Makalah ini Dibuat Guna Memenuhi Kriteria Penilaian Tugas Mata Kuliah
Praktik Micro-Teaching
Disusun Oleh:
TP. 2021/2022
Kata Pengantar
Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi syarat mata
kuliah Praktik Micro-Teaching. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Dosen pengampu Rahma Dani, M.Pd, selaku dosen pembimbing
mata kuliah Praktik Micro-Teaching dan juga saya ucapkan kepada teman-teman
yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini
bisa disusun dengan baik dan rapih.
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Micro-Teaching...........................................................................2
B. Karakteristik Micro-Taching.........................................................................3
C. Teori-Teori Micro-Teaching.........................................................................4
D. Macam-Macam Keterampilan Mengajar......................................................8
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
Daftar Pustaka........................................................................................................13
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar merupakan keahlian yang harus dimiliki oleh seorang
yang berprofesi sebagai guru. Dan dalam proses mengajar seorang guru
memerlukan keahlian khusus, dan keahlian khusus ini di dapatkan melalui
sebuah Pendidikan dan pengalaman. Oleh karena itu seorang guru
memerlukan penggunaan pengangajaran mikro (Micro-Teaching), sebagai
teknik dan prosedur latihan mengajar sebagai calon guru.
Dan dalam proses pembelajaran, belajar bukan hanya menulis,
menghafal atau mengingat, tetapi dalam hal ini belajar merupakan suatu
proses yang di tandai dengan adanya perubahan daya pikir peserta didik.
Perubahan tersebut sebagai hasil proses belajar.
Jadi, dalam hal ini hasil belajar menjadi tolak ukur profesionalitas
seorang guru, apakah tujuan dari pembelajaran tersebut mencapai atau
tidak. Dan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu dibutuhkan seorang
guru yang memiliki kapasitas sebgai tenaga pendidik professional.
Dengan melalui proses pembelajaran mikro (Micro-Teaching) ini
dapat dijadikan proses latihan seorang guru dalam mengajar untuk kelas
yang berskala besar nantinya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Micro-Teaching?
2. Apa saja karakteristik Mikro-Teaching?
3. Apa saja teori Micro-Teaching?
4. Apa saja keterampilan mengajar?
C. Tujuan
1
Dadang Sukirman. Micro Teaching. Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementrian Agama.2012. Hlm.3-10.
2
3. Sugeng Paranto menjelaskan bahwa pembelajaran mikro
merupakan salah satu cara latihan praktek mengajar yang
dilakukan dalam proses belajar mengajar yang di"mikro" kan
untuk membentuk, mengembangkan keterampilan mengajar. 2
B. Karakteristik Micro-Taching
Pembelajaran mikro pada intinya adalah penyederhanaan
pembelajaran. Karena penyederhanaan maka tentu tidak semua
keterampilan mengajar dipraktikkan dalam satu waktu, akan tetapi
keterampilan mengajar dipraktikkan sendiri-sendiri. Seperti
keterampilan membuka pelajaran berdiri sendiri, demikian juga pada
latihan berikutnya difokuskan pada keterampilan menjelaskan dan
sebagainya. Berikut ini beberapa hal fundamental berkaitan dengan
karakteristik pembelajaran Mikro Teaching. Di antara karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut:3
1. Microteaching is a real teaching. Pembelajaran mikro adalah
kegiatan mengajar yang sebenarnya (real teaching), akan tetapi
dilaksanakan bukan pada kelas yang sebenarnya, melainkan
dalam suatu kelas, laboratorium atau tempat khusus yang
dirancang untuk pembelajaran mikro.
2. Micro teaching lessons the complexities of normal classroom
teaching. Sesuai dengan namanya micro, latihan mengajar
dilakukan secara mikro atau disederhanakan. Penyederhanaan ini
dilakukan dalam setiap unsur atau komponen pembelajaran.
3. Microteaching focuses on training for the accomplishment
of specific tasks. Latihan yang dikembangkan dalam pendekatan
pembelajaran mikro hanya difokuskan pada jenis-jenis
keterampilan tertentu secara spesifik, sesuai dengan apa yang
2
Ibid.
3
Dadang Sukirman.Op,cit.Hlm.51-55
3
diinginkan oleh setiap yang berlatih atau atas dasar saran yang
diberikan oleh pihak supervisor. Fokus keterampilan tersebut
bisa berupa keterampilan membuka pelajaran saja, maka
keterampilan lainnya tidak menjadi fokus latihan, dan
sebagainya.
4. Micro teaching allows for the increased control of practice.
Pembelajaran mikro diarahkan untuk meningkatkan kontrol pada
setiap jenis keterampilan yang dilatihkan. Kontrol yang ketat,
cermat dan komprehensif relatif lebih mudah dilakukan dalam
pembelajaran mikro, karena setiap peserta yang berlatih hanya
memfokuskan diri pada keterampilan tertentu saja.
