Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Pemberian Pasta Jahe (Zingiber Officinale Rosceae)

Terhadap Kualitas Daging Ayam Kampung

Arni 1, Harapin Hafid 2 dan Rahim Aka2


1
Alumnus Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan UHO
2
Dosen Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan UHO
Email : rahim.aka05@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pemberian pasta jahe terhadap
kualitas fisik daging ayam kampung, mengetahui pengaruh tingkat pemberian pasta jahe terhadap kualitas
kimia daging ayam kampung dan kualitas organoleptik daging ayam kampung dan rimpang jahe gajah.
Penelitian ini menggunakan 4 ekor ayam kampung yang berumur 3 tahun dengan berat 2 kg. Penelitian
ini terdiri atas 3 perlakuan (P0 : tingkat pemberian 0%, P1 : tingkat pemberian 25% dan P2 : tingkat
pemberian 50%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rancangan Acak Lengkap dengan 3
perlakuan dan tiga ulangan dengan konsentrasi 0%, 25% dan 50%. Variable yang diamati adalah susut
masak, kadar air, kadar protein, kadar lemak dan organoleptik. Data yang diperoleh dianalisa dengan
menggunakan analisis sidik ragam dan jika ada perbedaan pengaruh diantara perlakuan maka dilanjutkan
dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pasta jahe 25%
dan 50% pada daging ayam kampung berpengaruh signifikan terhadap penurunan presentase susut masak,
berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar protein dan pH pada daging ayam kampung dan
menurunkan kadar lemak daging ayam kampung. Perlakuan terbaik adalah pemberian pasta jahe
sebanyak 50%. Disimpulkan bahwa pembaluran pasta jahe pada daging ayam kampung pada konsentrasi
50% memberikan pengaruh yang baik pada kualitas fisik yaitu susut masak (3,02±0,02)% dan pH
(6,50±0,05)% dan kualitas kimia ditinjau dari kadar protein (23,63±0,16)%, kadar lemak (12,65±0,39)%.

Kata kunci : pasta jahe, kualitas fisik dan kimia, kualitas organoleptik, daging ayam kampung

ABSTRACT

This study was to determine the effect of addition of ginger pasta to the physical quality of
chicken meat, determine the effect of administration of ginger paste to the chemical quality, chemical
quality and organoleptic quality of chicken meat. This study were used four chickens were 3rd years old
with weight 2 kg. this study consisted of three treatments (P0: 0%, P1: 25% and P2: 50% ginger pasta.
The data were analyzed using a completely randomized design with three treatments and three
replications. Variable observed were cooking loss, dry mater, crude protein, crude fat and organoleptic.
Data were analyzed using analysis of variance and if three is a difference between the effect of treatment
the continued with test Honestly significant difference (HSD). The results showed that 25% and 50%
addition of ginger paste in chicken meat significantly decrease the percentage of cooking loss,
significantly effected the increasing protein content and pH on chicken meat and lower the fat content of
chicken meat. The best treatment is the addition of ginger paste was 50%. It is concluded that 50% ginger
pasta in chicken meat give a good influence on the physical quality that cooking loss (3.02 ± 0.02)% and
pH (6.50)% and protein (23.63 ± 0.16)%, fat content (12.65 ± 0.39)%.

Key words: ginger pasta, physical quality, quality chemical, organoleptic quality, meat chicken.

104 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016


PENDAHULUAN untuk mempertahankan kualitasnya
sebenarnya telah lama dilakukan diantaranya
A. Latar Belakang penggunaan getah pepaya, nanas dan
Ayam kampung sebagai salah satu lengkuas. Sebagai salah satu bahan alami,
sumber plasma nutfah hewani yang layak jahe memiliki kemampuan sebagai agen
untuk dikembangkan. Unggas ini pengempuk dan dan anti mikroba pada
mempunyai prospek yang menjanjikan, daging (Komariah, dkk 2004).
secara ekonomi karena merupakan bahan Seiring dengan berkembangnya
pangan bergizi tinggi serta permintaannya pemakaian bahan-bahan alami untuk
cukup tinggi. pengobatan, diikuti pula dengan penggunaan
Daging merupakan suatu bahan bahan alami pada proses penanganan daging
pangan asal hewani yang mempunyai salah satunya pemanfaatan tanaman jahe
kandungan gizi tinggi, yang dibutuhkan oleh yang penggunaannya aman, bebas residu,
tubuh untuk mempertahankan fungsi ekonomis dan lebih efisien. Adanya
fisiologisnya. Daging mengandung asam- peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap
asam amino esensial yang lengkap dan jahe, maka perlu dibuat penganekaragaman
seimbang serta lebih mudah dicerna produk olahannya.
dibandingkan protein yang berasal dari Jahe menurut (Anonimousa, 2011)
nabati. Daging bersifat mudah rusak merupakan salah satu sumber enzim
(perishable) akibat proses mikrobiologis, protease yang disebut zingibain, yang
kimia dan fisik bila tidak ditangani dengan kemampuan proteolitiknya mampu
baik akan berdampak pada menurunnya menghidrolisis ikatan peptida daging dan
kualitas serta daya simpan daging (Hafid, enzim lipase yang mampu memecah lemak.
2013). Jahe memiliki zat aktif yang terdapat pada
Daging ayam kampung merupakan minyak volatil (volatile oil) yang
salah satu jenis daging yang cukup populer mempunyai komposisi antara 1-3% dari
dimasyarakat Indonesia karena rasanya yang bobot. Zat aktif tersebut dapat berfungsi
lebih enak dan rendah kandungan lemak dan sebagai antioksidan alami (natural
kolesterolnya sehingga banyak dikonsumsi antioxidant) yang dapat menurunkan tingkat
oleh masyarakat dari tingkat atas sampai oksidasi dan mencegah bau (off-flavor).
tingkat bawah. Salah satu kelemahan dari Selain itu jahe mempunyai komposisi
ayam kampung adalah dibutuhkan waktu minyak atsiri dan senyawa antioksidan
yang lebih lama untuk dipotong. Daging seperti gingerol, shogaol, zingeron dan
ayam kampung umur 2 sampai tiga tahun diarilheptanoid.
sudah menjadi alot sehingga diperlukan Sehubungan dengan uraian diatas
bahan pengempuk alami untuk telah dilakukan penelitian tentang pengaruh
meningkatkan kualitas daging ayam pemberian pasta jahe terhadap kualitas
kampung. daging ayam kampung.
Aspek kualitas merupakan hal yang
paling penting diperhatikan dalam pemilihan MATERI DAN METODE
suatu bahan pangan. Upaya
mempertahankan kualitas daging dilakukan A. Lokasi dan Waktu Penelitian
dengan mencegah kerja enzim endogen dan Penelitian ini dilaksanakan di
kontaminasi mikroba yang secara alami Laboratorium Tekhnologi Pangan Fakultas
akan merusak daging. Penggunaan Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari,
tumbuhan herbal pada penanganan daging pada bulan April 2014.

