Dosen Pengampu :
Prof. DR. Moesijanti Yudiarti Endang Soekatri, M. C. N.
Instruktur :
Aruni Aruan
Disusun Oleh :
Nur Hizrah Syifani (27) P21341121053
D III GIZI
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
I. Nama Penentuan
Alat ukur =
Volume : kualitatif : gelas ukur, pipet ukuran
kuantitatif: pipet gondok/volumetric, buret, eppendrof pipet,
labu volumetr
IV. Hasil
1. Triple Beam Balance
Fungsi:
Menimbang bahan secara kualitatif (1 angka dibelakang koma)
Cara menggunakannya:
Putar sekrup yang berada di bagian atas piringan neraca ke kiri
kanan ke kiri, posisi dua garis pada neraca sejajar. Hal ini
dilakukan untuk mengalibrasi neraca yang akan digunakan untuk
menimbang.
Geser skala mulai dari yang skala besar. Jika panahnya sudah
berada di titik setimbang 0, bergantian ke skala kecil.
Jika dua garis sejajar dalam neraca sudah seimbang, maka hasil
pengukuran sudah dapat dibaca.
2. Timbangan Analitik
Fungsi:
Menimbang bahan secara kuantitatif (2 angka dibelakang koma)
Cara menggunakan:
Menyalakan timbangan analitik yang digunakan dengan menekan
tombol power. Namun sebelum itu, sebaiknya cek dulu listrik yang
Anda gunakan. Apakah sudah menggunakan power supply atau
belum. Lebih disarankan saat menggunakan timbangan analitik,
pakailah power supply agar daya listrik yang dihasilkan bisa stabil.
3. Buret
Fungsi
Alat titrasi, dan mengukur volume secara kuantitatif
Cara menggunakannya :
Cairan dalam buret harus benar-benar bebas dari gelembung untuk
memastikan pengukuran yang akurat. Perbedaan volume bisa
dihitung dengan mengambil selisih volume rekaman akhir dan
awal.
Kemudian pastikan bahwa keran buret mudah diputar dan tidak bocor.
Bilas buret menggunakan larutan yang hendak dipakai dalam titrasi. Lalu
isi buret dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol.
Karena kadar buret Anda menjadi 0,1 mL, Anda akan membaca buret
menjadi 0,01 ml. Tempat desimal kedua adalah perkiraan, tetapi harus
dicatat.
Ingat angkanya dimulai dari 0,00 di atas dan naik ke 25,00 di bawah.
Permukaan lengkung di bagian atas level cairan disebut meniskus. Anda
membaca level cairan menggunakan bagian bawah meniskus.
Meniskus dibuat oleh tegangan permukaan cairan dan sejauh mana
cairan membasahi dinding. Bagian dari struktur meniskus melibatkan
pantulan cahaya.
Cara menggunakan:
Letakkan statif dan klem pada tempat yang datar, seperti lantai dan
meja.
Pasang klem pada statis, selanjutnya sesuaikan tinggi klem pada
statis. Di dalam menyesuaikan klem dengan kebutuhan, kita tinggal
menaik turunkan klem sesuai kebutuhan. Caranya adalah dengan
memutar mur yang berada di dekat statif.
Setelah klem terpasang, kemudian pasangkan alat yang akan
dijepit. Caranya adalah dengan mengecilkan ukuran mulut klem,
selanjutnya letakkan peralatan laboratorium yang akan dijepit pada
tengah mulut klem dan jepit.
Apabila peralatan yang dijepit mudah jatuh, maka dapat
menggunakan tissue agar jepitannya lebih kuat.
Cara menggunakan:
klem ring memiliki bentuk lingkaran pada ujungnya yang
berfungsi untuk meletakkan corong pisah.
Ekstraksi adalah proses kimia untuk memisahkan dua zat atas dasar
perbedaan kepolaran dan massa jenisnya.
Di dalam proses ekstraksi, corong pisah yang akan digunakan
dikocok dan selanjutnya didiamkan beberapa saat hingga zat di
dalamnya terpisah dengan sendirinya.
Posisi klem yang lurus akan memudahkan untuk zat menjadi
terpisah dan juga mudah mengeluarkannya melalui kran dan
corong pisah.
