Anda di halaman 1dari 5

Anggota

1. Diyah Pratiwi (195221266)


2. Fara Dianita (195221289)
3. Diah Tri Wahyuni (195221309)
Kelas : Akuntansi Syariah 6H
Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik
RESUME 4 (Kelompok 8)

KERANGKA KONSPETUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


A. Definisi kerangka konseptual ASP
Kerangka konseptual akuntansi sektor public merupakan rujukan penting bagi komite
standar akuntansi,penyusun laporan keuangan, dan pemeriksa dalam mencaripemecahan atas
sesuatu masalah yang belum diatur secara jelasdalam pernyataan standar akuntansi sektor
publik.Kerangka konseptual Akuntansi Pemerintahan merupakan konsep dasar penyusunan
dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan sebagai acuan bagi Komite
Satandar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), penyusun laporan keuangan, pemeriksa,
pengguna laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP).
B. Tujuan peranan kerangka konseptual ASP
1. Acuan bagi penyusun standar akuntansi sektor publik dalammelaksanakan tugas
perumusan standar.
2.  Acuan bagi penyusun laporan keuangan dalammenanggulangi masalah akuntansi
yang belum diatur dalamstandar akuntansi.
3. Acuan bagi pemeriksa dalam memberikan pendapatmengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai denganstandar akuntansi sektor publik.
4. Acuan bagi para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang
disajikan pada laporan keuanganyang disusun sesuai dengan standar akuntansi sektor
publik.
C. Lingkup kerangka konseptual ASP
1. Perencanaan public, kerangka konseptual membahas mengenai bagaimana
perencanaan public disusun dan dilaksanakan. Dimana erencanaan ialah proses
pertama dan sangat menentukan keberhasilan proses selanjutnya.
2. Penganggaran public. Sistem pengannggaran merupakan tatanan logis, sistematis dan
baku yang terdir dari tata kerja, pedoman kerja dan prosedur kerja penyusunan
anggaran yang saling berkaitan. Maka, proses penganggaran yang baik dan
berkualitas sangat menentukan keberhasilan serta akuntabilitas program.
3. Realisasi anggaran public. Sebagai tahap pelaksanaan dari hasil proses sebelumya,
maka dibutuhkan mekasnisme agar proses realisasi anggarana yang dilaksanakan
dengan baik dan berkualitas.
4. Pengadaan barang dan jasa public. Pelaksanaan realisasi anggaran diwujudkan dalam
bentuk pengadaan barang dan jasa public sehingga proses ini merupakan pembahasan
dalam kerangka konseptual. Karena proses pengadaan barang dan jasa yang baik akan
berdampak terhadap pencapaian efektivitas dan efisiensi program.
5. Pelaporan sektor public, yang terdiri dari pelaporan keuangan sektor [ublik, termasuk
pelaporan keuangan konsolidasi dan pelaporan kinerja. Laporan keuangan serta
laporan kinerja pada organisasi sektor public ini disusun serta disajikan sekurang-
kurangnya setahun sekali dalam pemenuhan kepentingan sejumlah besar pemakai.
Biasanya laporan keuangan sektor public yang dihasilkan dari proses pelaporan
keuangan dalam organisasi sektor public.
6. Audit sektor public. Jadi didalam kerangka konseptual ini tentu akan membahas
mengenai jalannya proses dan pelaksanaan audit sektor public yang berkualitas.
Karena audit yang berkualitas merupakan proses pelaksanan audit yang sesuai dengan
standar yang berlaku
7. Pertanggungjawaban public. Pertanggungjawaban ini juga merupakan proses terakhir
dalam siklus akuntansi sektor public dan tahap terakhir dari penetuan ketecapaian atau
ketidaktercapainya kualitas program secara keseluruhan
Berikut ini lingkup kerangka konseptual kauntansi sektor public:
1. Pemerintah Pusat 
 Perencanaan public: musyawarah perencanaan pembangunan jangka
panjang nasional, musrenbag jangak menengah nasional dan musrenbag
penyusunan rencana kerja pemerintahan.
 Penganggaran public: penyusuann anggaran, pembahasan anggaran serta
penetapan anggaran
 Realisasi angaran: pelalaksanaan anggaran
 Pelaporan keuangan sektor public: proses pelaporan keuangan
 Audit sektor public: mekanisme audit
 Pertanggungjawaban: penyampaian LPJ dan pertanggungjawaban
2. Pemerintah Daerah
 Perencanaan public: musyawarah perencanaan pembangunan jangka
panjang daerah, musrenbag jangak menengah daerah dan musrenbag penyusunan
rencana kerja pemerintah, musrenbag provisnis, musrenbang kabupaten,
musrenbang kecamatan dan musrenbang desa.
 Penganggaran public: penyusuann anggaran, pembahasan anggaran serta
penetapan anggaran
 Realisasi angaran: pelalaksanaan anggaran
 Pelaporan keuangan sektor public: proses pelaporan keuangan
 Audit sektor public: mekanisme audit
 Pertanggungjawaban: penyampaian LPJ dan pertanggungjawaban
3. Partai Politik
 Perencanaan public: musyawarah kerja tingkat pusat, kerja wilayag, kerja daerah,
