Makalah Landasan Pendidikan KLP 4
Makalah Landasan Pendidikan KLP 4
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
M. ATHAILLAH
AULIA RAMAZHAN
ZIRA LAIFADILLA
KHAIRIAH HUSNA
SULASTRI
A.Sistematika Penulisan.................................................................................3
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah Landasan Pendidikan. Walaupun demikian, dalam menyelesaikan
makalah ini, kami menghadapi kendala tetapi atas bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Pendidikan lingkungan hidup yang diajarkan pada tingkat sekolah dasar dan vb
menengah dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mengisyaratkan
pentingnya kreativitas dalam mengembangkan pembelajaran. Alam adalah sumber
belajar yang tidak akan pernah habis untuk dieksplorasi, dikembangkan dan dijadikan
media pembelajaran yang menarik bagi siswa didik. Alam mengajarkan banyak hal
tentang kehidupan, tentang nilai-nilai, tentang kebaikan dan keburukan yang
dikomunikasikan dengan bahasanya sendiri. Perkembangan teknologi informasi yang
makin pesat telah menggeser pola perilaku anak yang lebih banyak dipengaruhi oleh
media elektronik dibanding berelasi dengan alam lingkungannya. Magnet televisi,
game komputer, bermain-main dengan handphone adalah keprihatinan mendalam yang
terjadi pada anak-anak. Tanpa disadari, telah begitu banyak yang terlewati oleh anak
dari keagungan Tuhan dan kearipan alam dan lingkungan yang menjadi ruang hidup
mereka.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah karya tulis ini adalah :
1. Apa Definisi, Karakteristik, dan Klasifikasi Ilmu ?
2 Apa Definisi, Karakteristik, dan Klasifikasi Ilmu Pendidikan ?
3. Apa Yang Dimaksud Pendidikan Sebagai Ilmu ?
4. Apa Yang Dimaksud Dengan Studi Pendidikan ?
5. Bagaimana Praktek Pendidikan Sebagai Panduan Ilmu dan Seni ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1) Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah landasan pendididkan;
2) Untuk mengetahui maksud dari praktek pendidikan;
3) Untuk mengetahui maksud dari pendidikan sebagai ilmu pada proses
pembelajaran
4) Untuk mengetahui maksud dari pendidikan sebagai seni pada proses
pembelajaran
5) Untuk mengetahui maksud dari pendidikan sebagai paduan ilmu dan seni pada
proses pembelajaran
D. Prosedur Pemecahan Masalah
juga menggunakan metode studi pustaka. Metode ini diperoleh dengan cara membaca
berbagai literatur atau sumber yang relevan dengan tema makalah.
Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan
data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
E. Sistematika Penulisan
Pada Bab III Penutup, menguraikan menngenai kesimpulan dan saran untuk
melengkapi makalah kami.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
1. Definisi Pendidikan Secara Umum
Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah :
Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna
pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan
orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan
dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan
pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana
dia hidup.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar
potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan
bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis,
harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-
masalah pendidikan.
2. Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat
membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh
orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya)
dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
3. John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama
manusia.
4. J.J. Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa
kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
5. Carter v.good
a) Pedagogy is the art, practice, or profession of teaching.
b) The systematized learning or instruction concerning principles and methods
of teaching and of student control and guidance,largely replaced by the
term education.
Pendidikan ialah:
a) Seni, praktik, atau profesi pengajar.
b) Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip
dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam
arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.
6. Ki hajar dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-
tingginya.
7. Menurut uu nomor 2 tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang.
8. Menurut UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SENI
A. TUJUAN
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan dapat memahami ilmu
pendidikan, praktek pendidikan sebagai aplikasi ilmui pendidikan, dan pendidikan
sebagai seni.
B. DESKRIPSI MATERI
Studi ilmiah antara lain telah menghasilkan ilmu pendidikan. Orang dapat
menjadi pendidik (khususnya pendidik profesional) dengan mempelajari ilmu
pendidikan. Dalam praktek pendidikan diaplikasikan ilmu pendidikan, tetapi
praktek pendidikan juga adalah seni.
Definisi, Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu.
