BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
3
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
5
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
6
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
KEPALA PUSAT
PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA DAN GAS
KEPALA BAGIAN
BUMI
MINYAK DAN GAS BUMI TATA USAHA
7
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
8
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
9
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2.5. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja pada PPSDM Migas adalah Pegawai Negeri Sipil, dimana
bila masa kerjanya selesai mereka mendapat pensiun. Tenaga kerja di
PPSDM Migas dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Tenaga Shift
Tenaga shift diperlukan pada bagian kilang yang memerlukan kerja rutin
selama 24 jam dibagi dalam 3 shift, yaitu:
10
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM
Migas) tidak menyediakan fasilitas, akomodasi, transportasi, makan,
kesehatan dan biaya lain.
3. Selama PKL atau penelitian wajib menggunakan almamater.
4. Perserta PKL wajib mengisi biodata dan menyerahkan pas foto ukuran 3x4
cm.
5. Peserta PKL atau penelitian diwajibkan sopan dan mampu bergaul dengan
dosen, rekan, instruktur maupun pembimbing.
6. Peserta PKL atau penelitian wajib menjauhkan diri dari perbuatan tercela,
pencurian barang dan mengancam dosen atau pembimbing.
7. Peserta PKL atau penelitian dilarang membuat keributan atau berkelahi
dengan siapapun selama di ruang lingkup PKL atau penelitian.
2.7.2. Keamanan
Mengingat kompleksnya kegiatan yang terdapat di PPSDM Migas baik
proses industri, kegiatan pengajaran dan segala jenis kegiatan lainnya, unit
keamanan PPSDM Migas memiliki peran yang penting untuk menjaga keamanan
11
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
dan stabilitas kerja di PPSDM. Secara umum, unit keamanan memiliki 4 macam
objek pengamanan yaitu pengamanan personil, pengamanan material,
pengamanan informasi dan pengamanan operasional.
12
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2.7.6. Boiler
Secara umum boiler dapat kita artikan sebagai sebuah pesawat untuk
menghasilkan steam (uap). Boiler dibuat dari baja dengan bentuk bejana tertutup
yang didalamnya terdapat air dan air tersebut dipanasi dari hasil pembakaran
residu untuk menghasilkan uap. Boiler plant adalah unit yang bertugas:
a. Menyediakan steam (uap) untuk proses kilang
b. Menyediakan udara bertekanan
c. Menyediakan air pendingin (cooling water)
d. Menyediakan air lunak
13
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
14
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
salah satu wadah untuk membina kader-kader perminyakan nasional yang siap
pakai. Adapun tugas–tugas perpustakaan PPSDM Migas yaitu:
a. Melakukan perencanaan, pengembangan koleksi, yang mencakup buku,
majalah ilmiah, laporan penelitian, skripsi, laporan kerja praktek, diklat/
hand-out serta bahan audio visual.
b. Melakukan pengolahan dan proses pengolahan bahan pustaka meliputi
refrigrasi/inventaris, katalogisasi, klasifikasi, shelfing dan filling.
c. Laporan penggunaaan laboratorium bahasa
Layanan audio visual pemutaran film dan kaset video ilmiah
d. Layanan kerjasama antara perpustakaan dan jaringan informasi nasional.
15
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Jawa yaitu Kuwu, Mrapen, Watudakon, Mojokerto, serta penemuan minyak dan
gas di Sumatera dan Jawa. Eksplorasi minyak bumi di Indonesia dimulai tahun
1870 oleh P. Vandijk, seorang insinyur belanda di daerah Purwodadi, Semarang,
melalui pengamatan rembesan minyak dipermukaan.
Di daerah Cepu Jawa Tengah terdapat konsesi minyak, yaitu suatu kota kecil di
tepi Bengawan Solo, yang bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei
1893 atas nama AB. Verseegh. Kemudian beliau menyewakannya kepada
perusahaan DPM (Dordtsche Petroleum Maatschappij) di Surabaya dengan
membayar ganti rugi sebesar F.10000 dan F.0,1 untuk setiap peti (37,5 liter
minyak tanah dari hasil pengilangannya). Penemuan sumur minyak bumi bermula
di desa Ledok oleh Mr.Adrian Stoop pada Januari 1893, ia menyusuri Bengawan
Solo dengan rakit dari Ngawi menuju Ngareng (Cepu), dan akhirnya memilih
Ngareng (Cepu) sebagai tempat pabrik penyulingan minyak dan sumurnya di bor
pada Juli 1893. Daerah tersebut kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu.
Selajutnya berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 Maret 1923 DPM diambil alih
oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij), yaitu perusahaan minyak
Belanda.
2. Periode zaman Jepang (Tahun 1942 - 1945)
Pada periode jaman Jepang dulu terjadi suatu peristiwa penyerbuan tentara
Jepang ke Indonesia pada perang Asia Timur, yaitu keinginan Jepang untuk
menguasai daerah-daerah yang kaya akan minyak. Untuk keperluan perang dan
kebutuhan minyak di Jepang. Pada saat itu terjadi perebutan kekuasaan Jepang
terhadap Belanda, para pegawai perusahaan minyak belanda di tugaskan untuk
menangani taktik bumi hangus instalasi penting, terutama kilang minyak yang di
tujukan untuk menghambat laju serangan Jepang. Namun akhirnya Jepang
menyadari bahwa pemboman atas daerah minyak segera dibangun bersama oleh
tenaga sipil Jepang, tukang-tukang sumur tawanan perang dan tenaga Indonesia
yang berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan,serta tenaga kasar
diambil dari penduduk Cepu dan daerah lainnya dalam jumlah yang besar.
Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa,
pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran baru dilapangan minyak
16
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
17
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
g. Periode 1978-1984
Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 646 tanggal
26 Desember 1977, LEMIGAS diubah menjadi bagian dari Direktorat
Jendral Minyak dan Gas dan berganti nama menjadi Pusat Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (PPTMGB LEMIGAS).
PPTMGB LEMIGAS mengalami kesulitan-kesulitan dalam memasarkan
produk berupa naphta, filter oil dan residu.
h. Periode 1984-2001
Keberadaan PPT MIGAS ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984
tanggal 18 Maret 1984 dan struktur organisasinya ditetapkan berdasarkan
surat keputuan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1092 tanggal 15
November 1984.Kedudukan PPT MIGAS dibawah direktorat Jendral
Minyak dan Gas Bumi, Departemen Pertambangan dan Energi, yang
merupakan pelaksana teknis Migas di bidang pengembangan tenaga
perminyakan dan Gas Bumi
i. Periode 2001 – 2016
Dengan adanya perubahan struktur di lingkungan pemerintah,maka
berdasarkan SK Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
No.150 tahun 2001 tanggal 2 Maret 2001 maka PPT Migas berganti nama
menjadi PUSDIKLAT MIGAS yang bertanggung jawab langsung kepada
18
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Bidan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral dan telah diperbarui
dengan Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2010 tanggal 22
November 2010.
j. Periode 2016 – Sekarang
Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tahun 2016, dan di
Undangkan pada tanggal 24 Mei 2016. Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, maka Pusdiklat Migas
berganti nama menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi.
19
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2) Lapangan Ledok
20
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
21
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
22
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
1. Pertasol CA
Pertasol ini merupakan campuran hidrokarbon cair yang merupakan trayek
didih 30 – 200 oC. Pertasol atau nafhta merupakan produk yang terpenting karena
digunakan sebagai solvent/pelarut, pembersih dan lain-lain. Spesifikasi pertasol
CA yang ditetapkan oleh Pertamina dalam hasil rapat pada tanggal 06 Februari
2012 dapat dilihat pada Tabel 2.1. Adapun kegunaan Pertasol CA, yaitu:
23
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
24
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2. Pertasol CB
Spesifikasi pertasol CB yang ditetapkan oleh Pertamina dalam
hasil rapat pada tanggal 06 Februari 2012 di Tabel 2.2.
25
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
3. Pertasol CC
Produk pertasol CC diproduksi di unit Kilang PPSDM Migas dalam
waktu-waktu tertentu saja dalam artian hanya memproduksinya secara on
demand. Pertasol CC memiliki spesifikasi yang ditetapkan oleh Pertamina dalam
hasil rapat tanggal 06 Februari 2012 terdapat dalam Tabel 2.3.
26
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Batasan Metode
SNIMinyak Uji
No Karakteristik Satuan Solar 48
Min. Maks. ASTM
1. Bilangan setana angka setana 48 D613
atau indeks setana 45 D4737
2. Berat jenis (pada suhu 15 ºC) kg/m3 815 870 D4052/
D1298
3. Viskositas (pada suhu 40 ºC) mm3/s 2.0 4,5 D445
0,351)
0,302)
4. Kandungan sulfur % m/m - 0,253) D4294/
0,054) D5453
0,0055)
5. Distilasi: 90% vol. Penguapan ºC - 370 D86
6. Titik nyala ºC 52 - D93
7. Titik kabut ºC - 18 D2500
8. Titik tuang ºC 18 D97
9. Residu karbon % m/m - 0,16) D189
10. Kandungan air mm/kg - 500 D6304
11. Kadungan FAME % v/v - 207 D7806/
D7371
12. Korosi bilangan tembaga - Kelas 1 D130
27
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
5. Residu
Residu merupakan fraksi berat dari minyak bumi yang mempunyai titik
didih paling tinggi yaitu 350 oC dan merupakan hasil bawah dari residue stripper.
Residu biasanya digunakan sebagai bahan bakar dalam pabrik karena mempunyai
heating value yang tinggi.
Produk residu di Kilang PPSDM Migas dikenal dengan nama Minyak Bakar Cepu
(MBC). MBC memiliki spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Minyak dan Bumi pada tanggal 15 Agustus 2011 dapat dilihat di Tabel 2.5.
28
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
29
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
30
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Dari kolom fraksinasi C-1, fraksi berupa uap selalu naik ke atas. Dengan
bantuan alat kontak bubble cap, uap dibelokkan arahnya sehingga menembus
cairan. Pada saat kontak dengan cairan, terjadilah transfer panas dan massa.
Proses ini akan meninggalkan fraksi berat dan menguap kembali bersama-
sama fraksi ringan yang ada di tray tersebut menuju ke tray berikutnya. Pada
tray yang lain, mengalami proses yang sama dan begitu seterusnya. Semakin
ke atas, fraksi akan lebih ringan dan semakin ke bawah, fraksi akan lebih berat.
