyandang skizofrenia, yakni: a) aspek berikut ini:
metode analisa komposisi dari Gillian Rose
a. Konten : menganalisa konten atau muatan
(2001) yang menganalisa secara semiosis
yang terdapat dalam karya Anta memang
5 RITME Volume 1 No. 1 Agustus 2015
tidak mudah, terlebih jika dikaitkan dengan yang mengarah pada „inkoherensi‟. Relasi
judul karya "Menelan Matahari". Pertanyaan antara „penanda‟ dan „petanda‟ yang
kritis muncul terkait dua kata yakni, dinyatakan oleh kedua kode personal tersebut
“menelan" dan "matahari”. Dimulai dengan tidak ada hubungannya. Makna yang tersirat
pertanyaan "Mengapa matahari ditelan ?" lalu tidak dapat dipahami hanya dengan
muncul pertanyaan lain "Bagaimana rasanya menganalisa unsur-unsur visual pada
menelan matahari ?" kemudian pertanyaan karyanya karena „kode-kode pribadi‟ yang
berkembang "Siapa yang menelan matahari digunakan oleh Anta mengalami
?" Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini penyimpangan (deviasi) dari „kode-kode
mengarahkan pengamat menemukan kata- sosial‟ yang ada. Untuk itu perlu dilakukan
kata kunci yang menjadi referensi untuk analisa psikologis melalui interview
memahami nilai-nilai simbolik yang mendalam dengan Anta untuk mengetahui
terkandung dalam karya lukis tersebut. makna dari konten karya yang ingin
dikomunikasikan.
Pada karya ini 'matahari' hadir sebagai
„metafora‟ yang dilukis ibarat "buah b. Warna: warna adalah komponen analisa
rambutan" yang dapat ditelan. Di sisi lain semiotika yang tak kalah pentingnya. Disini
"matahari" juga dilukiskan sebagai „simbol‟ Anta memilih menggunakan warna-warna
dari penderitaan Anta yang luar biasa yang mendekati warna-warna alami atau
menyakitkan bagai “terbakar panasnya natural dari objek-objek yang
matahari”. Sedangkan sosok orang yang direpresentasikan. yaitu: coklat muda
"menelan matari" adalah kakak perempuan kekuningan untuk merepresentasikan kulit
Anta yang memiliki hubungan emosional wajah yang berwarna kuning langsat, merah
sangat dekat dengan dirinya. Figur kakak terang untuk merepresentasikan warna lipstik
perempuan Anta disini tidak dilukis secara pada bibir kakak perempuannya, warna hitam
utuh akan tetapi direpresentasikan dalam untuk merepresentasikan tanda lahir dan
bentuk bibir berwarna merah dan tanda lahir rongga mulut, sedangkan warna putih untuk
berupa bintik hitam di sisi kiri atas merepresentasikan deretan gigi-gigi pada
bibirnya.Visualisasi subject matter yang tak rongga mulut yang terbuka lebar dan warna
lazim ini dalam teori semiotika disebut „kode kuning terang dikombinasi garis-garis lembut
pribadi‟ (privatel sign), setara dengan berwarna merah untuk merepresentasikan
„sinsign‟ (singular sign), yaitu tanda yang matahari.
