Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PASAR INFORMASI MASYARAKAT DI MEDIA

SOSIAL TENTANG PENGARUHNYA TERHADAP PUBLIC


TRUST GENERASI Z
( Studi Kasus : Tagar #percumalaporpolisi di Media Sosial )

Dosen Pengampu :

Dr. Dhanurseto Hadiprasada, M.Si

Disusun Oleh :

Ilham Ilyasa ( D1E019057 )

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan zaman telah mengubah banyak hal dalam kehidupan manusia. Salah
satunya adalah perkembangan teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi menjadi
andil besar terhadap terjadinya pertukaran informasi. Dimana, informasi adalah hal
yang paling berharga di zaman sekarang. Semua bisa berkembang, maju dan berubah
adalah berkat informasi. Tidak hanya teknologinya, tetapi kemajuan ini telah
mengubah masyarakat itu sendiri. Dengan adanya teknologi komunikasi, masyarakat
industrial kini telah beralih jauh menjadi masyarakat informasi. Maka ketika berbicara
tentang masyarakat informasi, tidak akan bisa telepas dari generasinya. Yaitu
Generasi Z
Generasi Z adalah generasi digital yang lahir bersama dan fasih menggunakan
internet. Apa yang tercermin dari generasi ini adalah hal – hal yang selalu identik
dengan dunia teknologi khususnya teknologi komunikasi. Walaupun generasi milenial
termasuk bagian di dalam kemajuan ini, akan tetapi, generasi Z dirasa cukup untuk
mendapat predikat generasi digital. Bukan hanya tentang waktunya, tapi adalah
dominasi dan intensitas aktivitas digital dilakukan oleh generasi Z. Artinya sifat
informasi ini sangat penting karena dipengaruhi oleh pengguna atau dominasi
besarnya. Yaitu generasi Z.
Media sosial adalah alat atau media komunikasi canggih yang paling besar
minat dan penggunanya. Perkembangan teknologi 4.0 telah mengubah kehidupan
nyata seolah berpindah kepada kehidupan dunia digital. Dengan fitur, teknologi,
kemampuan dan kemudahan yang diberikan. Akses internet digunakan secara masif
melalui ponsel untuk memenuhi hampir segala kebutuhan hidup ( Ling, 2012 )
termasuk pencarian informasi. Artinya segala aspek kehidupan manusia dibutuhkan
informasi. Informasi adalah hal yang sangat berharga. Apalagi negara adalah ruang
yang menampungnya. Artinya negara juga membutuhkan karena hal ini sangat
penting terhadap jalannya kehidupan bermasyarat dan bernegara yang harmonis,
seimbang dan berkemajuan
Salah satu hal yang paling dibutuhkan oleh negara dan jalannya kehidupan
bermasyarkat adalah kepercayaan publik ( public trust ). Kepercayaan publik adalah
kekuatan yang mempengaruhi apakah negara, kebijakan dan kehidupan
bermasyarakatnya berjalan sesuai dengan apa yang telah dibangun dan direncanakan.
Hal ini penting untuk menjadi perhatian semua. Berkaitan dengan informasi, publik
trust yang terbangun dan dibangun tidak akan terlepas dari sifat informasi yang
dibangun pula. Akan tetapi, sifat informasi di zaman sekarang sangatlah tidak
terbendung. Artinya sifat informasi yang belum tentu mampu dikendalikan ini mampu
mempengaruhi semuanya termasuk kepercayaan publik. Terutama adalah generasi
pembaharu atau generasi muda , generasi digital atau generasi Z. Informasi yang
dikonsumsi sangatlah besar dan tidak terbendung.
Oleh karena itu, saya memilih “Analisis Pasar Informasi Masyarakat Di
Media Sosial Tentang Pengaruhnya Terhadap Public Trust Generasi Z “ sebagai
judul penelitian saya dengan indikator viral dan ramainya tagar #percumalaporpolisi
di media sosial karena penelitian sangat relevan dengan sifat dan perkembangan
informasi yang didominasi dari media sosial dan pengaruhnya terhadap jalannya
kehdiupan negara dan masyarakat.

2.1 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Media bekerja sebagai pasar informasi masyarakat dalam
memberikan pengaruhnya di kehidupan bermasyarakat dan bernegara ?
2. Bagaimana keterkaitan antara generasi Z dalam peranannya terhadap pasar
informasi ?
3. Bagaimana pengaruh pasar informasi masyarakat terhadap tingkat kepercayaan
publik pada generasi Z ?

