Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN

Penghantar dan Pengenalan Alat Labolatorium

Dosen Pengampu :
Prof. DR. Moesijanti Yudiarti Endang Soekatri, M. C. N.

Instruktur :
Aruni Aruan

Disusun Oleh :
Nur Hizrah Syifani (27) P21341121053

D III GIZI
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
I. Nama Penentuan
Alat ukur =
Volume : kualitatif : gelas ukur, pipet ukuran
kuantitatif: pipet gondok/volumetric, buret, eppendrof pipet,
labu volumetr

Berat/masa : kualitatif : triple beam balance (1 angka dibelakang koma)


kuantitatif : Neraca Digital (minimal 2 angka dibelakang
koma)/timbangan analitik

Instrument = Spektrofotometer, High performance liquid chromatography


(HPLC)/Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), Muffle Furnance, Gas
chromatography (GC), sentrifuge, dll

II. Hari & tgl praktek


Kamis, 10 February 2022

III. Tinjauan Pustaka

Alat-alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari pengeram


(inkubator), autoklav, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet
ukur, pinset, cawan petri, lidi kapas steril, lampu spritus, ose (Selian, dkk.,
2013) Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode
cawan. Metode hitungan cawan palig banyak digunakan untuk menghitung
jumlah mikroba pada bahan pangan. Medium yang digunakan antara lain,
medium plate count agar (PCA), tabung reaksi, cawan petri, pipet, inkubator
(Safitri dan Swarastuti, 2011). Pembakar Bunsen, untuk mensterilkan
peralatan seperti ose, jarum, dan spatula dengan cara membakar ujung
peralatan tersebut di atas api bunsen sampai berpijar. Oven, untuk
mensterilkan cawan petri dan pipet volume. Penggunaan alat ini dengan
memasukkan alat-alat tersebut kedalam oven dan dipanaskan dengan suhu 160
- 170oC selama 1-2 jam. Autoklave, untuk mensterilkan tabung reaksi
bertutup dan erlenmeyer. Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat
tersebut kedalam autoklave yang ditutup dengan rapat dan nyalakan autoklave
dengan temperature 121℃ dan tekanan antara 15-17,5 psi (pound per square
inci) atau 1 atm selama 1 jam (Kharisma dan Abdul, 2012) Autoklaf atau
dikenal dengan metode sterilisasi panas basah biasanya sterilisasi yang
menggunakan bantuan alat autoklaf dengan tekanan bersaturasi. Berikut ini
merupakan siklus (cycle) yang akan menjamin proses sterilisasi di dalam
autoklaf menjadi efektif: 3 menit pada suhu 134oC ; 10 menit pada suhu
126oC ; 15 menit pada suhu 121oC ; 25 menit pada suhu 115oC ( Zahid,
2010). Hal yang perlu diperhatikan saat pengisian bahan/alat yang ingin
disterilkan adalah material tersebut dikemas cukup longgar di dalam sebuah
wadah (chamber) untuk mempermudah penetrasi uap panas dan
menghilangkan udara setelah proses sterilisasi selesai. beberapa aturan yang
perlu diperhatikan untuk menghindari kecelakaan atau bahaya saat
menjalankan autoklaf:
1. Harus ditunjuk personil yang terlatih dan berpengalaman untuk
bertanggung jawab dan melakukan perawatan rutin.
2. Program pemeliharaan harus mencakup inspeksi secara rutin terhadap
chamber, door seals, dan semua gauges, yang dilakukan oleh personil
yang cakap Uap panas harus jenuh (saturated steam) dan bebas dari
bahan kimia korosif yang dapat mengkontaminasi bahan yang sedang
disterilkan.
3. Semua bahan yang diautokaf harus berada di dalam wadah yang
memungkinkan uap panas mudah berpenetrasi secara merata dan
membuang udara keluar setelah proses.
4. Untuk autoklaf yang tanpa alat interlocking safety yang dapat
mencegah pintu terbuka saat chamber diberi tekanan, saluran uap
panas utama (the main steam valve) harus ditutup dan suhu harus turun
hingga dibawah 80oC sebelum pintu dibuka (Zahid, 2010).

IV. Hasil
1. Triple Beam Balance

Fungsi:
Menimbang bahan secara kualitatif (1 angka dibelakang koma)

Cara menggunakannya:
 Putar sekrup yang berada di bagian atas piringan neraca ke kiri
kanan ke kiri, posisi dua garis pada neraca sejajar. Hal ini
dilakukan untuk mengalibrasi neraca yang akan digunakan untuk
menimbang.

 Letakkan benda yang akan diukur massanya pada tempat beban


dalam neraca.

 Geser skala mulai dari yang skala besar. Jika panahnya sudah
berada di titik setimbang 0, bergantian ke skala kecil.