bersifat singular-bukan tanda umum yang
maknanya hanya dipahami secara personal Warna-warna dalam karya lukis ini
(Piliang, 2013:2). menampilkan kualitas pencampuran warna
{saturation) yang cukup dinamis, kuning
Refleksi yang disampaikan dari karya lukis langsat yang agak pucat dan lembut
ini adalah pesan moral bahwa penderitaan dikombinasi dengan warna merah dan kuning
penyandang skizofrenia turut dirasakan oleh yang intensitas lebih kuat dan aksen warna
keluarga atau orang-orang terdekatnya. hitam dan putih. Keseluruhan kualitas
Mereka berjuang bersama-sama menghadapi komposisi warna tampil lebih hidup
penyakit dan berbagi beban penderitaan walaupun warna kuning langsat yang agak
sepanjang hidup mereka. Pesan yang tersirat pucat tampak mendominasi seluruh
dari judul dan simbol visual ini bukan makna permukaan bidang lukis. Fokus perhatian
„denotatif‟ yang mudah dipahami akan tetapi terarah pada mulut yang terbuka dengan bibir
menghadirkan makna „konotatif‟ tentang ide berwarna merah. Secara umum organisasi
atau gagasan yang bersumber dari pertandaan yang diwakili oleh komponen
pengalaman personal Anta sebagai warna-warna natural yang digunakan Anta
penyandang skizofrenia. Relasi makna pada menghasilkan relasi dan struktur tanda yang
kata 'menelan' dengan kata 'matahari' tidaklah bersifat „mimesis‟ dan baku karena sudah
inheren akan tetapi terjadi „asosiasi longgar‟ disepakati dan dipahami secara sosial.
6 RITME Volume 1 No. 1 Agustus 2015
c. Organisasi Spasial: yang dimaksud dengan Dalan konteks karya Anta terlihat kualitas
pengorganisasian spasial dapat dimaknai goresan dan tarikan garis-garis yang lugas,
dalam dua konteks, yaitu: 1) ruang dalam spontan dan tegas merekam jejak-jejak emosi
konteks hubungan antar objek dalam satu secara ekspresif. Tampilan kualitas intrinsik
bidang lukis, 2) ruang dalam konteks posisi karyanya menarik karena kesederhanaan dan
memandang karya lukis oleh para pengamat keunikan artikulasi struktur tanda yang
(Rose, 2001:40). Komponen-komponen bersifat metaforis dan sekaligus simbolis. Jika
visual pada karya Anta direpresentasikan dianalisa lebih mendalam judul karya
secara frontal dan 'close up' pada bidang “Menelan Matari” terkesan ada permainan
lukis. Dengan penyajian tanda-tanda simbolik kata-kata yang tak lazim yang merefleksikan
ini mendapat perhatian khusus dari para ungkapan „hiperbola‟ untuk menarik
pengamat. Tanpa disadari ia mengabaikan perhatian audience.
hukum perspektif demi menghadirkan objek
"mulut yang menelan matahari" berada tepat Mencermati kualitas intrinsik karya Anta
di tengah bidang lukis sehingga para yang bermuatan simbolik tentu penafsiran
pengamat karya seni dihadapkan langsung makna karya tidak cukup hanya dianalisa secara
pada inti persoalan. Organisasi visual yang formal dari wujud visualnya saja, namun
unik dan tak lazim ini dilakukan Anta secara kedalaman maknanya perlu lebih digali dengan
spontan. Menurut teori semiotika, tanpa pendekatan psikoanalisa untuk menafsirkan
disadari Anta telah melakukan „overcoding‟ relasi antara objek (karya lukis) dengan subjek
dengan memodifikasi kode-kode (penyandang skizofrenia) dalam kaitannya
konvensional menjadi „kode baru‟ yang dengan struktur ketaksadaran (unconsciousness).
personal dan orisinal. „Kode baru‟ ini Teori-teori yang digunakan untuk menganalisa
semacam „kode personal‟ hanya dipahami dimensi psikologis kepribadian Anta adalah
oleh audience yang sangat terbatas (Piliang, teori ketaksadaran dari Jacques Lacan yang
2013:2) dielaborasi dengan teori British Object Relations
dari Melanie Klein, Ronald Fairbairn, D.W
d. Muatan Ekspresi: ekspresi adalah aspek Winnicott. Teori BOR digunakan untuk
dalam karya seni yang lebih elusif dalam menganalisa sejarah penyakit skizofrenia Anta
pendekatan analisa semiotik. Dalam ditinjau dari hubungan interpsikis subyek
menjelaskan muatan ekspresi Gillian Rose dengan dinamika interpersonal yang terjalin
(2001:46) mengutip pendapat Taylor "an antara subjek dengan keluarganya di masa lalu
image's expressive content as the combined hingga kini.
