Anda di halaman 1dari 8

FINAL PROFESI PENDIDIKAN

Nama : Nur Fidiyah

Kelas : 02 AP

NIM : 200403502014

Soal dan Jawaban

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen pasal (1) ayat (1)
menyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah”. Berdasarkan pernyataan tersebut jelaskan kewajiban
tugas keprofesionalan sebagai seorang guru disertai dengan contoh ?
jawaban : Menurut UU Guru dan Dosen pasal 20, bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berkewajiban:

1.Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,


serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
2.Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3.Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status
sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
4.Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika, dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa.
contoh : seorang guru mata pelajaran kewarganegaraan, ia adalah guru yang sangat
menguasai mata pelajaran kewarganegaraan. mau ditanya apa pun tentang
kewarganegaraan ia pasti tahu.
https://news.schmu.id/hak-dan-kewajiban-guru-profesional/

2. Menjadi guru tidaklah mudah, apalagi menjadi guru yang professional tentunya
memiliki persyaratan-persyaratan tertentu. Uraikan maksud pernyataan tersebut !
jawaban : maksudya yaitu jika anda ingin menjadi seorang guru kita harus di seleksi
dengan baik karena menjadi seorang guru tidak hanya mendidik atau mengajar guru
tidak hanya mendidik atau mengajarkan materi kepada siswa, guru memiliki tugas
yang lebih dari itu. Guru adalah seorang pemimpin pembelajaran, fasilitator dan
sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran.
Seorang guru harus memiliki sifat yang penyayang, sabar, dan perhatian sebab
karakter dari setiap peserta didik berbeda-beda. Guru tidak hanya bermodalkan pintar,
pandai atau pakar dibidang ilmu yang dimiliki, melainkan seorang guru harus bisa
menempatkan diri sebagai "agent of change". Guru harus menumbuhkan semangat
belajar siswa dan dapat membuat siswa lebih baik lagi.
Oleh sebab itu, tugas guru tidaklah ringan, karena guru yang baik tidak hanya
menjelaskan dan memberikan materi kepada siswa melainkan guru harus dapat
memotivasi dan mengisnpirasi siswa.
https://www.kompasiana.com/inggridayu/5e573f5a097f362d04495522/menjadi-guru-
tidaklah-mudah
apalagi jika kita ingin menjadi guru professional pasti ada persyaratan persyaratan
yang harus kita penuhi adapaun persyaratan nya sebagai berikut :
Tugas dan Tanggung Jawab Guru
1)Mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan, kepandaian dan pengalaman
empirik kepada para muridnya.
2)Membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar Negara.
3)Berjiwa Pancasila.
4)Mengantarkan anak didik menjadi warga Negara yang baik.
5)Mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam
berbicara, bertindak dan bersikap.
6)Memfungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat lingkungan,
baik sekolah Negeri atau swasta.
7)Harus mampu mengawali dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya, maupun
murid dan orang lain.
8)Memungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer yang disenangi.
9)Melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi.
10)Guru diberi tanggung jawab paling besar dalam hal perencanaan dan pelaksanaan
kurikulum serta evaluasi keberhasilannya.
11)Membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang
dihadapi muridnya.
12)Guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat yang tinggi
dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok belajar, mengembangkan kegiatan
ekstra kurikuler dalam rangka menggali pengalaman.
https://www.dewanpendidikan.com/2017/12/standar-yang-dipersyaratkan-untuk.html?
m=1

3. Jelaskan disertakan dengan ilustrasi jika seandainya guru tidak profesional


atau tidak terampil di bidangnya !
jawaban : Di indonesia terdapat sekolah – sekolah yang memiliki guru–guru berkualitas.
Namun,  ada juga sekolah yang memiliki tenaga guru yang kurang terlatih. beberapa
persoalan guru yang menonjol dan tidak kunjung mendapat penyelesaian dari pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah.Dalam hal ini menjadi topik permasalahan pendidikan yang
ada di indonesia.
Karena adanya guru yang kurang profesional maka hal tersebut mengakibatkan
kurangnya kualitas pendidikan yang ada di sekolah tersebut. Hal ini juga berpengaruh
pada hasil atau terhadap peserta didik.
Guru yang kurang terlatih akan mengakibatkan peserta didik tidak menerima materi
dengan baik,dan tidak memiliki keterampilan dasar seperti matematika dan ilmu
pengetahuan dengan baik.  
Sebagai seorang pendidik harus memiliki kesadaran dan merasa mempunyai tugas
untuk mendidik. Guru mempunyai pengaruh besar terhadap pendidikan karena guru
meliliki tanggung jawab yang besar terhadap orang tua, negara,dan masyarakat.
  Guru yang berkualitas adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia
mampu maksimal.
Rendahnya kualitas pendidikan di indonesia tentu saja tidak bisa diubah dengan cara
mengubah kurikulum. Kualitas pendidikan hanya bisa dipecahkan dengan cara
meningkatkan  kualitas guru.
Tanpa perbaikan kualitas guru maka kualitas pendidikan akan tertinggal jauh dengan
negara- negara lain.
http://koranbogor.com/tanpa-kategory/kualitas-guru-yang-kurang-terlatih/

4. Manajemen sekolah merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi kualitas dan


keberhasilan sekolah. Jelaskan komponen-komponen manajemen pendidikan di
sekolah !
jawaban : Manajemen sekolah adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengontrolan sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan sekolah
yang telah ditetapkan (visi sekolah). Mulyana, menjelaskan bahwa menejemen
sekolah pada hakekatnya mempunyai mempunyai pengertian yang hampir sama
dengan menejemen pendidikan. Namum demikian menejemen pendidikan
mempunyai jangkauan yang lebih luas dari pada manajemen sekolah.
Dengan kata lain, manajemen sekolah merupakan bagian dari menejemen pendidikan,
penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu
komponen dari sistem pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas hanya
pada satu sekolah saja, sedangkan menejemen pendidikan meliputi seluruh komponen
sistem pendidikan, bahkan bisa menjangkau sistem yang lebih luas dan besar
(suprasistem) secara regional, nasional, bahkan internasional.
Setiap satuan pendidikan perlu memperhatikan komponen-komponen Manajemen
Sekolah. Dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah beberapa komponen sekolah
yang perlu dikelola yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan,
kemuridan, sarana dan prasarana pendidikan, dan pengelolaan hubungan sekolah dan
orang tua/wali murid (Mulyasa, 2002:40).

