Masyarakat suku
Jawa percaya akan adanya hari yang baik untuk melaksanakan pernikahan. Hari baik tersebut,
biasanya, berpatokan pada buku primbon Jawa.
1. Pingitan
2. Siraman
3. Midodareni
4. Pernikahan
PINGITAN
Sebulan sebelum acara pernikahan berlangsung, calon pengantin suku Jawa tidak diperbolehkan
untuk saling bertemu. Khusus calon mempelai wanita, biasanya, akan dipingit.
Ritual pingitan ini ditujukan untuk mempersiapkan fisik dan mental si gadis yang akan memasuki
jenjang pernikahan. Sehari sebelum acara pernikahan, calon mempelai wanita kembali
melakukan ritual. Kali ini, ritualnya berupa siraman yang akan dijelaskan pada slide berikutnya.
Siraman
Acara ini biasanya di lakukan pada siang hari, secara terpisah antara calon mempelai wanita dan
pria, tetapi harus dimulai pada saat yang bersamaan.
Acara siraman ini ditujukan untuk membersihkan mempelai wanita dan pria secara fisik dan psikis secara
bersamaan, serta meminta restu dari orang tua
PERNIKAHAN
Di upacara pernikahan adat Jawa, terdapat Pemaes, dukun pengantin perempuan di mana
menjadi pemimpin dari acara pernikahan, itu sangat penting. Dia mengurus dandanan dan
pakaian pengantin laki-laki dan pengantin perempuan yang bentuknya berbeda selama pesta
pernikahan. Biasanya dia juga menyewakan pakaian pengantin, perhiasan dan perlengkapan lain
untuk pesta pernikahan.
Panitia pernikahan
Banyak yang harus dipersiapkan untuk setiap upacara pesta pernikahan. Panitia kecil terdiri dari
teman dekat, keluarga dari kedua mempelai. Besarnya panitia itu tergantung dari latar belakang
dan berapa banyaknya tamu yang di undang.
Panitia mengurus seluruh persiapan perkawinan: protokol, makanan dan minuman, musik
gamelan dan tarian, dekorasi dari ruangan resepsi, pembawa acara, wali untuk Ijab, pidato
pembuka, transportasi, komunikasi dan keamanan. Persiapan yang paling penting adalah Ijab
(catatan agama dan catatan sipil), dimana tercatat sebagai pasangan suami istri.
Tarub
Tarub adalah hiasan janur kuning (daun kelapa yang masih muda) yang dipasang tepi tratag yang
terbuat dari bleketepe (anyaman daun kelapa yang hijau).
Pemasangan tarub biasanya dipasang saat bersamaan dengan memandikan calon pengantin
(siraman, Jawa) yaitu satu hari sebelum pernikahan itu dilaksanakan.
Untuk perlengkapan tarub selain janur kuning masih ada lagi antara lain yang disebut dengan
tuwuhan. Adapun macamnya :