 Jika dua garis sejajar dalam neraca sudah seimbang, maka hasil
pengukuran sudah dapat dibaca.
2. Timbangan Analitik

Fungsi:
Menimbang bahan secara kuantitatif (2 angka dibelakang koma)

Cara menggunakan:
 Menyalakan timbangan analitik yang digunakan dengan menekan
tombol power. Namun sebelum itu, sebaiknya cek dulu listrik yang
Anda gunakan. Apakah sudah menggunakan power supply atau
belum. Lebih disarankan saat menggunakan timbangan analitik,
pakailah power supply agar daya listrik yang dihasilkan bisa stabil.

 Menunggu terlebih dahulu agar posisi angka yang ada di layarnya


sudah stabil, alias berada di angka nol. Biasanya dalam beberapa
kasus, timbangan analitik yang digunakan suka belum
menunjukkan angka nol. Untuk bisa berada di angka stabil, maka
sebaiknya Anda melihat kembali buku panduan agar bisa
melakukan setting terlebih dahulu.

 Langkah selanjutnya adalah melakukan penimbangan. Biasanya


ada timbangan analitik yang memiliki pelindung di sekelilingnya.
Untuk itu, sebaiknya buka dulu pintu pelindung yang ada sebelum
memasukkan bahan atau benda yang ingin ditimbang ke atas
piringan yang ada di dalamnya.

 Jika sudah selesai menimbang, jangan meninggalkan bahan atau


benda yang sudah ditimbang di dalam timbangan analitik.
Langsung keluarkan saja agar timbangan analitik berada dalam
keadaan kosong.

 Langkah selanjutnya adalah membersihkan timbangan analitik.


Alat yang bisa digunakan adalah kuas kecil. Bersihkan timbangan
analitik secara merata agar tetap dalam kondisi bersih setelah
digunakan.

 Terakhir, tutup pelindung timbangan analitik dengan rapat agar


bisa tetap terjaga kualitas dan kebersihannya.

3. Buret
Fungsi
Alat titrasi, dan mengukur volume secara kuantitatif

Cara menggunakannya :
 Cairan dalam buret harus benar-benar bebas dari gelembung untuk
memastikan pengukuran yang akurat. Perbedaan volume bisa
dihitung dengan mengambil selisih volume rekaman akhir dan
awal.
 Kemudian pastikan bahwa keran buret mudah diputar dan tidak bocor.
Bilas buret menggunakan larutan yang hendak dipakai dalam titrasi. Lalu
isi buret dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol.
 Karena kadar buret Anda menjadi 0,1 mL, Anda akan membaca buret
menjadi 0,01 ml. Tempat desimal kedua adalah perkiraan, tetapi harus
dicatat.
 Ingat angkanya dimulai dari 0,00 di atas dan naik ke 25,00 di bawah.
Permukaan lengkung di bagian atas level cairan disebut meniskus. Anda
membaca level cairan menggunakan bagian bawah meniskus.
 Meniskus dibuat oleh tegangan permukaan cairan dan sejauh mana
cairan membasahi dinding. Bagian dari struktur meniskus melibatkan
pantulan cahaya.

4. Statif & clamp

Fungsi statif: Tiang penyangga

Cara menggunakan:
 Letakkan statif dan klem pada tempat yang datar, seperti lantai dan
meja.
 Pasang klem pada statis, selanjutnya sesuaikan tinggi klem pada
statis. Di dalam menyesuaikan klem dengan kebutuhan, kita tinggal
menaik turunkan klem sesuai kebutuhan. Caranya adalah dengan
memutar mur yang berada di dekat statif.
 Setelah klem terpasang, kemudian pasangkan alat yang akan
dijepit. Caranya adalah dengan mengecilkan ukuran mulut klem,
selanjutnya letakkan peralatan laboratorium yang akan dijepit pada
tengah mulut klem dan jepit.
 Apabila peralatan yang dijepit mudah jatuh, maka dapat
menggunakan tissue agar jepitannya lebih kuat.

Fungsi Clamp: Penjepit

Cara menggunakan:
 klem ring memiliki bentuk lingkaran pada ujungnya yang
berfungsi untuk meletakkan corong pisah.
 Ekstraksi adalah proses kimia untuk memisahkan dua zat atas dasar
perbedaan kepolaran dan massa jenisnya.
 Di dalam proses ekstraksi, corong pisah yang akan digunakan
dikocok dan selanjutnya didiamkan beberapa saat hingga zat di
dalamnya terpisah dengan sendirinya.
 Posisi klem yang lurus akan memudahkan untuk zat menjadi
terpisah dan juga mudah mengeluarkannya melalui kran dan
corong pisah.

