Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)

Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

Pengembangan Agroekowisata Terintegrasi di Lahan Gambut Di


Kalimantan Tengah
Adi Jaya, Emmy Uthanya Antang, Cakra Birawa, Lilies Supriati, Salampak
dan Haris Gunawan
1
Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya
2
Universitas Riau, Pekanbaru
Email : adijaya@agr.upr.ac.id
Abstrak
Kegiatan yang dilakukan pada Kawasan Kanal Kalampangan, Blok C eks PLG, lebih diarahkan pada kegiatan
restorasi gambut untuk mendukung pengembangan kegiatan ekowisata dengan memanfaatkan berbagai potensi
yang ada di kawasan ini. Posisi kawasan yang tidak jauh dari Palangka Raya, menjadikan lokasi ini penting dan
mempunyai keunggulan. Kegiatan yang dikembangkan pada dasarnya sebagai wahana pendidikan tentang gambut
yang akan meliputi pemahaman sifat dan ciri gambut, pemanfaatan lahan gambut (utamanya untuk kegiatan
pertanian) dan dampak lingkungan yang ditimbulkan serta kegiatan restorasi gambut. Semua objek yang
rencananya ditampilkan dalam jalur jalan sepanjang 5-6 km tersebut, diinisiasi melalui pendanaan dari BRG dan
selanjutnya diharapkan para stakeholder terkait gambut melakukan investasi dengan membangun sarana wisata
tersebut. Hakekat dari kegiatan agroekowisata, selain sebagai wahana pendidikan, juga diharapkan masyarakat di
kawasan tersebut menjaga kawasan gambut dari kerusakan terutama akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi
setiap musim kemarau. Kegiatan awal yang dilakukan dengan pendanaan dari BRG mencakup 3R yakni rewetting,
revegetasi dan revitalisasi ekonomi masyarakat.
Kata Kunci : agroekowisata, gambut, restorasi, pemberdayaan masyarakat

Pendahuluan Ekosistem Gambut dan PP Nomor 57 Tahun


Lahan gambut merupakan ekosistem alami 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
penting dengan nilai tinggi untuk konservasi Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Tentang
keanekaragaman hayati, pengaturan iklim, Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem
dan kesejahteraan manusia. Indonesia Gambut, menjadi dasar utama pelaksanaan
merupakan negara terbesar keempat di dunia kegiatan yang berkaitan dengan ekosistem
untuk cadangan gambut dengan luas gambut, termasuk kegiatan restorasi gambut
diperkirakan sekitar 20,6 juta ha, yang yang rusak.
tersebar terutama di Sumatra, Kalimantan, Secara umum pendekatan terpadu
dan Papua. Dalam kondisi alami, salah (terintegrasi) harus dilakukan untuk
satunya adalah fungsi yang terkait jasa konservasi dan restorasi lahan gambut
lingkungan. Kawasan gambut khususnya di terdegradasi sebagaimana menjadi program
Kalimantan Tengah, cukup banyak yang BRG yaitu 3R dengan mencakup aspek :
mengalami degradasi oleh berbagai sebab restorasi hidrologi (re-wetting) dan re-
diantaranya adalah akibat kebakaran hutan vegetasi, pemberdayaan ekonomi
dan lahan rawa gambut. Kebakaran hutan masyarakat (revitalisasi livelihood) serta
dan lahan Tahun 2015 merupakan kebakaran penyiapan tim pencegahan dan
hutan dan lahan yang cukup parah dan lama, penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
dan akibat dari kebakaran lahan tersebut Restorasi hidrologi bertujuan untuk
makin meluas. Pemerintah Indonesia memberikan kesempatan pada lahan gambut
melalui Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun untuk dibasahkan kembali sehingga peluang
2016, telah membentuk Badan Restorasi terjadinya kebakaran hutan menjadi kecil,
Gambut untuk tujuan melakukan konservasi selain juga dapat memberikan kondisi tanah
dan restorasi lahan gambut terdegradasi. yang baik bagi pertumbuhan vegetasi.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun Restorasi vegetasi dilakukan dengan cara
2014 tentang Perlindungan dan pengelolaan penanaman kembali spesies endemik di

26
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

kawasan hutan dan lahan rawa gambut. wisata lainnya termasuk agro wisata dan
Namun secara umum teknik perbanyakan wisata budaya.
dan budidaya pohon spesies lokal tingkat Berdasarkan latar belakang dan perumusan
keberhasilannya masih rendah. Oleh karena masalah yang telah diuraikan maka tujuan
itu perlu dikaji teknik perbanyakan cepat dan Kegiatan ini adalah sebagai berikut:
teknik budidaya untuk memenuhi kebutuhan 1. Mengidentifikasi dan menganalisis
bibit pohon endemik agar target restorasi potensi objek dan daya tarik wisata
lahan gambut yang telah ditetapkan alam dan wisata lainnya di wilayah
pemerintah Indonesia dapat terpenuhi. gambut KHG Kahayan Sebangau
Pemberdayaan ekonomi masyarakat termasuk potensi sosial budayanya,
masyarakat melalui berbagai kegiatan khususnya untuk Kawasan Misik,
budidaya tanaman bernilai ekonomis, Kelurahan Kalampangan.
budidaya ikan, budidaya lebah dll 2. Mengetahui persepsi masyarakat,
dimaksudkan agar masyarakat tidak pengunjung dan lembaga terkait
melakukan aktivitas perambahan hutan yang mengenai kegiatan ekowisata alam dan
juga menyebabkan degradasi hutan dan wisata lainnya di wilayah gambut
lahan rawa gambut dan bahkan dapat KHG Kahayan Sebangau, khususnya
diarahkan untuk menjaga kawasan hutan Kawasan Misik.
apabila mereka memiliki pendapatan tetap 3. Merumuskan strategi pengembangan
untuk kebutuhan ekonomi mereka. Untuk ekowisata yang berkelanjutan di
masa depan, kegiatan memanfaatkan nilai wilayah gambut di KHG Kahayan
jasa lingkungan kawasan hutan sebagai Sebangau, khususnya Kawasan Misik.
bagian wisata perlu dipertimbangkan.
Melihat potensinya, kawasan yang dijadikan Pelaksanaan Kegiatan
sebagai kawasan restorasi gambut diarahkan Lokasi Kegiatan
untuk kegiatan ekowisata akan Kegiatan dilakukan pada kawasan gambut
menggambarkan tentang gambut dan segala yang berada di Kawasan Misik, Blok C Eks
pemanfaatan serta dampak lingkungan yang PLG. Wilayah Kegiatan termasuk dalam
ditimbulkan, termasuk di dalamnya kegiatan KHG Kahayan Sebangau. Secara
restorasi lahan gambut yang mengedepankan administratif, lokasi Kegiatan berada di
konsep 3R. Secara hakekat, maka agar Kelurahan Kalampangan, Kota Palangka
lokasi ekowisata dapat aman dari persoalan Raya.
kerusakan terutama kebakaran hutan dan Tahapan Kegiatan
lahan, maka masyarakat akan berusaha Tahap I: Pengumpulan Data
menjaga kawasan tersebut. Data yang dikumpulkan berupa data primer
Kawasan gambut di Kalimantan Tengah saat dan data sekunder. Pengumpulan data primer
ini belum dimanfaatkan dengan optimal. dilakukan dengan 2 cara, yaitu: survei
Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah terhadap masyarakat, dan Focus Group
yang dituangkan dalam RTRWK menjadi Discussion (FGD) terhadap tokoh
penting untuk diperhatikan bila dikaitkan masyarakat yang ada pada Kelurahan
dengan keberlanjutan kawasan lahan gambut Kalampangan, Kelurahan Kameloh, dan
ini di masa datang. Upaya mempertahankan Desa Tanjung Taruna. Penetapan Kelurahan
keberlanjutan Kawasan lahan gambut di Kameloh Baru dan Desa Tanjung Taruna
Kalimantan Tengah dan sekaligus sebagai lokasi survei dengan pertimbangan
pemanfaatannya sebagai sumber informasi bahwa untuk kunjungan wisata diperlukan
dan edukasi dapat dicapai dengan lokasi kawasan wisata alternatif yang
merencanakan pengembangan kawasan berdekatan, dan kedua kelurahan/desa
untuk kegiatan wisata dengan konsep tersebut termasuk kawasan lahan gambut
ekowisata dikombinasikan dengan aspek dengan ekosistem yang berbeda, sehingga
obyek wisata yang dimiliki berbeda.