105 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016


B. Bahan dan Alat pasta yang ada pada permukaan sampel
Bahan yang digunakan dalam daging dibersihkan menggunakan tissue,
penelitian ini menggunakan sampel daging selanjutnya dilakukan uji fisik dan kimia.
paha ayam kampung (drumstick) dan Setelah itu daging dimasak untuk dilakukan
rimpang jahe putih yang segar atau dikenal uji organoleptik dengan menggunakan
dengan jahe gajah (Zingiber officinale panelis 15 orang.
Roxc.).
Adapun alat yang digunakan untuk D. Rancangan Penelitian
penyiapan sampel antara lain kulkas, Penelitian ini dilakukan dengan
timbangan digital, blender, plastik menggunakan metode eksperimental yaitu
polietilena, pisau, garpu, pemanas listrik dengan memberikan perlakuan berupa
(hot plate), nampan, piring, penangas air dan pembaluran daging ayam pada pasta Jahe
tisue. Alat-alat yang digunakan uji fisik, (Zingiber officinale Rosceae). Rancangan
yaitu pH meter (Hanna Instrument). Alat- yang digunakan adalah rancangan acak
alat yang digunakan untuk analisis kimia, lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3
yaitu peralatan gelas (labu Kjeldahl, labu ulangan sesuai dengan petunjuk Steel dan
Soxhlet, kertas saring, pipet tetes, pipet Torrie.
volumetrik, gelas ukur, tabung reaksi, gelas Perlakuan yang diberikan adalah
piala, labu takar), oven, tanur listrik, pembaluran daging pada pasta jahe
desikator, timbangan analitik, cawan, (Zingiber officinale Rosceae) dengan 3
penjepit, Texture Analyzer, pengepres perlakuan, yaitu:
hidraulik, tabung reaksi, pipet mohr, P0 = Tingkat pemberian 0 gram;
inkubator dan Bunsen. P1 = Tingkat pemberian 25 gram; dan
P2 = Tingkat pemberian 50 gram.
C. Prosedur Penelitian Model matematika dari rancangan
Pertama-tama disediakan ayam percobaan mengikuti model matematika
kampung jantan sebanyak 4 ekor berumur Steel dan Torrie (1993), sebagai berikut:
sekitar 3 tahun dengan berat 2 kg dan
rimpang jahe gajah (jahe putih). Ayam Yij = μ + τi + εij …………………….(1)
tersebut dipotong secara halal, di cabuti i = 1,2,3 j = 1,2,3
bulunya dan diambil bagian pahanya diiris
mengikuti arah serabut otot dan dibagi sama Yij : Nilai pengamatan satuan percobaan ke-
dengan berat perlakuan 100 gram daging, j pada perlakuan ke-i.
rimpang jahe 20 gram yang telah μ : Nilai rata-rata sesunguhnya.
dibersihkan, dicacah dan ditambahkan air 5 τi : Pengaruh perlakuan taraf pemberian
ml kemudian diblender/dihaluskan sehingga pasta jahe
menjadi pasta jahe. Selanjutnya daging εij : Pengaruh galat percobaan akibat
ditusuk-tusuk menggunakan garpu dengan perlakuan ke-i pada percobaan ke-j
tujuan agar pasta jahe tersebut dapat
meresap kedalam daging dan perendaman E. Variabel Penelitian
daging ayam 100 gram dalam pasta jahe A. Sifat Fisik Daging
sesuai perlakuan tingkat pemberian 0% 1) Susut Masak (Cooking Loss)
sebagai kontrol, tingkat pemberian 25% dan Pengukuran susut masak berdasarkan
tingkat pemberian 50%. Soeparno (2009) dilakukan pada sampel
Setelah itu daging disimpan pada daging yang mengalami pemasakan pada
suhu dingin (40C) selama 24 jam setelah itu suhu 80oC selama 60 menit, kemudian

