Anda di halaman 1dari 5

PERJANJIAN KERJASAMA TAMBAK BLOK C

DI BIDANG BUDIDAYA UDANG L. VANNAMEI

Perjanjian Kerjasama di Bidang Perikanan Budidaya Udang ini dibuat pada hari Rabu,tanggal... .Satu bulan Mei tahun
duaribu limabelas., oleh dan antara :

1. ....................warga Negara Indonesia, pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP) No...........................................,


bertempat tinggal di ...............................................,, dari dan oleh karenanya berwenang bertindak untuk dan atas
nama Mitra Usaha/pemodal, selanjutnya disebut “PihakPertama”; dan

2. H. IMAM ASY’ARI,Warga Negara Indonesia, petambak, pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP) No . 1807 1909
0968 0002, bertempat tinggal di Dusun IV, RT/RW 008/004 Kelurahan Purworejo, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten
Lampung Timur, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pemilik lahan., selanjutnya disebut “PihakKedua”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut “Para Pihak” dan sendiri-sendiri disebut sebagai “Pihak”.

Para Pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa melalui kemitraan usaha antara kedua belah pihak akan berdampak pada peningkatan produksi dan dapat
meningkatkan skala usaha serta memiliki daya saing yang lebih baik.
2. Ketersediaan saprokan, peralatan, modal dan pelaksanaan Standart Operating Prosedure (SOP) atau cara budidaya
udang yang baik hingga kelancaran pemasaran hasil perikanan budidaya dapat terlaksana dengan baik dan
berkesinambungan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama.
3. Dengan adanya kerjasama maka Pihak Pertama dan Pihak Kedua dapat saling menguatkan dan menguntungkan.

Berdasarkan hal-hal tersebut, Para Pihak dengan ini sepakat dan setuju untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama di
Bidang Perikanan Budidaya Udang Vannamei (“Perjanjian”) dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut:

PENGERTIAN
Pasal 1

1. Perjanjian Kerjasama ini adalah kesepakatan tertulis antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua tentang pengembangan
usaha perikanan budidaya udang melalui pola kerjasama yang saling menguntungkan.
2. Mitra usaha/Pemodal adalah perorangan atau badan usaha yang bergerak di bidang budidaya udang atau lainnya
yang menyediakan dana investasi dan operasional budidaya udang vannamei.
3. Pemilik Lahan adalah Orang yang memiliki lahan tambak secara sah dan didukung oleh dokumen kepemilikan yang
sah.
4. Siklus Budidaya , Hitungan satu siklus budidaya normal yakni persiapan lahan 30 hari ,persiapan air 14 hari, masa
pemeliharaan udang 120 hari, total hari dalam satu siklus yaitu 164 hari.
5. Kuras/Flushing/panen dini adalah kejadian abnormal budidaya atau panen dini sebelum DOC 65 hari (tidak dihitung
satu siklus)

RUANG LINGKUP & POLA KERJASAMA


Pasal 2

Ruang lingkup Perjanjian Kerjasama ini meliputi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan proses budidaya udang berawal
dari:
1. Penyediaan lahan tambak seluas 1,25Ha (6 kolam @ 36 m x 58 m) dan Tandon seluas 0,22 Ha di Dusun IV ,
RT/RW 008/004 Kelurahan Purworejo, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur yang merupakan
tanggung-jawab Pihak Kedua.
2. Perbaikan lahan awal sesuai standar tehnis dan insfrastruktur awal yang memadai merupakan tanggung-jawab
pihak Pertama.
3. Penyedian benur, pakan, bahan keperluan produksi lain, pelaksanaan teknis budidaya hingga pemasaran hasil
produksi/panen udang merupakan tanggung-jawab Pihak Pertama. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan dapat
melibatkan Pihak Kedua.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


Pasal 3

1. Pihak Pertama sebagai berikut:


a. Mengelola seluruh asset usaha produksi budidaya seperti kincir, genset, plastik mulsa dan pompa dll .
b. Memonitor seluruh penggunaan bahan dan material selama produksi budidaya melalui teknisi pendamping.
c. Melakukan pengawasan selama proses produksi budidaya udang vannamei.
d. Mengelola keuangan usaha budidaya udang vannamei
e. Menentukan pembeli dan penjualan hasil budidaya udang vannamei.
f. Bertanggung-jawab dalam kelancaran sistem dan operasional produksi.
g. Melakukan perencanaan dan penyediaan modal kerja operasional produksi.
h. Memberikan bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi serta penjualan hasil budidaya udang vannamei.
i. Mengelola sistem panen dan pasca panen untuk mencapai mutu dan produksi yang optimal.
j. Pihak Pertama menerima semua hasil penjualan udang vannamei
k. Pihak pertama berhak menentukan tenaga kerja baik jumlah, sallary, maupun nama dan posisi kerja

2. Pihak Kedua sebagai berikut:


a. Menjaga keamanan.dan situasi sosial yang kondusif untuk budidaya udang vannamei di lokasi yang telah
disepakati bersama.
b. Mengikuti seluruh arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan tehnis budidaya sesuai dengan SOP Budidaya
selama proses budidaya udang vannamei
c. Selama masa PERJANJIAN tidak memindahtangankan asset yang berhubungan dengan pelaksanaan
budidaya.
d. Pihak KEDUA tidak bisa menghentikan kerjasama secara sepihak pada masa waktu perjanjian ini berjalan