kerja cabang dan kerja ranting.
 Penganggaran public: penyusuann anggaran, pembahasan anggaran serta
penetapan anggaran
 Realisasi angaran: pelalaksanaan anggaran
 Pengadaan barang dan jasa public: prose barang dan jasa
 Pelaporan keuangan sektor public: proses pelaporan keuangan
 Audit sektor public: mekanisme audit
 Pertanggungjawaban: penyampaian LPJ dan pertanggungjawaban
4. LSM
 Perencanaan public: rapat kerja menyusun LSM
 Penganggaran public: penyusuann anggaran, pembahasan anggaran serta
penetapan anggaran
 Realisasi angaran: pelalaksanaan anggaran
 Pengadaan barang dan jasa public: prose barang dan jasa
 Pelaporan keuangan sektor public: proses pelaporan keuangan
 Audit sektor public: mekanisme audit
 Pertanggungjawaban: penyampaian LPJ dan pertanggungjawaban
5. Yayasan atau tempat peribadatan
 Perencanaan public: rapat kerja menyusun perencanaan Yayasan/organisasi
tempat peribadayan.
 Penganggaran public: penyusuann anggaran, pembahasan anggaran serta
penetapan anggaran
 Realisasi angaran: pelalaksanaan anggaran
 Pengadaan barang dan jasa public: prose barang dan jasa
 Pelaporan keuangan sektor public: proses pelaporan keuangan
 Audit sektor public: mekanisme audit
 Pertanggungjawaban: penyampaian LPJ dan pertanggungjawaban
D. Asumsi ASP
1. Asumsi Kemandirian Entitas. Setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang
mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga
tidak terjadi kekacauan antarunit instansi di pemerintah dalam pelaporan keuangan.
Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi asp ini yaitu adanya kewenangan entitas
untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Nah,
entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk
kepentingan yurisdiksi tugas pokok, termasuk atas kehilangan maupun kerusakan aset
dan sumber daya yang dimaksud dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat
keputusan entitas, serta terlaksana atau tidak terlaksananya program yang telah
ditetapkan.
2. Asumsi Kesinambungan Entitas. Laporan keuangan biasa disusun dengan asumsi
bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah
diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam
jangka pendek.
3. Asumsi Keterukuran dalam SatuanUang (Monetary Measurement). Laporan keuangan
entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai
dengan satuan uang, maka diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan
pengukuran dalam akuntansi.
E. Implementasi karakteristik kualitatif ASP1
1. Relevan, mengacu pada kemampuan informasi dalam mempengaruhi keputusan
pengelola organisasi dengan mengubah atau menginfoormasikan harapan mereka
tentang hasil serta konsekuensi tindakan atau kejadian. Informasi yang relevan ini
akan membantu investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam mengevaluasi kondisi
masa lalu, saat ini dan masa depan atau untuk menginformasikan serta mengoreksi
harapan utama (nilai umpan balik). Agar relevan suatu informasi harus selalu tersedia
bagi pembuat keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya dalam mempegaruhi
keputusan,
2. Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan
penggunanya. Dalam kerangka konseptual agar menjasi andal suatu informasi harus
diuji, netral dan disajikan dengan jujur.
3. Kualitas sekunder, komparabilitas dan konsistensi merupakan kualitas kedua yang
dianjurkan oleh stateme FASB. Dimana komparabilitas mendeskripsikan kegunaan
metode yang sama dari waktu ke waktu dengan penyajian yang tetap. Sedangkan
prinsip konsistensi ini menjelaskan bahwa metode akuntansi tidak dapat diubah lagi
setelah adopsi. Di dalam lingkungan sekitar dapat mendikte perubahan kebijakan
akuntansi maupun teknik yang lebih diinginkan jika dibenarkan sebagaimaa mestinya.
4. Pertimbangan biaya dan manfaar ini dikenal dengan keterbatasan parvasif. Suatu
informasi keuangan akan dicatat jika manfaat yang diperoleh dari informasi melebihi
biaya. Maka sebelum mempersiapkan dan mendiseminasikan informasi keuangan,
manfaat serta biaya penyiapan informasi itu harus dibandingkan
5. Materialitas, merupakan ambang pengakuan karena pada dasarnya materialitas
merupakan pertimbangan yang harus diberikan atau tidak mengenai informasi yang
signifikan dan berdampak besar terhadap keputusan yang diambil. 
Karakteristik kualitatif asp ini pada posisi paling bawah diebut dengan perwujudan
yang terdiri dari regulasi dan pelaporan. Setelah itu operasional yang merupakan sebuah
tahapan dimana transaksi public dilakukan dengan regulasi yang ada dan dilaporkan
sesuai dengan standar pelpaoran organisasi. Diatasnya terdapat pokok-pokok yang berisi
unsur akuntansi sektor public dan karaakteristik kualitatif.
Karakteristik kualitatif pelaporan sektor publik2