Fungsi :
Mengambil atau menambahkan bahan cair secara kuantitatif dengan 1
ukuran
Cara membuat :
Langkah pertama, Anda perlu membilas atau melapisi pipet
volume dengan cairan yang akan dipindahkan. Masukanlah sedikit
cairan yang akan dipindahkan ke dalam pipet, kemudian posisikan
pipet secarra horizontal atau berdiri. Putarlah pipet dan diamkan
agar semua cairan tersebut melapisi seluruh permukaan pipet,
kemudian buangalah sisa cairan yang ada di pipet.
Langkah kedua, Anda perlu memasang penyedot atau rubble buld
pada bagian ujung atau atas pipet. Perlu diingat jangan terlalu
kencang memasang penyedot atau buld, hal ini agar nantinya
rubble buld gampang untuk dilepas.
Langkah ketiga, tekan rubble bulb kemudian masukanlah ujung
bawah pipet volume ke dalam cairan yang akan dimasukan atau
akan dipindahkan dengan pipet volume, selanjutnya secara
perlahan lepaskan tekanan rubble buld, sehingga cairan akan
masuk ke dalam pipet volume. Pastikan volume cairan tersebut
sesaui dengan kapasitas dari pipet volume yang digunakan.
Langkah keempat, setelah cairan masuk kedalam pipet volume,
Anda perlu mencopot buld. Kemudian, tutuplah ujung atas pipet
dengan jari Anda agar cairan tidak keluar lagi.
Langkah kelima, jika cairan terlalu banyak, maka Anda bisa
sedikit membuka jari Anda agar cairan dapat keluar secara sedikit-
sedikit dan perlahan.
Langah keenam, pastikan Anda sudah menyiapkan wadah yang
akan digunakan untuk tempat cairan tersebut. Bukalah jari Anda
dan arahkan ujung pipet volume ke wadah yang sudah tersedia.
6. Pipet ukuran
Fungsi :
Menambahkan atau mengambil bahan cair secara kualitatif (beberapa
ukuran)
Cara menggunakan :
Siapkan pipet ukur dan rubble buld, kemudian pasangkan rubble
buld pada pipet ukur. Pastikan rubble buld terpasangan dengan
benar
Tekan rubble buld dan Arahkan ujung pipet ke cairan atau larutan
yang ingin dipindahkan, kemudain lepaskan tekanan pada rubble
buld, secara otomatis cairan atau larutan akan masuk ke dalam
badan pipet ukur. Sesuaikan volume cairan yang ingin dipindahkan
Setelah volume cairan atau larutan seudah sesuai dengan
keinginan, maka pindahkanlah cairan atau larutan tersebut ke
dalam wadah yang sudah disiapkan.
Cara menggunakannya :
Bagian bola karet yang ada di atas pipet ini dipencet & tahan
Kemudian dimasukan ke dalam cairan
Saat pipet dimasukkan bola karet dipencet lalu lepaskan& angkat
pipet dari cairan lalu pindahkan ke wadah lain
Untuk memindahkan ke dalam wadah lain kita hanya perlu
memencet Kembali karet bagian atas secara perlahan
Ambil cairan sesuai kebutuhan
Fungsi Corong:
Alat bantu dalam memindahkan bahan cair dari alat bermulut besar ke alat
bermulut kecil
Cara menggunakan:
Penggunaan corong ini dapat dilakukan dengan bantuan dari
campuran dan dua fase pelarut sehingga dapat dimasukkan ke
dalam corong yang ditutup, kemudian ditutup dan dikocok dengan
kuat untuk melakukan teknik dalam mencampur dari dua fase
larutan tersebut.
Kemudian corong diputar untuk mengalirkan tekanan uap yang
berlebihan sehingga di dibiarkan berdiri dengan pemisahan antara
dua fase yang berlangsung.
Cara menggunakan:
Pastikan Labu Ukur dalam keadaan bersih dan tidak terkontaminasi
dengan elemen lain
Zat terlarut yang akan diencerkan, ditimbang teliti dan dimasukkan
ke dalam Labu Ukur
Tambahkan air suling (aquadest) ke dalam Labu Ukur yang sudah
berisi larutan
Goyangkan (kocok) Labu Ukur dalam bentuk melingkar untuk
melarutkan zat terlarut. Langkah ini bisa dengan mudah dilakukan,
dikarenakan labu dengan leher panjang sebagai pegangan tangan.
Kemudian tambahkan air lagi dengan menggunakan pipet tetes.