Temperatur top C-1 berkisar 130 oC, fraksi yang mampu keluar dari top
merupakan gabungan dari fraksi pertasol CA, pertasol CB dan naptha. Hasil
dari kolom fraksinasi C-1 adalah:
- Top produk yang menjadi umpan ke kolom fraksinasi C-2
- Side stream berupa solar yang keluar dari side stream 4, 6, 8, 10, dan 12
yang menjadi umpan ke solar stripper
- Side stream berupa Pertasol CC yang keluar dari side stream ke-18
- Bottom produk berupa PH solar di masukkan produk solar.
6. Proses pada Kolom Stripper (C-4)
Side stream dari tray 4-12 diumpankan ke dalam solar stripper C-4 pada
suhu yang berkisar 160oC. Solar stripper C-4 berfungsi untuk mengambil fraksi
solar dengan bantuan steam stripping. Dari solar stripping, hasil bottom berupa
solar yang suhunya masih tinggi berkisar 210oC. Oleh karena itu, sebelum
didinginkan produk bottom C-4 dialirkan ke dalam HE-2 untuk dimanfaatkan
sebagai bahan pemanas. Kemudian produk bottom dialirkan ke box cooler untuk
didinginkan dan ditampung pada tangki 106, 111, 120, 124, 125, 126 dan 127.
Produk top solar stripper C-4 diumpankan kembali ke dalam kolom fraksinasi C-
1 melalui plate ke-13.
31
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
4. Bottom produk dari kolom fraksinasi C-2, yaitu Pertasol C B yang masuk ke
cooler CL-13 dan CL-14.
5. Bottom produk dari solar stripper C-4, yaitu solar yang didinginkan dalam
cooler CL-6, CL-10 dan CL-11.
Fase cair yang didinginkan di dalam box cooler adalah:
1. Top produk kolom fraksinasi C-2, yaitu Pertasol CA yang telah dikondensasi ke
dalam box cooler BC-3 sampai BC-8.
2. Bottom produk residue stripper C-5 masuk ke dalam box cooler BC-1.
2.10.1.5. Separating
Produk-produk yang telah didinginkan sebelum dimasukkan ke dalam
tangki harus dipisahkan dari air dan gas yang terikut. Proses pemisahan ini
berlangsung di dalam separator dengan prinsip kerja memisahkan berdasarkan
perbedaan berat jenis. Produk yang berupa minyak akan berada di bagian atas,
sedangkan air dikeluarkan lewat bagian bawah. Gas-gas yang ringan yang tidak
mengembun kemudian dipakai sebagai fuel gas pada furnace.
32
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Produk Pertasol CA masuk ke dalam separator S-1 dan S-3 pada suhu
berkisar 38oC dan selanjutnya ditampung pada tangki T-114 sampai tangki T-117.
Pertasol CB masuk ke dalam separator S-4 pada suhu berkisar 45oC dan kemudian
ditampung pada tangki T-110. Pertasol CC masuk ke dalam separator S-8 dan
ditampung di dalam tangki T-112 dan T-113. Solar masuk ke dalam separator s-6
pada suhu berkisar 40oC dan ditampung di dalam tangki T-111, T-120 dan T-123.
PH solar dialirkan ke dalam separator S-7 pada suhu berkisar 82oC dan
dimasukkan ke dalam tangki T-118 dan T-119.
Kadar larutan NaOH (soda kaustik) adalah 25% berat. RSNa dan Na2S
yangterbentuk akan larut dan dapat dipisahkan dengan cara settling dari Pertasol.
33
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
34
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
1) Heat exchanger
Jenis Heat Exchanger (HE) yang digunakan di PPSDM Migas adalah Shell
and Tube, dimana minyak mentah masuk pada bagian tube dan media pemanas
masuk dalam shell. Jumlah HE yang dimiliki PPSDM Migas ada 5 buah yang
dipasang secara seri, HE-1 dan HE-2 dibuat horisontal, sementara HE-3, 4, 5
dibuat vertikal. Heat Exchanger adalah alat yang digunakan untuk memanaskan
minyak mentah dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan produk kilang. Heat
Exchanger berfungsi sebagai pemanas awal minyak mentah dengan tujuan
efesiensitermal.
2) Furnace
Furnace adalah dapur yang digunakan sebagai pemanas minyak mentah dari
suhu + 130 – 300 oC dimana suhu ini sebagian besar mengandung fraksi dari
minyak mentah pada tekanan sedikit diatas 1 atm yang berwujud uap kecuali
residu. Perpindahan panas pada furnace yang terjadi secara tidak langsung dengan
media perantara pipa, dimana cairan yamg dipanaskan dialirkan, sedangkan
sumber panas didapat dari pembakaran bahan bakar. Jumlah furnace yang ada di
PPSDM Migas adalah 6 buah, tetapi yang beroperasi hanya 2 buah yaitu furnace 1
dan furnace 3. Sedangkan furnace yang lainnya sudah tidak berfungsi karena
tidak ada transisi masuk dan keluar sehingga proses pembakaran menjadi tidak
sempurna. Pemanas furnace berfungsi sebagai kelanjutan dari minyak mentah
yang sebelumnya telah mendapatkan pemanasan awal pada HE.
Spesifikasi
Furnace: F1 s/d F3
Fungsi : Memanaskan minyak mentah
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 330 m3/ hari
Type : Boxes
Tinggi : 10.000 mm
Panjang : 6.000 mm
Lebar : 3.990 mm
35
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
3) Evaporator
Evaporator adalah alat untuk memisahkan fraksi ringan yang telah
bercampur dengan fraksi berat dalam minyak mentah dengan proses
penguapan. Wujud dari fraksi ringan adalah uap yang keluar menjadi hasil
atas pada evaporator dan residu menjadi fraksi berat yang keluar menjadi
hasil bawah dari evaporator.