effect of subject matter and visual form". Jadi
yang dimaksud dengan konten ekspresi Mencermati karya Anta yang berjudul
adalah relasi antara 'subject matter' (signified) “Menelan Matahari” terlihat upayanya
dengan tampilan visual karya (signifier). membangkitkan atau mengaktifkan kembali
Aspek ini menurut Rose penting mendapat memori masa lalunya untuk menghadirkan
perhatian, khususnya dalam membuat ulasan kembali peristiwa traumatik yang direpresi.
karya secara imajinatif untuk membangkitkan Melalui karya lukis yang dibuatnya, secara tak
„respon perasaan‟ tertentu pada sebuah karya disadari „ketaksadaran‟ (unconsciousness)
lukis. Muatan „self expression‟ pada karya memperoleh jalan masuk ke alam „kesadaran‟
seni berperan menghidupkan tampilan visual (consciousness) dengan teknik 'penyamaran'.
karya dan memperjelas kualitas ekspresi Menurut teori psikoanalisa Lacan ada dua teknik
artistik dari suatu komposisi visual. Merujuk penyamaran yaitu „metafora‟ dan „metonimik‟.
pada pendapat Bell (1999:135) muatan Anta menggunakan bahasa visual metafora
ekspresi dalam karya lukis skizofrenia sebagai teknik penyamaran untuk membawa
hendaknya dipahami secara majemuk terkait pengalaman dan penderitaan pahit yang
dengan kualitas intrinsik, makna dari suatu direpresi menjadi suatu pengalaman nyata atau
konsep, kualitas perasaan, dan subjektivitas real melalui simbol-simbol pada karya lukisnya.
diri. Intinya adalah membuka jalan kepada hubungan
7 RITME Volume 1 No. 1 Agustus 2015
yang logis yang berada dalam taraf kesadaran kehilangan kemampuan untuk menciptakan day
melalui metafora. Proses ini akan membantu a dukung terhadap anggota keluarganya.
Anta lebih mengenal subyektivitas dirinya dan Keluarga tidak lagi menjadi ruang hidup yang
memahami sifat hubungan sosialnya karena menyenangkan dan nyaman bagi para anggota
pada dasarnya manusia tidak pernah lepas dari keluarga dan tali relasi diantara mereka menjadi
tatanan simbolis dan selalu merepresentasikan renggang.
dirinya melalui bahasa (verbal dan non-verbal)
sebagai satu-satunya jalan atau cara berinteraksi Anta yang memiliki kecenderungan "tidak
(berkomunikasi) dengan orang lain. merasa aman' sejak dalam kandungan akibatnya
menjadi sangat tertekan melihat tindak
Melalui karya lukisnya Anta berupaya kekerasan yang dilakukan ayahnya.
membuka komunikasi melalui bahasa simbol Keterpisahan Anta dengan kakak laki-lakinya
skizofrenia yang memiliki sistem 'penanda' dan yang pergi merantau juga sangat memukul
'petanda' sendiri yang unik. Pada karya lukisnya perasaannya, hal ini menyebabkan munculnya
yang berjudul "Menelan Matahari" ciri-ciri yang gejala separation anxiety'. Kondisi keluarga dan
paling menonjol adalah adanya kecenderungan lingkungan yang tidak kondusif ini
'asosiasi longgar'. Relasi antara ide/konsep mempengaruhi perkembangan kepribadiannya
'menelan' dengan 'matahari' yang menjadi rapuh atau 'non-cohesive' dan mudah
divisualisasikan dalam simbol-simbol visual sakit jika merasa tertekan. Kondisi ini
tersebut tampak tidak saling berhubungan mengakibatkan perubahan drastis pada tingkah
karena adanya kerancuan berpikir yang laku Anta dikemudian hari.
merupakan salah satu gejala klinis dari
skizofrenia. Ketaksadaran dalam karya Sejak kecil Anta memang sudah kesulitan
penyandang skizofrenia dikenali melalui untuk membina object relation dengan orang
karakteristik tampilan visual yang tak lazim, lain. Kondisi ini diperburuk dengan adanya
seperti: fragmentasi, asosiasi longgar, inkoheren, sikap yang tidak bersahabat dari kakak iparnya.
