Anda di halaman 1dari 19

DASAR-DASAR ILMU SOSIOLOGI

Sosialisasi dan Gejala-Gejala Sosial

DISUSUN OLEH:

(2106101020040)

(2106101020040)

MUHAMMAD KHANAFI (2106101020047)

DOSEN PEMBIMBING:

Abdul Aziz M.Pd

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2022

1
KATA PENGATAR

Syukur alhamdulillah senatiasa kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Dasar-dasar Sosioligi dengan judul “Sosialisasi dan Gejala-Gejala Sosial”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan mamfaat bagi perkembangan pendidikan.

Banda aceh,21 Februari 2022

Penulis

2
Table of Contents
KATA PENGATAR......................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................5
PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang....................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................5
1.3 Tujuan.................................................................................................................5
1.4. Manfaat...............................................................................................................6
1.5 Metode.................................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
KAJIAN TEORI............................................................................................................7
A. Deskriptif...........................................................................................................7
1 . Pegertian sosiali....................................................................................................7
2. Pengertian gejala sosial..........................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................9
PEMBAHASAN............................................................................................................9
KESIMPULAN..............................................................................................................9
A. Pegertian Sosialisasi..............................................................................................9
1.1 Jenis Sosialisasi...................................................................................................9
1.2. Agen Sosialisasi...........................................................................................10
1.3. Perkembangan Kepribadian..........................................................................12
1.4. Tujian sosialisasi..........................................................................................13
1.5. Sosialisasi sepanjang hidup..............................................................................13
B. Gejala- Gejala Sosialisasi........................................................................................14
a.Gejala sosial akibat akibat masalah ekonomi.........................................................14
b. Gejala sosial akibat aspek politik.........................................................................14
c. Gejala sosial akibat aspek kebudayaan.................................................................14
d. Gejala sosial akibat aspek psikologis...................................................................14
e. Gejala sosial akibat aspek lingkungan alam..........................................................15

3
1.2 Faktor penyebab gejala sosial.......................................................................15
1.3 Karakteristik gejala sosial.............................................................................15
1.4 Dampak dari gejala sosial............................................................................16
a. Dampak positif.....................................................................................................16
b. Dampak negatif....................................................................................................17
KESIMPULAN............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya manusia adalah mahkluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri dan saling bergantungan dengan sesama manusia lainya. Sifat
bergantungan ini adalah sifat mendasar yang dimiliki manusia baik dalam segi
psiskis dan sosial-ekonomi. Salah satu hal yang dibutuhkan dan dilakukan adalah
sosialisai,sosialisasi adalah proses atau usaha mentransfer nilai-nilai
kebudayaan,kebiasaan dan aturan dari satu generasi ke generasi lain dalam
sebuah kelompok atau masyarakat. Dapat dipahami bahwa sosialisasi adalah
menurutkan sesuatu yang dianggap norma-norma dari suatu masyrakat ke generasi
penerusnya. Dalam kehidupan bermasyarakat sosialisasi sangat diperlukan oleh
setiap anggota masyarakat. Dengan bersosialisasi anggota masyarakat dapat
memhami tentang masyarakat tersebut. Selain sosialisasi dalam sebuah kelompok
masyarakat ada juga yang disebut dengan gejala-gejala sosial. Gejala-gejala sosial
adalah peristiwa-peristiwayang terjadi oleh manusia baik individu maupun
kelompok. Gejala-gejala sosial adalah fonomena yang terjadi di masyarakat
karena adanya perubahan sosial dimasyarakat. Ada beberapa macam gejala-gejala
sosial diantaranya, gejala sosial religius, gejala sosial, gejala soial ekonomi, gejala
sosial politik, dan gejala sosial hukum. Gejala sosial disebabkan oleh kultural dan
sruktural.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa itu yang dimaksud dengan sosialisasi ?

3) apa yang dimaksud dengan gejala-gejala sosial di masyarakat?