106 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016


didinginkan pada temperatur kamar dan 2) Kadar Protein (AOAC, 1984)
selanjutnya didinginkan pada temperatur Pengukuran kadar protein dilakukan
rendah ± 0oC. Setelah itu sampel daging di dengan menggunakan metode mikro-
lap dengan kertas tissue untuk menyerap air Kjeldahl dengan cara kerja yaitu, sampel
pada permukaan daging, selanjutnya sampel yang digunakan sebanyak 0,2 gr dimasukkan
ditimbang. Nilai susut masak (Cooking ke dalam labu Kjeldahl 100 ml, lalu
Loss) daging dihitung dengan rumus sebagai ditambahkan 2 gr K2SO4, 40 mg HgO dan
berikut : 2,5 ml H2SO4. Selama 30 menit dilakukan
destruksi sampai diperoleh cairan hijau
Susut masak (%) = jernih. Didestilasi setelah dingin
x ditambahkan air destilat sebanyak 35 ml dan
NaOH pekat sebanyak 10 ml sampai
100% …….(2)
berwarna coklat kehitaman lalu ditampung
ke dalam Erlenmeyer 125 ml yang berisi 5
2) pH
ml H3PO3, kemudian dititrasi dengan HCl
Pengujian pH daging dilakukan
0,02 ml menggunakan indikator. Untuk
dengan menggunakan metode Bouton et al.
larutan blanko dilakukan dengan cara yang
(1971) dalam Soeparno (2009) yaitu sampel
sama tetapi tanpa menggunakan sampel.
daging seberat 10 g dihaluskan kemudian
Kadar nitrogen dihitung dengan rumus :
dicampur dengan 10 ml aquadest kemudian ( − ) 14.007
diaduk hingga homogen. pH meter Nitrogen (%) =
dibersihkan dengan aquadest dan x 100% … . . … … . … … … . … . (4)
dimasukkan buffer pH 7 untuk disesuaikan
pH-nya. Setiap larutan diukur pH-nya Selanjutnya persentase kadar protein
sebanyak tiga kali dan hasilnya direrata dihitung sebagai berikut:
sebagai nilai pH daging.
Kadar protein (%)
B. Sifat Kimia Daging = 6,25 % … … . . … (5)
1) Kadar Air (KA) (AOAC, 1984)
Mula-mula cawan kosong 3) Kadar Lemak (AOAC, 1984 )
dikeringkan di dalam oven pada suhu 105oC Sampel sebanyak 5 gr dimasukkan
selama 15 menit dan didinginkan di dalam ke dalam selongsong pengesktrak, kemudian
desikator, kemudian ditimbang. Sebanyak 5 dimasukkan ke dalam labu soxhlet dan
gr sampel dimasukkan dalam cawan yang diekstraksi dengan menggunakan petroleum
telah ditimbang dan selanjutnya dikeringkan eter selama 6 jam. Minyak atau lemak yang
dalam oven bersuhu 105oC selama 6 jam. tertampung dalam labu. Kemudian labu
Cawan yang berisi sampel yang telah tersebut dipanaskan di dalam oven 105oC
dikeringkan selanjutnya dipindahkan ke selama
dalam desikator, didinginkan kemudian 1 jam dan ditimbang.
ditimbang. Pengeringan dilakukan sampai Persentase kadar lemak dihitung
diperoleh berat konstan. sebagai berikut:
Persentase kadar air dihitung sebagai Kadar lemak (%) =
berikut: ℎ – ( )
Kadar air (%) = ( )
( − ℎ )( ) x 100% … … . … (6)
( )
x 100% … . (3)

107 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016


c) Uji Organoleptik F. Analisis Data
Uji organoleptik merupakan pengujian
suatu bahan atau produk berdasarkan Data yang diperoleh dianalisis sidik
kesukaan (Hedonict Test) (Hafid, 2009). ragam. Apabila hasil yang diperoleh
Pengujian panelis menggunakan respon suka berpengaruh nyata maka akan dilakukan uji
atau tidak suka terhadap sifat produk hasil lanjut dengan menggunakan uji BNJ (Beda
eksperimen yang diuji yaitu pembaluran Nyata Jujur) (Hanafiah, 2011).
pasta jahe pada daging ayam kampung,
dengan jumlah panelis 15 orang mahasiswa HASIL DAN PEMBAHASAN
Fakultas Peternakan yang termasuk dalam
kategori panelis tidak terlatih. Skala hedonik A. Kualitas Fisik Daging
untuk uji organoleptik meliputi rasa, aroma, 1. Susut Masak
warna, tekstur,dan keempukan Rataan nilai susut masak daging
ayam kampung yang diberi pasta jahe dapat
dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata nilai susut masak daging ayam kampung yang diberi pasta jahe
Perlakuan Pasta Jahe
Ulangan
P0 (0%) P1 (25%) P2 (50%)
…….............................……….(%). .......……………. ..….……..
.
1 3,79 3,31 3,04
2 3,73 3,33 3,00
3 4,14 3,34 3,01
a b
Rata-rata 3,89±0,22 3,33±0,02 3,02±0,02c
Ket: Superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan sangat nyata (p>0,01)