3.1 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan ,menganalisis, serta memaparkan tentang
bagaimana Media bekerja sebagai pasar informasi masyarakat dalam memberikan
pengaruhnya di kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan , menganalisis, serta memaparkan tentang
keterkaitan antara generasi Z dalam peranannya terhadap pasar informasi.
3. Untuk mengetahui, mendeskripsikan , menganalisis, serta memaparkan tentang
pengaruh pasar informasi masyarakat terhadap tingkat kepercayaan publik pada
generasi Z.
4.1 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, yang menjadi manfaat dari penelitian
ini adalah
a) Manfaat teoritis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan khazanah baru,
wawasan, pengetahuan atau referensi pada siapapun yang nantinya dapat
dijadikan bahan penelitian lebih lanjut.
b) Manfaat praktis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan khazanah yang ada yang menjadi
landasan dan referensi pemerintah, peneliti dalam melihat, menganalisis , meneliti
dan menerapkan kebijakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
No Judul Peneliti Metode Kontribusi Hasil
Penelitian
1. Tingkat Stefiani Kualitatif Sebagai (terlampir)
Kepercayaan Emasurya bahan acuan
Generasi Z Indrajaya-Lukki dan landasan
Terhadap Berita Lukitawati dalam
Infografis dan
melakukan
Berita Ringkas di
Media Sosial
penelitian
lebih lanjut
2.1 Landasan Teori

2.1 .1 Teori Agenda Setting dan Framing Media Relations


Agenda setting adalah menciptakan awareness ( kesadaran masyarakat )
dengan menekankan sebuah isu yang dianggap paling penting untuk dilihat,
didengar, dibaca, dan dipercaya di media. Sedangkan framing adalah bagaimana
media menempatkan sebuah berita dan memberikannya makna tertentu.
Fungsi Media Sosial

Media sosial adalah salah satu contoh dari sebuah media berbasis online
dengan memiliki banyak pengguna yang tersebar hingga ke seluruh penjuru dunia.
Media sosial umumnya dimanfaatkan untuk saling berbagi dan berpartisipasi. Tak
jarang, media sosial juga digunakan sebagai sarana untuk melakukan interaksi
sosial. Hal ini dikarenakan kemudahan dalam mengakses sosial media yang dapat
dilakukan kapan pun dan dimana pun. Selain pernyataan diatas, berikut adalah
beberapa fungsi media sosial lainnya (Tenia, 2017) :
1. Mencari berita,
2. Mendapatkan hiburan
3. Komunikasi online
4. Menggerakan masyarakat
5.Sarana berbagi
2.1.2 Terpaan Media
Terpaan media adalah intensitas keadaan dimana khalayak terkena atau
terpapar oleh pesan-pesan yang disebarkan melalui suatu media (Effendy, 1990).
Terpaan dari suatu media mampu memberikan dampak yang dalam bagi
penontonnya. Adanya pesan-pesan yang bersifat persuasif yang terlah disajikan
sedemikian rupa dapat memicu terjadinya perubahan perilaku, sikap, pandangan
maupun persepsi.

2.1.3 Efek Media Terhadap Perilaku


Media secara perlahan dapat membentuk pandangan ataupun opini seseorang
tentang pribadinya sendiri dan juga bagaimana cara menghadapi kehidupan setiap
harinya. Adapun aspek kognitif, afektif dan juga konatif menurut (Effendy, 2003) :
1. Efek kognitif, efek ini berhubungan dengan pikiran atau penalaran seseorang,
sehingga yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti dan yang tadinya
bingung akhirnya menjadi jelas.
2. Efek afektif, efek ini berhubungan dengan perasaan.
3. Efek konatif. Efek ini berhubungan dengan niat, tekad, upaya dan usaha yang
cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak langsung
timbul akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan
efek afektif.