5. Micro teaching greatly expands the normal knowledge of results
or feedback dimension in teaching. Pembelajaran mikro
diharapkan dapat memperluas wawasan dan pemahaman yang
terkait dengan pembelajaran, karena pihak-pihak yang
berkepentingan dan juga terlibat di dalamnya mendapatkan
masukan dari pihak lainnya.
C. Teori-Teori Micro-Teaching
Menurut Arifmiboy teoritis model pembelajaran Micro-Teaching
dibagi menjadi Teori Belajar Behavioristik, Teori Belajar Sosial
(Social Learning Theory), Teori Belajar Konstruktivis, Teori
Komunikasi, dan Teori Desain Pembelajaran Berbasis Web (DPBW), 4
berikut adalah penjelasannya:
1. Teori Belajar Behavioristik.
Teori belajar behavioristik dipelopori oleh Thorndike
dengan teorinya connectionisme yang disebut juga dengan trial
and error. Pada tahun 1980, Thorndike melakukan eksperimen
dengan kucing sebagai subjeknya. Menurutnya, belajar adalah
4
Arifmiboy. Micro-Teaching Model Tadaluring. Jawa Timu, Wade Group. 2019. Hlm. 27-
40.
4
pembentukan hubungan (koneksi) antara stimulus dengan respon
yang diberikan oleh organisme terhadap stimulus tadi. Cara
belajar yang khas yang ditunjukkannya adalah trial dan error
(coba-coba salah). Disamping itu, Thorndike juga menggunakan
pedoman. ”pembawa kepuasan (satisfier)” apabila subyek
melakukan hal-hal yang mendatangkan kesenangan dan
”pembawa kebosanan (annoyer)” apabila subyek menghindari
keadaan yang tidak menyenangkan. Dari eksperimen Thorndike,
bisa diambil tiga hukum dalam belajar, yaitu: (1) Law of
readiness (hukum kesiapan). Belajar akan berhasil apabila subyek
memiliki kesiapan untuk belajar. (2) Law of exercise (hukum
latihan), merupakan generalisasi dari law of use dan law of disuse,
yaitu jika perilaku itu sering dilatih atau digunakan, maka
eksistensi perilaku tersebut akan semakin kuat (Law of use).
Sebaliknya, jika perilaku tadi tidak dilatih, maka perilaku tersebut
akan menjadi bertambah lemah atau tidak digunakan sama sekali
(law of disuse). Dengan kata lain, belajar akan berhasil apabila
banyak latihan atau ulangan. (3) Law of effect, yaitu jika respon
menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan antara
stimulus dan respon akan semakin kuat. Sebaliknya, jika respon
menghasilkan efek yang tidak memuaskan, maka semakin lemah
hubungan antara stimulus dan respon tersebut. Dengan kata lain,
subyek akanbersemangat dalam belajar apabila ia mengetahui atau
mendapatkan hasil yang baik.5
2. Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory)
Teori belajar sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura
pada tahun 1969, seorang psikolog berkebangsaan Amerika
lulusan Universitas Stanford Amerika Serikat. Rahyudi
mengatakan bahwa teori belajar sosial menekankan pada
komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi.
5
Suryabrata, Op,Cit. Hlm. 271.
5
Definisi pembelajaran sosial adalah proses pembelajaran atau
perilaku yang dibentuk melalui kontek sosial. Satu asumsi paling
awal dan mendasar dari teori pembelajaran sosial Bandura adalah
manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari beragam
kecakapan bersikap maupun berperilaku dan bahwa titik
pembelajaran terbaik dari semua ini adalah pengalaman-
pengalaman yang tak terduga (vicarious experiences).6
3. Teori Belajar Konstruktivis
Revolusi konstruktivis memiliki akar yang kuat di dalam
sejarah pendidikan. Konstruktivis lahir dari gagasan Piaget dan
Vigotsky, keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif hanya
terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya
diolah melalui suatu proses ketidak seimbangan dalam upaya
memahami informasi-informasi baru. Piaget dan Vygotsky juga
menekankan adanya hakikat social dalam belajar dan keduanya
menyarankan untuk menggunakan kelompok-kelompok belajar
dengan kemampuan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk
mengupayakan perubahan pengertian atau belajar. Teori belajar
konstruktivis (constructivist theories of learning) adalah teori
yang menyatakan bahwa siswa itu sendiri yang harus secara
pribadi menemukan dan menerapkan informasi yang kompleks,
mengecek informasi yang baru dibandingkan dengan aturan yang
lama dan memperbaiki aturan itu apabila tidak sesuai lagi.7
4. Teori Komunikasi
Setiap orang memerlukan komunikasi dengan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam berkomunikasi
antara satu dengan yang lainnya, proses komunikasi tersebut
menggunakan kata-kata, bahasa, symbol-simbol, gambar dan
6
Heri Rahyudi. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Jakarta, Penerbit
Nusa Media.2012. Hlm. 97-98.146146146146146146
7
Mohamad Nur. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis
dalam Pengajaran, Surabaya, Universitas Negeri Surabaya. 2002. Hlm. 2.
