Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN TRIAGE

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG


TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah.SWT ,Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan Anugerah-Nya yang telah diberikan kepada penyusun
sehingga tersusunlah buku panduan Triage Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang
Panduan triage pasien adalah proses pemilahan dan penilaian pasien
selama perawatan di IGD dimana pasien di triage berdasarkan kebutuhan medis.
Panduan triage bertujuan untuk memastikan Pasien yang ingin
mendapatkan perawatan emergensi akan mendapatkan perawatan yang
tepat,dilokasi yang tepat,sesuai derajat kegawat daruratannya agar pelayanan
pasien yang mengancam jiwa segera mendapatkan intervensi yang tepat waktu.
Semoga dengan adanya panduan ini dapat meningkatkan pelayaan di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dan sebagai bahan panduan untuk
pasien yang akan dilakukan triage.

Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Palembang, Juni 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I DEFINISI...............................................................................................1
A. Definisi.............................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................3
BAB II RUANG LINGKUP..............................................................................4
BAB III TATA LAKSANA................................................................................5
BAB IV DOKUMENTASI.................................................................................7
KEPUSTAKAAN....................................................................................................8

iii
Lampiran : Peraturan Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah
Nomor : 1131/PER/L-8/RSMP/VI/2016
Tanggal : 25 Sya’ban 1437 H
01 Juni 2016 M

BAB I
DEFINISI

A. Definisi
Triage merupakan proses formal dalam penilaian dan pemilahan pasien
yang sifatnya segera dari seluruh pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat
(IGD).Triage berasal dari bahasa Perancis "trier" yang berarti memilah ,
mengidentifikasi, mengklasifikasi atau memilih. Awalnya diterapkan dalam
perang Napoleon, dimana para korban di triage berdasar pada kebutuhan medis
bukan pada pangkat atau kelas sosial (Dongdan Bullard,2009).
Sistem triage bertujuan untuk memastikan pasien yang ingin mendapatkan
perawatan emergensi akan menerima perhatian yang tepat,dilokasi yang
tepat,yang sesuai dengan derajat kegawatannya.Suatu sistem triage yang efektif
mengklasifikasikan pasien ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan keluhan
atau cedera akutnya dan bertujuan untuk memastikan bahwa pasien dengan
keluhan atau cedera yang mengancam jiwa Segera mendapatkan intervensi dan
alokasi sumber daya yang terbesar serta tepat waktu.Suatu sistem triage IGD yang
ideal secara akurat memprioritaskan pasien berdasarkan intervensi kegawatannya
untuk menghindari under-triage atau over-tiage (mengkategorikan pasien lebih
rendah atau lebih tinggi dari temuan klinis sebenarnya) (Wulp,1982).
Konsep kegawatan merupakan hal pokok dalam triage dikedokteran
emergensi. Kegawatan berhubungan dengan konsep waktu dan dibedakan dengan
keparahan. Kondisi urgent bisa saja tidak parah (misalnya:dislokasi sendi),
sementara penyakit yang parah bisa saja bukan kegawatan (Fitzgerald, 2010).
Beberapa sistem triage telah dikembangkan, dalam literature sering kali
disebutkan The Australasian Triage Scale, The Manchester Triage System, The
Canadian Triage and Acuity Scale, dan The Emergency Severity Index. Instalasi
Gawat Darurat RS.Muhammadiyah Palembang menerapkan Singapore Patient

