Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Penelitian Kesehatan Pelamonia Indonesia Volume 02, Nomor 02, Juli – Desember 2019

ISSN 2620-9683

PROFIL BIAYA PENGOBATAN STROKE DI RUMAH SAKIT TK.II PELAMONIA MAKASSAR

PROFIL OF THE COSTS OF STROKE TREATMENT AT HOSPITAL TK.II PELAMONIA MAKASSAR

Veronica MD1, Amran Nur2, Fidyah Dwi Lestari4


1,2
Department of Hospital Administration, Stikes Pelamonia Kesdam VII Wirabuana, Indonesia
E-mail: veronicamd@gmail.com, …

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengetahui kelompok usia mana yang membutuhkan biaya lebih besar dalam
perawatan stroke, rata-rata biaya pasien stroke perharinya, obat apa yang paling banyak membutuhkan biaya
dalam perawatan, dan mengetauhi obat apa yang paling banyak digunakan dalam perawatan stroke di Rumah
Sakit Tk.II Pelamonia. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian non eksperimental dengan
rancangan crosssectional yaitu mengumpulkan data tentang biaya obat pada bulan Juli 2018 yang memenuhi
kriteria inklusi. Komponen biaya yang dikumpulkan meliputi biaya obat dan bahan habis pakai (BHP). Hasil
penelitian menunjukkan dari 23 pasien yang memenuhi kriteria inklusi adalah 22 pasien. Kesimpulan penelitian
ini adalah kelompok usia yang paling banyak mengeluarkan biaya perharinya adalah usia >70 tahun dengan
biaya Rp. 190.380,-. Rata-rata biaya obat perhari rawat inap pasien stroke Rp. 120.133,- sampai Rp. 260.426,-.
Obat yang paling banyak mengeluarkan biaya oleh pasien adalah penitoin dengan biaya Rp. 1.501.500. Dan
Obat yang paling banyak digunakan selama perawatan pasien stroke adalah citicolin sebanyak 339 amp
dengan biaya Rp.3.257.790,-.

Kata kunci : analisis biaya, pengobatan stroke, rawat inap.

ABSTRACT

The aim of the study was to find out which age groups needed greater costs in stroke care, the average cost of
stroke patients per day, what drugs needed the most cost in care, and what drugs were most widely used in
stroke care at Hospital Tk. II Pelamonia.The research method used is non-experimental research with cross
sectional design, which is collecting data on drug costs in July 2018 that meet the inclusion criteria.
Components of costs collected include the cost of medicines and consumables. The results showed that of the
23 patients who met the inclusion criteria were 22 patients.The conclusion of this study is that the age group
that costs the most per day is >70 years old at a cost of IDR. 190,380, -. The average cost of medication per
day for inpatients of stroke patients is IDR. 120,133, - up to IDR. 260,426. The medicine that costs most by the
patient is penitoin at a cost of IDR. 1,501,500. And the most widely used medicine for treating stroke patients is
339 amps of citicolin at a cost of IDR. 3,257,790,-.

Word key : analysis costs , treatment of stroke, care stay in.

PENDAHULUAN

Stroke merupakan urutan ketiga penyebab penyebab kematian dan kecacatan utama hampir di
kematian setelah jantung dan kanker di Amerika seluruh Rumah Sakit (RS) di Indonesia. Sementara
Serikat (Rikesdas, 2007). Prevalensi di Amerika data Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI)
tahun 2005 adalah 2,6%. Prevalensi meningkat tahun 2009 menunjukkan bahwa penyebab
sesuai kelompok usia yaitu 0,8% pada usia 18-44 kematian utama di RS akibat stroke adalah sebesar
tahun, 2,7% pada usia 45-64 tahun dan 8,1% pada 15%, artinya 1 dari 7 kematian disebabkan oleh
usia 65 tahun atau lebih tua. Pria dan wanita stroke dengan tingkat kecacatan mencapai 65%
memiliki prevalensi yang tidak jauh berbeda yaitu (DepKes, 2013).
pria 2,7% dan wanita 2,5% (Satyanegara, 2010). Pemilihan terapi obat bagi pasien stroke tidak
Menteri Kesehatan Republik Indonesia hanya dilihat dari segi efektivitas terapi namun juga
menjelaskan, berdasarkan data dari tahun 1991 perlu disesuaikan dengan kemampuan ekonomi
hingga tahun 2007 (hasil Riset Kesehatan tahun pasien sehingga terapi dapat dilaksanakan secara
2007) menunjukkan bahwa stroke merupakan optimal.
Nuryadin, Mangindara : Hubungan Motivasi dengan… JPKPI Vol 1 No 1 Jul-Des 2018, ISSN 2620-9683