longgar/renggang sehingga air dalam daging


Analisis sidik ragam menunjukkan lebih banyak.
bahwa pemberian pasta jahe pada daging Hasil uji lanjut (BNJ) bahwa tingkat
ayam kampung berpengaruh sangat nyata pemberian pasta jahe 25% dengan
(p>0,01) terhadap nilai susut masak daging pemberian 50% menunujukkan tidak
ayam kampung. Perbedaan nilai susut masak berbeda nyata pada taraf 5% terhadap nilai
daging ayam kampung ini menunjukkan susut masak daging ayam kampung. Hal ini
bahwa tingkat pemberian pasta jahe yang menunjukkan selisih tingkat pemberian
tinggi dapat menurunkan nilai susut masak pasta jahe sebanyak 25% tersebut aktivitas
daging ayam kampung, hal ini disebabkan senyawa yang terdapat dalam pasta jahe
karena adanya perlakuan penyimpanan pada relatif masih sama. Pembaluran pasta jahe
suhu rendah daging yang direndam dalam dapat meningkatkan kualitas daging karena
pasta jahe juga mempengaruhi status susut masak daging semakin rendah.
kontraksi myofibril akibat aktivitas enzim Semakin rendah susut masak daging, maka
protease yang dimiliki oleh rimpang jahe, kualitasnya semakin baik. Soeparno (2009)
yang dapat menghidrolisis ikatan peptida mengatakan bahwa daging dengan susut
protein daging menjadi peptida-peptida yang masak yang lebih rendah mempunyai
sederhana dan efektif beraktivitas pada suhu kualitas yang relatif lebih baik daripada
rendah. Hidrolisis ikatan ini akan daging dengan susut masak yang lebih
menyebabkan struktur daging menjadi lebih besar, karena kehilangan nutrisi selama
108 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016
pemasakan akan lebih sedikit. Besarnya meningkatkan kualitas daging ayam
susut masak dapat dipergunakan untuk kampung.
mengestimasi banyaknya air yang terikat
didalam dan diantara serabut otot. Sejalan 2. pH Daging
dengan pernyataan tersebut maka perlakuan Pengaruh penambahan pasta jahe
tingkat pemberian pasta jahe dapat terhadap pH daging ayam kampung dapat
dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata nilai pH daging ayam kampung yang diberi pasta jahe
Perlakuan Pasta Jahe
Ulangan
P0 (0%) P1(25%) P2 (50)
1 6,85 6,60 6,54
2 6,87 6,65 6,51
3 6,85 6,62 6,45
a b
Rata-rata 6,86±0,01 6,62±0,03 6,50±0,05c
Ket: Superskrip yang berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata (p>0,01)

Analisis sidik ragam menunjukkan Hasil penelitian ini mengindikasikan


bahwa penambahan pasta jahe pada daging bahwa senyawa yang terdapat dalam jahe
ayam kampung berpengaruh sangat nyata dapat mempengaruhi laju glikolisis sehingga
(p>0,01) terhadap nilai pH daging ayam turut mempengaruhi pH daging.
kampung. Hasil analisis ragam yang Hal ini sesuai Soeparno (2009) bahwa laju
disajikan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa glikolisis postmortem dan secara enzimatis
pembaluran jahe gajah pada daging paha akan menghasilkan asam laktat yang
ayam kampung dengan tingkat pemberian mengakibatkan penurunan pH daging. Hal
berbeda memberikan perbedaan pengaruh ini terlihat pada perlakuan P1 dan P2 terus
(P>0,05) terhadap pH daging ayam mengalami penurunan pH walaupun
kampung, karena ada kecenderungan pH disimpan pada suhu rendah. Sebagaimana
daging paha ayam kampung menurun Pearson (1987) mengatakan bahwa suhu
seiring dengan peningkatan konsentrasi jahe yang rendah dapat menghambat penurunan
gajah yang digunakan. Hasil rataan pH pada daging.
menunjukkan pH terendah terdapat pada Hasil uji lanjut BNJ antara perlakuan
tingkat pemberian pasta jahe 50 % sebesar P0, P1 dan P2 menunjukkan berbeda sangat
6,50±0,05 dan tertinggi pada daging tanpa nyata (p<0,01). Kondisi ini
pembaluran pasta jahe, yaitu sebesar mengindikasikan bahwa semakin banyak
6,86±0,01 Penurunan pH daging paha ayam penambahan pasta jahe pada daging ayam
kampung ini dikarenakan jahe memiliki nilai kampung dapat menurunkan pH daging. Hal
pH asam, yaitu 5,4 – 5,8 sehingga ini disebabkan karena enzim mampu bekerja
mempengaruhi nilai pH dan mengakibatkan secara maksimal. Sesuai dengan pendapat
turunnya pH daging. Nilai pH yang Wurhayati (2004) menyatakan bahwa pada
dihasilkan sesuai dengan penelitian- temperatur rendah, reaksi enzimatis
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. berlangsung lambat, kenaikan temperatur
Hal ini sejalan dengan pernyataan Soeparno melewati temperatur akan mempercepat
(2009) bahwa pH pada produk daging akan reaksi hingga suhu optimum tercapai dan
semakin menurun sampai tercapai pH akhir reaksi enzimatis mencapai maksimum.
yaitu antara 5,4-5,8. Kenaikan temperatur melewati temperatur
optimum akan menyebabkan enzim
109 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016
terdenaturasi/rusak dan menurunkan Perbedaan nilai pH dapat dilihat pada Tabel
kecepatan reaksi enzimatis. Enzim bekerja 4. Dimana semakin tinggi pemberian pasta
optimal pada suhu 300C atau pada suhu jahe semakin rendah juga nilai pH daging
tubuh dan akan rusak. Jika suhunya kembali ayam kampung.
normal enzim mampu bekerja kembali. B. Kualitas Kimia Daging
Sementara pada suhu tinggi, enzim rusak 1. Kadar Air
dan tidak dapat berfungsi kembali. Daging ayam kampung yang diberi
(Sumartha, 1990). Suhu optimum aktivitas pasta jahe memiliki rata-rata kadar air yang
enzim papain berkisar antara 500C-650C. dapat dilihat pada Tabel 5.
Sumartha, 1990), dan bromelin suhu
optimum 500C (Mantell, et al.. 1985).