27
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

Survei dilakukan terhadap 75 orang Rencana Jangka Panjang Pengembangan


penduduk/masyarakat yang tinggal di Ekowisata Restorasi Gambut
Kelurahan Kalampangan, Kelurahan Secara umum kawasan agroekowisata
Kameloh Baru, dan Desa Tanjung Taruna, pendidikan restorasi gambut, direncanakan
dengan jumlah masing-masing 25 orang dikembangkan menjadi wilayah dengan
pada setiap kelurahan/desa. Sedangkan berbagai kegiatan. Konsultasi dan
FGD dilakukan terhadap 10-15 orang tokoh komunikasi telah dilakukan dengan pihak
masyarakat dari setiap kelurahan/desa. Pemerintah Kota Palangka Raya dan melalui
Tahap II: Pengolahan Data diskusi dengan Walikota dan Wakil Wali
Data yang terkumpul dilakukan pengolahan Kota Palangka Raya. Kawasan ini
dengan melakukan tabulasi dan merupakan Kawasan Strategis Pariwisata
pengklasifikasian sesuai dengan kebutuhan (KSP)-4 dalam RIPP Kota Palangka Raya.
analsis data.
Rencana Kegiatan Implementasi Restorasi
Tahap III: Analisis Data Gambut Terintegrasi Tahun 2018
Analisis data untuk kajian potensi ekowisata
a. Kegiatan Tahun 2017
dilakukan dengan analisis deskriptif Adapun kegiatan yang terkait restorasi
kualitatif, yaitu untuk untuk gambut terintegrasi untuk mendukung
mendiskripsikan potensi wisata di Kawasan pengembangan ekowisata yang telah
Misik. Sedangkan untuk analisis strategi
dilakukan melalui pendanaan BRG Tahun
pengembangan potensi ekowisata 2017 adalah :
digunakan analsis SWOT (Rangkuti, 1997).

Kegiatan Uraian Capaian


Sosialisasi dan Sosialisasi dan FDG tentang Selesai
Workshop Restorasi Gambut
Workshop tentang Pengembangan Selesai
Ekowisata
Pembasahan (P1) a. Terbangunnya 8 unit dam di a. Terbangun 8 buah sekat kanal
Kanal tersier di sekitar Kanal si saluran sekunder dan 1 buah
Kalampangan. di saluran lahan petani
b. Tersedianya 200 titik b. Terbangun transek
pemantauan TMA pengamatan TMA
c. Membuat sumur bor sebanyak c. Selesai 10 titik dan tersedia
10 titik dengan 1 buah mesin satu set perlengkapan
pompa air pemadaman kebakaran
Penanaman Penanaman pohon endemik a. Dengan pola tumpang sari
kembali (P2) kawasan gambut sebanyak 13.000 dengan buah naga, tertanam
pohon (sekitar 10 ha) untuk seluas 1,5 ha,
b. Penanaman pada tanggul
kanal dan lahan masyarakat
Penguatan a. Budidaya tanaman sayuran Sebanyak 15 orang petani terlibat
ekonomi dan buah-buahan kegiatan budidaya sayudan dan
Masyarakat (P3) buah-buahan semusim

b. Budidaya cacing tanah. 1 orang petani pada tahap 1 dan1


orang petani pada Tahap 2

c. Dibangunnya beberapa sarana Terbangun 3 unit gazebo dan 2


ekowisata unit rakit/perahu wisata

28
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

d. Budidaya ikan dalam areal Terbangun 3 unit karamba dan


perairan hasil sekat kanal dilakukan budidaya ikan lokal

e. Budidaya bebek dalam Sudah terlaksana, di lokasi milik


kawasan kebun Jelutung Pa Parni di Desa Kalampangan
dengan sistim silvopastura

Budidaya lebah madu dalam areal Sudah terlaksana dengan


petani yang menerapkan sistiem penempatan 2 unit lebah madu
tumpangsari buah naga dan
tanaman Jelutung
Pencegahan dan Terbentuknya unit pencegahan Tersedia 10 titik sumur bor
Pengendalian dan pengendalian kebakaran hutan Tersedia 1 (satu) set perlengkapan
Kebakaran Hutan dan lahan yang aktif mesin pompa air dan slang
dan Lahan

b. Kegiatan Tahun 2018 dan dilengkapi beberapa sarana ekowisata


Dalam rencana kegiatan Tahun 2018 yang sederhana dan objek wisata pertanian,
diusulkan sebagai implementasi ekowisata dilakukan hal-hal berikut:
di lahan gambut Kawasan Misik dibangun
Komponen: Kegiatan:
Pembasahan (P1) Rehabilitasi atau perbaikan sekat kanal yang telah dibangun pada tahun
2017
Penanaman Penanaman pohon endemik kawasan gambut sebanyak 2.000 pohon
kembali (P2) ditambah dengan pohon produktif seperti cempedak
Penguatan a. Budidaya tanaman yang sifatnya tidak berbasis eksploitasi lahan
ekonomi seperti : jamur tiram, kopi.
Masyarakat (P3) b. Budidaya cacing tanah.
c. Dibangunnya beberapa sarana ekowisata: taman tanaman hias
seperti anggrek, pinang, bantuan bahan untuk 6 unit gazebo, 2 unit
WC umum dan 2 unit rakit wisata
d. Budidaya sistem tumpangsari buah naga, tanaman hortikultura dan
tanaman Jelutung
e. Budidaya Melon, dan Butternut suash
f. Pengembangan SDM di kawasan ekowisata: melalui kegiatan
sosialisasi Budaya Wisata, dan Pelatihan Pemandu Wisata
g. Ujicoba kunjungan wisata

Hasil Kegiatan dan Pembahasan Dalam kegiatan ini disampaikan :


Sosialisasi dan kegiatan pendukung 1. Gambut dan Permasalahannya sehingga
Sosialisasi kegiatan terkait dengan rencana perlu dilakukan restorasi.
kajian potensi ekoswisata terintegrasi di 2. Program yang akan dilakukan dalam
kawasan Kampung Misik, Kelurahan Kegiatan Kajian Potensi Ekowisata
kalampangan dilaksanakan di rumah Ketua Terintegrasi.
RT 7, bersamaan dengan rapat masyarakat
pada tanggal 7 Juli 2018. Peserta yang hadir
adalah masyarakat yang berada di sekitar
lokasi kegiatan, yaitu masyarakat RT 7 dan
tokoh masyarakat.