Oleh karena itu, untuk mengetahui alternatif 2007bahwastroke akan meningkat dari
terapi obat yang lebih efisien secara biaya, perlu 15.9%menjadi 26.8%padakelompokusia55sampai
dilakukan studi farmakoekonomi khususnya 64 tahun (Yuniadi, 2010).
menggunakan analisis efektivitas biaya. Hasil yang
diperoleh, diharapkan dapat menjadi masukan Terdapat perbedaan biaya obat pasien
dalam dasar pertimbangan pemilihan terapi stroke antara umur <50, 50-69, dan >70. Yaitu lebih
pengobatan dalam terapi stroke sumber di banyak biaya yang dikeluarkan pada pasien stroke
rumahsakit. usia 50-69 perorangya, karena banyaknya juga
pasien diusia tersebut. Kelompok usia yang paling
METODE banyak mengeluarkan biaya adalah usia>70 tahun,
yaitu Rp. 190.380/org/hari. Hal ini terjadi karena
Penelitian ini menggunakan metode non pasien yang sudah lanjut usia memiliki banyak
eksperimental dengan rancangan crosssectional komplikasi penyakit. Sehingga obat yang digunakan
yaitu mengumpulkan data tentang biaya obat pada akan lebih banyak. Dan biaya yang dikeluarkan
pasien stroke. juga akan meningkat.
Data diambil dengan melihat resep pasien. Di Lama rawat inap terbanyak adalah 6-10 hari
dalam resep, kita bisa menghitung biaya yaitu 50%. Dikarenakan seseorang yang mengidap
keseluruhan obat yang digunakan pasien stroke penyakit stroke memerlukan perawatan yang
rawat inap di rumah sakit tk.II Pelamonia. Data intensif, agar pemulihan bisa lebih optimal.
yang diperoleh dianalisis dan selanjutnya dibuat Untuk biaya yang dikeluarkan, lebih banyak
presentasenya. untuk pasien yang lama rawat inapnya <5 hari,
Populasi target penelitian adalah pasien stroke karena pada saat pasien baru dirawat banyak
yang memenuhi kriteria inklusi yaitu, pasien dengan tindakan yang perlu dilakukan, sehingga biayanya
diagnosa utama stroke non hemorrhage dan stroke banyak. Berbeda dengan pasien yang dirawat >10
hemorrhage dan pasien rawat inap lebih dari 24 hari, biaya yang dikeluarkan sedikit berkurang,
jam. Kriteria inklusi adalah pasien dengan outcome karena obat yang diberikan adalah lanjutan dari
meninggal. perawatansebelumnya.
Analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif Obat yang paling banyak mengeluarkan
yang meliputi perhitungan rata-rata biaya obat biaya oleh pasien stroke perorangnya, urutan
stroke biaya total terapi stroke dan gambaran rata- pertama adalah phenitoin dengan biaya Rp.
rata biaya obat stroke perhari pada pasien stroke 1.501.500. Yang kedua adalah omeprazole ampul
non hemorrhage dan stroke hemorrhage. dengan biaya Rp. 1.356.000. Yang ketiga adalah
parasetamol infus dengan biaya Rp. 1.148.429.
HASIL DAN PEMBAHASAN Yang keempat adalah citicolin dengan biaya Rp.
778.410. dan yang kelima adalah piracetam dengan
Dari 23 pasien stroke yang mendapatkan biaya Rp. 688.968.
perawatan rawat inap pada periode Juli 2018, Sedangkan obat yang banyak digunakan
hanya 22 data pasien yang memenuhi kriteria oleh pasien stroke keseluruhannya yaitu citicolin
inklusi untuk dilakukan analisa lebih lanjut. Pasien sebanyak 339 ampul dengan biaya Rp. 3.257.790.
lebih banyak yang terkena penyakit stroke adalah Citicolin sebagai neuroprotektan pada level
perempuan yaitu 63,6% sedangkan laki-laki yaitu neuronal adalah memperbaiki membrane sel
36,4%. Hal ini tidak sesuai dengan studi kasus dengan cara menambah sintesis
yang telah dilakukan oleh American Heart phosphatidylcholine.
Association yang mengungkapkan bahwa
serangan stroke lebih banyak terjadi pada laki- laki
dibandingkan perempuan dibuktikan dengan hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa pravelensi
kejadian stroke lebih banyak pada laki- laki
(Goldstein dkk, 2006). Terlihat perbedaan total
biaya obat masing- masing pasien pada kelompok
laki-laki dan perempuan. Biaya minimal yang
dikeluarkan dari pasien stroke laki-laki yaitu Rp.
215.612,- dengan lama rawat inap selama 3 hari,
sedangkan biaya maksimalnya yaitu Rp.
1.145.688.- dengan lama rawat inap selama 25
hari. Untuk pasien stroke perempuan, biaya
minimal yang dikeluarkan yaitu Rp. 401.232,-
dengan lama rawat inap selama 6 hari, sedangkan
untuk biaya maksimalnya yaituRp.13.289.923,-
dengan lama rawat inap selama44hari.
Usia kejadian strokepadapasien stroke di
Rumah Sakit Pelamonia, paling banyak terjadi
padausia50-69 tahun. Data ini
sesuaidenganpenelitian RISKESDAS tahun