Lakukan langkah ini dengan hati – hati sampai volume permukaan
cairan (miniskus) tepat berimpit dengan tanda garis lingkaran pada
leher labu.
Selanjutnya, labu disumbat dengan tutup dan kemudian dikocok
agar larutan tercampur homogen.
9. Gelas ukur
Fungsi:
Memindahkan/mengambil/memindahkan bahan cair secara kualitatif
Cara menggunakan:
Untuk mengukur volume larutan yang tidak berwarna, Anda harus
memperhatikan batas meniskus cekung bagian bawah. Gelas ukur
harus diletakan pada daerah yang datar dan meniskus dibaca sejajar
dengan mata.
Untuk mengukur volume raksa, Anda harus memperhatikan batas
meniskus cembung yang dilihat sejajar dengan mata dan meletakan
gelas ukur pada bidang yang rata.
Perbedaan antara gelas ukur dan gelas kimia adalah, Gelas ukur
sebagai alat ukur sedangkan gelas kimia adalah alat tampung.
Penggunaan secara benar kedua gelas kimia ini akan sangat
membantu Anda saat melakukan aktivitas di laboratorium.
Fungsi:
Wadah membuat bahan/larutan, dan wadah penyimpanan larutan
sementara
Cara menggunakan:
Tuang cairan ke dalam gelas; tuangkan perlahan untuk
menghindari percikan cairan. Gunakan garis pengukur pada gelas
kimia untuk memperkirakan volume cairan dalam gelas kimia.
Aduk cairan di dalam gelas dengan sendok atau pengaduk.
Pusatkan gelas kimia di atas kompor atau di atas api terbuka untuk
memanaskan cairan, jika perlu; jangan mengisi gelas lebih dari 1/3
saat memanaskan dan selalu gunakan penjepit pengaman saat Anda
menggunakan gelas kimia panas.
Tuangkan cairan keluar dari gelas dengan menggunakan cerat di
bibir sekitar bagian atas gelas.
11. Erlenmeyer
Fungsi:
Wadah pereaksian kimia
Cara menggunakan:
Pegang leher erlenmeyer, masukkan larutan yang akan dititrasi.
Diguncangkan dengan perlahan - lahan dan hati - hati serta lihat
perubahan warna yang terjadi.
Cara menggunakan:
Fungsi Spatula:
Alat untuk menambah/mengurangi bahan padat/sampel
Cara menggunakannya:
Gelas arloji : Letakkan bahan kimia diatas gelas arloji
menggunakan spatula lalu timbang pada timbangan
Spatula : Cara menggunakannya sama seperti menggunakan
sendok biasa
14. Hot plate
Fungsi:
Alat pemanas dan pengaduk dengan sumber daya listrik
Cara menggunakan:
Pastikan hot plate sudah tersambung pada sumber daya listrik.
Timbang bahan kimia yang akan dilarutkan dengan menggunakan
timbangan analitik.
Masukkan bahan kimia tersebut ke dalam gelas kimia atau tabung
erlenmeyer.
Tambahkan sejumlah pelarut ke dalamnya, seperti aquades.
Letakkan gelas kimia tersebut di atas hot plate.
Nyalakan tombol ON pada hot plate dan atur suhunya agar bahan
melarut.
Masukkan batang pengaduk dan atur kecepatan adukan
Cara menggunakannya:
Tabung reaksi ini dipangaskan dahulu ke dalam gelas kimia yang
berisi air dan selanjutnya dipanaskan menggunakan kompor/heater
pembakar spiritus
Memegang Tabung reaksi harus dijepit oleh penjepit tabung reaksi
atau kita menggunakan sarung tangan anti panas agar tangan kita
tidak terkena dampak panas dari tabung dan selanjutnya dibakar
langsung di atas api
Cara menggunakannya:
Meletakkan tabung reaksi tegak lurus dalam jumlah banyak
16. Mortar dan pastle/alu
Cara menggunakan:
Pastikan mortar dan alu dalam keadaan bersih tanpa ada
kontaminasi dari sisa-sisa bahan sebelumnya. Jika kotor maka
bisa dibersihkan dengan menggunakan akuades dan tisu kering.
Masukan sampel kedalam mortar dan tumbuk dengan perlahan
menggunakan alu.
Jika sampel sudah halus maka bisa digunakan untuk analisa
pengujian selanjutnya.
Selesai.
Cara menggunakan:
Siapkan bunsen burner, kaki tiga, kawat kasa, dan cawan
porselennya.