 Dapat Diperbandingkan
 Tepat Waktu
 Keseimbangan Antara Biaya dan Manfaat
 Keseimbangan Antara Karakteristik dan Kualitatif
1
http://eprints.ums.ac.id/49275/5/BAB%20I.pdf
2
https://www.coursehero.com/file/p1daccga/Karakteristik-kualitatif-laporan-keuangan-menurut-Peraturan-
Pemerintah-Nomor-71/
 Penyajian yang Wajar
F. Pengakuan dan Pengukuran
PENGAKUAN
Pengakuan (recognition) dilakukan dengan menyatakan pos tersebut, baik kata-kata
maupun jumlah uang serta mencantumkan ke dalam laporan posisi keuangan atau laporan
kinerja keuangan. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika:
1. Pengakuan Aset. Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh olehpemerintah dan mempunyai nilai ataubiaya yang dapat diukur dengan
andal
2. Pengakuan Kewajiban. Kewajiban diakui jika besar kemungkinanbahwa pengeluaran
sumber daya ekonomiakan dilakukan atau telah dilakukan untukmenyelesaikan
kewajiban yang adasekarang, dan perubahan atas kewajibantersebut mempunyai nilai
penyelesaianyang dapat diukur dengan andal
3. Pengakuan Pendapatan. Pendapatan menurut basis kas diakuipada saat diterima di
Rekening KasUmum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan
4. Pengakuan Belanja. Belanja menurut basis kas diakui padasaat terjadinya pengeluaran
dari RekeningKas Umum Negara/Daerah atau entitaspelaporan
PENGUKURAN
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan posisi keuangan dan laporan kinerja keuanganPengukuran pos-pos
dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis. Sejumlah dasar pengukuran
yang berbeda digunakan untuk derajat kombinasi yang juga berbada dalam laporan keuangan
sektor publik. Berbagai dasar pengakuan tersebut adalah :

 Biaya Historis (historical cost)


 Biaya Saat ini (current cost)
 Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/sattlement value)
 Nilai sekarang (present value)

Faktor yang berpengaruh dalam pengakuan dan pengukuran transaski public:


1. Proftabilitas manfaat ekonomi masa depan
2. Kendala pengukuran
3. Aktiva
4. Kewajiban
5. Ekuitas
6. Pendapatan
7. Biaya3

3
https://www.academia.edu/29342459/Makalah_Kerangka_Konseptual_Akuntansi_Sektor_Publik

Anda mungkin juga menyukai