29
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

1.2.Budidaya Lebah Madu dan


Pengolahan Limbah Sapi
Budidaya lebah madu telah dimulai sejak
pelaksanaan Pilot Project Restorasi Gambut
Terintegrasi pada tahun 2017 pada kawasan
Misik ini, dan telah memberikan hasil yang
baik dengan pertumbuhan jumlah lebah yang
sangat besar. Sampai dengan awal tahun 2018
jumlah lebah yang tumbuh pada kotak
Gambar 1. Sosialisasi kegiatan bersamaan pemeliharaan/rumah lebah sangat pesat,
dengan rapat RT7 Kampung Misik sehingga semua kotak terisi penuh dan
Program yang direncanakan dalam menghasilkan madu. Hal ini menunjukkan
imlementasi Kajian Potensi Ekowisata bahwa wilayah tersebut cocok sebagai tempat
terintegrasi merupakan hasil diskusi dengan budidaya lebah madu, dan makanan untuk
tokoh masyarakat setempat pada saat lebah tersedia karena kawasan ini merupakan
dilakukan survei pendahuluan, yang lokasi budidaya sayur dan buah.
kemudian disosialisasikan kepada seluruh Selain memberikan keuntungan menghasilkan
masyarakat di Kawasan Misik dan disepakati madu, keuntungan lain didapat pula dari
bersama pelaksanaannya. pengembangan lebah madu ini, yaitu jumlah
1. Penguatan Ekonomi produksi sayur paria yang dimiliki salah satu
Penguatan ekonomi yang dilakukan pada petani memberikan hasil yang meningkat,
kawasan Misik diarahkan untuk mendukung yang diyakini oleh petani tersebut akibat
pengembangan kawasan menjadi lokasi atau adanya lebah madu pada sekitar lahan
daerah tujuan wisata, dengan menjadikan pertaniannya. Kendala yang dihadapi petani
kegiatan ekonomi masyarakat sebagai salah yang mengusahakan budidaya lebah madu
satu daya tarik wisata. adalah mahalnya harga kotak lebah madu
1.1. Pelatihan dan Budidaya Jamur Tiram lengkap dengan lebahnya, namun tidak
Kegiatan budidaya jamur tiram dimulai memiliki pengetahuan untuk membuat
dengan melakukan pelatihan budidaya jamur perbanyakan kotak madu dan memindahkan
tiram kepada kelompok masyarakat yang lebah ke kotak yang baru.
berjumlah 10 orang. Pelatihan yang diberikan Bekerjasama dengan Tim Restorasi Gambut
oleh instruktur terlatih dan berpengalaman Daerah (TRGD) Prov.Kalimantan Tengah,
serta pelaku usaha jamur tiram disertai dengan telah dilaksanakan pelatihan Budidaya Lebah
praktek budidaya jamur tiram yang dimulai Madu dan Pengolahan Limbah Sapi yang
dari tahap persiapan, pembuatan dan dilaksanakan untuk pengembangan ekonomi
sterilisasi baglog, sampai ada penanaman bibit masyarakat di daerah Pulang Pisau dan
jamur ke dalam baglog. Kalampangan khususnya Kawasan Jl. Misik.

Gambar 2. Pelatihan dan Budidaya


Jamur Tiram Gambar 3. Budidaya Lebah Madu

30
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

1.3.Budidaya Kopi, Lidah Buaya, Melon, yaitu Golden Melon, yang diharapkan
dan Labu Madu (Butternut Squash) akan terus dikembangkan oleh sebagai
1. Kopi. Saat ini dikembangkan kopi yang variasi obyek dan daya tarik wisata petik
dapat beradaptasi tumbuh pada dataran buah yang sudah dikembangkan pada
rendah dan di lahan gambut yaitu kopi kawasan ini, dan memberikan hasil
liberika. Berdasarkan hasil Kegiatan, ekonomi yang baru bagi petani.
masyarakat Jambi telah mengembangkan 4. Labu Madu atau Butternut Squash,
kopi liberika dengan pola tanaman adalah salah satu jenis tanaman yang saat
campuran dengan tanaman pinang dan ini mulai banyak dikembangkan di
kelapa, pasar terbuka luas, dan permintaan Indonesia. Memiliki bentuk yang unik,
terhadap kopi liberika lebih besar dari dengan rasa manis dan tekstur yang
produksinya. lembut. Manfaat untuk kesehatan sangat
Pada Kawasan Misik mulai besar, karena mengandung serat yang
dikembangkan tanaman kopi liberika, tinggi, dan mengandung antioksidan, beta
dengan memberikan 400 bibit. karoten, vitamin A dan B kompleks,
Penanaman tanaman kopi ini diharapakan sehingga dapat mengontrol kadar gula
untuk persiapan mendukung darah, membantu mengobati penyakit
pengembangan pola agroforestry, anemia karena kandungan zat besinya
terutama pola tanaman campuran dengan yang tinggi, dan dapat digunakan untuk
pohon endemik lokal seperti jelutung, mengendalikan berat badan.
ramin, balangeran yang ditanam oleh Program ini mengembangkan tanaman
masyarakat sebagai bagian dari kegiatan labu madu sebagai variasi tanaman buah
revegetasi untuk restorasi gambut yang dapat menjadi daya tarik bagi
terintegrasi. wisatawan petik buah, disamping itu dapat
2. Lidah Buaya, salah satu tanaman yang memberikan keuntungan ekonomi yang
dikembangkan pada kawasan ini. baik bagi petani karena belum
Pengalaman budidaya lidah buaya di dikembangkan di wilayah Kota Palangka
kawasan gambut di Kalimantan Barat Raya, dan harganya yang cukup tinggi.
memberikan hasil yang baik, sehingga 1.4.Budidaya Tumpang Sari Buah Naga,
program Kajian Ekowisata terintegrasi Jelutung, dan Tanaman Hortikultura
menyediakan 200 bibit lidah buaya untuk Pola agroforestry banyak dikembangkan
dikembangkan di kawasan ini, dengan saat ini, banyak fungsi dan manfaat yang
harapan pada masa yang akan datang didapat dari pengembangan agroforestry
menjadi salah satu obyek wisata dan dapat karena pola tanam antara tanaman tahunan
dikembangkan pengolahannya menjadi (pohon) dengan tanaman setahun dan
oleh-oleh, sehingga memberikan nilai tanaman hortikultura, seperti pendapatan
tambah ekonomi bagi masyarakat di jangka pendek dari tanaman setahun dan
sekitarnya. hortikultura, serta manfaat perlindungan
Keragaman jenis tanaman yang luas, akan tanah dan air, perlindungan
memberikan daya tarik yang lebih luas keanekaragaman hayatidan menjaga
dari kawasan misik, dan lidah buaya estetika lansekap.
merupakan tanaman yang dapat dipanen Pola Agroforestry yang dikembangkan di
kapan saja, sehingga sustainibiltasnya Kawasan Misik adalah tumpang sari
tetap terjaga. antara tanaman jelutung, Buah Naga, dan
3. Melon, salah satu jenis buah yang sudah tanaman hortikultura berupa sayuran yang
dikembangkan oleh masyarakat setempat, jenisnya berganti setiap musim tanam.
namun yang dikembangkan adalah jenis Pada kegiatan ini stimulan diberikan
melon kuning dan putih yang umum kepada budidaya Buah Naga, tanaman
diperdagangkan. Program ini jelutung merupakan kegiatan pilot project
mengembangkan melon jenis yang lain, terintegrasi tahun 2018, dan tanaman