Generasi Z memiliki kesadaran kolektif yang tinggi (Swanzen, 2018) sehingga


mereka membaca berita politik selama masa kampanye bukan semata-mata untuk
menjaga eksistensi diri, tetapi sadar akan kebutuhan informasi sebagai pemilih
pemula harus mendapatkan identifikasi politik yang tepat pada saat melakukan
pemilu. Identifikasi politik mendapatkan pengaruh multidimensi seperti kondisi
psikologis, fisiologis/biologis, genetik, struktur neurokognitif, dan perbedaan
pemrosesan informasi politik. Kognisi, emosi, dan tingkah laku manusia diturunkan
dari sistem motivasi the appetitive dan the aversive.
The appetitive menjelaskan konsumsi informasi; sedangkan the aversive
menjelaskan reaksi dan tingkah laku yang dihasilkan pada situasi tertentu dengan
tingkat risiko tertentu pula (Vrana, Spence, & Lang, 1988). Konsumsi media tidak
dapat memprediksi secara langsung tingkat laku politik individu, tetapi tingkah laku
politik individu dapat menjadi bahan prediksi cara pandang politik individu.
Individu dengan tingkat ideologi politik lemah hingga sedang tidak mudah
dipengaruhi oleh bias negatif politik (Keene, Shoenberger, Berke, & Bolls, 2017).
Oleh karena itu, penting bagi generasi Z dengan ideologipolitik pemula untuk
mengonsumsi berita politik yang tepat agar menunjukkan tingkah laku yang
sepatutnya.
Berkaitan dengan teori yang digunakan, disini media mempunyai peran yang
kuat terhadap fungsi pembangun opini. Sehingga kepercayaan publik mudah
terbentuk di dalam masyarakat. Agenda setting menempatkan media mempunyai
kekuatan terhadap informasi dan isu yang dibangun. Ketika media fokus pada suatu
isu, maka akan menjadi perhatian publik atau masyarakat. Sebaliknya, yang menjadi
perhatian dan fokus dalam penelitian ini adalah tentang yang menjadi tuntutan pasar
informasi masyarakat, maka itulah yang akan mendominasi media.
Kasus kekerasan seksual yang ramai di twitter patut menjadi fokus bahasan
yang dapat digali untuk memberi informasi mengenai public trust khususnya pada
generasi Z yang mendominasi. Munculnya tagar atau hastag #percumalaporpolisi
adalah bukti bahwa sifat informasi membangun kepercayaan publik. Publik menilai,
melihat dan memberikan atas representasinya berdasarkan pengalaman yang
dialaminya.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Penggunaan metode ini dengan alasan bahwa fokus dalam penelitian
ini adalah analisi pasar informasi masyarakat tentang pengaruhnya terhadap tingkat
kepercayaan masyarakat ( public trust ) yaitu dengan indikitaor pada studi kasus viral
dan ramainya media sosial dengan tagar #percumalaporpolisi.
Pendekatan fenomenologi bertujuan untuk menggambarkan makna dari
pengalaman hidup yang dialami oleh beberapa individu, tentang konsep atau
fenomena tertentu, dengan mengeksplorasi struktur kesadaran manusia. Jadi disini
peneliti ingin mengetahui makna dari pengalaman yang dialami oleh masyarakat
khusunya generasi z dalam memandang suatu informasi baru – baru ini sehingga
terciptalah penilaian yang mempengaruhi kepercayaan publik terhadap polisi.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi kualitatif merupakan melihat, memperhatikan, dan mengamati
perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian yang didalamnya
peneliti langsung turun ke lapangan (Creswell, 2012).
Observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan melakukan pengamatan di
media sosial khusunya twitter dan instagram dengan memperhatikan fakta – fakta
yang diperoleh oleh media kredibel dan terpercaya. Selain itu, juga dibutuhkan
pengamatan dan data terhadap rekasi publik secara umum terhadap tagar
#PercumaLaporPolisi. Dimana peneliti memperhatikan respon-respon yang
mereka berikan dan mencatat perilaku-perilaku yang relevan dengan tema
penelitian.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah wawancara dengan pedoman
umum yang dimana peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara yang sangat
umum dengan mencantumkan topik yang ingin diteliti yaitu wawancara dengan
pengguna aktif media sosial twitter. Tentunya pengguna aktif adalah orang yang
mengikuti kasus ini.
Wawancara akan dilakukan secara informal, interaktif, dan melalui pertanyaan
dari jawaban yang terbuka. Walaupun pada awalnya peneliti mempersiapkan
daftar pertanyaan, pada pelaksanaannya tidak kaku dan mengikuti daftar
pertanyaan yang telah dibuat. Wawancara mengalir sesuai dengan respon atau
jawaban responden. Hal terpenting adalah dapat menggali semua data yang dicari.
3. Studi literatur
Untuk menunjang dalam mencari informasi pada penelitan ini, peneliti
membutuhkan bahan literatur tambahan untuk dibaca, dipelajari serta mengkaji
literatur tersebut atas keterkaitan tema yang peneliti angkat

3.3 Teknik Analisis Data


a) Pengumpulan Data (Data Collection)
Pengumpulan data merupakan bagian dari kegiatan analisis data. Kegiatan
pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara,
observasi,dan studi literatur.
b) Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, dengan mengunakan
penyerderhanaan data yang dituli di lapangan. Reduksi dilakukan sejak
pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, menulis memo dan
menyisihkan data yang tidak relevan.
c) Display Data
Display data adalah pendeskripsian sekumpulan data yang dengan menarik
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam
bentuk teks naratif.
3.4 Validitas Data
Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif. Karena itu
kebenaran data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Kebenaran data
membuat kepercayaan ini dapat tercapai. Penelitian ini melakukan triangulasi data
agar mendapatkan kebenaran data. Triangulasi data pada merupakan pendekatan
multi-metode yang dilakukan oleh peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis
data. Agar fenomena yang diteliti dapat dipahami dan diperoleh kebenaranya dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA
Chaterine Narda, Rahel. (2021). Pemerintah Diminta Respons Tagar #PercumaLaporPolisi,
Antisipasi Erosi Kepercayaan Publik. Kompas.com

McCombs. L.Shaw. The Agenda Setting Function Of the Agenda Media : mengutip dalam
Lattimore & Baskin , 2004:57

Effendy. ( 1990 ). Terpaan media dan dampak yang dalam bagi penontonnya

Vrana, Sp, Lang. ( 1988 ). The appetitive konsumsi informasi; the aversive menjelaskan
reaksi dan tingkah laku

Leung, D. K., Sze, C. T., & Yee, M. M. (2011). Internet Social Movement Media (Hong
Kong). In J. D. Downing, Encyclopedia of Social Movement Media (pp. 283-287).
Thousand Oaks, CA: SAGE

Huang, Y. (2014). Review of A Social Strategy: How We Profit From Social Media.
Journalism & Mass Communication Quarterly, 1043.

Anda mungkin juga menyukai