1.3 Tujuan
1) untuk menggtahui apa itu yang dimaksud dengan pegertian sosialisasi, tahapan
sosialiasi,bentuk-bentuk sosialisasi, agen sosialisasi dan tujuan.

3)untuk mengetahui apa itu yang dimaksud dengan gejala gejala sosial di
masyarakat.

5
1.4. Manfaat
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang apa yang dimaksud
dengan sosialisasi dan gejala sosial dimasyarakat.

1.5 Metode
Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah metode pustaka,
metode teoristis dan metode tindakan.

6
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskriptif

1 . Pegertian sosiali
1. Sosialisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) adalah proses
belajar seseorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati
kebudayaan masyarakat dan lingkungannya.
2. menurut Soejono Soekanto sosialisasi adalah proses sosial individu
mendapatkan pembentukan sikap yang sesuai dengan norma-norma kelompok
masyarakat(Soekanto, 1982).
3. Menurut Charlotte Buhler (1978:55), sosialisasi adalah suatu proses yang
membantu anggota masyarakat untuk belajar dan menyesuaikan diri terhadap
bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar
berperan dan berfungsi dalam kelompok tersebut.
4. Menurut Broom dan Selznic sosialisasi adalah proses membangun atau
menanam nilai-niali kelompok bagidiri seseorang.
5. Menurut Horton dan Hunt sosialisasi adalah proses dimana seseorang
mengiternalisasikan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga
berkembang menjadi prribadi yang unik.
6. Menurut Koenintjaningrat sosialisasi adalah proses diaman seoarang individu
sejak masa kanak-kanak samapai deawasa, berekembang, berhuungan,
mengenal, dan meneyesuaikan diri dengan individu lain yang hidup dalam
masyarakat sekitarnya.

2. Pengertian gejala sosial


1. Menurut Soejono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian
anatara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan
kehidupan kelompok sosial.

7
2. Menurut Soetomo masalaha sosial adalah sebaai suatu kondidsi yang tidak
diinginkan oleh sebangian besar warga masyarakat.
3. Menurut Raab dan Selznick masalah sosial adalah masalah hubungan sosial
yang menantang masyarakat itu sendiri atau menciptakan hambatan atas
kepuasan oarang banyak.

8
BAB III

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

A. Pegertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu proses dimana warga masyarakat dididik untuk
mengenal, memahami, mentaati, menghargai dan menghayati norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Proses sosialisasi merupakan suatu proses
penyesuaian diri individu memasuki dunia sosial, sehingga individu dapat
berprilaku sesuai dengan standar pada masyarakat tertentu (Dr.Zaitun M.Ag,
2015). Dapat di pahami bahwa sosialisa ialah penurunan norma-norma,aturan dan
nilai-nilai sosial kepada generasi penerus. Sosialisasi terjadi disetiap fase
kehidupan manusia, proses awal sosialisasi terjadi saat manusia masih bayi.
Sosialisasi awal ini terjadi antara bayi dan ibunya, dan sehubung dengan manusia
semakin dewasa, sosialisasinya pun mulai berkembang dari sosialisasi ditahap
keluarga naik keranah lingkungan sosial di sekitarnya.

1.1 Jenis Sosialisasi


Fase-fase yang dilalui seseorang dalam proses sosialisasi dibagi dua
kategori, yakni fase sosialisasi primer dan fase sosialisasi sekunder. Fase
sosialisasi primer terjadi ketika masa pertumbuhan dan masa kanak-kanak, yakni
sekitar usia 0-4 tahun. Fase ini merupakan periode waktu mereka akan secara
intens mempelajari bahasa, cara mengucapkan kata, cara mengucapkan kalimat,
cara bersikap, dan lain sebagainya. Saat itulah anak-anak belajar bahasa dan pola-
pola perilaku dasar yang akan menjadi fondasi bagi perilakunya kelak. Pada masa
ini agen sosialisasi utamanya adalah keluarga. Sedangkan fase kedua, yakni
sosialisasi sekunder, terjadi masa kanak-kanak usia sekolah hingga mencapai
dewasa. Beberapa tugas yang semula dibebankan kepada keluarga sebagai agen
sosialisasi, lalu sebagiannya diambil alih oleh agen sosialisasi lain yang dilakukan
beberapa institusi sosial (Nurdin & Abrori, 2019).