31
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

hortikultura ditanam dengan swadaya dari


petani.
1.5.Budidaya Cempedak dan Pinang.
Tanaman lainnya yang dikembangkan di
Kawasan Misik adalah cempedak dan
pinang. Pertimbangan dari
pengembangan budidaya tanaman ini
adalah karena cempedak merupakan buah
lokal yang baik untuk dikembangkan,
sedangkan pinang memiliki prospek yang
baik untuk dikembangkan, karena pinang
merupakan salah satu komoditas yang Gambar 4. Atraksi dan Landskap Alami
dapat digunakan sebagai bahan baku obat Kawasan Gambut
dan kosmetik, baik untuk kebutuhan Kawasan alam dapat dijadikan atraksi wisata
dalam negeri maupun ekspor. Dari segi petualangan, dimana wisatawan dapat
tajuk, pohon pinang yang lurus baik pula menggunakan perahu kecil (jukung/kelotok,
sebagai bagian dari lansekap taman. dan rakit) menyusuri kanal dan menikmati
ekosistem gambut di sekitar kanal.
2. Potensi Objek Wisata di Lahan Potensi atraksi budaya dapat dikembangkan
Gambut pada kawasan ini, yaitu tentang sejarah awal
Kampung Misik, yang merupakan bagian dari mula terbentuknya Kelurahan Kalampangan
Kelurahan Kalampangan memiliki potensi dengan segala kendala sampai
besar untuk dikembangkan menjadi kawasan keberhasilannya pada saat ini, museum dan
wisata, karena kekhasan ekosistem dan galeri tentang gambut, yang dapat dijadikan
lingkungan lahan gambut yang dimiliki khas sebagai bagian dari wisata pendidikan.
dan unik. Beberapa obyek wisata dapat Atraksi buatan yang tersedia pada Kawasan
dikembangkan pada kawasan ini, baik untuk ini dan memiliki potensi untuk dikembangkan
wisata berbasis lingkungan atau ekowisata, adalah: susur Kanal dan melintas Dam,
maupun wisata Kegiatan atau pendidikan. agroforestry, wisata petik buah, budidaya
Salah satu cara untuk menilai potensi wisata jamur tiram dan cacing tanah, dan
pada suatu wilayah, Cooper, et al (2005) pengembangan taman.
mengemukakan paling tidak ada 4 (empat)
komponen yang harus dimiliki oleh obyek a. Sekat Kanal
wisata, yang dikenal dengan istilah 4A, yaitu:
attraction, accessibility, amenity dan
ancilliary.
A. Attraction, atau atraksi, merupakan
komponen yang penting sebagai daya tarik
wisatawan untuk datang ke suatu kawasan
wisata. Potensi atraksi wisata di Kawasan Gambar 5. Sekat kanal yang dibangun
Misik dapat mencakup ketiganya, yaitu: sebagai bagian restorasi hidrologi
berupa atraksi alami dalam bentuk landcape, Objek ini dibangun oleh Balai Rawa,
dan ekologi gambut yang unik dan khas Kementerian PUPR dan terdapat 3 unit di
sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan sepanjang kanal Kalampangan yang
untuk mengunjungi kawasan ini. merupakan kawasan eks PLG yang dibangun
Tahun 1996. Objek ini memperlihatkan
upaya restorasi hidrologi (rewetting, R1).
Selain itu melalui kegiatan pilot project yang
didanai BRG pada Tahun 2017, dibangun 8

32
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

unit sekat kanal di kanal yang berukuran lebar Wisata petik buah yang sudah berlangsung
sekitar 4 meter di kawasan Kampung Misik. merupakan wisata massal, wisata khusus atau
Objek ini lebih menekankan pada aspek individu. Wisata massal yang sudah
edukasi yang memperlihatkan bagimana dilakukan adalah fieldtrip Seminar
dampak yang ditimbulkan oleh drainase tidak internasional gambut tahun 2018 dan wisata
terkendali di kawasan gambut dan hasil yang anak sekolah. Sedangkan wisata khusus atau
dicapai oleh adanya restorasi hidrologi individu sudah berlangsung setiap minggu,
tersebut. Data memperlihatkan bahwa khususnya pada hari sabtu dan minggu.
terdapat perbedaan tinggi muka air dikanal Wisatawan datang dari beberapa tempat, yang
sekitar 25-50 cm antara kawasan hulu dan hilir banyak dari kota Palangka Raya, namun ada
sekat kanal. juga yang datang dari Kabupaten Kapuas
b. Agroforestry dengan waktu tempuh 2-3 jam.

Gambar 6. Kegiatan Agroforestry yang Gambar 8. Promosi wisata petik buah


sudah ada di Kampung Misik d. Budidaya Jamur Tiram dan Cacing
Di kawasan Wisata Kampung Misik seluas Tanah
1,5 Ha disediakan petani untuk percontohan
agroforestry antara tanaman jelutung, buah
naga, dan tanaman hortikultura, seperti:
tomat, cabe, bawang daun, kacang panjang,
kangkung, bayam, dan sawi yang ditanam
secara bergantian. Pada lokasi ini dilengkapi
dengan beberapa alat Kegiatan seperti untuk
mengukur curah hujan, kelembaban tanah,
suhu tanah, tinggi muka air, dan pengukur
penurunan muka tanah, sehingga obyek
wisata ini dapat dijadikan sebagai wisata
Kegiatan dan wisata pendidikan. Gambar 5.9. Budidaya Jamur Tiram dan
c. Wisata Petik Buah Budidaya Cacing Tanah
Upaya untuk mengurangi meluasnya
pembukaan lahan gambut oleh masyarakat
adalah dengan mengembangkan usaha
budidaya tidak berbasis lahan, salah satunya
adalah dengan mengembangkan usaha
budidaya jamur. Pada kawasan Kampung
Misik telah dilakukan pelatihan budidaya
jamur tiram, dan dilakukan contoh ujicoba
budidaya pada satu kelompok petani.
Gambar 7. Potensi wisata petik buah di Budidaya jamur tiram sudah memberikan
lahan gambut hasil. Potensi peluang usaha jamur tiram
Obyek wisata ini merupakan salah satu atraksi
wisata yang sudah berjalan sampai saat ini.