Istilah ilmu berasal dari kata alima (bahasa Arab) yang berarti pengetahuan. Di
dalam bahasa Latin dikenal pula kata scire yang juga berarti pengetahuan. Ada
berbagai jenis pengetahuan, jenis pengetahuan dikelompokan orang menjadi:
revealed knowledge, intuitif knowledge, rational knowledge, empirical knowledge,
dan authoritative knowledge; di pihak lain ada juga yang mengelompokan jenis
pengetahuan menjadi: commonsense knowledge, scientific knowledge,
philosophical knowledge, dan religious knowledge. Secara etimologis ilmu adalah
pengetahuan, karena itu semua pengetahuan tersebut di atas adalah ilmu.
Secara substansial dan operasional ilmu menunjuk kepada tiga hal, yaitu: (1)
bodies of knowledge,(2)a body of systematic knowledge, dan (3) scientific method.
Ilmu mengandung arti cara kerja ilmiah dan hasil kerja ilmiah. Ilmu adalah
pengetahuan ilmiah yang dihasilkan melalui metode ilmiah.
Ilmu memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Objek studi ilmu meliputi berbagai hal sebatas yang dapat dialami manusia. Setiap
ilmu memiliki objek material dan objek formal. Beberapa disiplin ilmu mungkin
memiliki objek material yang sama, tetapi setiap disiplin ilmu mempunyai objek
formal yang berbeda. Objek studi setiap disiplin ilmu bersifat spesifik.
2. Metode ilmiah adalah prosedur pemecahan masalah yang cermat dan terencana.
Metode ilmiah merupakan gabungan dari pendekatan rasional dan empiris.
Kerangka studinya merupakan proses logico-hypotetico-verifikasi, atau
menggunakan kerangka berpikir deduktif-induktif (scientific method). Namun
demikian, metode ilmiah dapat bersifat kuantitatif dan atau kualitatif.
3. Isi ilmu dapat berupa konsep, aksioma, postulat, prinsip, hukum teori, dan model.
Dalam hal ini isi ilmu bersifat objektif, deskriptif, dan disajikan secara rinci dan
sistematis.
4. Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksikan, dan mengon-trol.
Berbagai jenis ilmu antara lain diklasifikasikan orang ke dalam: natural sciences
(naturwissenschaften), dan human sciences (geisteswissenschaften). Klasifikasi
lain adalah: natural sciences, social sciences, behavioral sciences, dan formal
sciences. Ada pula yang mengklasifikasikan ilmu menjadi: ilmu murni dan ilmu
terapan.
Definisi, Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu Pendidikan.
Pendidikan antara lain dapat dipelajari melalui ilmu pendidikan, namun demikian
pendidikan (praktek pendidikan atau mendidik) juga adalah seni. Alasanya bahwa
praktek pendidikan melibatkan perasaan dan nilai yang sebenarnya di luar daerah
ilmu(ilmu yang berparadigma positivisme). Sehubungan dengan itu, Gilbert Highet
(1954) mengibaratkan praktek pendidikan sebagaimana orang melukis sesuatu,
mengarang lagu, menata sebuah taman bunga, atau menulis surat untuk sahabat.
Sedangkan menurut Gallagher (1970) seni mendidik itu merupakan: (1) keterampilan
jenius yang hanya dimiliki beberapa orang; dan (2) mereka tidak dapat menjelaskan
secara sistematis bagaimana mereka mempraktekan keterampilan itu.
Praktek pendidikan diakui sebagai seni, impilkasinya fungsi mendidik yang utama
adalah menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan pura-pura atau dibuat-
buat, anak tidak boleh dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan tiap pihak
memperoleh manfaat. Selain itu, pendidik harus kreatif , skenario atau persiapan
mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, yang lebih penting adalah improvisasi.
Pendidik harus memperhatikan minat, perhatian, dan hasrat anak didik.
Pengakuan pendidikan sebagai seni, tidak harus menggoyahkan pengakuan bahwa
pendidikan dapat dipelajari secara ilmiah. Idealnya, pendidikan adalah aplikasi ilmu
(ilmu pendidikan).
Pendidikan sebagai ilmu dan seni
A. Alasan Pentingnya Status Keilmuan Pendidikan
Suatu disiplin dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin
tersebut memiliki status keilmuan yang jelas, karena status keilmuan yang jelas
akan memperkokoh keberadaan atau eksistensi disiplin ilmu tersebut, manakala
disiplin tersebut mendapat pengujian secara ilmiah.
