p3k 170131030030
p3k 170131030030
Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit
ataupun cedera (kecelakaan) yang memerlukan penanganan
medis dasar.
Medis Dasar
Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang
dimiliki oleh orang awam atau orang awam yang terlatih
secara khusus.
Dasar Hukum
Dasar
Dasarhukum
hukummengenai
mengenaipertolongan
pertolonganpertama
pertamabelum
belumdiatur
diatur
secara
secarakhusus,
khusus,namun
namunumumnya
umumnyamerujuk
merujukpasal
pasal531
531KUHP
KUHPyang
yang
menyebutkan
menyebutkanbahwa
bahwa::
““Barangsiapa
Barangsiapamenyaksikan
menyaksikansendiri
sendiriadaadaorang
orangdi didalam
dalamkeadaan
keadaanbahaya
bahayamaut,
maut,lalai
lalai
memberikan
memberikanatauataumengadakan
mengadakanpertolongan
pertolongankepadanya
kepadanyasedang
sedangpertolongan
pertolonganitu itudapat
dapat
diberikannya
diberikannyaatau
ataudiadakannya
diadakannyadengan
dengantidak
tidakakan
akanmenguatirkan,
menguatirkan,bahwa
bahwaiaiasendiri
sendiri
atau
atauorang
oranglain
lainakan
akankena
kenabahaya,
bahaya,dihukum
dihukumkurungan
kurunganselama-lamanya
selama-lamanyatiga
tigabulan
bulanatau
atau
denda
dendasebanyak-banyaknya
sebanyak-banyaknyaRp. Rp.4.500,-.
4.500,-.Jika
Jikaorang
orangyang
yangperlu
perluditolong
ditolongitu
itumati,
mati,
diancam
diancamdengan
dengan: :KUHP
KUHP45,45,165,
165,187,
187,304s,
304s,478,
478,535,
535,566
566““
Tujuan
A. Penilaian Keadaan
1. Bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang kejadian
kecelakaan.
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung
ataupun mendukung pelaksanaan pertolongan pertama.
3. Menilai mengenai bahaya lain yang dapat terjadi baik terhadap
penderita, penolong maupun orang lain di sekitar tempat
kejadian.
4. Pada tahap ini penolong juga perlu melakukan langkah-langkah
pengamanan lokasi, penderita, diri sendiri maupun orang lain di
tempat kejadian. Selain hal tersebut penolong juga menilai
bantuan apa saja yang diperlukan jika dianggap perlu dan
memungkinkan.
Pemeriksaan
Pemeriksaan
C. Pemeriksaan Fisik
1. Perubahan Bentuk.
2. Luka Terbuka.
3. Nyeri Tekan.
4. Bengkak.
5. Lainnya :
Suhu Tubuh : 37 derajat Celcius.
Tekanan Darah (normal dewasa :
60/100 mmHg - 90/140 mmHg).
A. Pengertian
Rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh
ruda paksa (trauma) ataupun penyakit.
B. Derajat Berat Perdarahan
Kehilangan darah sebanyak 1000 cc pada manusia dewasa
merupakan hal yang serius, sedangkan pada anak kehilangan 500
cc darah juga merupakan hal yang serius. Pada bayi, kehilangan
150 cc darah dapat mengancam nyawa.
C. Penolong
Gunakan alat pelindung diri untuk mencegah penularan penyakit
melalui kontak dengan darah.
Hindari menyentuh mulut, hidung, mata dan makanan sewaktu
menolong penderita karena dapat menjadikan media penularan
penyakit melalui kontak darah.
Pendarahan
D. Macam Perdarahan
1. Perdarahan Luar : rusaknya pembuluh darah disertai dengan
kerusakan kulit yang memungkinkan darah keluar dari tubuh.
a) Perdarahan Arteri : pembuluh nadi keluar menyembur sesuai
dengan denyut pada nadi dan darah berwarna merah terang
karena darah kaya akan oksigen.
b) Perdarahan Vena : ditandai dengan darah yang keluar dari
pembuluh balik (vena) yang berwarna agak gelap.
c) Perdarahan Rambut (Kapiler) : berasal dari pembuluh rambut
(kapiler), dimana darah merembes keluar perlahan. Darah yang
keluar bervariasi antara merah terang ataupun merah gelap.
Umumnya membeku sendiri perlahan.
2. Perdarahan Dalam : penyebab umum perdarahan dalam ialah
benturan keras dengan benda tumpul, terjatuh, ledakan dan
sejenisnya. Perdarahan di bawah kulit dan dapat beresiko tinggi.