5. Pipet gondok/pipet volumetric

Fungsi :
Mengambil atau menambahkan bahan cair secara kuantitatif dengan 1
ukuran

Cara membuat :
 Langkah pertama, Anda perlu membilas atau melapisi pipet
volume dengan cairan yang akan dipindahkan. Masukanlah sedikit
cairan yang akan dipindahkan ke dalam pipet, kemudian posisikan
pipet secarra horizontal atau berdiri. Putarlah pipet dan diamkan
agar semua cairan tersebut melapisi seluruh permukaan pipet,
kemudian buangalah sisa cairan yang ada di pipet.
 Langkah kedua, Anda perlu memasang penyedot atau rubble buld
pada bagian ujung atau atas pipet. Perlu diingat jangan terlalu
kencang memasang penyedot atau buld, hal ini agar nantinya
rubble buld gampang untuk dilepas.
 Langkah ketiga, tekan rubble bulb kemudian masukanlah ujung
bawah pipet volume ke dalam cairan yang akan dimasukan atau
akan dipindahkan dengan pipet volume, selanjutnya secara
perlahan lepaskan tekanan rubble buld, sehingga cairan akan
masuk ke dalam pipet volume. Pastikan volume cairan tersebut
sesaui dengan kapasitas dari pipet volume yang digunakan.
 Langkah keempat, setelah cairan masuk kedalam pipet volume,
Anda perlu mencopot buld. Kemudian, tutuplah ujung atas pipet
dengan jari Anda agar cairan tidak keluar lagi.
 Langkah kelima, jika cairan terlalu banyak, maka Anda bisa
sedikit membuka jari Anda agar cairan dapat keluar secara sedikit-
sedikit dan perlahan.
 Langah keenam, pastikan Anda sudah menyiapkan wadah yang
akan digunakan untuk tempat cairan tersebut. Bukalah jari Anda
dan arahkan ujung pipet volume ke wadah yang sudah tersedia.

6. Pipet ukuran

Fungsi :
Menambahkan atau mengambil bahan cair secara kualitatif (beberapa
ukuran)

Cara menggunakan :
 Siapkan pipet ukur dan rubble buld, kemudian pasangkan rubble
buld pada pipet ukur. Pastikan rubble buld terpasangan dengan
benar
 Tekan rubble buld dan Arahkan ujung pipet ke cairan atau larutan
yang ingin dipindahkan, kemudain lepaskan tekanan pada rubble
buld, secara otomatis cairan atau larutan akan masuk ke dalam
badan pipet ukur. Sesuaikan volume cairan yang ingin dipindahkan
 Setelah volume cairan atau larutan seudah sesuai dengan
keinginan, maka pindahkanlah cairan atau larutan tersebut ke
dalam wadah yang sudah disiapkan.

7. Pipet tetes/ drop pipet dan corong


Fungsi Pipet tetes :
Mengambil/menambahkan bahan cair setetes demi tetes

Cara menggunakannya :
 Bagian bola karet yang ada di atas pipet ini dipencet & tahan
 Kemudian dimasukan ke dalam cairan
 Saat pipet dimasukkan bola karet dipencet lalu lepaskan& angkat
pipet dari cairan lalu pindahkan ke wadah lain
 Untuk memindahkan ke dalam wadah lain kita hanya perlu
memencet Kembali karet bagian atas secara perlahan
 Ambil cairan sesuai kebutuhan

Fungsi Corong:
Alat bantu dalam memindahkan bahan cair dari alat bermulut besar ke alat
bermulut kecil

Cara menggunakan:
 Penggunaan corong ini dapat dilakukan dengan bantuan dari
campuran dan dua fase pelarut sehingga dapat dimasukkan ke
dalam corong yang ditutup, kemudian ditutup dan dikocok dengan
kuat untuk melakukan teknik dalam mencampur dari dua fase
larutan tersebut.
 Kemudian corong diputar untuk mengalirkan tekanan uap yang
berlebihan sehingga di dibiarkan berdiri dengan pemisahan antara
dua fase yang berlangsung.

8. Labu volumetric/labu seukuran


Fungsi:
Membuat larutan/sampel, mengencerkan bahan secara kuantitatif

Cara menggunakan:
 Pastikan Labu Ukur dalam keadaan bersih dan tidak terkontaminasi
dengan elemen lain
 Zat terlarut yang akan diencerkan, ditimbang teliti dan dimasukkan
ke dalam Labu Ukur
 Tambahkan air suling (aquadest) ke dalam Labu Ukur yang sudah
berisi larutan
 Goyangkan (kocok) Labu Ukur dalam bentuk melingkar untuk
melarutkan zat terlarut. Langkah ini bisa dengan mudah dilakukan,
dikarenakan labu dengan leher panjang sebagai pegangan tangan.
 Kemudian tambahkan air lagi dengan menggunakan pipet tetes.
Lakukan langkah ini dengan hati – hati sampai volume permukaan
cairan (miniskus) tepat berimpit dengan tanda garis lingkaran pada
leher labu.
 Selanjutnya, labu disumbat dengan tutup dan kemudian dikocok
agar larutan tercampur homogen.