Tabel 5. Rata-rata kadar air daging ayam kampung yang diberi pasta jahe
Perlakuan
Ulangan
P0 P1 P2
1 60,02 60,46 62,63
2 62,84 61,01 60,44
3 61,60 61,10 60,39
Rata-rata 61,49±1,41 60,86±0,35 61,15±1,28
Ket: Tidak berbeda nyata (p>0,05)

Hasil sidik ragam menunjukan perlakuan Sedangkan menurut Soeparno, (2009) kadar
taraf penambahan pasta jahe pada daging air daging ayam kampung adalah 68-80 %.
ayam kampung tidak berpengaruh nyata Menurut Puwastien et al., (2000)
terhadap kadar air (p>0,05). Artinya menyatakan bahwa kadar air daging dada
pemberian pasta jahe pada daging ayam ayam kampung yaitu 71,2 %. Kadar air pada
kampung tidak berpengaruh nyata terhadap daging dipengaruhi umur, spesies ternak,
kadar air daging paha ayam kampung. bangsa dan lokasi otot.
Rataan kadar air daging paha ayam
kampung yang dihasilkan pada penelitian ini 2. Kadar Protein
yaitu 60,86 % - 61,49 %. Hasil penelitian Rata-rata nilai kadar protein daging
lebih rendah dari pernyataan Nurwantoro ayam kampung yang diberi pasta jahe dapat
dan Mulyani, (2003) yaitu kadar air daging dilihat pada Tabel 6.
dada ayam kampung yaitu berkisar 75 %.

Tabel 6. Rata-rata kadar protein daging ayam kampung yang diberi pasta jahe
Perlakuan
Ulangan
P0 P1 P2
1 20,66 21,54 23,46
2 20,75 21,83 23,67
3 20,86 21,74 23,77
Rata-rata 20,76±0,10a 21,70±0,15b 23,63±0,16c
Ket: Superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan sangat nyat (p>0,01).

110 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016


Kadar protein paling rendah pada sangat nyata pada taraf 1% terhadap kadar
perlakuan P0 (kontrol) dan kadar protein protein daging ayam kampung.
paling tinggi pada perlakuan P2 (Pemberian Uji lanjut BNJ (Beda Nyata Jujur)
50% pasta jahe). Hal ini sebabkan perlakuan menunjukan bahwa perlakuan P0 berbeda
P0 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sangat nyata (p>0,01) terhadap perlakuan P1
daging ayam kampung mengalami dan P2 dan perlakuan P1 berbeda sangat
peningkatan dengan pembaluran jahe gajah. nyata dengan perlakuan P2. Namun
Menurut (Akhadiyah dan Jaya, 2012) perlakuan P2 merupakan perlakuan yang
pembaluran jahe 1-15% menunjukkan kadar paling baik yang dapat meningkatkan kadar
protein lebih tinggi yaitu 61,15. Penelitian protein daging ayam kampung yaitu yang
menunjukkan konsentrasi tersebut kerja ditambahkan 50% pasta jahe. Hal ini
enzim sudah maksimal dan telah menyebar disebabkan karena terjadi peningkatan
keseluruh daging ayam serta enzim konsentrasi jahe gajah yang digunakan
proteolitik telah bekerja dalam pembaluran sehingga kadar protein
sebagai katalisator dalam proses akan daging paha ayam akan semakin tinggi.
keempukan, sedangkan dari hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa pembaluran jahe gajah pemeberian pasta jahe pada daging ayam
memberikan pengaruh yang nyata dalam kampung dapat meningkatkan protein
kadar protein daging ayam kampung. Hal ini daging.
diduga pada pembaluran tersebut kerja
enzim proteolitik sangat maksimal, sehingga 3. Kadar Lemak
semakin tinggi tingkat pemberian pasta jahe Kadar lemak daging ayam kampung
maka kemampuan enzim proteolitik dalam hasil penelitian berkisar 12,65% sampai
menghidrolisis protein juga semakin tinggi. 17,42%. Selengkapnya rata-rata kadar lemak
Analisis sidik ragam menunjukkan daging ayam kampung yang diberi pasta
bahwa penmberian pasta jahe berpengaruh jahe dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata kadar lemak daging ayam kampung yang diberi pasta jahe
Perlakuan
Ulangan
P0 P1 P2
1 17,30 15,61 12,90
2 17,50 15,00 12,85
3 17,45 15,03 12,20
a b
Rata-rata 17,42±0,10 15,21±0,34 12,65±0,39c
Ket: Superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan sangat nyata (p<0,01)