Masukkan larutan yang ingin dilakukan evaporasi di cawan
porselen.
Lalu, susun bunsen burner, kaki tiga, dan cawan porselen sesuai
dengan gambar diatas.
Setelah itu, anda dapat menyalakan bunsen burner dan melihat
reaksi yang terjadi.
Jika benda yang dihasilkan menjadi cair, anda dapat
menuangkannya pada plat tetes.
Ketika benda tersebut kembali dingin, ia akan menjadi benda solid
kembali.
Fungsi:
Alat penyaring bahan/sampel
Cara menggunakannya:
Lipat kertas saring membentuk kerucut
Robek sedikit sudut lipatan sekitar sekitar setengah diameter, lipat
bagian luar dan bagian dalam kerucut, kemudian kaitkan.
Basahi dinding corong dengan akuades, agar dapat melekatkan
kertas saring.
Tempatkan kertas saring pada corong
19. Tongs/penjepit
Fungsi:
Alat penjepit alat/bahan yang tidak boleh dipegang oleh tangan (mis:
panas, steril)
Cara menggunakan:
alat tongs digunakan dengan cara menjepit wadah atau alat
laboratorium yang ingin diambil setelah selesai dipanaskan pada
suhu tinggi. Ketika anda sudah menjepit wadah atau alat yang
panas, pastikan sudah terjepit atau terkunci dengan benar sehingga
wadah yang diambil tidak jatuh. Namun, jangan menjepit wadah
terlalu kuata atu keras karena ini akan membuat wadah tersebut
menjadi retak atau pecah.
Cara menggunakannya:
mengisinya dengan air akuades saja. Namun sebelum di isi
dengan air akuades pastikan botol dalam keadaan yang bersih
dari kontaminasi apapun. Ini perlu dilakukan agar hasil
pengujian tidak mengalami kegagalan yang diakibatkan oleh zat
pengotor.
Anda bisa membuka tutup botol semprot dengan memutarnya
dan isi botol dengan akuades hingga penuh. Kemudian tutup
kembali botol semprot dengan rapat agar tidak bocor. Botol
semprot telah siap digunakan
Fungsi Pinset:
Alat penjepit untuk mengambil bahan/alat yg tidak boleh dipegang oleh
tangan
Cara menggunakan:
Bahan yang akan diambil, dijepit dengan pinset yang tengah-
tengahnya ditekan
Fungsi:
Alat pengeringan bahan/alat
Cara menggunakan:
Hubungkan oven dengan sumber listrik yang ada di laboratorium.
Setelah terhubung dengan sempurna, tekan tombol ON/OFF yang ada
di oven.
Tunggu beberapa saat hingga display pada oven dapat menyala.
Sekarang waktunya sesuaikan suhu yang harus digunakan dengan
memilih pada tombol temperatur.
Sesuaikan juga timer oven sesuai keperluan Anda.
Tunggu sebentar hingga suhu di dalam oven sudah mencapai angka
yang diinginkan.
Sekarang Anda dapat memasukkan alat atau sampel yang akan dioven.
Tunggu sampai proses pengovenan selesai sesuai timer yang telah
ditentukan.
Selanjutnya, ambil alat yang telah dioven dengan maksial.
Terakhir, matikan oven dengan menekan tombol ON/OFF lalu tunggu
beberapa saat hingga display mati
22. Desikator
Fungsi
Alat untuk mensuhu ruangankan bahan/alat (mis: panas)
Cara menggunakan:
Membuka tutup tutup desikator / eksikator dengan cara
menggesernya
Letakkan alat / bahan dari oven yang hendak didingikan atau
dikeringkan kedalam desikator / eksikator.
Setelah alat/ bahan masuk kedala eksikator / desikator, tutup
kembali penutup dengan cara menggesernya kembali.
Tunggu beberapa saat sampai alat/ bahan sudah dingin dan bebas
air,buka kembali seperti langkah nomor 1
Jika dilakukan penimbangan akan diperoleh bobot yang stabil
( tidak terpengaruh air)
Fungsi Crusible:
Wadah bahan yg akan diabukan kering
Cara menggunakan:
Buka pintu alat furnace, lalu masukkan cawan yang akan dilakukan
pengabuan. Pastikan cawan tersebut sudah diisi oleh bahan yang
akan dilakukan pengabuan.
Tutup pintu muffle.
Putar saklar ke arah “ON”.