6
sebagainya agar orang yang diajak komunikasi (komunikan) dapat
mengerti pesan apa yang disampaikan oleh si penyampai pesan
(komunikator). Seperti yang dikatakan oleh Bernard dan Steiner,
komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi,
keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan symbol-
symbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan
atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.
Sedangkan menurut Hovland dalam komunikasi adalah proses
yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan
rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah
perilaku orang lain (comunicate). Dapat diartikan bahwa dalam
penyampaian-penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa-
bahasa yang mudah dimengerti dapat mempengaruhi sikap dan
perilaku orang lain.8
5. Teori Desain Pembelajaran Berbasis Web (DPBW)
7
samping itu materi juga dapat diperkaya dengan berbagai sumber
belajar termasuk multimedia. Media pembelajaran berbasis web
dapat dikembangkan dari yang sangat sederhana sampai yang
kompleks. Sebagian media pembelajarn berbasis web hanya
dibangun untuk menampilkan kumpulan materi, sementara forum
diskusi atau tanya jawab dilakukan melalui e-mail atau milist.
Secara operasional, sistem instruksional memerlukan teori-teori
belajar yang sebagai dasar pijakan aplikasi dan kemungkinan
pengembangan sistem. Begitu juga dengan sistem instruksional
media online learning, sebagai media penyampaian, harus disadari
bahwa online learning bukanlah faktor tunggal yang menentukan
kualitas pembelajaran. Perkembangan teknologi komunikasi
dewasa ini memungkinkan pembelajaran dapat terjadi dimana dan
kapan saja tanpa batas, waktu, jarak dan tempat. Perkembangkan
sarana prasarana teknologi komunikasi dan informasi dapat
dimanfaatkan dalam berbagai situasi pembelajaran saat ini.
Terdapat sejumlah istilah pembelajaran berbasis web yaitu e-
learning, online learning yang juga merupakan sinonim dari Web
Based Instruction (WBI). Darmansyah menjelaskan bahwa,
pembelajaran berbasis web secara konseptual lebih dekat pada
sistem pembelajaran jarak jauh. Mesikipun pembelajaran dapat
dilaksanakan secara langsung, tetapi keberadaan pendidik dan
perserta didik pada tempat yang berbeda. Artinya pembelajaran
berbasis web menggunakan konsep dasar belajar jarak jauh.9
9
Darmansyah. Pembelajaran Berbasis WEB Teori Konsep dan Aplikasi. Universitas Negeri
Padang Press. 2010. Hlm. 128.
8
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon
dari seseorang yang dikenal, Bertanya merupakan stimulus efektif
yang mendorng kemampuan berfikir seseorang.10 Karna dalam
proses belajar mengajar, bertanya memiliki peranan yang cukup
penting karena pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik
pemberian pertanyaan yang tersusun dengan baik akan
memberikan dampak yang positif terhadap cara berpikir siswa.
10
Sunhaji. Strategi Pembelajaran; Konsep Dasar Metode, dan Aplikasi dalam Proses
Belajar Mengajar. Yogyakarta, Gravindo Litera Media. 2009. Hlm. 110.
11
Moh. Uzer Usman. Mnjadi Guru Profesional. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.1995.
Hlm 80.
9
partisipasi.12 Jadi inti tujuan proses pembelajaran variasi adalah
menumbuh kembangkan perhatian dan minat pesertas didik agar
belajar lebih baik. Keterampilan mengadakan variasi dibagi
menjadi tiga cara; vzriasi cara mengajar guru, variasi dalam
menggunakan media atau alat pengajaran, dan variasi pola
interaksi dan kegiatan siswa.13
10
belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan
untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian dan tingkat
keberhasilan dalam proses belajar mengajar.17
17
Zainal Asril. Op,Cit. Hlm. 82.
18
Ibid.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Micro-Teacing berasal dari dua kata yaitu “Micro” yang berarti
kecil, terbatas, sempit dan “Teaching” berarti mengajar. Jadi, Micro
Teaching berarti suatu kegiatanmengajar yang dilakukan dengan cara
menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Pembelajaran mikro pada
intinya adalah penyederhanaan pembelajaran. Karena penyederhanaan
maka tentu tidak semua keterampilan mengajar dipraktikkan dalam
satu waktu, akan tetapi keterampilan mengajar dipraktikkan sendiri-
sendiri. Seperti keterampilan membuka pelajaran berdiri sendiri,
demikian juga pada latihan berikutnya difokuskan pada keterampilan
menjelaskan dan sebagainya.
Teoritis model pembelajaran Micro-Teaching dibagi menjadi
Teori Belajar Behavioristik, Teori Belajar Sosial (Social Learning
Theory), Teori Belajar Konstruktivis, Teori Komunikasi, dan Teori
Desain Pembelajaran Berbasis Web (DPBW).
12
Daftar Pustaka
13