Proses pemisahan dalam evaporator didasarkan pada perbedaan densitas
antar 2 fraksi dan dibantu dengan injeksi uap yang berfungsi untuk
menurunkan tekanan parsial komponen hidrokarbon sehingga penguapan
lebih mudah. Evaporator di PPSDM Migas terdapat 1 yang dipasang secara
vertikal. Kolom evaporator adalah kolom pemisah yng tidak memiliki plat.
Dibagian bawah terdapat cungkup (anchoring) untuk menahan cairan yang
akan meningggalkan evaporator.
Spesifikasi Evaporator:
Tinggi :6m
Tebal Shell : ¾ inch
4) Kolom Stripper
Kolom stripper digunakan untuk menguapkan kembali fraksi yang dibawa
oleh fraksi berat. Pemisahan ini dilakukan dengan menginjeksikan uap dalam
kolom. Injeksi uap tersebut berfungsi untuk menurunkan tekanan parsial
hidrokarbon, sehingga hidrokarbon yang memiliki titik didih rendah (fraksi
ringan) akan menguap dan terpisah dari fraksi berat. Terdapat 3 kolom stripper
yang digunakan yaitu stripper C-3, C-4, dan C-5.
Stripper Solar (C-4)
Jumlah : 1 buah
Tipe : Bubble cup tray
37
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Tinggi : 6130 mm
Tebal head : 9 mm
Tebal shell : 9 mm
Kapasitas : 4,7205 m3
Material : Carbon stell
Jumlah : 1 buah
Dimensi : OD = 1000 mm; ID = 1020
mm
Tinggi : 7100 mm
Jumlah plat : 6 buah
Tipe : Bubble cup tray
Tebal head : 9 mm
Tebal shell : 9 mm
38
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Kapasitas : 5,720 m3
Material : Carbon stell
Status : Beroperasi
5) Kolom Fraksinasi
Kolom fraksinasi adalah kolom yang digunakan untuk memisahkan
fraksi yang diinginkan menurut titik didih dari setiap fraksi. Di PPSDM
Migas pada unit kilang mempunyai 2 buah kolom fraksinasi yang beroperasi
yaitu C-1A dan C-2.
Spesifikasi kolom Fraksinasi:
Kolom Fraksinasi C-1A
Fungsi : Memisahkan fraksi – fraksi minyak bumi
dari aliran sisi C-1 dan kolom atas stripper.
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 55,910 m3
Type : Bubble cup tray
Tinggi : 11150 mm
Diameter dalam : 2.025mm
Diameter luar : 2.044 mm
Tray spacing : 460 mm
Status : Beroperasi
Tinggi : 10.000 mm
Diameter dalam : 1.800 mm
Diameter luar : 1.821 mm
Tray spacing : 422 mm
Status : Beroperasi
40
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
6) Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mencairkan produk gas atau solvent uap
ringan (Pertasol CA) dari kolom atas C-2 dan juga mengubah fase uap
menjadi cair yang masih panas dengan menggunakan air sebagai media
pendingin. Terdapat 12 unit kondensor yang beroperasi.
Spesifikasi Kondensor:
Kondensor Utama (CN – 1, 2, 3, 4)
Fungsi : Mengkondensasikan uap pertasol CA
dari kolom fraksinasi 2 (C-2)
Jumlah : 4 unit
Tipe : 1,1 - shell and tube
Tinggi : 4.890 mm
Dimensi shell : ID = 1.040 mm; OD = 1.052 mm
Dimensi tube : ID = 31,35 mm; OD = 38 mm
Jumlah tube : 223
Status : Beroperasi
Sub Kondensor (CN – 5 s/d CN – 12)
Fungsi : Mengkondensasikan uap pertasol CA yang
tidak dapat terkondensasi pada kondensor
utama.
Jumlah : 8 unit
Tipe : 1,1 - shell and tube
Tinggi : 3.182 mm
Dimensi shell : ID = 738 mm; OD = 770 mm
Dimensi tube : ID = 16 mm; OD = 19 mm
Status : Beroperasi
7) Cooler
Cooler berfungsi untuk mendinginkan produk minyak yang keluar dari
stripper, fraksinasi heat exchanger, dan kondensor dengan air pendingin pada
temperature tertentu sebelum masuk pada tangki penampungan. Cooler yang
digunakan pada unit kilang ada 2 jenis yaitu:
a) Shell dan Tube
Cooler pada jenis ini terdiri dari shell dan tube, air pendingin berada pada
shell dan minyak pemanas berada pada tube, dengan arah berlawanan.
b) Box Cooler
Tube dilewati oleh fluida panas lalu masuk dalam kotak segi empat yang
berisi air pendingin, air di dalam box tersebut selalu disirkulasikan.