9. Gelas ukur

Fungsi:
Memindahkan/mengambil/memindahkan bahan cair secara kualitatif

Cara menggunakan:
 Untuk mengukur volume larutan yang tidak berwarna, Anda harus
memperhatikan batas meniskus cekung bagian bawah. Gelas ukur
harus diletakan pada daerah yang datar dan meniskus dibaca sejajar
dengan mata.
 Untuk mengukur volume raksa, Anda harus memperhatikan batas
meniskus cembung yang dilihat sejajar dengan mata dan meletakan
gelas ukur pada bidang yang rata.
 Perbedaan antara gelas ukur dan gelas kimia adalah, Gelas ukur
sebagai alat ukur sedangkan gelas kimia adalah alat tampung.
Penggunaan secara benar kedua gelas kimia ini akan sangat
membantu Anda saat melakukan aktivitas di laboratorium.

10. Gelas kimia

Fungsi:
Wadah membuat bahan/larutan, dan wadah penyimpanan larutan
sementara

Cara menggunakan:
 Tuang cairan ke dalam gelas; tuangkan perlahan untuk
menghindari percikan cairan. Gunakan garis pengukur pada gelas
kimia untuk memperkirakan volume cairan dalam gelas kimia.
 Aduk cairan di dalam gelas dengan sendok atau pengaduk.
 Pusatkan gelas kimia di atas kompor atau di atas api terbuka untuk
memanaskan cairan, jika perlu; jangan mengisi gelas lebih dari 1/3
saat memanaskan dan selalu gunakan penjepit pengaman saat Anda
menggunakan gelas kimia panas.
 Tuangkan cairan keluar dari gelas dengan menggunakan cerat di
bibir sekitar bagian atas gelas.

11. Erlenmeyer

Fungsi:
Wadah pereaksian kimia

Cara menggunakan:
 Pegang leher erlenmeyer, masukkan larutan yang akan dititrasi.
 Diguncangkan dengan perlahan - lahan dan hati - hati serta lihat
perubahan warna yang terjadi.

12. Batang pengaduk dan stir bar


Fungsi Batang Pengaduk:
Alat pengaduk

Fungsi Stir Bar:


Alat pengaduk yg digunakan pada hot plate dengan stirrer/pengaduk

Cara menggunakan:

13. Gelas arloji dan SPATULA

Fungsi Gelas Arloji:


Wadah dlam penimbangan bahan padat, dan sebagi penutup sementara
dalam reaksi kimia

Fungsi Spatula:
Alat untuk menambah/mengurangi bahan padat/sampel

Cara menggunakannya:
 Gelas arloji : Letakkan bahan kimia diatas gelas arloji
menggunakan spatula lalu timbang pada timbangan
 Spatula : Cara menggunakannya sama seperti menggunakan
sendok biasa
14. Hot plate

Fungsi:
Alat pemanas dan pengaduk dengan sumber daya listrik

Cara menggunakan:
 Pastikan hot plate sudah tersambung pada sumber daya listrik.
 Timbang bahan kimia yang akan dilarutkan dengan menggunakan
timbangan analitik.
 Masukkan bahan kimia tersebut ke dalam gelas kimia atau tabung
erlenmeyer.
 Tambahkan sejumlah pelarut ke dalamnya, seperti aquades.
 Letakkan gelas kimia tersebut di atas hot plate.
 Nyalakan tombol ON pada hot plate dan atur suhunya agar bahan
melarut.
 Masukkan batang pengaduk dan atur kecepatan adukan

15. Tabung reaksi dan rak tabung reaksi

Fungsi Tabung reaksi:


Wadah pereaksian sederhana

Cara menggunakannya:
 Tabung reaksi ini dipangaskan dahulu ke dalam gelas kimia yang
berisi air dan selanjutnya dipanaskan menggunakan kompor/heater
pembakar spiritus
 Memegang Tabung reaksi harus dijepit oleh penjepit tabung reaksi
atau kita menggunakan sarung tangan anti panas agar tangan kita
tidak terkena dampak panas dari tabung dan selanjutnya dibakar
langsung di atas api

Fungsi Rak tabung reaksi:


Penyangga tabung reaksi

Cara menggunakannya:
 Meletakkan tabung reaksi tegak lurus dalam jumlah banyak
16. Mortar dan pastle/alu

Fungsi Mortar dan Alu:


Wadah dan alat penumbuk

Cara menggunakan:
 Pastikan mortar dan alu dalam keadaan bersih tanpa ada
kontaminasi dari sisa-sisa bahan sebelumnya. Jika kotor maka
bisa dibersihkan dengan menggunakan akuades dan tisu kering.
 Masukan sampel kedalam mortar dan tumbuk dengan perlahan
menggunakan alu.
 Jika sampel sudah halus maka bisa digunakan untuk analisa
pengujian selanjutnya.
 Selesai.