PEMBAGIAN BAGI HASIL, BIAYA KELOLA, DAN BIAYA LAIN


Pasal 4

1. Pembagian bagi hasil adalah berasal dari keuntungan bersih yang diperoleh dari penjualan dikurangi biaya
operasional seperti biaya benur, pakan, BBM, PLN, bahan-bahan lainnya, tenaga kerja, insentif produksi, biaya lain-
lainnya selama operasional budidaya berlangsung, dan biaya penyusutan investasi.
2. Nilai penyusutan investasi pihak Pertama dihitung berdasarkan nilai item aset investasi, atau 4 (empat) siklus pertama,
nilai penyusutan investasi masuk dalam komponen biaya produksi (terlampir) . Apabila ada penambahan aset
budidaya ataupun infrastruktur setelah siklus pertama maka akan dihitung dalam komponen biaya operasional atau
investasi hanya di siklus pertama
3. Porsi bagi hasil untuk pihak KEDUA dari keuntungan bersih adalah 15% selama 6 (enam) siklus pertama yakni
siklus kesatu sampai keenam dan 20% selama 4 (empat) siklus yakni siklus ketuju sampai dengan siklus kesepuluh
4. Apabila dalam waktu perjanjian yang sudah ditentukan dalam usaha budidaya pihak PERTAMA menyatakan
Mengundurkan Diri atau tidak melanjutkan siklus berikutnya karena sesuatu sebab maka tidak ada tuntutan apapun
dari pihak KEDUA kepada pihak PERTAMA
5. Apabila pihak KEDUA memutuskan perjanjian secara sepihak selama masa perjanjian kerjasama maka investasi akan
menjadi milik pihak PERTAMA

EFEKTIF PERJANJIAN DAN JANGKA WAKTU


Pasal 5

1. Perjanjian ini berlaku efektif dan mengikat Para Pihak terhitung sejak tanggal penandatangan Perjanjian ini.
2. Jangka waktu kerjasama yaitu 10 (Sepuluh) siklus, terhitung sejak tebar benur vannamei pertama dan jika akan
diperpanjang maka dibuat Perjanjian Baru, dan Pihak Pertama menjadi prioritas untuk melanjutkan siklus selanjutnya
3. Pihak PERTAMA berhak memutuskan perjanjian kerjasama ini sewaktu waktu dalam masa berlakunya perjanjian
kerjasama ini dikarenakan permasalahan budidaya dan lainnya (teknis dan non teknis)
4. Setelah Perjanjian berakhir , pihak KEDUA berhak atas investasi dari hasil pengadaan/pembelian pihak PERTAMA.
5. Sarana Produksi yang berasal pihak PERTAMA menjadi milik pihak KEDUA

PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 7

1. Perjanjian ini tunduk kepada perundang-undangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia.
2. Dalam hal terjadi perselisihan di antara Para Pihak, Para Pihak sepakat untuk mengutamakan penyelesaikan secara
musyawarah mufakat.
3. Apabila secara musyawarah mufakat tidak tercapai, maka Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang umum
dan tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tanjung Karang

KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)


Pasal 8

1. Apabila terjadi keadaan kahar seperti bencana alam, hura-hara, kerusuhan, perang, perubahan Peraturan Pemerintah di
bidang Moneter dan kejadian-kejadian lainnya yang di luar kemampuan Para Pihak maka salah satu Pihak tidak
dituntut untuk melaksanakan/memenuhi kewajibannya.
2. Salah satu Pihak yang terkena Keadaan Kahar wajib melaporkan kepada Pihak lainnya dengan membuat laporan
secara tertulis disertai bukti-bukti fakta adanya Keadaan Kahar selambat-lambatnya 2 x 24 jam. Apabila sejak
pelaporan tersebut disampaikan oleh Pihak yang terkena Keadaan Kahar dan Pihak lainnya belum menyatakan
persetujuan dalam waktu 48 jam, maka pelaporan tersebut dianggap telah disetujui.
3. Keadaan Kahar harus diketahui oleh pejabat berwenang setempat.

LAIN-LAIN
Pasal 9

1. Para Pihak setuju untuk saling terbuka dalam penghitungan pengeluaran dan pemasukan hasil usaha budidaya udang
vannamei.
2. Dengan ditandatangani Perjanjian ini maka seluruh janji atau komitmen yang pernah dibuat oleh Para Pihak secara
lisan atau tertulis (jika ada) sehubungan dengan hal-hal yang diatur dalam Perjanjian ini dinyatakan batal tidak
berlaku terhadap Para Pihak.
Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditanda-tangani oleh wakil Para Pihak yang berwenang untuk itu dalam rangkap 2
(dua), bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Pihak Pertama PihakKedua


………………………………….. .........................………

Nama : Nama :
Jabatan : Jabatan:

Saksi – Saksi
1. Nama : .........................................
Jabatan :...........................................
Tanda Tangan :

2. Nama : .........................................
Jabatan :...........................................
Tanda Tangan :

Lokasi Tambak

Lokasi
tbk bp
Alex
dan H.
Imam
Contoh Lampiran Penghitungan Laba Rugi

Target Toanse :
Perhitungan Laba Rugi FCR :

% Cost
DESCRIPTION RUPIAH opr Rp/Kg %cost/kg
Cost Operasional        
Benur        
Pakan        
Obat-obatan (Vit+Probiotik+Desinfectan)        
BBM        
Man Power        
Spare Part & Mantainance        
Lain-lain        
A. TOTAL COST OPERASIONAL        
     
     
B. Insentive (Teknisi+Anak Kolam+Pengelola)    
C. Penyusutan Investasi (25%)    
D. GRAND TOTAL COST (A+B+C)    
 
Penjualan Udang    
Parsial 1    
Parsial 2    
Parsial 3    
Panen total    
E. Grand Total    

Net Profit (E-D)    


Share    
85%    
15%    

Anda mungkin juga menyukai