33
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

masih sangat terbuka luas dan memberikan Keindahan dan kenyamanan adalah salah satu
keuntungan. yang diinginkan oleh wisatawan ketika
Selain itu, budidaya cacing yang dilaksanakan mengunjungi suatu tujuan wisata. Keindahan
pada tahun 2017 mulai diminati oleh petani kawasan wisata dapat dibuat dengan membuat
untuk mengembangkannya. Budidaya cacing taman-taman bunga, selain memberikan
memberikan keuntungan kepada petani keindahan dan kenyamanan kepada
dengan memanfaatkan kascing sebagai pupuk wisatawan. Taman bunga yang dikembangkan
kompos, baik yang digunakan langsung pada saat ini adalah budidaya anggrek potong.
maupun yang diolah menjadi Pupuk Organik Selain memberikan keindahan pada kawasan
Cair (POC). Budidaya cacing memberikan wisata, anggrek potong juga memberikan
beberapa keuntungan kepada petani, yaitu keuntungan ekonomi kepada masyarakat
dapat mengurangi biaya produksi dengan petani yang mendiami kawasan wisata ini.
menggantikan pupuk kimia dengan kascing, Selain pengembangan tanaman anggrek
maupun dengan menjual kascing dan cacing. potong, akan dikembangkan pula tanaman
Budidaya cacing tanah dimaksudkan sebagai refugia, tanaman dengan bunga yang cantik
langkah awal untuk melakukan budidaya namun dapat mengendalikan hama yang
dengan teknik pengolahan lahan tanpa bakar menyerang tanaman yang ramah lingkungan.
(PLTB) terutama dilahan gambut. Sisa Tanaman bunga yang berpotensi besar
pengolahan lahan baik serasah, ranting, dau sebagai tanaman refugia adalah tanaman
maupun pohon dapat dicacah menjadi lebih bunga matahari, tanaman kenikir, dan
halus dengan mesin pencacah yang sudah tanaman bunga kertas (Zinnia). Kelebihan
disiapkan oleh pelaksana kegiatan (Gambar tanaman bunga kertas adalah berbunga dan
5.10). Limbah pengolahan yang telah mekar setiap hari serta memiliki bunga
dicacah, terbukti dapat menjadi pakan berwarna-warni.
budidaya cacing tanah yang dilakukan oleh 2 Sebagai bagian dari wisata pendidikan dan
(dua petani). Cacing hasil budidaya ini dapat wisata restorasi, atraksi wisata lainnya yang
dimanfaatkan untuk sumber protein dalam dapat dikembangkan pada kawasan ini adalah
pengolahan pakan ikan. Limbah budidaya pembibitan dan penanaman pohon.
cacing (disebut kascing), berpotensi menjadi Penanaman pohon dapat dilakukan pada
pupuk organik bagi petani. kawasan-kawasan yang seharusnya tidak
Bagi pengembangan wisata, budidaya jamur diijinkan dibuka untuk budidaya, atau pada
dan budidaya cacing dapat dijakdikan sebagai kawasan untuk revegetasi. Untuk
wisata edukasi, yaitu usaha budidaya dengan pengembangan atraksi atau obyek wisata ini,
mengurangi tekanan beban terhadap lahan diperlukan pemetaan wilayah atau kawasan
gambut. sehingga dapat direncanakan zonasi setiap
e. Pengembangan Taman Hias obyek wisata.
Tabel 1, merupakan atraksi wisata yang dapat
dikembangkan di Kawasan Kampung Misik.

B. Accessibility, atau aksesibilitas adalah


komponen penting kedua yang diperlukan
dalam kegiatan pariwisata. Transportasi dan
jasa transportasi merupakan akses penting
dalam pariwisata. Akses didentikan dengan
kemudahan bergerak dari satu daerah/tempat
ke daerah/tempat lainnya.
Gambar 11. Penanaman anggrek Vanda
Douglas

34
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

Tabel 1. Atraksi Wisata di Kampung Misik dan Kebutuhan Pengembangannya.


Kebutuhan
Obyek Wisata Kondisi Lingkungan
Pengembangan
1. Susur Kanal Tersedia Alat transportasi,
berupa jukung/kelotok
atau rakit
2. Agroforestry Tersedia, dan sesuai Pengaturan tanaman
untuk dikembangkan hortikultura, dan
pengembangan
kawasan lainnya
3. Petik Buah Tersedia dan sesuai untuk Pengaturan penanaman
dikembangkan agar buah selalu
tersedia sepanjang
musim
4. Budidaya Jamur Tiram Sesuai untuk Diperluas dan
dan Cacing Tanah dikembangkan dikembangkan dalam
skala besar
5. Taman Bunga Sesuai untuk Pengaturan zonasi dan
dikembangkan kawasan yang sesuai
6. Pembibitan dan Sesuai dan cocok untuk Pemetaan
Penanaman pohon dikembangkan lokasi/kawasan,
pemilihan bibit

Kawasan wisata Kampung Misik menggunakan kendaraan pribadi maupun


merupakan bagian dari Kelurahan carter.
Kalampangan, Kabupaten Sabangau Kota Untuk memasuki kawasan Kampung Misik
Palangka Raya. Akses jalan Kampung menuju obyek wisata yang tersedia, jalan
Misik ke pusat Kota Palangka Raya dapat masih rusak. Belum tersedia jalan setapak
ditempuh dengan transportasi darat melalui untuk menyusuri kanal atau mengunjungi
jalan beraspal dengan kondisi yang baik. obyek yang satu dengan obyek yang lain.
Namun untuk kemudahan bergerak, saat ini Hasil ujicoba kunjungan wisata yang
belum tersedia angkutan umum dari pusat dilakukan memberikan masukan bahwa
kota menuju kawasan Kampung Misik, masih diperlukan perbaikan jalan dan
sehingga saat ini wisatawan untuk pembuatan jalan setapak menuju obyek
mencapai lokasi wisata tersebut harus wisata.
Tabel 2. Aksesibilitas menuju Kampung Misik
Keamanan
Aksesibilitas Kondisi dan
Kenyamanan
1. Jalan Utama Tersedia, Baik, mudah ditempuh Aman, nyaman
2. Jalan Pendukung menuju Tersedia, Rusak, sulit ditempuh Aman, tidak
Obyek wisata nyaman
3. Jalan Setapak Tidak Tersedia -
4. Tanspotrasi Umum Tidak Tersedia -
5. Taxi Tersedia dari luar kawasan wisata Aman
6. Terminal Tidak Tersedia -

C. Amenity, atau amenitas adalah elemen dengan tujuan wisata yang memungkinkan
dalam tujuan wisata atau berhubungan wisatawan tinggal di kawasan wisata untuk

35
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

menikmati atau berpartisipasi dalam Jarak antara pusat Kota Palangka Raya
atraksi yang disediakan. Amenitas dengan kawasan Kampung Misik hanya
merupakan sarana dan prasarana yang berjarak kurang lebih 25 km atau
disediakan agar wisatawan dapat tinggal memerlukan waktu tempuh 30 menit,
lebih lama pada kawasan wisata, sehingga sehingga akomodasi berupa penginapan
dapat meningkatkan perekonomian di atau hotel yang tersedia di Kota Palangka
sekitar kawasan dengan semakin Raya jumlah dan ragamnya cukup luas.
banyaknya uang yang beredar di kawasan Namun tujuan dari pengembangan wisata
wisata. adalah agar wisatawan membelanjakan
Prasarana kepariwisataan (tourism uang sebanyak-banyaknya pada kawasan
infrastructures) adalah semua fasilitas wisata sehingga memberikan keuntungan
yang memungkinkan agar sarana ekonomi kepada masyarakat di sekitar
kepariwisataan dapat hidup dan kawasan wisata, perlu dikembangkan
berkembang serta dapat memberikan akomodasi atau penginapan yang berbasis
pelayanan pada wisatawan untuk masyarakat yang berada di sekitar
memenuhi kebutuhan yang kawasan.
beranekaragam. Prasarana wisata dapat Rumah makan, toko oleh-oleh/cendera
berupa: jalan, air bersih, terminal, lapangan mata yang tersedia berada di luar kawasan
udara, komunikasi dan listrik. Prasarana wisata Kampung Misik, sehingga perlu
yang menyangkut ketertiban dan dikembangkan rumah makan pada
keamanan agar kebutuhan terpenuhi kawasan wisata dengan pengelolaannya
dengan baik seperti apotik, kantor pos, dilakukan oleh masyarakat setempat.
bank, rumah sakit, polisi. Sarana lainnya yang tersedia adalah gazebo
Sarana kepariwisataan (tourism dan toilet umum, dibangun melalui
suprastructure) adalah pelayanan kepada kegiatan BRG pada tahun 2017 dan 2018.
wisatawan baik secara langsung atau tidak Pada tahun 2017 telah dibangun sebanyak
langsung, seperti: travel agen, transportasi, 4 (empat) unit gazebo, dan pada tahun 2018
akomodasi/ penginapan, dan restoran. dibangun sebanyak 6 (enam) unit.