Kamanto Sunarto (2004: 31) menerangkan berdasarkan cara yang


digunakan sosialisasi dapat dibagi dalam dua bentuk: pertama, sosialisasi

9
represif, yaitu sosialisasi yang menekankan pada kepatuhan anak dan
penghukuman terhadap perilaku yang keliru. Kedua sosialisasi partisipasif, yaitu
sosialisasi yang menekankan pada otonomi anak dan memberikan imbalan
terhadap perilaku anak yang baik.

Bila sosialisasi dilihat berdasarkan keberadaan perencanaan maka


sosialisasi dapat dibagi menjadi dua yaitu sosialisasi berdasarkan perencanaan dan
tanpa perencanaan. Sosialisasi berdasarkan perencanaan merupakan sosialisasi
dilakukan atas dasar rencana yang berkelanjutan dan sistematis. Contohnya
pendidikan formal (sekolah dan penguruan tinggi) dan non formal seperti kursus
dan pelatihan. Dalam hal ini semua tujuannya pembelajaran, materi, proses, dan
penilaian telah dikonstruksi secara matang, sehingga semua terukur dan dapat
dievaluasi dan monitor. Sedangkan sosialisasi tanpa perencanaan terjadi dalam
suatuproses interaksi yang terjadi dalam masyarakat, misalnya dalam keluarga,
kelompok teman sebaya atau lingkungan tempat tinggal. Sosialisasi ini dilakukan
melalui perilaku, sikap dan tutur aktual dari orangtua atau anggota senior dari
masyarakat bertujuan untuk melakukan transmisi pengetahuan, nilai, norma dan
harapan-harapan kepada anggota muda mereka. Sosialisasi ini juga dikenal
sebagai pendidikan informal.

1.2. Agen Sosialisasi


1. Keluarga
Keluarga merupakan orang pertama yang mengajarkan hal- hal yang
berguna bagi perkembangan dan kemajuan hidup manusia. Orang tua atau anggota
keluarga lain harus menjalankan fungsi sosialisasi. Fungsi sosialisasi merupakan
suatu fungsi yang berupa peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak.
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara
kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secarabersama-
sama dalam suatu rumah. Sementara pada masyarakat yang menganut sistem
kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas
karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi
kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat
perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orang

10
yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat
agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya
pramusiwi. Namun, agen sosialisasi yang pertama dan utama, tetap berada dalam
ligkugan keluarga terutama orang tuanya sendiri.
2. Teman pergaulan Teman

Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali


didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya,
teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun
dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga.
Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain
lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu. Berbeda
dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak
sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok
bermain dilakukandengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang
yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak
dapat mempelajari peraturan yang mengatur. peranan orang-orang yang
kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.

3. Lembaga pendidikan formal (sekolah)

Selain keluarga dan teman sepergaulan, anak-anak banyak menghabiskan


waktunya di sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal di mana
seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga
dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi
(achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah
seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan
berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan
sendiri dengan penuh rasa rasa tanggung jawab.

4. Media Masa

Media masa merupakan sarana dalam proses sosialisasi karena media


banyak memberikan informasi yang dapat menambah wawasan untuk memahami
keberadaan manusia dan berbagai permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.