2
Nuryadin, Mangindara : Hubungan Motivasi dengan… JPKPI Vol 1 No 1 Jul-Des 2018, ISSN 2620-9683

KESIMPULAN DAN SARAN


Tabel 1
Berdasarkan penelitian yang telah Karakter dan rata-rata biaya stroke
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
kelompok usia yang paling banyak Karakter Rata-ratabiaya Rata-ratabiaya
mengeluarkan biaya perharinya adalah usia obat/orang obat/orang/hari
>70 tahun dengan biaya Rp. 190.380,-.
Total rata-rata biaya obat pasien stroke
rawat inap perhari berkisar antara Rp. Jenis Rp.753.342,- Rp. 68.485,-
120.133,- sampai Rp. 260.426,-. Obat yang kelamin Rp.2.564.430,- Rp.213.702,-
paling banyak mengeluarkan biaya oleh
pasien adalah penitoin dengan biaya Rp. Laki-laki
1.501.500. Obat yang paling banyak Perempuan
Rp.1.009.382,- Rp.100.938,-
digunakan selama perawatan pasien stroke Usia Rp. 2.368.437,- Rp.169.174,-
adalah citicolin sebanyak 399 amp dengan <50 Rp.1.523.045,- Rp.190.380,-
biaya Rp. 3.257.790. 50-69
>70
DAFTAR PUSTAKA
Hari Rawat Rp.781.279,- Rp.260.426,-
Depkes. (2013). Menkes Lakukan Soft Inap Rp. 840.937,- Rp.120.133,-
Opening Rumah Sakit Pusat Otak Nasional <5 Rp.4.213.400,- Rp.183.191,-
Doijad R.C., Pathan, A.B., Pawar, N.B., 6-10
Baraskar, S.S., Maske, V.D. dan Gaikwad, S.L. >10
(2012). Therapeutic Application Of Citicoline And
Piracetam As Fixed Dose Combination. Journal of
Pharma and Bio Scince.. h.15-20.
Goldstein L.B., Adams, R., Alberts, M. J.,
Appel, L.J., Brass, L.M., Bushnell, C.D., Culebras,
A. (2006). Primary Prevention of Ischemuc Stroke.
Stroke. 37: 1583-1633.
Satyanegara. (2010). Ilmu Bedah Saraf Edisi
4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Yuniadi Y. (2010). Intervensi Stroke,
Kardiologi Indonesia, 31 (31),153-155.

Anda mungkin juga menyukai