Gambar 12. Gazebo yang telah dibangun di Kampung Misik

Pada tahun 2018 telah dibangun 2 (dua) unit


toilet umum, dengan 2 WC pada masing-
masing unitnya. Pembangunan Gazebo dan
toilet umum yang dilaksanakan oleh BRG
ini merupakan stimulan, untuk kebutuhan
pengembangan kawasan wisata diperlukan
pembangunan yang lebih banyak.

Gambar 13. Pengembangan fasilitas umum

36
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

dimaksudkan untuk membekali


Berbagai pihak dapat dilibatkan dalam masyarakat di lokasi wisata dalam
pengembangan kawasan wisata, memahami tentang budaya wisata, dan
khususnya dalam penyediaan sarana mempersiapkan masyarakat, terutama
wisata, misalnya dengan pihak kelompok pemuda, untuk menjadi
perbankan dan perusahaan swasta guide/pemandu wisata. Kedua kegiatan
lainnya yang diusulkan oleh tersebut berjalan dengan baik, dan telah
masyarakat. memberikan pemahaman dan
Masyarakat secara swadaya telah pembekalan untuk menjadi pemandu
membangun musholla untuk kebutuhan wisata.
masyarakat setempat. Guna memenuhi Oleh-oleh atau cendera mata
kebutuhan wisatawan dalam jumlah merupakan bagian penting dari kegiatan
yang besar, diperlukan pengembangan wisata, oleh karenanya perlu
musholla dengan penyediaan air bersih menciptakan oleh-oleh atau cendera
yang memadai. mata yang khas lahan gambut. Saat ini
Travel agen dan pemandu wisata oleh-oleh yang bisa dibawa oleh
(guide) sudah tersedia di Kota Palangka wisatawan adalah buah-buahan seperti
Raya dalam jumlah yang terbatas, dan buah naga, jambu kristal, atau melon
belum tersedia pemandu wisata pada yang merupakan hasil dari wisata petik
Kawasan Wisata Kampung Misik. Oleh buah. Beberapa oleh-oleh yang dapat
karenanya, dalam kegiatan Kajian dikembangkan adalah: anyaman purun
Ekowisata ini dilaksanakan Sosialisasi karena bahan dasarnya tersedia di alam,
Budaya Wisata, dan Pelatihan Pemandu pengolahan buah naga, dan pengolahan
Wisata. Kedua kegiatan tersebut jamur tiram.
Tabel 3. Jenis amenitas dan kondisinya dalam kaitan wisata di Kampung Misik
Jenis Amenitas Kondisi
1. Hotel/Penginapan a. Tersedia di Kota Palangka Raya
b. Belum tersedia di Kawasan Wisata
3. Rumah makan a. Tersedia di Kota Palangka Raya
b. Belum tersedia di Kawasan Wisata
4. Agen Perjalanan a. Tersedia di Kota Palangka Raya
b. Kawasan Wisata Kampung Misik belum
masuk dalam tujuan wisata
5. Pemandu Wisata Lokal a. Tersedia di Kota Palangka Raya dalam jumlah
terbatas
b. Belum banyak yang mampu berbahasa asing
6. Toko oleh-oleh/cendera a. Belum tersedia oleh-oleh/cendera mata khas
mata kawasan wisata lahan gambut selain buah
7. Toilet Umum a. Tersedia 2 (dua) buah, di rumah Pak Ismail
(Ketua RT) dan Pak Mahfud (berdekatan
dengan Musholla)
b. Perlu tambahan jumlah
8. Musholla a. Tersedia musholla dengan kapasitas terbatas
b. Perlu pengembangan

D. Ancillary, atau pelayanan tambahan yang meliputi: pemasaran, pembangunan fisik,


disediakan oleh lembaga pemerintah serta lembaga pengelolaan pariwisata.
maupun swasta baik untuk wisatawan Tersedianya ancilliary pada lokasi
maupun pelaku wisata. Pelayanan

37
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

kawasan wisata memberikan rasa aman, Pelayanan keamanan yang disediakan oleh
nyaman, dan keselamatan bagi wisatawan. kepolisian tersedia sampai pada tingkat
kelurahan.
Tabel 4. Layanan tambahan untuk mendukung pengembangan wisiata di lahan gambut
Jenis Ancillary Kondisi
1. Layanan Keamanan a. Tersedia Polisi dan Babinsa pada tingkat
kelurahan
b. Belum tersedia di Kawasan Wisata
2. Layanan Kesehatan a. Tersedia rumah sakit pada tingkat kelurahan
b. Belum tersedia di Kawasan Wisata
3. Pengelolaan sampah a. Belum tersedia pengelolaan sampah
4. Air Bersih a. Tersedia pada setiap rumahtangga masyarakat
di kawasan Kampung Misik, dengan fasilitas
sumur bor
b. Air bersih dan jernih
c. Belum tersedia jaringan air bersih
5. Jaringan Komunikasi a. Tersedia jaringan komunikasi
6. Jaringan Listrik a. Tersedia jaringan listrik

3. Dukungan Masyarakat dan Kajian Restorasi Gambut Terintegrasi Pada


Stakeholders Lahan Gambut.
Pengembangan kawasan wisata Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan
membutuhkan dukungan dari berbagai Kepariwisataan Tahun 2017-2028
pihak, baik pemerintah daerah maupun (RIPPAR) Kota Palangka Raya yang telah
masyarakat setempat. Kegiatan yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor
dilakukan untuk mengatahui dukungan 11 Tahun 2017, menyebutkan 4 Kawasan
pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat Strategis Pariwisata (KSP) di Kota Palangka
dilaksanakan melalui kegiatan: 1) workshop Raya, yaitu:
terbatas untuk persiapan penyusunan a. KSP 1-KSP Sei Gohong, dengan tema
masterplan; 2) riset lapangan melalui survei pengembangan pariwisata Konserva-si
dan FGD; dan 3) Ujicoba kunjungan wisata. b. KSP 2-KSP Tumbang Tahai, dengan
tema pengembangan pariwisata Edukasi
a. Workshop Terbatas Untuk Persiapan
(pendidikan budaya, pendidikan
Penyusunan Masterplan
konservasi)
Workshop Terbatas dilaksanakan pada
c. KSP 3-KSP Pahandut, dengan tema
tanggal 26 Nopember 2018, dengan peserta
pengembangan pariwisata Rekreatif (
berasal dari Pemerintah daerah (yaitu: Dinas
wisata kuliner, wisata keluarga), dan
Pariwisata Kota palangka Raya, Dinas
d. KSP 4-KSP Kalampangan, dengan tema
Pemberdayaan Masyarakat Kota Palangka
pengembangan pariwisata berbasis
Raya, TRGD Provinsi Kalimantan Tengah),
lingkungan atau Ekowisata.
Lurah Kalampangan dan Kameloh Baru,
Berdasarkan pembagian kawasan tersebut,
Tohoh masyarakat, Pelaku Usaha Wisata,
Kelurahan Kalampangan berada pada KSP 4
Dosen Fakultas Pertanian UPR, Balai
dengan tema pariwisata berbasis lingkungan
Taman Nasional Sebangau, dan WWF
atau ekowisata, hal ini sejalan dengan
Indonesia.
konsep yang akan dikembangkan yaitu
Narasumber Workshop adalah Kepala Dinas
menjadikan Kawasan Kampung Misik
Pariwisata kota Palangka Raya, Dosen
menjadi Kawasan ekowisata.
Departemen Lansekap Fakultas Pertanian
Dukungan terhadap pengembangan
Institut Pertanian Bogor, dan Ketua Tim
Kawasan wisata ini juga didapat dari pelaku