11
Yang termasuk kelompok media massa disini adalah media cetak (surat kabar,
majalah,tabloid),media elektronik (radio, televisi,video,film).Besarnya pengaruh
media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
(Sedana Suci et al., 2020)

1.3. Perkembangan Kepribadian


Perekembangan kepribadian terbagi menjadi berapa pendapat dari bebrapa tokoh
yaitu:

1. Charles Harton Calle

Terdapat tiga unsur dalam looking-glass self (cermin diri): Pertama Anda
membayangkan bagaimana Anda nampak bagi mereka di sekeliling kita. Sebagai
contoh, kita dapat berpikir bahwa orang lain menganggap Anda sebagai seorang
peramah atau pemarah. Kedua Anda menafsirkan reaksi orang lain. Anda menarik
kesimpulan bagaimana orang lain mengevaluasi Anda. Apakah mereka me-
nyukai Anda karena Anda seorang peramah?. Ketiga Anda mengembangkan suatu
konsep-diri (self-concept). Cara Anda menginterpretasikan reaksi orang lain
terhdapa Anda memberikan Anda perasaan dan ide mengenai diri Anda sendiri.
Suatu releksi yang menyenangkan dalam cermin diri sosial ini mengarah pada
suatu konsep-diri yang positif; suatu releksi negatif mengarah ke suatu konsep-diri
negatif.

2. Mead: Tahapan Perkembangan Diri

Pengembangan diri manusia berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu tahap


prepatory atau tahap play stage, tahap pertandingan (game stage), dan tahap the
generalized other.

3. Freud: Tiga Unsur Diri Sigmund

Freud melihat tiga unsur dalam diri, yaitu pertama id (naluriah) adalah pusat nafsu
dorongan yang yang bersifat naluriah dan asosial, rakus dan antisosial, super- ego
(tuntutan masyarakat), yaitu unsur diri yang bersifat sosial dan merupakan
kompleks dari cita-cita dan nilai-nilai sosial yang dihayati seseorang dan

12
membentuk hati nurani (conscience). dan ego( penyeimbang) adalah unsur diri
yang bersifat sadar dan rasional .

1.4. Tujian sosialisasi


tujuan dari sosialisasi adalah :

1. Membekali seseorang dengan seperangkat nilai dan norma agar sikap dan
perilakunya sesuai dengan harapan masyarakat

2. Memberikan latihan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk berinteraksi


dengan sesamaa dan lingkungannya

3. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan semua


pihak dan melakukan mobilitas sosial

4. Melatih seseorang agar mampu mengendalikan fungsi-fungsi organiknya dan


kepentingannya agar sikap dan perilakunya tidak menyimpang dari tata nilai dan
norma (Dr.Zaitun M.Ag, 2016).

1.5. Sosialisasi sepanjang hidup


Sosialisasi sepanjang siklus hidup menurut Erik H. Erikson sosialisasi terbagi
mejadi delapan siklus dalam kehidupan manusia yaitu masa bayi (samapai 1
tahun) pada masa ini seorang individu mengalami krisis indentitas yaitu
kepercayaan dasar dan kecuringaan dasar. Masa kanak-kanak awal (2-3 tahun)
seorang individu menghadapi krisis identitas antara otonomi versus rasa bimbang
dan malu. Masa bermain (4-5 tahun) seorang individu mengalami krisis
identitasantara inisiatif versus rasa bersalah (guilt). Anak- anak mulai berani
mengembangkan daya inisiatif ,mempertimbangkan dengan mengikuti dituntun
oleh suara hati dan anak akan merasa bersalah bila tidak mencapainya. Masa
sekolah (6-10 tahun) seorang individu harus mengatasi krisis identitas antara
kerajinan dan rasa rendah diri. Masa remaja (12-18 tahun) orang harus
menyelesaikan krisis indentitas antara penemuan identitas atau kebingungan
identitas, melakuakan interaksi dengan oarang lain yaitu teman sebaya. Pada masa
dewasa (19-35) Orang dewasa harus menyelesaikan krisis identitas antara kein-
timan dan isolasi siap untuk melagami keintiman dan ketikdaksekawanan. Masa
paruh baya (36-50) orang mengalami krisis identitas yang harus diselesaikan

13
antara generativitas dan keasyikan dengan diri sendiri. Usia tua (50 tahunke atas)
Orangtua harus menyelesaikan krisis identitas yang mereka hadapi antara
integritas dan keputusasaan.