Berdasarkan analisis sidik ragam yaitu sebesar 12,65. Soeparno (2009)


menunjukkan bahwa penambahan pasta jahe menyatakan bahwa, variasi komposisi kimia
berpengaruh sangat nyata (p>0,01) terhadap antara kadar lemak dan protein pada daging
kadar lemak daging ayam kampung. Hal ini saling merefleksikan antara satu dengan
disebabkan karena dengan konsentrasi jahe lainnya dimana apabila kadar protein rendah
gajah yang meningkat maka kadar lemak maka kadar lemak akan tinggi begitu pula
akan semakin menurun dimana diberikan sebaliknya.
pada daging paha ayam kampung yang Uji lanjut BNJ menunjukkan bahwa
diberi pembaluran jahe gajah sebesar 50%, penggunaan pasta jahe 50% berbeda sangat

111 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016


nyata pada taraf 1% terhadap kadar lemak C. Kualitas Organoleptik
daging ayam kampung. Artinya, Uji organoleptik merupakan uji
penambahan jahe pada tingkat 0%, 25% dan karakteristik pada fisik daging. Uji
50% dapat menurunkan nilai kadar lemak organoleptik merupakan pengujian
dalam daging ayam kampung. Hal ini berdasarkan tingkat kesukaan (Rais 2011).
disebabkan karena enzim lipase yang Rata-rata nilai skor kualitas organoleptik
terdapat dalam jahe bekerja sangat (rasa, aroma, warna, tekstur, dan
sempurna, mampu memecah lemak dalam keempukan) daging ayam kampung yang
daging sehingga lemak menjadi berkurang. diberi pasta jahe dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata nilai skor kualitas organoleptik


Perlakuan
Peubah
P0 P1 P2
Rasa 3,2±0,42 2,9±0,57 3,2±0,79
Aroma 3,4±0,84 3,1±0,57 3,2±0,63
Warna 3,1±0,57 3±0,67 3,2±0,63
Tekstur 2,7±0,67 2,5±0,71 2,6±0,52
Keempukan 3,9±0,57 3,1±0,88 3,1±1,20
Ket: Tidak berbeda nyata (P>0,05)

1. Rasa indera penglihatan, pembauan, pendengaran


Pengaruh penambahan pasta jahe dan perabaan.
pada daging ayam kampung terhadap rasa Uji rasa dipengaruhi oleh hasil uji
daging dengan nilai rata-rata dapat dilihat yang lain (aroma, tekstur dan keempukan)
pada (Tabel 8). Berdasarkan hasil analisis sesuai dengan pendapat Forrest, et al.,
sisik ragam bahwa penambahan pasta jahe (1975) cita rasa adalah rangsangan syaraf
pada daging ayam kampung tidak yang dihasilkan oleh bahan yang
berpengaruh nyata (p>0,05). Hal ini dimasukkan kedalam mulut, dirasakan
menunjukkan tidak ada perbedaan rasa terutama oleh syaraf rasa dan bau serta rasa
daging ayam dari perlakuan P0 sampai P2. oleh reseptor rasa sakit, sentuhan serta suhu
Rasa daging dari perlakuan P0 sampai P2 dimulut.
memperoleh rataan skor 3 yang 1. Aroma
menunjukkan rasa daging ayam kampung Rata-rata aroma daging ayam dapat
cukup disukai oleh konsumen. Artinya rasa dilihat pada (Tabel 8). Hasil analisis sidik
daging penambahan pasta jahe dari 25% ragam menunjukan bahwa tingkat
sampai 50 % disukai oleh konsumen atau penambahan pasta jahe tidak berpengaruh
dalam kategori normal. nyata (p>0,05) terhadap aroma daging ayam
Rasa merupakan komponen sensoris kampung. Aroma daging perlakuan P0, P1,
yang sangat mendominasi penerimaan dan P3 memperoleh rataan skor 3 yang
konsumen terhadap produk pangan. Respon menunjukkan aroma daging ayam kampung
rasa diterima oleh sensoris pada lidah karena cukup disukai oleh konsumen.
adanya partikel yang terlarut dalam air Aroma daging ayam kampung
maupun dalam minyak, serta kelarutan dipengaruhi oleh senyawa volatil dan uap air
protein terutama protein binding. Menurut terlepas selama pemasakan. Reaksi maillard
Kartika (1988) rasa suatu bahan makanan menghasilkan aldehid dari reaksi asam
merupakan hasil kerja sama indera, seperti amino bebas dengan gula pereduksi,
degradasi lemak (oksidasi dan hidrolisis)
112 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016
akan menghasilkan aldehid, lakton, keton, tekstur daging ayam kampung hasil
alkohol dan ester (Fellows, 2000). penelitian bertekstur sedang.
Penambahan pasta jahe pada daging ayam Hasil sidik ragam menunjukkan
kampung masih dalam kisaran aroma penambahan pasta jahe pada daging ayam
normal daging ayam kampung rataan skor 3 kampung tidak berpengaruh nyata (p>0,05)
dan belum menunjukkan perubahan aroma. terhadap testur daging ayam kampung.
Perubahan aroma terjadi ketika aroma Tekstur daging ayam kampung memperoleh
daging ayam yang spesifik mengalami rataan skor 3 yang menunjukkan tekstur
perubahan dengan adanya perlakuan daging ayam kampung perlakuan P1 sampai
penambahan pasta jahe. Aroma daging ayam P2 cukup disukai oleh konsumen.
kampung penambahan pasta jahe Tekstur dalam produk makanan
memperoleh rataan skor 3, termasuk dalam dipengaruhi oleh kadar air, lemak, protein
kategori cukup suka atau dikategorikan serta struktur karbohidrat. Koagulasi protein,
normal. gelatinisasi kolagen, pelepasan air, dan
gelatinisasi pati merupakan faktor-faktor
2. Warna yang mempengaruhi perubahan tekstur.
Analisis sidik ragam menunjukkan Penambahan pasta jahe pada daging ayam
pembahan pasta jahe pada daging ayam kampung tidak memberikan pengaruh yang
kampung tidak berpengaruh nyata (p>0,05) nyata terhadap tekstur daging ayam
terhadap warna daging ayam kampung. kampung.
Rata-rata nilai warna daging ayam kampung
dapat dilihat pada (Tabel 8). Pada Tabel 8 4. Keempukan
dapat dilihat rata-rata nilai semua perlakuan Keempukan daging merupakan
yaitu skala 3, hal ini menujukkan warna atribut mutu yang kompleks. Secara umum,
daging semua perlakuan berwarna merah. struktur primer yang mempengaruhi
Menurut Taylor (1984), pigmen yang keempukan daging adalah integritas
memberikan warna pada daging adalah myofibril (dikenal dengan efek aktomyosin)
struktur hem. Hem ini berkombinasi dengan dan kontribusi jaringan ikat (kolagen dan
protein membentuk hemoglobin dan elastin). Walaupun kecil, kandungan lemak
mioglobin. Munculnya warna merah cerah di dalam daging (marbling) juga
pada daging disebabkan oleh adanya ikatan memberikan kontribusi pada keempukan
oksigen pada atom besi (Fe2+) pada struktur daging (Antara, 2011). Rata-rata keempukan
molekul mioglobin. Kuantitas mioglobin daging ayam kampung yaitu P0 (kontrol)
bervariasi diantar jenis ternak, umur, jenis dengan nilai tekstur 3,1 dan P1 (25% pasta
kelamin, otot, dan aktivitas fisik, yang akan jahe) dengan nilai tekstur 3,1 serta P2 (50%
mempengaruhi variasi warna daging pasta jahe) dengan nilai tekstur 3,9. Rata-
(Lawrie, 2003). rata nilai tekstur tersebut dapat di lihat pada
(Tabel ). Berdasarkan rata-rata nilai tersebut
3. Tekstur maka tekstur daging ayam kampung hasil
Rata-rata tekstur daging ayam penelitian bertekstur sedang.
kampung yaitu P0 (Kontrol) dengan nilai Hasil analisis sidik ragam
tekstur 2,7 dan P1 (25% Pasta jahe) dengan menunjukan bahwa penambahan pasta jahe
nilai tekstur 2,5 serta P2 (50% Pasta jahe) pada daging ayam kampung tidak
dengan nilai tekstur 2,6. Rata-rata nilai berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap
tekstur tersebut dapat di lihat pada (Tabel 8). keempukan daging ayam kampung. Artinya,
Berdasarkan rata-rata nilai tersebut maka penambahan pasta jahe pada tingkat 0%,