Pendarahan
D. Macam Perdarahan
Tanda-tanda :
Cedera ataupun memar disertai nyeri dan pembengkakan.
Muntah darah, batuk darah, berak darah, kencing disertai darah,
keluar darah atau cairan dari hidung atau telinga baik berupa darah
segar maupun darah hitam seperti kopi.
Pendarahan
E. Penanganan Perdarahan
1. Perdarahan Luar
a) Tekanan Langsung : Menekan bagian yang berdarah tepat di atas
luka, umumnya perdarahan akan berhenti 5 - 15 menit
kemudian. Beri pembalut tekan untuk menghentikan
perdarahan.
b) Elevasi : meninggikan daerah luka lebih tinggi dari jantung
disertai dengan teknik penekanan langsung di atas. Berguna
untuk memperlambat perdarahan. Untuk luka di anggota gerak.
c) Titik tekan : menekan pembuluh nadi di atas daerah yang
mengalami perdarahan. Terdapat 2 (dua) titik tekan yaitu nadi
brakialis (pembuluh nadi di lengan atas) dan nadi femoralis
(pembuluh nadi di lipat paha).
d) Cara lain :
Immobilisasi dengan atau tanpa pembidaian.
Kompres dingin.
Torniket.
Pendarahan
2. Perdarahan Dalam
a) Baringkan penderita.
b) Jangan memberikan makanan ataupun minuman pada
penderita.
c) Berikan oksigen bila ada.
d) Rawat sebagai syok.
Cedera sistem otot & rangka
b)
b) Jenis-Jenis
Jenis-JenisPatah
PatahTulang.
Tulang.
Patah
Patah Tulang
Tulang Terbuka
Terbuka :: ditandai
ditandai dengan
dengan adanya
adanya luka
luka di
di
permukaan
permukaankulit
kulitdidiatas/dekat
atas/dekatbagian
bagiantulang
tulangyang
yangpatah
patahsehingga
sehingga
bagian
bagian tulang
tulang yang
yang patah
patah berhubungan
berhubungan langsung
langsung dengan
dengan udara,
udara,
akan
akan tetapi
tetapi patahan
patahan tulang
tulang tidak
tidak selalu
selalu terlihat
terlihat menonjol
menonjol keluar.
keluar.
Patah
Patah tulang
tulang terbuka
terbuka memerlukan
memerlukan pertolongan
pertolongan lebihlebih cepat
cepat
dikarenakan
dikarenakan adanya
adanya resiko
resiko perdarahan
perdarahan sertaserta kemungkinan
kemungkinan
terjadinya
terjadinyainfeksi
infeksilebih
lebihbesar
besarkarena
karenaterpapar
terpaparlingkungan.
lingkungan.
Patah
Patah Tulang
Tulang Tertutup
Tertutup :: permukaan
permukaankulit kulitdi
didekat
dekatdaerah
daerah
patahan
patahanmasih
masihutuh
utuhsehingga
sehinggapatahan
patahantulang
tulangtidak
tidakberhubungan
berhubungan
dengan
dengankontak
kontakudara
udaraluar.
luar.
2.
2. Urai/Cerai
Urai/CeraiSendi
Sendi(Dislokasi).
(Dislokasi).
Keluarnya
Keluarnya kepala
kepala sendi
sendi dari
dari mangkok
mangkok sendi
sendi atau
atau keluarnya
keluarnya ujung
ujung
tulang
tulang dari
dari sendinya
sendinya yang
yang bisa
bisa diakibatkan
diakibatkan karena
karena sendi
sendi yang
yang
teregang
teregang melebihi
melebihi batas
batas normal
normal sehingga
sehingga kedua
kedua ujung
ujung tulang
tulang
persendian
persendian terpisah
terpisah tidak
tidak pada
pada tempatnya.
tempatnya. Jaringan
Jaringan ikat
ikat sendi
sendi
tertarik
tertarik dan
dan kemungkinan
kemungkinan sampai
sampai terobek.
terobek. Tanda-tandanya
Tanda-tandanya hampir
hampir
sama
sama dengan
dengan tanda-tanda
tanda-tanda patah
patah tulang
tulang di
di atas,
atas, namun
namun lokasinya
lokasinya di
di
daerah persendian secara khusus.