17. Cawan penguap dan cawan petri

Fungsi Cawan Penguap:


Wadah menguapkan bahan

Fungsi Cawan Petri:


Wadah dalam penentuan kadar air, dan wadah inkubasi mikroba

Cara menggunakan:
 Siapkan bunsen burner, kaki tiga, kawat kasa, dan cawan
porselennya.
 Masukkan larutan yang ingin dilakukan evaporasi di cawan
porselen.
 Lalu, susun bunsen burner, kaki tiga, dan cawan porselen sesuai
dengan gambar diatas.
 Setelah itu, anda dapat menyalakan bunsen burner dan melihat
reaksi yang terjadi.
 Jika benda yang dihasilkan menjadi cair, anda dapat
menuangkannya pada plat tetes.
 Ketika benda tersebut kembali dingin, ia akan menjadi benda solid
kembali.

18. Kertas saring

Fungsi:
Alat penyaring bahan/sampel

Cara menggunakannya:
 Lipat kertas saring membentuk kerucut
 Robek sedikit sudut lipatan sekitar sekitar setengah diameter, lipat
bagian luar dan bagian dalam kerucut, kemudian kaitkan.
 Basahi dinding corong dengan akuades, agar dapat melekatkan
kertas saring.
 Tempatkan kertas saring pada corong

19. Tongs/penjepit

Fungsi:
Alat penjepit alat/bahan yang tidak boleh dipegang oleh tangan (mis:
panas, steril)

Cara menggunakan:
 alat tongs digunakan dengan cara menjepit wadah atau alat
laboratorium yang ingin diambil setelah selesai dipanaskan pada
suhu tinggi. Ketika anda sudah menjepit wadah atau alat yang
panas, pastikan sudah terjepit atau terkunci dengan benar sehingga
wadah yang diambil tidak jatuh. Namun, jangan menjepit wadah
terlalu kuata atu keras karena ini akan membuat wadah tersebut
menjadi retak atau pecah.

20. Botol semprot dan pinset


Fungsi Botol Semprot:
Wadah bahan cair yg akan disemprotkan

Cara menggunakannya:
 mengisinya dengan air akuades saja. Namun sebelum di isi
dengan air akuades pastikan botol dalam keadaan yang bersih
dari kontaminasi apapun. Ini perlu dilakukan agar hasil
pengujian tidak mengalami kegagalan yang diakibatkan oleh zat
pengotor.
 Anda bisa membuka tutup botol semprot dengan memutarnya
dan isi botol dengan akuades hingga penuh. Kemudian tutup
kembali botol semprot dengan rapat agar tidak bocor. Botol
semprot telah siap digunakan

Fungsi Pinset:
Alat penjepit untuk mengambil bahan/alat yg tidak boleh dipegang oleh
tangan

Cara menggunakan:
 Bahan yang akan diambil, dijepit dengan pinset yang tengah-
tengahnya ditekan

21. Oven laboratorium

Fungsi:
Alat pengeringan bahan/alat

Cara menggunakan:
 Hubungkan oven dengan sumber listrik yang ada di laboratorium.
 Setelah terhubung dengan sempurna, tekan tombol ON/OFF yang ada
di oven.
 Tunggu beberapa saat hingga display pada oven dapat menyala.
 Sekarang waktunya sesuaikan suhu yang harus digunakan dengan
memilih pada tombol temperatur.
 Sesuaikan juga timer oven sesuai keperluan Anda.
 Tunggu sebentar hingga suhu di dalam oven sudah mencapai angka
yang diinginkan.
 Sekarang Anda dapat memasukkan alat atau sampel yang akan dioven.
 Tunggu sampai proses pengovenan selesai sesuai timer yang telah
ditentukan.
 Selanjutnya, ambil alat yang telah dioven dengan maksial.
 Terakhir, matikan oven dengan menekan tombol ON/OFF lalu tunggu
beberapa saat hingga display mati

22. Desikator

Fungsi
Alat untuk mensuhu ruangankan bahan/alat (mis: panas)

Cara menggunakan:
 Membuka tutup tutup desikator / eksikator dengan cara
menggesernya
 Letakkan alat / bahan dari oven yang hendak didingikan atau
dikeringkan kedalam desikator / eksikator.
 Setelah alat/ bahan masuk kedala eksikator / desikator, tutup
kembali penutup dengan cara menggesernya kembali.
 Tunggu beberapa saat sampai alat/ bahan sudah dingin dan bebas
air,buka kembali seperti langkah nomor 1
 Jika dilakukan penimbangan akan diperoleh bobot yang stabil
( tidak terpengaruh air)

23. Muffle furnance/tanur dan crucible


Fungsi Muffle Furnance:
Alat pengabuan kering

Fungsi Crusible:
Wadah bahan yg akan diabukan kering

Cara menggunakan:
 Buka pintu alat furnace, lalu masukkan cawan yang akan dilakukan
pengabuan. Pastikan cawan tersebut sudah diisi oleh bahan yang
akan dilakukan pengabuan.
 Tutup pintu muffle.
 Putar saklar ke arah “ON”.
 Hidupkan muffle dengan menekan tombol “ON”.
 Atur (set) temperatur pengabuan yang diinginkan dengan
menekan tombol “SET”.
 Setelah proses pengabuan selesai, matikan alat dengan menekan
tombol “OFF”.
 Biarkan beberapa waktu atau biarkan semalam hingga temperatur
muffle sama dengan temperatur lingkungan.
 Keluarkan bahan dari dalam muffle.
 Pastikan kabel listrik muffle tidak terhubung dengan sumber listrik.