B. Gejala- Gejala Sosialisasi


Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi diantara dan oleh
manusia ,baik secra individu maupun secara kelompok. Gejala sosial dat terjadi
berbagai dan masalah sosial. Gejala sosial meliputi nilai- nilai sosial dan moral

1.1 Klarifikasi gejala ekonomi menurut masalahnya

Berdasarkan sumber permasalahannya diklarifikasi menjadi beberapa aspek:


gejala ekonomi gejala politik, dan gejala budaya

a.Gejala sosial akibat akibat masalah ekonomi

Gejala sosial akibat masalah ekonomi terjadi akibat banyak orang yang tidak
mampu untuk memenuhi kbetuhan akibat terhimpit masalah ekonomi contoh dari
gejala sosial akibat ekonomi antara lain yaitu kemiskinan dan pengangguran.

b. Gejala sosial akibat aspek politik

Gejala sosial akibat masalah politik adalah masalah sosial yang terjadi akibat
kebijakan politik dan biasanya melibatkan para penjabat politik, contohnya
tindakan korupsi.

c. Gejala sosial akibat aspek kebudayaan

Gejala sosial akibat masalah kebudayaan adalah masalah sosial yang terjadi
karena masalah kebudyaan. Gejala sosial ini yang paling sering muncul di
masyarakat karena lingkup permasalahanya yang cukup luas. Contohnya
kejahatan dan kriminalyang timbul di tengah masyarakat , perceraiaan, kenakalan
remaja, dan konflik rasial dan keberagaman.

d. Gejala sosial akibat aspek psikologis

14
Gejala sosial yang terjadi akibat masalah psikologis yaitu penyimpangan atau
psiksis yan tergangu . contohnya penyimpanga seksual ,penyimpangan agama,
munculnya raja-raja baru (mengakui diri sebagai raja).

e. Gejala sosial akibat aspek lingkungan alam

Gejala sosila yang terjadi akibat apek lingkungan alam yaitu seperti wabah
penyakit menular dan gejala alam lainya.

1.2 Faktor penyebab gejala sosial

Gejala sosial disebabakan oleh dua faktor yaitu: Pertama faktor kultural, faktor
yang terjadi akibat adanya pertumbuhan dan perkembangan suatu nilainilai di
masyarakat. Kedua faktor sruktural Faktor yang terjadi akibat adanya suatu
keadaaan yang memengaruhisuatu pola tertentu . hubungan yang terjadi antara
individu terhadap kelompok di lingkungan masyarakat.

1.3 Karakteristik gejala sosial

Gejala sosial memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: Pertama


Bersifat kompleks (rumit) Gejala sosial besiafat kompleks atau rumit kareana
didalamnya terhubung berbagai faktor, antara lain faktor ekonomi,
sosial,budaya ,psikologis, politik dan agama. Kedua beraneka ragam gejala sosial
memiliki keberagaman serta setiap keberagaman memiliki sifat karakteristik
tersendiri, satu dengan lain sangat berbeda walaupun terdapat hubungan antara
berbagai gejala tersebut contohnya gejala sosial akibat salah satu aspek tidak akan
sama dengan apek lain. Ketiga tidak bersifat universal gejala sosial tidak
universal karena hanya dipengaruhi oleh suatu kondisi sosial atau budaya
masyarakat tertentu. Gejala sosial yang terjadi disuatu wilayah belum terjadi
diwilayah lainnya. Keempat bersifat dinamis gejala sosial bersifat dinamis
mengacu pada prilaku masyarakat yang berubah-ubah ( dinamis) yang berakibat
pada gejala sosial yang timbul pun menjadi cepat berubah. Contohnya suatu tren
berpakaian yang terjadi dimasyarakat yang seringkali berubah mengikuti zaman.
Kelima bersifat konseptual gejala sosial bersifat konseptual adalah gejala sosial
yang memperhatikan situasi yang ada sekelilingnya meliputi tradisi, kebiasaan,

15
norma yang berlaku, serta kondisi kondisi sekarang. Keenam sulit diprediksi
gejala sosial sulit diprediksi kerena bersifat kompleks, abtrak, dinamis, dan
kontektual namun dapat di atasi dengan adanya kerja sama dari seluruh lapisan
masyarakat.