Cedera sistem otot & rangka
3. Terkilir/Keseleo.
a) Terkilir Sendi (Sprain) : robek/putusnya jaringan ikat sekitar
sendi karena sendi teregang melebihi batas normal yang bisa
disebabkan karena salah gerakan atau pun terpeleset. Gejala dan
tanda terkilir sendi antara lain : nyeri, bengkak dan warna kulit
merah kebiruan di sekitar persendian.
b) Terkilir Otot (Strain) : robek/putusnya jaringan otot pada
bagian tendon (ekor otot) karena otot teregang melebihi batas
normal. Cedera ini umumnya terjadi karena pembebanan secara
tiba-tiba pada otot tertentu. Bisa juga terjadi karena
pembebanan berat tanpa pemanasan otot terlebih dahulu
ataupun pemanasan dengan gerakan yang salah dan teregang
melebihi batas normal. Tanda-tanda terkilir otot antara lain :
nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu, nyri
menyebar keluar disertai kejang dan kaku (kaku otot) dan
bengkak pada daerah cedera.
Cedera sistem otot & rangka
1. Bidai Keras.
Secara umum terbuat dari bahan yang keras dan kaku. Bahan yang sering
dipakai ialah kayu, aluminium, karton, plastik ataupun bahan lain yang kuat.
Contoh : bidai kayu, bidai dan bidai vakum.
2. Bidai yang dapat dibentuk.
Bidai yang dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi sesuai dengan
daerah cedera. Contoh : bidai vakum, bantal, selimut, karton dan kawat.
3. Bidai Traksi.
Bidai bentuk jadi yang bervariasi tergantung dari pembuatannya. Umumnya
digunakan oleh tenaga ahli (khusus) dan dipakai untuk patah tulang paha.
Tujuannya ialah untuk menjaga kelurusan dari tulang yang patah.
4. Bidai Gendongan/Bebat.
Umumnya menggunakan pembalut mitela (pembalut segi tiga). Menggunakan
prinsip memanfaatkan tubuh penderita untuk menghentikan pergerakan pada
daerah cedera. Merupakan bidai yang sering digunakan untuk cedera anggota
gerak bagian atas. Contoh : bidai gendongan lengan.
Luka bakar
A. Pengertian
Semua cedera yang terjadi akibat paparan terhadap suhu yang tinggi.
A. Penyebab
1. Thermal (suhu di atas 60 derajat Celcius).
2. Kontak Bahan Kimia (asam kuat).
3. Teraliri Listrik Tegangan/Arus Tinggi.
4. Radiasi.
Luka bakar tingkat yang lebih tinggi selalu dikelilingi oleh luka
bakar tingkat lebih rendah di sekitarnya
Luka bakar
2. Pernafasan.
Gangguan pernafasan ataupun pernafasan.
Kulit kebiruan.
Nafas berbau.
Batuk ataupun suara parau.
Keracunan
3. Kontak / Kulit (Absorsi).
Daerah kontak berwarna kemerahan, nyeri, melepuh dan meluas.
Syok anafilaktik (gejala alergi yang mengancam nyawa yang dapat
menyebabkan penderita tidak sadarkan diri, melebarnya pembuluh darah,
naiknya denyut nadi, menurunnya tekanan darah, menyempitnya saluran
nafas, ruam pada kulit, mual dan anggota gerak yang hangat).
4. Suntikan / Gigitan.
Luka di daerah suntikan ataupun gigitan berupa luka tusuk atau bekas
gigitan.
Nyeri pada daerah sekitar suntikan ataupun gigitan dan kemerahan.
2. Gigitan Ular.
Amankan diri penolong dan tempat kejadian.
Tenangkan penderita.
Lakukan penilaian dini (respon, nafas dan nadi).
Rawat luka serta pasang bidai bila diperlukan.
Pasang (ikat) pembalut elastis pada daerah gigitan.
Jika tidak berbahaya bawa ular yag menggigit untuk identifikasi jenis racun.
Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
Evakuasi korban
Ketiga penolong berlutut di sisi korban yang paling sedikit mengalami cedera.
Penolong pertama menyisipkan satu lengan di bawah leher dan bahu lengan korban,
kemudian lengan satunya disisipkan di bawah punggung korban.
Penolong ke dua menyisipkan lengannya di bawah punggung dan bokong korban.
Penolong ke tiga satu lengan disisipkan di bawah bokong dan lengan satunya di bawah
lutut korban.
Penderita siap diangkat dengan satu aba-aba.
Angkat di atas lutut ketiga penolong secara bersamaan. Jika terdapat tandu, maka
penolong lain menyiapkan tandu di bawah korban kemudian meletakkannya di atas
tandu dengan satu aba-aba.
Jika tidak terdapat tandu maka miringkan korban di atas dada ketiga penolong
kemudian ketiga penolong berdiri bersama-sama dengan satu aba-aba.
Ketiga penolong memindahkan korban
Evakuasi korban
Evakuasi korban