24. Destruktor dan labu kjeldahl

Fungsi Destruktor:
Alat untuk destruksi bahan (pengabuan basah)

Fungsi Labu Kjeldahl:


Wadah bahan/sampel dalam pengabuan basah

Cara menggunakannya:

25. Destilator
Fungsi:
Alat destilasi (mis: protein)

Cara menggunakannya :

26. soxhlet extraction

Fungsi Soxhlet Extraction :


Alat ekstraksi lipida dari bahan padat

Cara menggunakan :
 Bungkus bahan padat yang akan diekstraksi dengan kertas
saring (Filter Paper)
 Masukkan bahan padat pada wadahnya
 Masukkan pelarut pada tabung distilasi
 Rangkai alat soxlet sesuai dengan gambar dan jangan lupa
menyambung condenser dengan keran air
 Panaskan tabung dengan reflux
 Suhu pemanas harus lebih rendah dari titik didih senyawa yang
akan diekstraksi

27. Spektrofotometer dan cuvvet


Fungsi Spektrofotometer:
Alat penentuan kadar vitamin dan mineral pada sampel/bahan

Fungsi Cuvvet :
Wadah sampel/bahan yg akan diuji

Cara menggunakannya:
1.        Hubungkan alat dengan arus listrik
2.        Nyalakan alat (biasanya di bagian belakang alat)
3.        Tunggu selama 30 menit (sampai semua tampilan di layar
menunjukkan OK)
4.        Sambil menunggu 30 menit, siapkan alat-alat sebagai
berikut:
-       Sampel
-       Buku/kertas catatan + alat tulis
-       Aquades untuk membilas
-       Tempat buangan aquades
-       Tisu

·         Setelah 30 menit, tahapan yang dilakukan adalah


sebagai berikut:
1.   Tekan angka 1 (pilih menu Photometric)
2.   Tekan tombol Go To WL (Wavelength) untuk mengatur
panjang gelombang
3.   Tekan tombol angka-angka sesuai panjang gelombang
yang diinginkan

4.   Tekan Enter
5.   Tekan tombol autozero untuk mengnolkan (0) angka
yang tertera pada layar
6.   Cuci kuvet dengan aquades (setelah dicuci dilap dengan
tisu secra searah)
7.   Isi kuvet dengan pelarut yang digunakan pada sampel
yang akan diukur (misal: aquades, etanol)
8.   Taruh kuvet di tempat pembacaan absorbansi
9.   Setelah muncul angkanya di layar, tekan tombol
autozero untuk mengnolkan (kalibrasi)
10.   Cuci kembali kuvet dan dilap
11.   Isi kuvet dengan blanko
12.   Lakukan pembacaan absorbansi
13.   Cuci kuvet dan dilap
14.   Isi kuvet dengan sampel 1
15.   Lakukan pembacaan absorbansi
16.   Cuci kuvet dan dilap
17.   Isi kuvet dengan sampel selanjutnya
18.   Tiap ganti sampel, ulangi poin 16

·      Cara mematikan spektrofotometer:


1.   Tekan tombol autozero
2.   Tekan tombol return
3.   Matikan tombol di belakang alat
4.   Cabut kabelnya

28. High performance liquid chromatography (HPLC)/ Kromatografi


Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Fungsi HPLC:
untuk menentukan atau mengukur atau menganalisa kadar bahan aktif
pada suatu sampel/bahan (obat, makanan atau herbal).

Cara menggunakannya:

 Lakukan persiapan sample yang yang akan dianalisa dengan


menggunakan instrument ini, pastikan jumlahnya sesuai dan anda
mengerti metode apa yang perlu digunakan.
 Lakukan pengecekan kabel ke sumber daya(listrik). Pastikan setiap
kabel sudah terhubung, baik komputer ke listrik, instrumen ke
listrik atau komputer ke instrumen.
 Jika dirasa tegangan listrik di wilayah anda tidak stabil, disarankan
menggunakan stabilizer untuk memastikan sumber daya stabil.
 Nyalakan komputer dan setiap modul pada alat HPLC. Perhatikan
sejenak setiap modul dan komputer, apakah menyala dengan baik.
Jika terdapat modul yang tidak menyala atau komputer tidak
menyala, lakukan pengecekan kabel yang terhubung ke sumber
daya.
 Saat anda merasa sudah menyalakan instrument sesuai prosedur,
namun tidak menyala. Tidak perlu menekan tombol power
berulang kali, hubungi saja teknisi laboratorium anda.
 Buka atau double click icon software yang HPLC di komputer
anda. Lakukan pengecekan sederhana, apakah instrument dan
komputer sudah saling terhubung dan bisa berkomunikasi. Pada
beberapa kasus, jika instrument sudah terhubung dengan komputer
ditandai dengan bunyi beep pada instrument.
 Keluarkan vial dari auto sampler
 Lakukan flush atau membersihkan kolom.
 Mematikan instrument sesuai dengan alur yang ditetapkan. Jika
perlu melakukan disconnecting instrument, lakukan itu terlebih
dahulu sebelum menonaktifkan switch power.
 Matikan komputer dan cabut sumber daya, jika tidak digunakan
dalam waktu lama.
 Tutup HPLC dengan cover atau case lainnya untuk mencegah
debu dan kotoran menempel.