Spesifikasi Cooler:
Cooler (CL – 1, 2)
Fungsi : Mendiginkan produk pertasol CC
Tipe : 1,1 - shell and tube
Status : Beroperasi
Cooler (CL – 3, 4)
Status : Beroperasi
Cooler (CL – 5, 9)
Diameter tube : 38 mm
Status : Beroperasi
Cooler (CL – 6, 10, 11)
43
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Diameter tube : 38 mm
Status : Beroperasi
Cooler (CL – 13, 14)
Status : Beroperasi
Box Cooler (BC – 1 s/d 6)
Tinggi : 3.000 mm
44
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Diameter pipa : 4 in / 3 in / 2 in
Jumlah tube : 40 / 24 / 30 / 66 pipa
Media pendingin : Air
Material : Carbon stell
Status : Beroperasi
Status : Beroperasi
Box Cooler (BC – 1 s/d 6)
Tinggi : 3.000 mm
Diameter pipa : 4 in / 3 in / 2 in
Jumlah tube : 40 / 24 / 30 / 66 pipa
Media pendingin : Air
Material : Carbon stell
Status : Beroperasi
45
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
8) Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan air dan gas yang masih
terkandung dalam produk berdasarkan perbedaan massa jenis (density). Air
akan mengendap atau berada di bawah, hasil dari produk atas akan berada
diatas. Lalu gas akan dikeluarkan melalui puncak atas, dan ditampung pada
tangki penampung.
Spesifikasi Separator:
Separator (S – 1, 3)
Fungsi : Memisahkan produk pertasol CA dan air
Tipe : Silinder lurus
Volume : 4,6896 m3
Tinggi : 465 cm / 480 cm
Diameter dalam : 154 cm/ 110 cm
Tebal shell : 7,8 – 8,6 mm
Temperatur maksimum : 70 oC
Temperatur normal : 50 oC
Material : Carbon steel
Status : Beroperasi
Separator (S – 2, 4)
Fungsi : Memisahkan produk naftha (S-2) dan
pertasol CB
Tipe : Silinder lurus
Volume : 1,3296 m3
Tinggi : 465 cm / 480 cm
Diameter dalam : ID = 570 cm/ OD = 617 cm
Tebal shell : 10 – 12 mm
Temperatur maksimum : 70 oC
Temperatur normal : 50oC
Material : Carbon steel
46
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Status : Beroperasi
Head : 70 m/ 87 m
Kapasitas : 25 m3/jam
Putaran : 2.930 rpm/3.000 rpm
Jumlah : 2 buah
Motor Merek : Thosiba
Jenis : Motor induksi 3 fase
Tegangan : 380 Volt
Kuat arus : 22,1 A/ 29,5 A
Daya : 5,5 Kw
Putaran : 2.880 rpm
Frekuensi : 50 Hz
Buatan : Jepang
Kapasitas : 25 m3/jam
Motor Merk : Thosiba
47
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Kuat arus : 19 A/ 26 A
Daya : 2,2 Kw
Jenis pole :2
48
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
Pengambilan
Data
Tugas
Khusus
Finish
49
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
50
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
BAB IV
EVALUASI KINERJA HEAT EXCHANGER-02
51
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
52
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
53
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
dari molekul yang bersuhu tinggi ke molekul yang bersuhu rendah dengan
disertai aliran massa. Konveksi sangat penting sebagai mekanisme
perpindahan energi antara permukaan zat padat dan cair atau gas.
Contoh konveksi ialah perpindahan entalpi oleh pusaran aliran turbulen dan
oleh arus udara panas yang mengalir melintas dan menjauhi radiator.
Contoh lain dari perpindahan panas secara konveksi adalah aliran yang
dipanaskan dalam belanga. Kalor yang dipindahkan secara konveksi
dinyatakan dengan persamaan Newton tentang pendinginan (Holman, 1986)
q = - hAΤ
54
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
55
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
2. Counter flow
Dalam counter flow heat exchanger, fluida masuk pada ujung yang
berlawanan, mengalir pada arah yang berlawanan, dan keluar pada ujung
yang berlawanan.
3. Cross Flow
Dalam cross flow heat exchanger, fluida dapat bergerak dalam aliran
silang (saling tegak lurus), seperti yang ditunjukkan pada finned dan
unfinned tubullar heat exchanger dari gambar 4.3 dan gambar 4.4. Dua
konfigiurasi biasanya dibedakan oleh idealisasi yang memperlakukan
gerakan cairan di atas tabung sebagian tidak dicampur atau dicampur.
Pada gambar 4.3 fluida dikatakan tidak dicampur karena sirip
menghambat gerakan kearah (y) yang melintang kearah aliran utama(x).
Dalam hal ini suhu fluida bervariasi dengan x dan y. Sebaliknya, pada
56
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
gambar 4.4 fluida dikatakan tercampur karena tidak terdapat sirip yang
menghambat.
57
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
58
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
1. Kelas R
Kelas R adalah heat exchanger yang didesain untuk kebutuhan petrolium
dan proses –proses terkaitnya.
2. Kelas C
Kelas C adalah heat exchanger yang didesain untuk kebutuhan proses-
proses general dan komersial.
3. Kelas B
Kelas B adalah heat exchanger yang didesain untuk kebutuhan chemical.
Selain pembagian dalam kelas, TEMA memili standar special design
untuk shell and tube heat exchanger yang berdasarkan tipe shell dan tipe
head.
Sebagai contoh exchanger dengan single tube pass dan conical heads
dapat digambarkan sebagai tipe BEM dengan conical heads.
Berdasarkan mekanisme perpindahan panas heat exchanger dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu:
59
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Lubang-lubang pipa pada penampang shell and tube tidak disusun secara
begitu saja mengikuti aturan tertentu. Jumlah pipa dan ukurannya harus
disesuaikan dengan ukuran shell-nya, ketentuan ini mengikuti aturan baku
dan lubang-lubang pipa disusun berbentuk persegi atau segitiga ini disebut
dengan tube pitch.