1.4 Dampak dari gejala sosial

a. Dampak positif
Dampak positif dari gejal sosial yaitu: 1.Menimbulkan munculnya norma baru
dan nilai yang baru gejala sosial bisa mejadi penanda bahwa ada nilai dan norma
yang tidak lagi relevan atau ketinggalan zaman. Nialai dan norma tersebut tidak
lagi menjawab kebutuhan atau tidak kontektual didalam masyarakat sehingga
dapat muncul nilai dan norma baru. 2. Adaya upanya menwujudkan kesetaraan
gender Adanya kesadaran bahwa laki-laki perempuan memiliki hak yang sama ini
menjadi petanda yang baik sehingga tidak ada lagi ketimpangan judgement oleh
lingkungan tehadap gender tertentu. 3. Adanya diferensiasi sruktural Yaitu
mengaju pad berekembnagya lembanga-lembanga sosial baru akibat kebutuhan
masyarakat yang semakin kompleks untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Contonya e-comemerce transaksi ekonomi dengan bentuk baru. 4.Tingkat
pendidikan formal semakin tinggi dan merata Gejala sosial yang berhasil diatasi
akan membawa pemahaman bahwa “pendidikan itu penting”. Akibatnya,
masyarakat akan lebih aware terhadap pendidikan dan berusaha untuk
mendapatkan akses pendidikan, khususnya pendidikan formal, yang lebih baik
lagi. 5. Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi Seiring
dengan meningkatnya kebutuhan akan pendidikan, munculnya berbagai penelitian
ilmiah terkait gejala sosial yang telah terjadi semakin menyadarkan masyarakat
terhadap pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) demi
meningkatkan berbagai penemuan, mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi di
tengah masyarakat melalui penelitian sosial, untuk meningkatkan taraf hidup. 6.
Berkembangnya industrialisasi Ketika masyarakat sudah mendapatkan pendidikan
yang baik, produktivitas masyarakat pun akan meningkat dengan sendirinya. Hal
ini mengakibatkan industri-industri semakin berkembang menjadi lebih baik. 7.
Kesadaran politik semakin tinggi Masyarakat yang terdidik umumnya

16
akan menyadari pentingnya kontribusi setiap individu dalam praktek politik.
Tingginya kesadaran politik ini ditandai dengan meningkatnya partisipasi dalam
politik praktis.8. Perlindungan terhadap kebebasan dalam kehidupan beragama
Gejala sosial memberi pelajaran pada masyarakat akan pentingnya hidup
berdampingan dan menghormati keanekaragaman. Dengan begitu, diharapkan
akan munculnya kerukunan antar umat beragama yang berujung pada terwujudnya
kebebasan beragama secara hakiki.

b. Dampak negatif
Selain dampak positif, gejala sosial juga dapat memberikan beberapa dampak
negatif di tengah masyarakat, antara lain sebagai berikut: 1. Terjadi kerusakan
alam di berbagai wilayah gejala sosial dapat menimbulkan kekacauan
dimasyarakat. Hal ini dapat mengakibatkan banyak warga yang mengambil
sumber daya dari alam secara berlebihan, atau bahkan dengan sengaja merusak
alam. Contohnya seperti yang baru-baru ini terjadi, banyak kebun pohon pisang
yang rusak di beberapa wilayah akibat ulah remaja-remaja di berbagai wilayah
yang mengikuti video viral memukul pohon pisang sampai tumbang. 2. Terjadi
penyimpangan sosial di tengah masyarakat gejala sosial dapat menimbulkan
terjadinya perilaku menyimpang atau biasa disebut juga sebagai penyimpangan
sosial. Contohnya, tingginya tingkat kemiskinan dapat menyebabkan banyak
kasus pencurian. Selain itu, kurangnya akses terhadap pendidikan dapat
menyebabkan kenakalan remaja dan tindakan asusila. 3. Meningkatnya konflik
yang mengarah kepada kekerasan di tengah masyarakat Konflik sososial  yang
dimaksud disini dapat berupa tawuran, peperangan, perebutan wilayah
kekuasaan, perebutan daerah sumber daya alam, dan sebagainya. Konflik-konflik
sosial ini dapat disebabkan oleh gejala sosial seperti kemiskinan, tingginya tingkat
pengangguran, serta kurangnya SDM dan SDA yang berkualitas di suatu
wilayah.4. Terdapat kesenjangan antarkelas sosial Tingginya tingkat kemiskinan
dapat menyebabkan kesenjangan antarkelas sosial dalam masyarakat.
Kesenjangan antarkelas sosial ini, dapat memicu adanya ketidakrukunan antar
sesama warga, bahkan dapat memicu tindakan kriminal, seperti pencurian. 5.
Meningkatnya kriminalitas di masyarakat Seperti yang sudah dibahas pada poin
sebelumnya, gejala sosial berupa kemiskinan dapat memicu terjadinya