105 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016


25% dan 50% tidak berpengaruh nyata Adnan, M., 1984. Kimia dan teknologi
terhadap keempukan daging ayam kampung. pengolahan susu. Gadjah Mada
KESIMPULAN DAN SARAN University Press, Yogyakarta.

A. Kesimpulan Badan Standarisasi Nasional. 2008. Mutu


Berdasarkan hasil dan pembahasan Karkas dan Daging Sapi. SNI 3932-
dapat disimpulkan sebagai berikut: 2008. ICS 67.120.10. Hal: 14-15.
1. Pemberian pasta jahe pada daging ayam Bambang, P. dan Nesia D. 1992. Ekonomi
kampung berpengaruh sangat nyata Teknik , Proyek Peningkatan
terhadap penurunan susut masak daging Perguruan Tinggi Institut Pertanian
ayam kampung dimana perlakuan Bogor, Bogor.
terbaik adalah pemberian pasta jahe
sebanyak 50%. Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet,
2. Pemberian pasta jahe pada daging ayam dan W. Wooton. 2007. Ilmu Pangan.
kampung berpengaruh nyata terhadap Penerjemah: Hari Purnomo dan
peningkatan kadar protein yaitu Adono. International Development
perlakuan terbaik 50% dan penurunan Program of Australian Universities
kadar lemak yaitu perlakuan terbaik and Colleges, UI Press. Jakarta.
50% dan pH daging ayam kampung
yaitu pH yang normal pada perlakuan
terbaik adalah pemberian pasta jahe Ditjennak. 2006. Statistik Peternakan
sebanyak 50%). Indonesia. Direktorat Jenderal
3. Pemberian pasta jahe pada daging ayam Peternakan. Departeman Pertanian
kampung tidak berpengaruh nyata Republik Indonesia, Jakarta.
terhadap kadar air dan kualitas
organoleptik daging ayam kampung. Daryono, E.D. 2010. Pengaruh Jenis Jahe
dan Ratio Bahan Terhadap
B. Saran Ekstraksi Oleoresin dari Jahe.
Perlu untuk meneliti lebih lanjut Prosiding Seminar Nasional Teknik
pengaruh pasta jahe dengan lama Kimia “Soebardjon Brotohardjono
pembaluran dan cara pemasakan yang VII” Teknik Kimia VPN Veteran
berbeda terhadap kualitas daging yang Surabaya.
cenderung alot.
Hafid, H. dan Hasnudi. 2000. Persentase
DAFTAR PUSTAKA karkas ayam broiler yang diberi
pakan komplit butiran. Jurnal
AOAC The Association of Official Penelitian Kultura. Edisi April 2000.
Analytical Chemists. 1984. Official Vol. 3 Hal 11-14. Fakultas Pertanian
Method of Analysis. 12th Ed. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Association of Official Analytical
Chemist. Washington, DC. Hafid, H dan Syam, A. 2009. Kualitas
Organoleptik Daging Kambing Lokal
Astawan. 2006. Manfaat Daging. (Online). dan Lama Pelayuan dan Cara
(http://gizi.net/. Diakses tanggal 21 Pemasakan yang Berbeda. Laporan
Februari 2012). Penelitian Dosen Muda. Lembaga