1
Acuity Category Scale (PACS), dimana kriteria untuk menilai kegawatan pasien
berdasarkan pada kombinasi antara keluhan utama dan diagnosis awal sementara
sedangkan parameter tanda vital tidak disebutkan dengan jelas. Singapore PACS
mengklasifikasikan pasien berdasarkan tingkat kegawatannya secara menurun,
yaitu: kategori triage 1 : Resusitasi dan Pasien Kritis;
kategori triage 2 : Emergensi Mayor;
kategori triage 3 : Emergensi Minor;
kategori 4 : Bukan Emergensi.
Di IGD Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang kategori-kategori
tersebut diganti menjadi skala prioritas yang disingkat dengan huruf P. Prioritas
satu atau Pl menggantikan kategori triage1, prioritas dua atau P2 menggantikan
kategori triage 2, dan prioritas tiga atau P3 menggantikan kategori triage 3 dan
kategori triage 4. Pasien-pasien yang datang ke IGD akan menjalani penilaian
awal oleh petugas triage untuk memastikan kebutuhan klinis kegawatannya. Pada
penilaian awal ini, pasien akan memberikan riwayat singkat tentang penyakitnya
dan kemudian suatu kategori triage diterapkan terhadap pasien tersebut.
Banyak sistem skoring dikembangkan untuk memprediksi kategori triage
apa yang harus diberikan kepada pasien yang datang ke IGD, namun dari banyak
sistem tersebut menggunakan beberapa parameter fisiologis klinis dan laboratoris
yang tidak tersedia pada proses triase awal di IGD. Penggunaan skor fisiologis
yang simpel dalam identifikasi dini pasien-pasien yang berisiko mengalami
deteriorisasi, dapat memberikan kategori triage yang tepat kepada pasien-pasien
yang datang ke IGD. Skor fisiologis tersebut juga dapat menjadi dasar bilamana
terjadi tumpang tindih dalam memutuskan prioritas penanganan pasien-pasien
yang menjalani triage.
Mengartikan keluhan utama saja tidak akan berhubungan dengan situasi
yang dilihat dari diagnosis klinis saja, tetapi dapat pula dilihat dari perubahan
fisiologis. Pasien dengan keluhan sederhana namun dengan risiko memburuk akan
ditunjukkan oleh perubahan- perubahan fisiologis yang bisa diukur melalui tanda-
tanda vital(Labaf,dkk.,2010). The Worthing Psycological Scoring System (WPSS)
adalah suatu sistem skoring prognostik sederhana yang mengindentifikasi penanda

2
fisiologik pada tahap awal untuk melakukan tindakan secepatnya, yang
dituangkan dalam bentuk intervention-calling score. Pengukuran tanda vital pada
WPSS mencakup tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pemapasan,
temperature, saturasi oksigen, dan tingkat kesadaran berdasar AVPU (alert,
verbal, pain, unresponsive) (Duckitt, dkk., 2007).Triage adalah suatu proses yang
dinamik, status atau keadaan pasien dapat berubah menjadi lebih baik maupun
menjadi lebih buruk karena cederanya maupun sebagai dampak dan tindakan yang
dilakukan.Triage harus diulang-ulang selama masih dalam penanggulangan
cederanya. Dapat dilakukan di tempat kejadian,didaerah triage sebelum dilakukan
evakuasi, tiba di IGD,selama resusitasi maupun sesudahnya,sebelum maupun
sesudah operasi, dan setelah tiba di ruangan.

B. Tujuan
Tujuan dari triage dimana pun dilakukan, bukan saja supaya The Right
Patient To The Right Hospital By The Right Ambulance At The Right Time tetapi
juga To Do The Most For The Most.
Jadi tujuan triage adalah memilah dan menilai pasien agar mendapatkan
pertolongan medik secara cepat dan tepat sesuai dengan prioritas kategori
kegawatdaruratannya dan sesuai dengan penyakitnya.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Triage ini dilakukan terhadap :


1. Pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang
2. Pasien atau korban dari luar Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
yang akan ditransfer dan dirujuk akibat penyakit tertentu atau kecelakaan
atau bencana.
Petugas triage IGD Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang adalah :
Perawat triage yaitu perawat yang bekerja di IGD Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang dan mempunyai sertifikat Basic Trauma Cardiac Life
Support (BTCLS) dan sertifikat pelatihan Triage, yang sudah diverifikasi oleh
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

4
BAB III
TATALAKSANA

A. Sistem Triage
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
memakai tiga tingkat kategori prioritas pasien berdasarkan Singapore Patient
Acuity Category Scale (PACS), yaitu:
1. Prioritas 1 (P-1) sesuai dengan P ACS-I adalah kategori suatu keadaan
yang memerlukan pertolongan segera dan apabila hal tersebut tidak
dilakukan akan berakibat kecacatan organ bahkan kematian, pasien ini
akan dirawat di ruang prioritas1 (ruang resusitasi).
2. Prioritas 2 (P-2) sesuai dengan P ACS-2 adalah suatu keadaan yang
memerlukan pertolongan segera, dan bila hal tersebut tidak dilakukan
akan terjadi suatu kegawatan, pasien ini akan dirawat di ruang prioritas
2 (ruang kritis).
3. Prioritas 3 (P-3) sesuai dengan PACS-3 dan PACS-4 adalah suatu
keadaan yang tidak memerlukan pertolongan segera, pasien akan
dirawat di ruang prioritas 3 (ruang rawat jalan).
4. Prioritas 0 (P-0) Penderita yang mengalami cedera mematikan dan
tidak bisa dipertahankan lagi meskipun dilakukan resusitasi, atau
penderita yang sudah meninggal ( Death on Arrival / DOA ). Tidak
ada respon pada semua rangsangan, tidak ada respirasi spontan, tidak
ada bukti aktivitas jantung, tidak ada respon pupil terhadap cahaya.