Hidupkan muffle dengan menekan tombol “ON”.
Atur (set) temperatur pengabuan yang diinginkan dengan
menekan tombol “SET”.
Setelah proses pengabuan selesai, matikan alat dengan menekan
tombol “OFF”.
Biarkan beberapa waktu atau biarkan semalam hingga temperatur
muffle sama dengan temperatur lingkungan.
Keluarkan bahan dari dalam muffle.
Pastikan kabel listrik muffle tidak terhubung dengan sumber listrik.
Fungsi Destruktor:
Alat untuk destruksi bahan (pengabuan basah)
Cara menggunakannya:
25. Destilator
Fungsi:
Alat destilasi (mis: protein)
Cara menggunakannya :
Cara menggunakan :
Bungkus bahan padat yang akan diekstraksi dengan kertas
saring (Filter Paper)
Masukkan bahan padat pada wadahnya
Masukkan pelarut pada tabung distilasi
Rangkai alat soxlet sesuai dengan gambar dan jangan lupa
menyambung condenser dengan keran air
Panaskan tabung dengan reflux
Suhu pemanas harus lebih rendah dari titik didih senyawa yang
akan diekstraksi
Fungsi Cuvvet :
Wadah sampel/bahan yg akan diuji
Cara menggunakannya:
1. Hubungkan alat dengan arus listrik
2. Nyalakan alat (biasanya di bagian belakang alat)
3. Tunggu selama 30 menit (sampai semua tampilan di layar
menunjukkan OK)
4. Sambil menunggu 30 menit, siapkan alat-alat sebagai
berikut:
- Sampel
- Buku/kertas catatan + alat tulis
- Aquades untuk membilas
- Tempat buangan aquades
- Tisu
4. Tekan Enter
5. Tekan tombol autozero untuk mengnolkan (0) angka
yang tertera pada layar
6. Cuci kuvet dengan aquades (setelah dicuci dilap dengan
tisu secra searah)
7. Isi kuvet dengan pelarut yang digunakan pada sampel
yang akan diukur (misal: aquades, etanol)
8. Taruh kuvet di tempat pembacaan absorbansi
9. Setelah muncul angkanya di layar, tekan tombol
autozero untuk mengnolkan (kalibrasi)
10. Cuci kembali kuvet dan dilap
11. Isi kuvet dengan blanko
12. Lakukan pembacaan absorbansi
13. Cuci kuvet dan dilap
14. Isi kuvet dengan sampel 1
15. Lakukan pembacaan absorbansi
16. Cuci kuvet dan dilap
17. Isi kuvet dengan sampel selanjutnya
18. Tiap ganti sampel, ulangi poin 16
Fungsi HPLC:
untuk menentukan atau mengukur atau menganalisa kadar bahan aktif
pada suatu sampel/bahan (obat, makanan atau herbal).
Cara menggunakannya:
Fungsi :
Pemisahan senyawa dalam suatu sample
Menghitung kadar senyawa dalam suatu sample
Pengujian kemurnian suatu senyawa
Identifikasi senyawa yang ada pada suatu sample
Menyiapkan suatu senyawa murni dari suatu sample
Cara menggunakannya:
1. Aktifkan Un-Interrupable Power Supply (UPS) jika ada.
Fungsi:
alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur
logam (Timbal (Pb), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Kadmium (Cd),
Kalsium (Ca), Tembaga (Cu), Magnesium (Mg), Nikel (Ni), Cesium (Cs),
Seng (Zn), Besi (Fe), Perak (Ag), Stronsium (Sr), Kalium (K), Natrium
(Na), Kobalt (Co) dan Timah (Sn)) dan metaloid yang berdasarkan pada
penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas pada bahan/sampel (air,
tanah, makanan, kosmetik, obat-obatan, tumbuh-tumbuhan dan lain
sebagainya)
Cara menggunakannya:
Cara menggunakan:
Lihatlah lensa obyektif dan meja dari samping dan putar kenop
fokus kasar sehingga lensa obyektif bergerak ke bawah (atau
meja, jika bergerak, naik ke atas).
V. Kesimpulan
Berdasarkan dari penjelasan di atas maka bisa disimpulkan bahwa alat-
alat yang digunakan pada praktikum kimia pangan terdiri dari Mikroskop
binokuler, kaca preparate, Triple Beam Balance, timbangan analitik, baret,
pipet, dll.