kontradiksi diri dan disunity. Anta merasa sangat direndahkan dan sangat
tertekan dengan perlakuan kakak iparnya. Hal
Metode regresi dalam mengkaji masalah ini menunjukkan bahwa the core of self dari diri
kejiwaan dari penyandang skizofrenia senantiasa Anta adalah rapuh atau 'non-cohesive'.
menilik-jauh ke masa-masa awal perkembangan Kerapuhan dirinya membuatnya rentan berelasi
seseorang. Teori BOR membantu memahami dengan orang lain dan berpotensi menimbulkan
dinamika psikososial yang dialami oleh Anta. konflik. Jadi di satu sisi Anta butuh berelasi
Dalam tulisan ini analisa tidak akan diuraikan dengan orang lain namun ia juga takut berelasi
terlalu detail, namun merupakan suatu paparan dengan orang lain (orang dewasa) dikarenakan
ringkas tentang analisa kondisi psikososial dari kerapuhan pribadinya. Kondisi psikologis yang
Anta Samsara terkait hubungannya dengan dilematis ini dikemudian hari berkembang lebih
keluarga dan masyarakat di lingkungan sekitar. parah menjadi stresor pencetus gangguan
skizofrenia pada Anta.
Latar Psikososial Anta Samsara
Anta dilahirkan sebagai anak bungsu dari Pada tahun 2004 psikiatris yang
lima bersaudara. Ia dibesarkan dalam keluarga merawatnya mendiagnosa dirinya mengalami
muslim dari etnis Sunda yang tinggal di Jakarta. gangguan skizofrenia tipe paranoid. Namun
Kondisi serba kekurangan di Jakarta dan setelah berobat intensif selama 10 tahun saat ini
lingkungan tempat tinggal Anta yang kurang ia mengalami perubahan yang cukup signifikan
kondusif, memberi pengaruh yang negatif pada menjadi skizofrenia tipe residual. Perubahan
keluarganya. Konflik di keluarga semakin kondisi psikososial dalam kehidupan Anta dan
sering. Pertentangan orang tua dengan anak pengobatan yang intensif serta aktivitas yang
keempat semakin tajam karena kakak Anta produktif telah memberi kontribusi besar bagi
menerima pengaruh buruk dari teman-teman. proses pemulihannya.
Hal ini menunjukkan bahwa keluarga semakin
8 RITME Volume 1 No. 1 Agustus 2015
Interpretasi Psikoanalisa terhadap Kepribadian Pada 'fase Simbolik' individualitas
Anta Samsara berkembang menjadi suatu identitas yang
ditandai dengan munculnya suatu kesadaran
Uraian singkat di atas memberikan akan penampilan diri, profesi diri, menjadi
gambaran bahwa Anta mengalami peristiwa bagian dari keluarga atau kelompok etnik,
traumatik sejak dalam kandungan berlanjut negara atau religi tertentu. Identitas hanya dapat
hingga dewasa. Menurut teori Freud terbentuk jika ada prestise, keberhasilan dan
penyandang skizofrenia mengalami fiksasi di reputasi. Dalam konteks ini identitas bisa berarti
fase early oral sehingga terhambat berkembang personal ataupun kolektif dan menjadi bagian
di fase-fase selanjutnya. Perpindahan dari tahap dari masyarakat melalui ketiga hal tersebut
primary narcissism ke tahap object relation (Ibid, 2007: 57-60).