38
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

usaha pariwisata melalui sosialisasi dan dikembangkan di kawasan Misik.


memasukkan Kawasan Misik sebagai salah Penyusunan masterplan ini membutuhkan
tujuan wisata di Kota Palangka Raya dan dukungan dari pemerintah daerah dan
Kalimantan Tengah. Sosialisasi dan pemangku kepentingan lainnya yang
publikasi Kawasan Misik sebagai tujuan memiliki kompetensi dibidangnya, oleh
wisata sangat diperlukan untuk karenanya perencanaan ini perlu
pengembangan kawasan. ditindaklanjuti, dan Perguruan Tinggi (UPR)
Narasumber yang berasal dari Departemen dapat menjembatani antara pemerintah
Lansekap Fakultas Pertanian IPB daerah dan masyarakat dalam rangka
menyampaikan bahwa Kawasan Misik penyusunannya.
memiliki potensi untuk dikembangkan b. Ujicoba Kunjungan Wisata
sebagai tujuan wisata berbasis lingkungan Ujicoba kunjungan wisata ke Kawasan
atau ekowisata, dan dapat dikembangkan Misik dilaksanakan dengan mengundang 45
menjadi agroekowisata. orang mahasiswa Fakultas Pertanian
Pengembangan kawasan ini menjadi tujuan Universitas Palangka Raya. Penentuan
wisata diperlukan perencanaan yang lebih peserta ujicoba dimaksudkan agar dapat
detail dalam bentuk masterplan, sehingga memberikan masukkan untuk
ditetapkan zonasi-zonasi dari setiap atraksi- pengembangan kawasan wisata Misik.
atraksi yang yang tersedia dan dapat

Gambar 15. Kegiatan uji coba wisata di lahan gambut


Sebagian besar peserta menyatakan bahwa a. Perbaikan jalan masuk, agar lebih nyaman
obyek wisata keseluruhan di Kawasan Misik menuju obyek wisata.
menarik untuk dijadikan kawasan wisata, dan b. Transportasi umum ke kawasan wisata
51 persen peserta menyatakan Tanaman Buah Misik, sehingga tanpa kendaraan pribadi
serta kanal merupakan obyek yang sangat dapat menuju ke lokasi.
menarik. c. Penambahan toilet umum dan
Dari aspek aksesibiltas, peserta menyatakan kebersihannya yang terjaga.
bahwa jalan masuk, ketersediaan sarana d. Perluasan musholla.
transportasi, serta rambu-rambu penunjuk e. Tempat sampah sebaiknya tersedia pada
jalan dan lokasi dianggap kurang mendukung. banyak tempat
Jalan masuk masih berupa tanah yang f. Jumlah gazebo yang lebih banyak pada
sebagian tempat masih berlubang dan onyek-obyek wisata
tergenang pada saat hujan, belum tersedia g. Sebaiknya disediakan Spot berfoto pada
transpotasi umum yang dapat mengantarkan tempat-tempat yang indah.
wisatawan untuk datang ke lokasi, dan belum
tersedia penunjuk jalan, dan penanda obyek 4. Strategi Pengembangan Ekowisata
wisata. Namun demikian peserta merasa puas Kawasan Kampung Misik membutuhkan
dan nyaman melaksanakan wisata ke kawasan dukungan untuk pengembangannya sebagai
Misik, dan akan mengunjungi kawasan ini tujuan wisata. Hasil analisis terhadap
kembali. Kekuatan dan Kelemahan serta Peluang dan
Masukan dan saran yang diberikan oleh Tantangan dalam pengembangan disajikan
peserta untuk pengembangan kawasan Misik pada Tabel 5.
sebagai berikut:

39
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

Tabel 5. Analisis SWOT pengembangan wisata di kampung Misik


Kekuatan: Kelemahan:
Internal 1. Dukungan 1. Belum tersedia zonasi
masyarakat dan obyek wisata
tokoh masyarakat 2. Terbatas pemahaman
yang sangat besar manfaat ekonomi wisata
2. Masyarakat yang 3. Belum tersedia
guyub dan dapat amenitias yang
bekerjasama memadai (a.l:
3. Pengelolaan mudah penginapan, oleh-oleh,
Eksternal karena berada pada pemandu wisata)
satu kawasan dan
terdapat satu pintu
Peluang: Strategi SO: Strategi WO:
1. Lahan Gambut 1. Memperluas 1. Menyusun Perencanaan
merupakan obyek yang sosialisasi dan tataruang dan
unik dan khas publikasi baik masterplan Kawasan
2. Belum banyak tersedia melalui media 2. Dengan dukungan
kawasan wisata di Kota massa maupun pemerintah
Palangka Raya media sosial mengembangkan
3. Termuat dalam 2. Penyusunan konsep aksesibiltas
RIPPAR Kota Palangka wisata dan 3. Mengembangkan
Raya sebagai salah satu Pengembangan daya amenitas berbasis
Kawasan Strategis tarik wisata berbasis masyarakat
Pariwisata gambut
Tantangan: Strategi ST: Strategi WT:
1. Keberlanjutan obyek 1. Melakukan jadwal 1. Penetapan zonasi
wisata, terutama wisata penanaman agar buah budidaya dan
petik buah untuk wisata petik konservasi
2. Fungsi lahan pada buah tetap tersedia 2. Sosialisasi
sebagian kawasan sepanjang waktu Peningkatan
adalah Hutan Lindung 2. Pemetaan wilayah kesadaran secara
3. Belum tersedia saran 3. Penerapan Peraturan berkesinambungan
transportasi umum dan sanksi kepada masyarakat
4. Atraksi penanaman tentang pentingnya
pohon sebagai bagian pengembangan
dari wisata restorasi ekowisata
3. Meningkatkan
kerjasama antara
masyarakat, pelaku
wisata dan
pemerintah daerah

Kesimpulan yang merupakan lokasi pelaksanaan


Perkembangan pelaksanaan kegiatan Kajian kegiatan sangat penting.
Potensi Ekowisata Terintegrasi sebagai 2. Kegiatan yang direncanakan
berikut: dilaksanakan telah dilaksanakan, dengan
1. Dukungan Lurah Kelurahan beberapa penundaan kegiatan terkait
Kalampangan, dan masyarakat Kampung dengan kondisi musim kemarau.
Misik RT 7 Kelurahan Kalampangan