B. Proses Triage
1. Pasien yang datang ke IGD Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang,
baik yang datang sendiri maupun rujukan, akan langsung diterima oleh
petugas triage.
2. Keluarga atau perujuk diarahkan untuk mendaftar di loket pendaftaran.

5
3. Petugas triage melakukan survey primer untuk menentukan apakah
terdapat ancaman jiwa atau tidak pada pasien tersebut,
a. Apabila terdapat tanda-tanda gangguan Airway Breathing
Circulation(ABC) berat yang sesuai dengan panduan PACS
dan/atau penurunan kesadaran, maka petugas triage langsung
mengantar pasien ke ruang resusitasi atau P-1dan melakukan triage
di ruangan tersebut.
b. Apabila tidak terdapat tanda ancaman jiwa, maka petugas triase
menerima dan melakukan pemeriksaan terhadap pasien di ruang
triage untuk menentukan prioritas terhadap pasien tersebut. Setelah
petugas triage menentukan tingkat kegawatan pasien, maka petugas
triage mengirim pasien beserta lembaran statusnya ke ruang
prioritas sesuai kegawatan pasien. Pasien akan dimasukkan ke
ruang P-2 bila terdapat gangguan ABC ringan dan nilai Glasgow
Coma Scale (GCS) 15, pasien terasa nyeri hebat atau mengalami
fraktur terbuka. Apabila ABC pasien tidak terganggu, dan
mempunyai keluhan simptomatis atau luka ringan, GCS 15, maka
akan dimasukkan ke ruang P-3.
c. Penentuan prioritas oleh petugas triage adalah berdasarkan keluhan
utama dan diagnosis awal yang sesuai dengan PACS.
4. Pelayanan di ruang kritis (critical care) mencakup pelayanan
prioritas1(P-1) dan prioritas2 (P-2). Semua kasus di ruang ini harus
sepengetahuan dokter spesialis on site maupun on call.

6
BAB IV
DOKUMENTASI

 Hasil triage pasien didokumentasikan tertulis dalam rekam medis pasien.


 Hasil re-triage pasien didokumentasikan tertulis dalam lembar status
rekam medis pasien IGD yang merupakan bagian dari rekam medis pasien.

Direktur,

Dr. Pangestu Widodo, MARS


NBP : 08.67.0307

7
KEPUSTAKAAN

 Advanced Trauma Life Support for Doctors, Student Course Manual,


Eighth Edition, American College of Surgeons Committee on Trauma,
Diterjemahkan & dicetak oleh komisi trauma "IKABI", tahun 2008.
 Buku Panduan BT&CLS (Basic Trauma Life Support And Basic Cardiac
Life Support)Edisi Keempat, Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118,
tahun 2011.
 EmergencySeverityIndex(ES!)ATriageTool
ForEmergency.Department.www.ahrg.gov/professionals/systems/hospital/
esi/esi].html;
 Emergency Care Singapore General Hospital.www.sgh.com.sg;
 Materi Pelatihan GELS (General Emergency Life Support), Departemen
Kesehatan RI
 Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Edisi ke-7, September 2006.
 Singapore Emergency Patients Categorisation Scale.pd[
 Singapore Emergency Medicine Services Patient Acuity
Category.mht.http://semsonline.org/index.htmJ;
 Dong SL., Bullard M., 2009. Emergency Department Triage dalam
Rowe BH. (Ed),
 Evidence-based Emergency Medicine,Blackwell Publishing Ltd. UK. p.
58-65
 Duckitt RW., et al. Worthing Physiological Scoring System: derivation
and validation of a physiological early-warning system for medical
admissions. An observational, population-based single-centre study.
British Journal of Anaesthesia 98 (6): 769-774.
 2007
 Fitzgerald D, et al. Emergency department triage revisited. Emerg Med J,
27: 86-92. 2010

8
 Labaf A, et al. Evaluation of the modified acute physiology and chronic
health evaluation scoring system for prediction of mortality in
patients admitted to an emergency
 department. Hong Kong J Emerg Med, 17(5). 2010
 Wulp I, et al. Association of the Emergency Severity Index triage
categories with patient's vital signs at triage: a prospective
observational study. Emerg Med J 2010

Anda mungkin juga menyukai