mengalami masalah karena perkembangan
biologisnya tidak normal dan kurang mendapat Pada kasus Anta, identitas dirinya
pengalaman dan pengasuhan yang memadai. menjadi tidak stabil dikarenakan masa kanak-
Pada kasus Anta yang terjadi adalah „deprivasi kanak Anta adalah masa yang paradoks yang
biologi‟ dan psikologi yang telah menyebabkan tidak kondusif bagi perkembangan 'self-
perkembangan fase cermin dan fase-fase concept'. Perubahan sikap kedua orangtuanya
berikutnya dalam kehidupannya mengalami yang kini menjadi 'over protective' dan sikap
hambatan yang serius yang menyebabkan keras ayahnya yang bertolak belakang dengan
dirinya menderita skizofrenia. kepribadian ibunya yang cenderung lemah
menyebabkan perkembangan 'ego' atau
Menurut teori psikoanalisa Lacan secara 'identitas' Anta pada fase simbolis menjadi
normal 'fase cermin' (mirror image) umum bermasalah. Ia mengalami kesulitan berinteraksi
terjadi dalam diri tiap orang selama masa dengam beberapa anggota keluarga dengan
kecilnya pada usia 6-18 bulan. Sesungguhnya lingkungannya. Hal ini disebabkan oleh karena
bayi adalah sosok yang tak terpisahkan dan „holding environment' dalam keluarga inti
bergantung sepenuhnya pada ibunya dalam kurang harmonis. Kondisi ini pada akhirnya
segala hal. Pada fase ini proses perkembangan juga mempengaruhi sifat hubungan sosial Anta
'subjektivitas' dimulai dan berlanjut terus hingga dengan pribadi yang lain dalam 'paternal
fase simbolik dan real. Mandoki (2007) metaphor kurang berkembang. Anta menjadi
menjelaskan bahwa proses subjektivitas adalah canggung, kurang percaya diri dan sangat cemas
kesiapan seseorang untuk membuka diri atau masuk dalam tatanan dunia simbolis dan sosial
memunculkan dirinya di dunia yang meliputi 3 di luar struktur keluarga sebagai yang di atur
tahap proses, yaitu: individualitas, identitas dan oleh orang lain (the Other).
peran.
Pemahaman Lacan tentang manusia
Pada fase cermin seorang bayi mengenali melalui teori 'parental metaphor' mengukuhkan
dirinya sebagai sebuah objek yang terlihat pada peran 'ayah' (patemalistik) dalam membentuk
cermin yang dikenal dengan istilah "the sense of subjek (anak). Kata 'ayah' disini tidak menunjuk
being seen from outside". Disini terjadi proses pada ayah dalam pengertian denotatif. "Ayah
individualitas, yang ditandai dengan ciri metafor" bisa mengacu pada saudara kandung,
karakter, temperamen, dorongan hidup, pengasuh, kakek atau nenek dan sebagainya
kredibelitas dan determinasi yang dimiliki yang menyebabkan terpisahnya anak dari
seseorang. Pada kasus Anta fase ini tidak pengasuhan ibunya. Pemisahan ini
berkembang secara normal karena terhambat sesungguhnya memang dibutuhkan agar anak
oleh pengalaman-pengalaman buruk saat ia mampu memasuki fase Real yang menempatkan
dilahirkan hingga menjelang dewasa. Semangat peran 'Aku' (subjek) yang lebih besar dalam
hidupnya tinggi namun menjadi rentan terhadap kehidupannya. Pada fase ini, identitas akan
stresor apapun karena ia berkembang dalam berkembang dengan berbagai peran dalam
lingkungan keluarga yang penuh konflik. kehidupan (Lacan dalam Irawan, 2008:154).
Disini peran dipahami sebagai kondisi-kondisi
9 RITME Volume 1 No. 1 Agustus 2015
tertentu yang melibatkan seseorang secara pasif SIMPULAN
misalnya, pembeli pada suatu toko, pengguna
jasa travel, klien suatu bank, pengguna taxi, dan Semiotika ketaksadaran merupakan
sebagainya. jembatan yang menghubungkan Semiotika
dengan Psikoanalisa. Kedua metode analisa ini
Ketidakmampuan keluarga inti dan saling melengkapi dalam membaca makna
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan simbolik yang tersembunyi dalam „kode-kode
akan rasa aman menyebabkan Anta kemudian pribadi‟ yang merepresentasikan emosi,
menarik diri, larut dalam khayalan-khayalan perasaan terdalam, imajinasi atau khayalan-
atau fantasi-fantasi yang berada pada wilayah khayalan yang terepresi ke alam ketaksadaran.