40
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

3. Penyadartahuan tentang pentingnya Budiyanto E. 2010. Sistem Informasi


restorasi gambut sangat penting kepada Geografis dengan ArcView
masyarakat sasaran sangat penting agar GISYogyakarta: Penerbit Andi.
masyarakat dapat melaksanakan kegiatan Cooper, C., Fletcher, J., Gilbert, D.G. and
Restorasi Gambut dengan baik. Wanhill, S. (2005). Tourism; Principle
4. Petani kunci tetap memainkan peranan and Practive, Third Edition, Harlow.
penting untuk masyarakat dalam Prentice Hall.
menerima program restorasi yang Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan
disampaikan, selain program yang ekowisata: Dari teori ke aplikasi.
ditawarkan dapat memenuhi harapan Yogyakarta: penerbit ANDI Offset.
mereka terkait dengan pendapatan. Dobbs C, Escobeda FJ, Zipperer WC. 2011. A
5. Koordinasi kegiatan restorasi yang framework for developing urban forest
didanai Badan Restorasi Gambut atau ecosystem services and goods indicator.
kegiatan lainnya, terutama pada kawasan Landscape and Urban Planning99: 196-
yang sama sangat penting agar tidak 206.
terdapat persepsi negatif masyarakat Eriyatno, Sofyar F. 2007. Riset kebijakan:
terhadap kegiatan. Metode Kegiatan untuk pascasarjana.
6. Terdapat beberapa potensi objek Bogor: IPB Press.
agroekowisata yang dapat dikembangkan Erwin KL. 2009. Wetlands and global climate
lebih baik. change: The role of wetlands restoration
7. Beberapa fasilitas pendukung telah mulai in a changing world. Wetlands Ecology
dibangun dan diperlukan pengembangan, Manage 17: 71-84.
terutama infrastruktur jalan. Fandeli C, Muhammad. 2009. Prinsip-prinsip
dasar mengkonservasi lanskap.
Ucapan Terima Kasih Yogyakarta: Gadjah Mada University
Ucapan terima kasih disampaikan kepada press.
Badan Restorasi Gambut yang telah mendanai Font X, Tribe J (editors). 2000. Forest tourism
kegiatan melalui Tahun Anggaran 2017 dan and recreation: Case studies in
2018. environmental management . New
York: Cabi Publishing.
Daftar Pustaka
Gilbert R. 2003. Ecotourism and education for
Bahaire T, Elliot-White M. 1999. The
sustainability: A critical approach.
Application of GIS in sustainable
International Review for Environmental
tourism planning: A review.
Strategies4 (1): 75-83.
Departement of Tourism and
Gold SM. 1980. Recreation planning and
Environmental, University of
design. New York: McGraw-Hill Book
Lincolnshire & Humberside Brayford
Co.
Pool.
Gunn CA. 1994. Tourism planning: Basics,
Barchia MF. 2006. Gambut: Agroekosistem
concept, cases. London: Taylor
dan transformasi karbonYogyakarta:
&Francis ltd.
Gadjah Mada University Press.
Harjdowigeno W, Widiatmaka. 2007.
Barus B, Wiradisastra US. 1997. Sistem
Evaluasi kesesuaian lahan dan
Informasi Geografis: Sarana
perencanaan tata guna lahan. .
manajemen sumberdaya. Bogor:
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Laboratorium Penginderaan Jauh dan
Press.
Kartografi Jurusan Tanah, Fakultas
Holden A. 2000. Environmental and tourism.
Petanian IPB.
London: Routledge.
Buckman HO, Brady NC. 1982. Ilmu tanah.
Inskeep E. 1991. Tourism planning: An
Jakarta : Bhatara Karya Aksara.
integrated and sustainable development

41
Jurnal Pengabdian Kampus ISSN 2252-8628(p);2776-091X(e)
Vol 8. No.1, 26-42, Juli 2021

approach.New York: van Nostrand inventory, assessment, and monitoring.


Reinhold. Ramsar handbooks for the wise use of
MacKinnon K, Hatta G, Halim H, Mangalik wetlands 3rd edition vol. 11. Gland,
A; Editor seri: Kartikasari SN; Alih Switzerland: Ramsar Convention
Bahasa: Tjitrosoepomo G, Kartikasari Secretariat.
SN, Widyantoro A. 2000. Ekologi Rieley JO. 2007. Environmental and
Kalimantan.Jakarta: Prenhallindo. economic importance of lowland
MacKinnon K, MacKinnon J, Child G, tropical peatlands of Southeast Asia:
Thorsell J. 1986. Pengelolaan Focus on Indonesia. Dalam Wosten H,
kawasanyang dilindungi di daerah Radjagukguk B. Open Science Meeting
tropika. . Yogyakarta:Gadjah Mada 2005, Session on The Role of Tropical
University Press. Peatlands in Global Change Processes,
McKinney RA, Charpentier MA. 2009. Science and Society: New Challenges
Extent, properties, and landscape setting and Opportunities. Yogyakarta 27-29
of geographically isolated wetlands in September 2005. Yogyakarta: Andi
urban southern New England Offset.
watersheds. Wetland Ecology Simonds JO, Starke BW. 2006. Landscape
Manage17: 331-344. architecture: A Manual of
McKinney RA, Raposa KB, Cournayer EM. environmental planning and design.
2011. Wetlands as habitat in urbanizing New York: McGraw-Hill Book Co.
landscape: Patterns of bird abundance Smith SLJ. 1989. Tourism analysis : A
and occupancy. Landscape and Urban handbook. England : Longman Group
Planning100: 144-152. UK Limited.
Noor M. 2001. Pertanian lahan gambut: Syukur M. 2006. Komposisi dan asosiasi jenis
Potensi dan kendala. Yogyakarta: pohon berdasarkan ketebalan gambut
Kanisius. pada hutan wisata rawa gambut
Nurisyah S, Pramukanto Q, Wibowo S. 2003. Kabupaten Sintang Kalimantan
Daya Dukung dalam perencanaan Barat.[tesis]. Samarinda: Program
tapak.. Bahan Perkuliahan AGR 362 Pascasarjana, Universitas Mulawarman.
(Analisis dan Perencanaan Tapak) PS Wahyunto, Rirung S, Suparto, Subagjo H.
Aristektur Lanskap. Bogor : Fakultas 2005. Sebaran gambut dan kandungan
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. karbon di Sumatra dan Kalimantan.
Payangan, O.R., 2005. Analisis Faktor-faktor Bogor: Wetlands International-
Yang Mempengaruhi Kinerja Indonesia Pragramme.
Pemasaran Pariwisata di Sulawesi Widjaya-Adhi IPG. 1993. Potensi lahan rawa
Selatan. Disertasi. PPs Unhas Makassar di Kalimantan, pengelolaan dan
(Tidak dipublikasikan). teknologi pengembangannya. Dalam
Pitana, I Gede dan Surya Diarta, I Ketut prosiding Temu Konsultasi Sumber
(2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Daya Lahan untuk Pembangunan
Yogyakarta. Andi Offset. Wilayah Kalimantan. Palangkaraya, 5-6
Posa MRC, Wijedasa LS, Corlett RT. 2011. Oktober 1993. Bogor: pusat Kegiatan
Biodiversity and conservation of Tanah dan Agroklimat.
tropical peat swamp forests. Bioscience Wu YY, Wang HL, Ho YF. 2010. Urban
Journal 61: 49-57. ecotourism: Defining and assessing
Ramsar Convention Secretariat. 2007. dimensions using fuzzy number
Inventory, assessment, and monitoring: construction. Jour
An Integrated Framework for wetland
nal of Tourism management31: 739-7 43.

42

Anda mungkin juga menyukai