akan mempresentasikan review jurnal yang saya kaji dengan judul “Dairy
wastewater treatment with bio-electricity generation using dual chambered
membrane-less microbial fuel cell”
SLIDE 2 = Pada jurnal ini membahas tentang pengembangan Microbial Fuell Cell
dengan menggunakan substrat air limbah susu. Regenerasi air limbah susu ini salah
satu kemungkinan terbesar di negara-negara seperti India yang sedang berkembang
menuju pemanfaatan sumber energi baru dari air limbah susu.
SLIDE 3 = Dalam penelitian ini dikaji bahwa sel bahan bakar pada MFC dapat
diterapkan untuk pengolahan aliran limbah cair dan juga untuk pembangkit listrik.
Berbagai limbah organik kompleks dan biomassa terbarukan memberikan MFC
keuntungan yang signifikan atas sel bahan bakar kimia yang hanya dapat
memanfaatkan bahan bakar reaktif murni (ex. hidrogen).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji desain baru Dual Chambered
Microbial Fuel Cell (DC-MFC) untuk pengolahan air limbah susu dan pembangkit
bio-listrik. Persentase pengurangan Chemical Oxygen Demand (COD) dan
Biochemical Oxygen Demand (BOD) yang lebih tinggi dan pembangkit listrik yang
signifikan menggunakan MFC dapat dicapai.
SLIDE 4 = Menipisnya sumber daya energi yang disebabkan oleh industrialisasi yang
cepat telah membuat sistem manajemen polusi dengan peran ganda tidak hanya
mengolah air limbah tetapi juga pemulihan energi yang berharga dari air limbah
Maka dibuatlah desain, fabrikasi, dan pengujian sel bahan bakar mikroba dua
bilik (DC-MFC) menggunakan bahan yang tersedia secara lokal dan air limbah susu.
Ruang anoda dan katoda dipisahkan oleh pelat kaca plexi-glass akrilik
berlubang yang diisi dengan glass wool dan manik-manik kaca sebagai media filter
yang memungkinkan aliran efluen dari anoda ke kompartemen katoda. Juga
membantu dalam pertukaran ion dari anoda ke ruang katoda.
SLIDE 6 = DC-MFC dibuat dengan bahan akrilik setebal 6 mm dengan kapasitas 2,5
L. Elektroda Stainless steel dan elektroda Tembaga dioptimalkan.
dibuat dan diuji sangat efisien dalam mengolah air limbah susu. Penyisihan COD
tertinggi yang dicapai adalah 92,2% untuk elektroda tembaga pada siklus 2 dan
88,3% untuk elektroda stainless steel pada siklus 4. Penyisihan BOD tertinggi yang
dicapai adalah 88,02% untuk elektroda tembaga pada siklus 2 dan 85,1% untuk
elektroda stainless steel pada siklus 4. Selanjutnya, efisiensi pengurangan TDS
sebesar 76,3% untuk elektroda tembaga pada siklus 2 dan 74,6% untuk elektroda
stainless steel pada siklus 4. Tingkat efisiensi elektroda yang maksimal terjadi pada
elektroda tembaga dibandingkan dengan elektroda stainless steel di kedua siklus.
Sedangkan biolistrik juga signifikan selama pengolahan air limbah susu yaitu
sebesar 644 mV.