Penyebab Anemia
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin.
Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi
secara normal (hipoksemia).
Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi berikut ini:
4. Anemia aplastik
Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh
tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini
diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta
efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
5. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat
daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau
didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit
autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan obat
antimalaria.
8. Thalasemia
Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin.
Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki
kondisi yang sama.
Gejala Anemia
Gejala anemia sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Penderita anemia
bisa mengalami gejala berupa:
Gejala di atas awalnya sering tidak disadari oleh penderita, namun akan makin
terasa seiring bertambah parahnya kondisi anemia.
Diagnosis Anemia
Untuk menentukan apakah pasien menderita anemia, dokter akan
melakukan hitung darah lengkap. Melalui tes darah, dokter juga akan mengukur
kadar zat besi, hematokrit, vitamin B12, dan asam folat dalam darah, serta
memeriksa fungsi ginjal. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui
penyebab dari anemia.
Selain tes darah, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan lain untuk mencari
penyebab anemia, seperti:
Pengobatan Anemia
Metode pengobatan anemia tergantung pada jenis anemia yang diderita pasien.
Perlu diketahui, pengobatan bagi satu jenis anemia bisa berbahaya bagi anemia
jenis yang lain. Oleh karena itu, dokter tidak akan memulai pengobatan sebelum
mengetahui penyebabnya dengan pasti.
Beberapa contoh pengobatan anemia atau obat kurang darah berdasarkan jenisnya
adalah:
Anemia akibat perdarahan
Kondisi ini diobati dengan menghentikan perdarahan. Bila diperlukan,
dokter juga akan memberikan suplemen zat besi atau transfusi darah.
Anemia aplastik
Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah
sel darah merah, atau transplantasi (cangkok) sumsum tulang bila sumsum
tulang pasien tidak bisa lagi menghasilkan sel darah merah yang sehat.
Anemia hemolitik
Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang memicu anemia
hemolitik, mengobati infeksi, mengonsumsi obat-obatan imunosupresan,
atau pengangkatan limpa.
Thalassemia
Dalam menangani thalassemia, dokter dapat melakukan transfusi darah,
pemberian suplemen asam folat, pengangkatan limpa, dan cangkok
sumsum tulang.
Komplikasi Anemia
Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan beberapa
komplikasi serius, seperti:
Pencegahan Anemia
Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat
kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama:
Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-
kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan
Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta
makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
Selain dengan makanan, anemia akibat kekurangan zat besi juga dapat dicegah
dengan mengonsumsi suplemen zat besi secara rutin.
Kadar Hb normal setiap orang berbeda-beda tergantung usia dan jenis
kelaminnya. Berikut ini adalah kisaran nilai Hb normal: