A. Deskripsi
D. Klasifikasi Osteomielitis
b) Osteomielitis Kronis
Osteomielitis akut yang lebih dari satu bulan sampai beberapa tahun
dikategorikan osteomielitis kronis. Osteomielitis kronik didiagnosis jika
infeksi sebelumnya berulang baik yang telah diberikan terapi maupun
tidak dan terdapat nekrosis tulang yang berkaitan. Manifestasi klinis sama
dengan osteomielitis akut tetapi intervalnya lebih sering disertai drainase
sinus pada area luka
Berdasarkan struktur anatomi, osteomelitis dibedakan menjadi:
a) Osteomielitis Medullar (Tipe I) Lesi primer terjadi pda endoosteum yang
terjadi pada kondisi granulasi kronis, skar iskemik, dan sequentrum pada
kanal medulla
b) Osteomielitis Superfisial (TIpe II) Permasalahan pada permukaan tulang
karena terpaparnya tulang oleh lingkungan luar pada kondisi fraktur
terbuka dan ulkus neuropati
c) Osteomieltis terlokalisir (Tipe III) menunjukkan adanya kerusakan kulit
menyeluruh, kortikal sequentrum, sampai cavity, dan merupakan
kombinasi dari osteomielitis medullar dan superficial
d) Osteomielitis Difus merupakan kombinasi dari tipe I, II, dan III yang
mengakibatkan kerusakan pada jaringan keras dan lunak
E. Patofisiologi
F. Penatalaksanaan Medis
G. Pengkajian Keperawatan
1) Kaji faktor risiko seperti usia lanjut, diabetes, terapi steroid jangka panjang
dan kaji cedera, infeksi atau pembedahan orthopedic yang pernah
dilakukan sebelumnya
2) Pantau adanya gerakan yang hati-hati pada area yang terinfeksi dan pantau
adanya kelemahan umum karena infeksi sistemik
3) Pantau adanya bengkak dan sensasi hangat di area yang terganggu,
drainage purulen, dan peningkatan suhu tubuh
4) Perhatikan bahwa pasien osteomyelitis kronis mungkin mengalami
peningkatan suhu tubuh minimal yang terjadi di sore atau malam hari
5) Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan Sinar-X menunjukkan pembengkakan jaringan lunak
Pemeriksaan MRI
Pemeriksaan darah peningkatan leukosit dan Laju endap darah
Kultur darah dan kultur abses mengidentifikasi jenis MO sebagai
dasar pemilihan antibiotik
H. Diagnosis Keperawatan (SDKI) , Luaran Keperawatan (SLKI) dan
Edukasi
1) Anjurkan perawatan alat penopang
(brace), sesuai kebutuhan
2) Anjurkan perawatan alat viksasi
eksternal,sesuai kebutuhan
4) Anjurkan pentingnya nutrisi
yangmemadai untuk
penyembuhan tulang
3 Gangguan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan Dukungan ambulasi Tindakan
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
nyeri/ketidaknyamanan, selama…. x24 jam 1) Identifikasi adanya nyeri atau
kerusakan mobilitas fisik keluhan fisik lainya
muskuloskletal, terapi Meningkat dengan 2) Identifikasi toleransi fisik
pembatasan kriteria hasil : melakukan ambulasi
aktivitas, dan penurunan 1) Pergerakan 3) Monitor frekwensi jantung dan
kekuatan/tahanan. ekstrimitas tekanan darah sebelum memulai
ditandai dengan : meningkat ambulasi
Gejala dan tanda 2) Kekuatan 4) Monitor kondisi umum selama
mayor: Subjektif otot meniingkat melakukan ambulasi
mengeluh sulit 3) Rentang gerak Terapeutik
menggerakan ROM meningkat 1) Fasilitasi aktifias ambulasi dengan
ektremitas Objektif 4) Nyeri menurun alat banu (mis, tongkaat,kruk)
1. kekuatan otot 5) Kecemasan 2) Fasilitasi melakukan mobilitasi
menurun, 2. rentang menurun fisik jika perlu
gerak rom menurun 6) Kaku sendi menurun 3) Libatkan keluarga untuk
Gejala dan tanda minor:
7) Gerakan tidaak membantu psien dalam
1) Nyeri saat bergerak terkoordinasi meningkatkan ambulsi
2) Enggan menurun Edukasi
melakukan 1) Jelaskan tujuan dan prosedur
8) Gerakan
pergerakan
terbatas menurun ambulasi
3) Merasa cemeas 2) Anjurkan melakukan ambulasi
9) Kelemahan
aat bergerak
fisik menurun dini
4) Sendi kaku
3) Ajarkan ambulasi sederhana yang
5) Gerakan harus di lakukan ( mis, berjalan
tidak terkoordinasi
dari tempat tidur ke kursi roda ,
6) Gerakan terbatas berjalan dari tempat tidur ke
7) Fisik lemah kamar mandi, berjalan sesuai
toleransi.
Latihan Rentang Gerak
Observasi
1) Identifikasi indikasi dilakukan
latihan
2) Identifikasi keterbatasan
pergerakan sendi
3) Monitor lokasi ketidaknyamanan
atau nyeri pada saat bergerak
Terapeutik
1) Gunakan pakaian yang longgar
2) Cegah terjadinya cedera selama
latihan rentang gerak dilakukan
3) Fasilitasi mengoptimalkan posisi
tubuh untuk pergerakan sendi
yang aktif dan pasif
4) Lakukan gerakan pasif dengan
bantuan sesuai dengan indikasi
5) Berikan dukungan posittif pada
saat melakukan latihan gerak
sendi
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
latihan
2) Anjurkan melakukan rentang
gerak pasif dan aktif secara
sistematis
3) Menganjurkan duduk ditempat
tidur atau dikursi,jika perlu
4) Ajarkan rentang gerak aktif sesuai
dengan program latihan
Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan fisioterapis
mengembangkan program
latihan, jika perlu
I. Penugasan
Tugas I
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A., Snyder, S.J., Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing: Concepts,
Process, and Practice (Tenth Edition). New York: Pearson Education, Inc.
Black, J dan Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang
Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta: Salemba Emban Patria.
DeLaune, S.C., & Ladner, P.K. (2002). Fundamental of Nursing : Standart and practice 2 nd ed. New
York : Delmar Thomson Learning Inc
Margareth, C. &. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah & Penyakit Dalam. Yogyakarta:
EGC.
Potter, P., A & Perry, A., G., (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi Ketujuh,
Buku Ketiga. EGC: Jakarta
Rendi, M. C. (2014). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Ross and Wilson. (2014). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Penerjemah Elly Nurachmah dan
Rida Angraini, Salemba Medika; JAKARTA.
Sloane, Ethel. (2004). Anatomy and physiology: an easy learner. Diterjemahkan oleh:
James Veldman, EGC: Jakarta.
Smeltzer, S. C. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth. Edisi 12. Jakarta:
Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Tortora, GJ, Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy & Physiology 13th Edition. United States
of America: John Wiley & Sons, Inc