Jenis-jenis tube pitch yang utama adalah:
60
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
1. Square pitch
2. Triangular pitch
3. Square picth rotated
2. Shell
Biasanya, shell berbentuk bulat memanjang (silinder) yang berisi tube
bundle sekaligus sebagai wadah mengalirkan zat atau fluida. Untuk
kemungkinan korosi, tebal shell sering diberi kelebihan 1/8 in.
3. Baffle
Baffle merupakan bagian yang penting dari alat penukar panas.
Kondisi kecepatan aliran baik dalam shell maupun tube dapat diatur oleh
baffle. Fungsi baffle adalah untuk membuat aliran turbulen sehinggaa
perpindahan panas menjadi lebih baik, dimana harga koefisien
perpindahan panas yang didapat besar. Luas baffle kurang lebih 75%
penampung shell. Spasi antar baffle tidak lebih dekat dari 1/5 diameter
shell karena apabila terlalu dekat akan dapat kehilangan tekanan yang
besar.
4. Channel
Komponen alat ini berfungsi untuk membalikkan arah aliran fluida dalam
tube pada jenis tube fix exchanger.
5. Nozzle
Komponen alat yang merupakan saluran masuk dan keluar fluida ke
dalam shell dan tube.
61
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
ketahanan terhadap korosif relatif lebih murah juga karena kekuatan dari
small diameter tube melebihi shell.
4. Fluida yang memiliki volume besar dilewatkan melalui tube karena dapat di
pasang baffle untuk menambah laju perpindahan tanpa menghasilkan
kelebihan pressure drop.
5. Fluida yang viskos atau memiliki laju rendah, dilewatkan melalui shell
karena dapat digunakan baffle.
62
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
4.6.1. Tinjauan umum heat exchanger pada proses awal di PPSDM migas
Heat exchanger yang digunakan di unit kilang PPSDM Migas
berjumlah 5 buah jenis shell and tube dengan arah aliran counter current
flow berfungsi untuk:
1. Mendinginkan produk dari kilang (solar dan residu)
2. Memberikan pemanasan awal pada minyak mentah (crude oil)
3. Mengurangi beban panas pada furnace
4. Menghemat energi (bahan bakar)
Di PPSDM MIGAS Cepu terdapat 5 buah heat exchanger dimana shell
dilalui oleh fluida panas naptha pada HE-1, solar pada HE-2 dan HE-3 dan residu
pada HE-4 dan HE-5, sedangkan tube dilalui oleh fluida dingin yaitu crude oil.
Dalam heat exchanger ini terjadi transfer panas dari fluida panas yaitu naptha,
solar dan residu ke fluida dingin (crude oil) sebagai umpan. Heat exchanger
digunakan sebagai pemanas pendahuluan sebelum crude oil masuk ke dalam
furnace. Heat exchanger ini juga berfungsi untuk menurunkan temperatur dari
naptha, solar ataui residu sebelum masuk cooler. Heat exchanger bila telah
dioperasikan dalam waktu tertentu maka akan mengalami penurunan efesiensi.
Hal ini bisa disebabkan oleh terbentuknya kerak, korosi, kebocoran, maupun
aliran fluida yang menyebabkan friksi terhadap dinding alat. Penurunan efesiensi
ini bisa dilihat dari parameter-parameter seperti pressure drop tinggi, serta dirt
factor (Rd) melebihi batas yang diijinkan. Untuk mengetahui seberapa besar
penurunan kemampuan heat exchanger tersebut, maka perlu dilakukan analisa
dengan perhitungan yang akan dibahas lebih lanjut. Berdasarkan pada
63
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
4.4 Metodologi
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam mengevaluasi kinerja heat exchanger 2 di unit
kilang PPSDM MIGAS ini diperoleh dari:
a. Data Lapangan
• Data suhu masuk dan suhu keluar tube.
• Data suhu masuk dan suhu keluar shell.
b. Control Room
• Data kapasitas crude oil dan bahan bakar (residue) yang
dibutuhkan.
• Data spesifikasi heat exchanger 2 dan bagian shell dan tube.
c. Laboratorium Unit Kilang
• Data densitas crude oil dan residue.
d. Buku Literatur
• Berupa langkah-langkah perhitungan (process heat transfer -
D.Q. Kern(1950)).
2. Pengolahan Data
Untuk mengevaluasi kerja dari kinerja heat exchanger dan cooler maka
parameter-parameter yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Heat Balance
Bila panas yang diterima fluida kecil dari panas yang dilepaskan
fluida panas berarti panas yang hilang besar dan ini mengurangi
perfomance suatu heat exchanger.