29. Gas Chromatography

Fungsi :
Pemisahan senyawa dalam suatu sample
Menghitung kadar senyawa dalam suatu sample
Pengujian kemurnian suatu senyawa
Identifikasi senyawa yang ada pada suatu sample
Menyiapkan suatu senyawa murni dari suatu sample

Cara menggunakannya:
1. Aktifkan Un-Interrupable Power Supply (UPS)  jika ada.

2. Buka katup gas (alirka gas ke GC).

 Gas Helium (He) sebagai pembawa.


 Gas Nitrogen (N2) sebagai pembawa (carrier) dan
sebagai make up gas.
 Gas Hydrogen (H2) sebagai gas pembakar.
 Gas Compress air sebagai pembakar.

3. Aktifkan komputer, sebagai sarana penyimpan data hasil


penelitian.

4. Aktifkan Gas Chromatography (GC) dengan tombol on/off


berada di sisi kiri bawah, tunggu hingga GC selesai initialisasi
dan self test (kira-kira 2 menit).

5. Aktifkan software chemstation dengan double Program klik


kiri icon instrument 1 online atau klik start Instrument 1 online
chemstation.
6. Pastikan menu berada pada Load Method (Conditioning
Methode) Method “ Method and Run Control” pilih metode
yang diinginkan.

7. Sebelum digunakan pastikan column sudah diconditioning


dengan suhu 20º C di bawah suhu maksimum kolom atau di
atas suhu operasional tetapi tidak diperbolehkan melewati suhu
maksimum kolom seperti yang tertera di tag kolom.

8. Conditioning GC selama 30 menit. Pilih metode yang akan


digunakan untuk analisa (Methode and Run Control).

Setelah itu, sampel yang sebelumnya dideteksi akan


mengeluarkan hasil dari eksperimental yang sebelumnya telah
dilakukan.

30. AAS (Atomic Absobtion Spectrophotometer)

Fungsi:
alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur
logam (Timbal (Pb), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Kadmium (Cd),
Kalsium (Ca), Tembaga (Cu), Magnesium (Mg), Nikel (Ni), Cesium (Cs),
Seng (Zn), Besi (Fe), Perak (Ag), Stronsium (Sr), Kalium (K), Natrium
(Na), Kobalt (Co) dan Timah (Sn)) dan metaloid yang berdasarkan pada
penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas pada bahan/sampel (air,
tanah, makanan, kosmetik, obat-obatan, tumbuh-tumbuhan dan lain
sebagainya)

Cara menggunakannya:

31. Mikroskop binokuler dan kaca preparate


Fungsi Mikroskop:
Alat untuk melihat serta mengamati objek -objek yang memiliki ukuran
sangat kecil yang tidak dapat dilihat hanya dengan menggunakan mata
telanjang.

Fungsi Kaca Preparat dan Cover Glass


Wadah meletakkan objek yg akan diamati

Cara menggunakan:

 Saat menggerakkan mikroskop, selalu bawa dengan kedua


tangan. Pegang lengan mikroskop dengan satu tangan dan
letakkan tangan lainnya di bawah alas untuk menopang.

 Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan daya terendah


"terkunci" ke posisinya (Ini juga merupakan lensa obyektif
terpendek).

 Preparat Anda harus disiapkan dengan menempatkan kaca


penutup atau kaca preparat di atas spesimen. Ini akan
membantu melindungi lensa obyektif jika menyentuh
obyek. Tempatkan kaca mikroskop di atas meja preparat dan
kencangkan dengan penjepit obyek. Anda dapat menekan
bagian belakang penjepit obyek untuk membukanya.

 Lihatlah lensa obyektif dan meja dari samping dan putar kenop
fokus kasar sehingga lensa obyektif bergerak ke bawah (atau
meja, jika bergerak, naik ke atas). 

 Sekarang, lihat melalui lensa okuler dan sesuaikan sumber


cahaya (atau cermin) dan diafragma untuk jumlah cahaya
terbesar.