Suatu disiplin ilmu dapat dilakukan pengujian empiris apabila disiplin ilmu tersebut
memiliki kejelasan, yaitu:
1. Memiliki kejelasan dalam obyek yang menjadi garapan penyelidikannya atau
jelas mengenai obyek studinya.
2. Jelas dalam menggunakan metodologi penyelidikannya, baik itu metodologi
yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, bahkan mungkin gabungan dari
keduanya.
3. Jelas mengenai isi atau substansi dari ilmu tersebut.
4. Jelas mengenai fungsinya dalam mengatasi atau memecahkan salahsatu aspek
masalah yang dihadapi dalam kehidupan manusia.
A. KONSEP PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
1. Konsep Pengetahuan
Imu pengetahuan sering diartikan sebagai segala sesuatu yang kita kenal atau kita
ketahui mengenai suatu hal atau obyek. Pengetahuan dapat juga dijelaskan sebagai
hasil dari mengetahui obyek-obyek di alam nyatamenurut akal dengan jalan
pengamatan.
Titus (1959) mengungkapkan ada 4 jenis pengetahuan atau kebenaran yang dapat
diperoleh atau dimiliki manusia, yaitu:
1. common sense cenderung menjadi biasa dan tetap, atau bersifat peniruan serta
pewrisan dari masa lampau.
Selanjutnya Ralph Ross dan Ernest van den Haag mengemukakan cirri-ciri ilmu,
yaitu:
1. Bersifat rasional
2. Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh
pancaindera.
3. Bersifat umum
4. Bersifat akumulatif
Menurut paradigma baru (pasca Thomas Kuhn)criteria khas suatu ilmu baik ilmu
pengetahuan maupun ilmu sosial adalah sbb:
1. Ada objek formal
2. Ada metode kerja yang diakui sesame ilmuwan
3. Ada sosok jaringan substanif pengetahuan
4. Terdapat teknik yang mapan dan perlengkapan yang diakui
1. Landasan Ilmu
Landasan ilmu berkenaan dengan titik tolak atau gagasan-gagasan yang dijadikan
sandaran atau tempat berpijak para ilmuwan dalam kegiatan ilmiahnya dan berguna
bagi perkembangan pemikiran selanjutnya dalam memahami fenomena baik
fenomena alam maupun fenomena sosial.
2. Obyek Studi Ilmu
Obyek studi ilmu adalah suatu kenyataan (realitas) atau bidang yang menjadi
bahan pengkajian dan penyelidikannya. Obyek ilmu pengetahuan dibedakan menjadi
dua jenis yaitu obyek material dan byek formal.
3. Metode Ilmu
Metode ilmu yang sering juga disebut metode ilmiah merupakan prosedur kerja
sistematis yang terencana dan cermat melalui pengalaman dengan menggunakan
kerangka pemikiran tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh suatu ilmu yang
valid dan reliable. Prosedur metode ilmiah merupakan langkah-langkah sistematis,
yakni mulai tahap pertama, kedua dan seterusnya, tanpa melompat-lompat dan setiap
tahap harus dilaksanakan secara ketat,cermat sesuai dengan aturan dan ketentuannya,
karena itulah ilmu sering juga disebut suatu disiplin atau disiplin ilmu.
Yuyus S.Suriasumantri (1985) menjelaskan langkah-langkah ilmiah yang pada
umumnya dilakukan sebagai berikut:
1) Perumusan masalah
3) Perumusan hipotesis
4) Pengujan Hipotesis
5) Penarikan kesimpulan
4. Fungsi Ilmu
Pada garis besarnya para ilmuwan mengakui bahwa ilmu pengetahuan mempunyai tiga
fumgsi
utama yaitu menjelaskan, memprediksi dan mengontrol terhadap semua fenomena
kehidupan sesuai dengan bidang garapan atau obyek studinya masing-masing.
A. PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
Salah satu ciri ilmu pendidikan adalah memiliki landasan keilmuan yang tepat,
ilmu yang bersifat normative, dan ilmu bersifat teoritis praktis, memiliki obyek
material dan formal, memiliki sistematika yang jelas dan memiliki metode yang bias
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Ilmu Pendidikan hanya akan dapat berdiri kokoh dan berkembang pesat apabila
berlandaskan agama, pandangan hidup, filsafat hidup, serta ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Obyek ilmu pendidikan seperti halnya obyek ilmu pengetahuan yang lainnya pada
umumnya terdiri atas obyek material dan obyek formal. Obyek material ilmu
pendidikan adalah manusia, sedangkan oyek formal ilmu pendidikan menurut D.
Sudjana (2006) adalah perkembangan pengalaman manusia sebagai makhluk individual,
social dan unik sepanjang hayatnya yang dapat dan harus dibelajarkan sehingga
terwujud sikap dan prilaku yang kondusif untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kehidupannya.
c. Metode Ilmu Pendidikan
Metode penelitian yang digunakan ilmu pendidikan terdiri atas metode kuantitatif,
dan metode kualitatif bahkan menggabungkan keduanya.
Isi ilmu pendidikan merupakan suatu struktur pengetahuan yang antara lain memuat
postulat, asumsi, konsep teori, generalisasi, hokum, prinsip, dan model.
Seperti juga ilmu-ilmu lainnya, pendidikan sebagai ilmu pengetahuan memiliki fungsi
menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol gejala atau fenomena pendidikan Cabang-
cabang Ilmu Pendidikan
Terdapat berbagai macam ilmu pendidikan yang diklasifikasikan oleh beberapa ahli
seperti M.J. Langeveld, Redja Mudyahardjo, madjid Noor, dll.
Ilmu penddikan itu termasuk kepada teknologi, siapapun yang menguasai materi
ajaran atau didikan serta alat dan metodanya tentu akan berhasil dengan efektif menjadi
guru atau pendidik.
Pendidikan sebagai panduan ilmu dan seni dikemukakan oleh A.S Neil.Menurutnya
“Mendidika dan mengajar bukanlah hanya suatu ilmu, tapi adalah seni. Mendidik yang
diartikan sebagai seni ialah sebagaimana kita dapat hidup dengan anak-anak dan dapat
mengerti anak-anak sehingga seolah-olah kita menjadi seperti anak-anak.Gramophone
dapat menyajikan pelajaran dengan baik, tetapi hal seperti itu tidak dapat menemukan
suatu hubungan yang vital dengan anak-anak. Pandangan bahwa mengajar (mendidik)
tidaklah seni semata, tetapi juga ilmu dikemukakan pula oleh Charles Silberman.
Silberman antara lain menyatakan : “yakin mengajar-sepert praktek kedokteran-
banyak merupakan suatu seni, yang memerlukan latihan bakat dan kreativitas. Tetapi
seperti kedokteran, mengajar adalah juga – atau hendaknya menjadi sebuah ilmu,
karena berkenaan dengan suatu perbendaharaan teknik-teknik, prosedur-prosedur, dan
kecakapan- kecakapan yang dapat dipelajari dan diterangkan secara sistematis, dan
oleh karena itu ditransmisikan dan dikembangkan” (Redja Musyahardjo).
Para filsuf Idealisme mengklaim bahwa hakikat realitas bersifat spiritual. Hal ini
sebagaimana dikemukakan Plato, bahwa dunia yang kita lihat, kita sentuh dan
kita alami melalui indera bukanlah dunia yang sesungguhnya, melainkan suatu
dunia bayangan (a copy world).
b. Implikasi terhadap Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi
(self) siswa. Sebab itu, sekolah hendaknya menekankan aktifitas-aktifitas intelektual,
pertimbangan- pertimbangan moral, pertimbangan-pertimbangan estetis, realisasi diri,
kebebasan, tanggungjawab, dan pengendalian diri demi mencapai perkembangan
pikiran dan diri pribadi (Callahan and Clark, 1983). Dengan kata lain pendidikan
bertujuan untuk membantu pengembangan karakter serta mengembangkan bakat
manusia dan kebajikan social” (Edward J.Power, 1982).
2. Realisme
Tujuan pendidikan. Pendidikan bertujuan agar para siswa dapat bertahan hidup di
dunia yang bersifat alamiah, memperoleh keamanan dan hidup bahagia.