Q = W.Cp.∆T
Dimana :
Q = jumlah panas yang dipindahkan,
64
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Btu/jam
W = laju alir fluida, lb/jam
Cp = specific heat fluida, Btu/lb
Dimana :
as = flow area shell side, ft
65
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Ws
Gs=
as
Dimana :
Gs = mass velocity per cross cestion area shell, lb/jam.ft2
Ws = laju alir fluida pada shell side, lb/ jam
as = flow area shell side, ft2
DexGs
Re=
μ
Dimana :
Re = bilangan reynold fluida dalam shell
De = diameter ekivalen shell side,
Gs = mass velocity per cross section area shell side, lb/jam.ft2
μ = viscosity fluida shell side pada temperatur tc,
lb/jam.ft
( ) ( )
1 0,14
k cxμ 3 μ
ho= jH x x
De k μW
Dimana:
ho = koefisien perpindahan panas outside, Btu/jam.ft2. oF
66
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Dimana :
at = flow area tube side, ft2
a’t = flow area pertube, ft2
Nt = jumlah tube
n = jumlah pass tube side, ft2
Wt
Gt =
at
Dimana :
Gt = mass velocity per cross section area tube, lb/jam.ft2
Ws = mass flow padatube side, lb/jam
as = flow area tube, ft2
DexGt
Re=
μ
Dimana :
Re = bilangan reynold fluida dalam Tube
D = diameter Tube, ft
Gt = mass velocity per cross section Tube Side, lb/jam.ft2
67
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
( )
1
k cxμ 3
hi= jH x x
De k
( )
0,14
μ
μW
Dimana:
hi = koefisien perpindahan panas outside, Btu/jam.ft2. oF
jH = faktor perpindahan panas
De = diameter ekuivalen shell side, ft
k = thermal conductivity fluida shell, Btu/ jam.ft2. oF
μW= viskositas fluida shell side pada temperatur Tc, Btu.lbm. oF
hio hi ID
= x
∅ t ∅ t OD
68
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Dimana :
hio = koefisien perpindahan panas konveksi inside pada outside
diameter
ID = inside diameter, in
OD = outside diameter, in
hio hio
Shell Side= x ∅s Tube side= x ∅t
∅t ∅s
Q
Ud =
A x∆t
Dimana :
∆ t = LMTD terkoreksi, oF
69
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
f x Gs x Ds x ( N +1 )
∆ Ps=
5,22 x 1010 xDe x s x ∅ s
Dimana:
∆ Ps = shell side pressure, psi
F = friction factor, ft2/in
S = specific gravity
N+1 = jumlah cross
Ds = diameter dalam shell, ft
De = diameter ekuivalen, ft
4 n x v2
∆ Pt =
s x 2g
∆ Pt =∆ Pt + ∆ Pr
Dimana:
v = velocity, fps
L = panjang tube
∆PT = total pressure drop, psi
D = diameter dalam tube, ft
n = jumlah lintas tube (pass)
∆Pt = tube side pressure drop, psi
∆Pt = return pressure drop, psi
f = friction factor, ft2/in
s = specific grafity
71
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
1 mV = 262256 ¿ x 1hari x
3
¿ 1hari
Vs= 199833 hari x x co
hari
24 jam 1000<¿ ¿ 24 jam
1 ft 3 1 m3 1 ft 3
3 x 3
0,0283 m¿ ¿ 1000<¿ ¿ 0,0283 m¿ ¿
lb lb
Ws= 15272,64425 Wco= 20108,49408
jam jam
3. Menghitung SG
T 1+ T t ¿ 1+t
Tav= 2
Tav= 2
2 2
73
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
22,8+176 93,74+140
Tav= Tav=
2 2
141,5 141,5−131,5
O
API= - 131,5 O
API= - 131,5
SG solar SG solar
141,5 141,5
O
API= - 131,5 O
API= - 131,5
0,831041536 0,833738426
O
API= 38,76826443 O
API= 38,2174985
lb btu lb btu
Q s =15272,64425 x 0,55 x (228,2-176)oF Q co = 20875,24467 x o,55 x (140 – x
jam lbo F jam lb o F
(140-93,74) oF
Q s = 438477,6165
Qco = 455807,2788
Q = Qco-Qs
Q = 455807,2788 – 438477,6165
Q = 17329,6623
17329,6623
Losses = x 100% = 3,952234192 %
438477,6165
7. Menghitung LMTD
ln ¿ )
74
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
¿)
T 1−t 2
ln
T 2 −t 1
LMTD = 85,19549041OF
T 1−T 228,2−176
R= = = 1,128404669
2
t 2−t 1
140−93,74
t 2−t 140−93,74
S = = = 0,344042838
1
T 2−t 1
22,8,2−93.74
∆ T LMTD= Ft x LMTD
= 0,94x 85,19549041OF
= 80,08376098 OF
∆ t c 82,26 ℉
= =¿0,932653061
∆ T h 88,2 ℉
11. Menghitung luas penampang shell (as), diameter ekivalen (De), dan luas
penampang aliran dinding tube (at)
Ws W co
Gs= Gco=
as a co
lb lb
15272,64425 ft 2 20108,49408 ft 2
Gs= jam Gco= jam
1,0088 ft 2 1,52 ft 2
lb lb
Gs= 15138,91707 Gco= 13258,34775
jam ft 2 jam ft 2
76
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Tc= 200,534 OF dan o API= 38,768 tc= 115,4822 OF dan o API= 38,217
Diperoleh data: Diperoleh data:
o
API= 35 x= 10; y= 20, μ=01,3 o
API= 35 x= 10; y= 20, μ=3,0
o
API= 42 x= 11,6; y= 16 μ=0,65, o
API= 42 x= 11,6; y= 16 μ=1,3
Untuk mencari μ dengan cara Untuk mencari μ dengan cara
interpolasi: interpolasi:
42−38,768 0,65−x 42−38,217 1,3−x
= =
42−35 0,65−1,3 42−35 1,3−3,0
μ=0,949 cPx 2,42 μ=2,206 cPx 2,42
lb lb
μ=2,39658 μ=5,338
ft jam ft jam
De x G s De x Gco
ℜs= ℜco=
μ μ
lb lb
0,06 ft x 15138,91707 0,0695 ft x 13258,34775
jam ft 2 jam ft 2
ℜ s= ℜco=
lb lb
2,39658 2
5,338 2
jam ft jam ft
ℜs=395,5164 ℜco=172,6049857
14. Menghitung koefisien perpindahan panas lapisan film pada bagian luar
shell (ho/∅ s ) dan bagian dalam tube (hio/∅ t )
Berdasarkan fig. 4 Kern dengan data: Berdasarkan fig. 4 Kern dengan data:
Tc= 200,534 OF dan o API= 38,768 tc= 115,4822 OF dan o API= 38,217
BTU BTU
Diperoleh Cp= 0,53 Diperoleh Cp= 0,50
lb℉ lb ℉
BTU BTU
K= 0,078 2 K= 0,079 2
jam ft lb ℉ jam ft lb℉
hi BTU
= 6,98206386
θco jam ft 2 lb℉
ho
θs
Tw= tc + (Tc-tc)
h o hi o
+
θs θt
hi o hi IDt
Dimana: = +
θt θt OD
hi o BTU o , 834∈.