 Secara perlahan putar penyetelan kasar sehingga lensa


objektif naik (menjauhi obyek). Lanjutkan hingga gambar
menjadi fokus. Gunakan penyesuaian halus, jika tersedia, untuk
pemfokusan halus. Jika Anda memiliki mikroskop dengan
bidang bergerak, putar kenop kasar sehingga bidang bergerak
ke bawah atau menjauh dari lensa obyektif.
 Gerakkan kaca objek mikroskop sehingga gambar berada di
tengah bidang pandang dan sesuaikan kembali cermin,
iluminator, atau diafragma untuk gambar yang paling jelas.

 Sekarang, Anda harus dapat mengganti ke lensa objektif


berikutnya dengan hanya sedikit menggunakan penyesuaian
fokus. Gunakan penyesuaian halus, jika tersedia. Jika Anda
tidak dapat fokus pada spesimen Anda, ulangi langkah 4
sampai 7 dengan lensa obyektif berdaya tinggi
terpasang. Jangan biarkan lensa obyektif menyentuh obyek.

 Cara yang tepat untuk menggunakan mikroskop monokuler


adalah dengan melihat melalui lensa okuler dengan satu mata
dan tetap membuka mata lainnya (ini membantu menghindari
ketegangan mata). Jika Anda harus menutup satu mata saat
melihat ke mikroskop, tidak apa-apa. 

 Jangan sentuh bagian kaca lensa dengan jari Anda. Gunakan


hanya kertas lensa khusus untuk membersihkan lensa.

 Setelah selesai, naikkan tabung (atau turunkan meja obyek),


klik lensa daya rendah ke posisinya dan lepaskan obyek.

 Selalu tutup mikroskop Anda saat tidak digunakan. Debu


adalah musuh nomor satu karena dapat mengotori lensa dan
mengurangi ketajamannya.

V. Kesimpulan
Berdasarkan dari penjelasan di atas maka bisa disimpulkan bahwa alat-
alat yang digunakan pada praktikum kimia pangan terdiri dari Mikroskop
binokuler, kaca preparate, Triple Beam Balance, timbangan analitik, baret,
pipet, dll.

VI. Daftar Pustaka


https://www.pengelasan.net/neraca-ohaus/
https://hyprowira.com/blog/timbangan-analitik-fungsi-bagian-bagian-dan-
jenisnya
https://www.amongguru.com/pengertian-statif-dan-klem-fungsi-jenis-serta-
prinsip-kerjanya/
https://academia.co.id/pipet-volume/
https://academia.co.id/pipet-ukur/
https://academia.co.id/pipet-tetes/
https://materibelajar.co.id/fungsi-corong-pisah/
https://pelitadwiasa.com/peralatan-laboratorium/mengenal-fungsi-labu-ukur/
http://www.alatlabor.com/article/detail/224/cara-menggunakan-gelas-ukur
https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-fungsi-gelas-kimia-beserta-jenis-
dan-penjelasannya-kln.html#:~:text=Cara%20menggunakan%20gelas
%20kimia%20yang,gelas%20dengan%20sendok%20atau%20pengaduk
https://www.jagadkimia.com/2018/02/erlenmeyer-fungsi-erlenmeyer.html
https://ibs.co.id/id/cara-kerja-hot-plate/
http://www.alatlabor.com/article/detail/272/cara-menggunakan-tabung-reaksi
https://blogkimia.com/mortar-dan-alu/
https://www.webtutorku.com/2021/07/cawan-penguap.html
http://share-pangaweruh.blogspot.com/2013/07/teknik-dasar-dalam-
praktikum-kimia-cara_8.html
https://analitika.co.id/tongs/
https://blogkimia.com/botol-semprot-laboratorium/
https://amydahlia.wordpress.com/2011/10/18/nama-fungsi-dan-cara-kerja-alat-
alat-laboratorium-mikrobiologi/
https://genecraftlabs.com/id/fungsi-oven-laboratorium/
http://likahiruma.blogspot.com/2011/11/alat-alat-kerja-lab-kimia.html
https://analitika.co.id/furnace/
https://pusatalatlaboratorium.com/fungsi-desikator-laboratorium/
https://gelaskimia.blogspot.com/2017/08/cara-menggunakan-soxhlet-
extractor.html
https://cifisy.blogspot.com/2017/12/cara-menggunakan-spektrofotometer-uv-
vis.html
https://andarupm.co.id/cara-menggunakan-hplc/
https://andarupm.co.id/sekilas-tentang-cara-menggunakan-gas-
chromatography/
https://www.merdeka.com/sumut/cara-menggunakan-mikroskop-yang-baik-
dan-benar-beserta-bagian-bagiannya-kln.html#:~:text=Saat%20menggerakkan
%20mikroskop%2C%20selalu%20bawa,juga%20merupakan%20lensa
%20obyektif%20terpendek).

Ririn Andriani. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Universitas Halu
Oleo, Fakultas Farmasi

Anda mungkin juga menyukai