17
kesenjangan antarkelas sosial. Tidak berhenti sampai di situ, kemiskinan juga
dapat memicu terjadinya tindak kriminal di masyarakat, seperti pencurian,
penjambretan, atau bahkan pembunuhan demi mendapatkan warisan.

KESIMPULAN
Pada dasarnya manusia adalah mahkluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri dan saling bergantungan dengan sesama manusia lainya. Sifat
bergantungan ini adalah sifat mendasar yang dimiliki manusia baik dalam segi
psiskis dan sosial-ekonomi. Salah satu hal yang dibutuhkan dan dilakukan adalah
sosialisai,sosialisasi adalah proses atau usaha mentransfer nilai-nilai
kebudayaan,kebiasaan dan aturan dari satu generasi ke generasi lain dalam
sebuah kelompok atau masyarakat. Dapat dipahami bahwa sosialisasi adalah
menurutkan sesuatu yang dianggap norma-norma dari suatu masyrakat ke generasi
penerusnya. Dalam kehidupan bermasyarakat sosialisasi sangat diperlukan oleh
setiap anggota masyarakat. Dengan bersosialisasi anggota masyarakat dapat
memhami tentang masyarakat tersebut. Selain sosialisasi dalam sebuah kelompok
masyarakat ada juga yang disebut dengan gejala-gejala sosial. Gejala-gejala sosial
adalah peristiwa-peristiwayang terjadi oleh manusia baik individu maupun
kelompok. Gejala-gejala sosial adalah fonomena yang terjadi di masyarakat
karena adanya perubahan sosial dimasyarakat. Ada beberapa macam gejala-gejala
sosial diantaranya, gejala sosial religius, gejala sosial, gejala soial ekonomi, gejala
sosial politik, dan gejala sosial hukum. Gejala sosial disebabkan oleh kultural dan
sruktural.

18
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Zaitun M.Ag. (2015). Sosiologi pendidikan: Analisis koprehensif aspek
pendididkan dan proses sosial. Kreasi Edukasi.

Dr.Zaitun M.Ag. (2016). Sosiologi pendidikan :Teori dan Aplikasinya (1 ed.).


Kreasi Edukasi.

Nurdin, A., & Abrori, A. (2019). Mengerti sosiologi:Pengantar memahami


Konsep-konsep sosiologi (1 ed.). CV Idayus.

Sedana Suci, G., Wijoyo, H., & Indrawan, I. (2020). Pengantar sosiologi
pendidikan (I. P. Gelgel (ed.); 1 ed.). CV. Qiara Media.

Soekanto, S. (1982). Sosiologi suatu pengantar.

https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-klasifikasi-dan-karakteristik-
gejala-sosial di akses tanggal 23 Februari 2O22

https://tirto.id/apa-itu-gejala-sosial-contoh-gejala-sosial-macam-dan-
dampaknya-ghNg diakses tanggal 23 Februari 2O22

https://www.ruangguru.copm/blog/dampak-positif-dan-negatif-gejala-sosial
diakses tanggal 23 Februari 2O22

19

Anda mungkin juga menyukai