106 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016


Penelitian, Universitas halu oleo, Lawrie, R.A. 2003. Ilmu Daging.
Kendari. Penerjemah: Aminuddin Parakkasi
dan Y. Amwila. Universitas
Hafid, H. 2013. Materi Kuliah Ilmu Indonesia Press. Jakarta.
Tekhnologi Daging. Jurusan
Peternakan Fakultas Peternakan Lee, Y.B., D.J. Sehnert, dan C.R. Ashmore.
Univ. Halu Oleo, Kendari. 1992. Tenderization of meat with
ginger rhizome protease. J. Food Sci.
Hanafiah, K.A. 2011. Rancangan Percobaan: 51: 1558-1559.
Teori dan Aplikasi, Edisi ke-3. PT. Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu
Rajawali Pers. Jakarta. Pengetahuan Bahan Pangan.
Departemen Pendidikan dan
Hehanussa, S.C.H., S. Fredriksz dan L. Jois. Kebudayaan. Direktorat Jenderal
2010. Pengaruh Penggunaan Ekstrak Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
Batang (Hati) Nenas Terhadap Universitas, Institut Pertanian Bogor.
Kualitas Organoleptik Daging Ayam Bogor.
Kampung. Jurnal Agroforestry Vol.
V No. 3. Bogor. Mantell. S.H., Matthew, J.A. and Mc Kee,
R.A. 1985. Principles of Plant
Hamiudin, (2007). Khasiat Jahe Olahan. Biotechnologi; An/ Introduction To
PT. Kanisius. Yogyakarta. Genetic Engineering In Plants,
Blackweet Scien Publication :
Judge, M.D., E.D. Aberle, J.C., Forrest. London, P. 120.
H.B., Hendrick dan R.A., Merkel.
1989. Principles of Meat Science. 2nd Nursal, S. Wulandari dan W.S. Juwita. 2006.
Ed. Kendall, Hunt Publishing Co. Bioaktifasi ekstrak jahe (zingiber
Dubuque. Lowa. officinale roxc.) dalam menghambat
pertumbuhan koloni bakteri
Kikuzaki, H. dan N. Nakatani. 1993. escherichia coli dan bacillus subtilis.
Antioxidant effects of some ginger Jurnal Biogenesis, Vol. 2(2): 64-66.
constituents. Journal Food Science,
Vol. 58, 1407. Nurwantoro dan S. Mulyani. 2003. Buku
Ajar, Dasar Teknologi Hasil Ternak.
Komariah, I.I. Arief dan Y. Wiguna, 2004. Fakultas Peternakan Universitas
Kualitas Fisik Dan Mikroba Daging Diponegoro. Semarang.
Sapi Yang Ditambah Jahe (Zingiber
Officinale Roscoe) Pada Konsentrasi Paimin, F.B. 1999. Budidaya, Pengolahan,
Dan Lama Penyimpanan Yang Perdagangan Jahe. Penebar Swadaya.
Berbeda. Media Peternakan, hlm. 46- Jakarta.
54 Vol. 27 N0. 2.
Rajalakshmi, D. dan S. Narasimhan. 1996.
Koswara, S. 1995. Jahe dan Hasil Sources and Methods of Evaluation.
Olahannya. Pustaka Sinar Harapan. Di dalam : DL Madhavi, SS
Jakarta. Deshpande and DK Salunkhe, editor.
Food Antioxidants. New York :
Marcel Dekker.

107 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016


Rais H., 2011. Uji organoleptik daging sapi.
Departemen Ilmu Produksi dan
Teknologi Peternakan. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

Rismunandar. 1988. Rempah-Rempah


Komoditi Ekspor Indonesia. Sinar
Baru. Bandung.

Soeparno. 2009. Ilmu dan Teknologi


Daging. Cetakan ke lima. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.

Sartika, T. Dan B. Gunawan. 2007.


Karakteristik sifat-sifat
produktivitas ayam kampung betina
fase produksi pada populasi dasar
seleksi. Pros. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan
Veteriner. Bogor, 21 – 22 Agustus
2007. Puslitibang Peternakan.
Bogor. hlm. 576 – 582
.
Sartika, T dan S. Iskandar. 2007. Mengenal
Plasma Nutfah Ayam Indonesia dan
Pemanfaatannya. Balai Penelitian
Ternak, Puslitbang Peternakan,
Bogor.

108 JITRO VOL.3 NO.3 September 2016

Anda mungkin juga menyukai