ketaksadaran guna memenuhi kebutuhan- Proses memahami ketaksadaran dalam diri
kebutuhan psikologisnya Bahkan terkadang ia penyandang skizofrenia melalui karya lukisnya
terjebak dalam dunia imajiner yang menjauhkan membuka pemahaman baru tentang cara
dirinya dari realitas. Anta sering mengalami mengelola ketaksadaran secara produktif
halusinasi pendengaran dan pernah beberapa melalui berbagai aktivitas salah satunya adalah
kali mengalami delusi (waham) kebesaran. melukis. Pembacaan terhadap karya Anta
menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan
Dalam kasus Anta, ego-nya terhambat „idiolect‟ yang berelasi dengan ketaksadaran.
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri karena Perjuangan hidup Anta sebagai penyandang
tertekan oleh peran keluarga yang terlalu skizofrenia yang berlangsung hingga akhir
dominan (hasrat orang lain), sehingga proses hayatnya merupakan refleksi spiritual dan
perkembangan 'ego' tidak dapat pengenalan konsep diri tentang hakikat manusia
merepresentasikan Anta sebagai pribadi yang dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
sesungguhnya (true self). Di fase perkembangan
simbolik kebutuhan Anta untuk merealisasikan
dirinya sebagaimana ia inginkan tidak terpenuhi.
Anta mencoba bertahan dengan DAFTAR REFERENSI
mengembangkannya „false self nya yang Arif, S. Iman. (2006) Skizofrenia : Memahami
menampilkan kesan "anak yang penurut" demi Dinamika Keluarga Pasien, Bandung.
tetap mendapat kasih sayang dari keluarganya. PT. Reflka Aditama.
Namun dikemudian hari perkembangan Baihaqi, Suraidi., Riksma N. Radahi A, Evis
kepribadiannya mengalami masalah serius yang Heryati, (2005) Psikiatri Konsep Dasar
mengarah pada disintegrasi kepribadian yang dan Gangguan-Gangguan. Bandung:
dikenal dengan sebutan 'skizofrenia'. PT. Refita Aditama.
Penderitaan yang dialami Anta selama 15 tahun Bell, Julian, (1999) What is Painting ?
telah menginspirasi dirinya menulis buku Representation and Modern Art. British
psikomemoar dan melukis yang berkisah Library: Thames and Hudson.
tentang kehidupannya sebagai penyandang Carrol, Noel. (2001) Beyond Aesthecties.
skizofrenia. Phylosophical Essays. New York:
Cambridge University Press.
Berkat keseriusan Anta menjalani proses Irawan, (2008) Animal Ambiguitatis: Memahami
pengobatan secara intesif selama 10 tahun ini Manusia Melalui Pemikiran Maurice
dan dukungan lingkungan sosial yang kondusif, Merleau-Ponty dan Jacques Lacan.
saat ini ia telah mengalami banyak kemajuan Yogyakarta &Bandung: Jalasutra.
dan berkembang menuju pemulihan diri. Ibrahim, S A. (1999) SKIZOFRENIA. Jakarta:
Aktivitas melukis dan menulis buku masih terus PT. Dian Ariesta
dilakukannya sebagai sarana terapi diri dalam Lemaire, Anike. (1977) Jacques Lacan. David
mendukung proses pemulihan selain menjalani Macey (tr). London. L.K: Routledge.
proses pengobatan melalui farmakoterapi. Mandoki, K. (2007) Everyday Aesthetics :
Prosaics, the Play of Culture and Social
10 RITME Volume 1 No. 1 Agustus 2015
Identities. England : Ashgate Publishing
Limited.
Piliang, Yasraf A. (2013) “ Idiolect: Kreativitas
Tanda dan Makna” . Makalah
dipresentasikan pada forum seminar
Gudang Garam Art Award, 24 Oktober
2013, Galeri Nasional Jakarta.
Samsara, Anta. (2013) Gelombang Lautan Jiwa.
Jakarta: PT. El

Anda mungkin juga menyukai