=¿6,979 2 x
θt jam ft ℉ 1∈.
hi o BTU
=¿5,823
θt jam ft 2 ℉
34,1104
Tw= 115,4822 OF + (200,534 - 115,4822)℉
6,9820+34,1104
Tw= 188,13 ℉
16. Menghitung koefisien transfer panas bagian shell (ho) dan bagian tube
78
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
( hio)
Solar Crude
lb lb
μw=1,144 x 2,24 = 2,7588 μw=1,1863 Xx 2,24 = 2,8556
ft . jam ft . jam
μ μ
θ s= ( ¿ ¿0.14 θco = ( ¿ ¿0.14
μw μw
ho hi
ho= x θs hio= xθ
θs θco co
BTU BTU
ho= 34,1104095 2 x 0,974654272 hio= 6,98206386 x 1,091544109
jam ft lb℉ jam ft 2 lb℉
BTU BTU
ho= 33,24585632 2 hio= 7,621230675
jam ft lb℉ jam ft 2 lb℉
hio x h
U c= o
hio +¿ ¿
ho
79
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
7,621230675 x 33,24585632
U c=
7,621230675+33,24585632
BTU
U c = 6,199960864
jam ft 2 lb℉
A = Nt x L x a”
Qco
Ud =
Ax ∆ T LMTD
473187,521
Ud =
1047 ft 2 x 80,08376 ℉
BTU
Ud = 5,331774896 2
jam ft lb℉
U c −U d
Rd =
U c −U d
6,199960864−5,435396839
Rd =
,199960864 x 5,435396839
BTU
Rd = 0,026263464
jam ft 2 lb℉
Ud
η= X 100%
Uc
5,435396839
η= X 100%
6,199960864
η = 87,67 %
80
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
21. Menghitung pressure drop pada bagian shell (∆ ps )dan tube (∆ Pco)
81
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
Rd 0,022687866
82
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
83
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
84
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
85
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil evaluasi dan dan perhitungan didapatkan Rd aktual pada heat
exchanger-02 unit kilang PPSDM Migas melebihi Rd teori maksimum yang
diizinkan (0,003) hr ft3/Btu, Rd actual yang didapatkan sebesar 0,02268 hr
ft3/Btu. Hal ini dikarenakan adanya penumpukkan kerak pada dinding dalam
dan luar tube sehingga memerlukan pembersihan.
2. Dari hasil evaluasi perhitungan didapatkan nilai pressue drop pada shell and
tube masih berada dibawah standar yang diizinkan. Masing-masing nilai
pressure drop pada shell and tube sebesar 0,05498 Psi dan 0,002808 Psi. Nilai
tersebut dibawah dari pressure drop maksimal yaitu sebesar 10 Psi, hal ini
menunjukkan bahwa HE-02 masih layak dioperasikan.
3. Dari hasil evaluasi perhitungan didapatkan efisiensi HE-02 sebesar 87,67%.
5.2 Saran
1. Berdasarkan hasil dari evaluasi nilai dirt factor (Rd) dan pressure drop,untuk
mendapatkan hasil pertukaran panas yang maksimal sebaiknya heat
Exchanger segera dilakukan maintenance.
2. Jumlah flow rate crude oil dan solar yang masuk ke dalam heat exchange
dapat diketahui dan lebih muda dikontrol apalagi pada masing-masing pipa
inlet dipasangkan flow meter.
3. Pengecekkan temperature dan tekanan yang keluar masuk dari heat exchanger
harus benar-benar diperhatikan dan terhubung dengan control room serta
penjadwalan pembersihan secara berkala.
86
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat jenderal Minyak dan Gas Bumi (2018). Diambil kembali dari https://
www. Esdm. Go.id.
Kern, D. (1950). Process Heat Transfer, Internasional Student Edition. New York:
John Wiley and Sons.
Pusat pengembangan Sumber Dayaa Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas). (2018).
Diambil kembali dari https:// www. Pusdiklatmigas. Esdm.go.id.
87
Laporan Kerja Praktek
PPSDM MIGAS CEPU 2019
88