1. Kurikulum dan Program Pengajaran


Kurikulum dan program pengajaran merupakan pijakan dalam proses pendidikan
yang diselenggarakan pada sebuah lembaga pendidikan, Perencanaan dan
pengembangan kurikulum nasional telah dilakukan Departemen Pendidikan Nasional
pada tingkat pusat. Akan tetapi sekolah juga bertugas dan berwenang
mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
masyarakat setempat. …dan sosial budaya yang mendukung pembangunan lokal
sehingga peserta didik tidak terlepas dari akar sosial budaya lingkungan (Mulyasa,
2002:40).

Dalam manajemen berbasis sekolah di Indonesia untuk muatan lokal mengharuskan


setiap satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan dan memunculkan
keunggulan program pendidikan tertentu sesuai dengan latar belakang tuntutan
lingkungansosial masyarakat. Dengan otonomi sekolah dalam arti luas mempunyai
fungsi untuk menghubungkan program-program sekolah dengan seluruh kehidupan
peserta didik dan kebutuhan lingkungan sehingga setelah siswa menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan mereka siap pakai sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.

2. Manajemen Tenaga Kependidikan


Peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan
sumber daya manusia , Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan dengan cara mengikut
sertakan pada kegiatan-kegiatan yang menunjang pada kinerja seluruh unsur sekolah.
Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup beberapa hal yaitu:
(1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan
pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7)
penilaian pegawai (Mulyasa, 2002:42).

Hal ini menunjukkan, bahwa keberhasilan pengelolaan pendidikan pada sebuah


sekolah apabila Kepala Sekolah memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi
yang melibatkan pada semua unsur pengelola sekolah.

3.Manajemen Kesiswaan
Salah satu tugas sekolah diawal tahun pelajaran baru adalah menata siswa.
Manajemen kemuridan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan
dengan peserta didik (murid), awal pendaftaran sampai mereka lulus, tetapi bukan
sekedar pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek lebih luas yang
secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan murid melalui proses
pendidikan di sekolah (Mulyasa, 2002:46).
Menurut Sutisna dalam Mulyasa (2002) ada tiga yaitu:(1) penerimaan murid baru, (2)
kegiatan pelaporan kemajuan belajar murid, dan (3) bimbingan dan pembinaan
disiplin murid. Sedangkan tanggung jawab Kepala sekolah dalam mengelola bidang
kemuridan adalah:
a) Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah bidang kemuridan yang
berhubungan dengan hal studi.
b) Penerimaan, orientasi,klasifikasi, dan pembagian kelas murid dan pembagian
program studi.
c) Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar murid
d) Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti mengulang
pengajaran (remid), perbaikan, dan pengajaran luar biasa
e) Pengendalian kedisiplinan murid belajar di sekolah
f) Program bimbingan dan penyuluhan bagi seluruh murid.
g) Program kesehatan dan keamanan murid belajar, terutama ketenangan belajar
murid di kelas.
h) Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional murid (Mulyasa, 2002:46).

4. Manajemen Keuangan
Keuangan merupakan sumber daya yang secara langsung dapat berpengaruh pada
keefektifan dan efisiensi pengelolaan pendidikan yang diselaggarakan oleh masing-
masing satuan pendidikan. Manajerial kepala sekolah pada keuangan sangat
dibutuhkan dalam penerapan Manajemen Beerbasis Sekolah. Pelaksanaan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) menuntut kemampuan sekolah dalam merencanakan
melaksanakan, dan mengevaluasi serta memepertanggungjawabkan penggunaan
anggaran … pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah
(Mulyasa, 2002:47).Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberi kewenangan pada
sekolah untuk menggali dan menggunakan sumber dana sesuai keperluan sekolah.
Sumber dana dalam proses pendidikan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam
yaitu: (1) pemerintah pusat dan atau pemerintah daerah, (2) orang tua/wali atau
peserta didik, dan (3) masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.

5. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


Setiap satuan pendidikan tidak dapat melepaskan faktor sarana dan prasarana yang
dapat dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, proses belajar dan mengajar.
Manajemen sarana dan prasarana bertujuan dapat menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik guru maupun murid untuk berada di sekolah. Demikian pula
tersedianya media pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan materi pelajaran
sangat diperlukan manjerian pengelolala pendidikan di satuan pendidikan.

6. Manajemen Pengelolaan Hubungan Masyarakat


Hubungan antara sekolah dengan orang tua/wali murid serta masyarakat pada
hakekatnya merupakan suatu sarana sangat berperan dalam membina dan
mengembangkan pertumbuhan pribadi murid di sekolah. Sekolah dan orang tua/wali
murid memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau
pendidikan secara efektif dan efisien. Gaffar dalam Mulyasa menyatakan, bahwa
hubungan sekolah dengan orang tua/wali murid bertujuan antara lain: (1) memajukan
kualitas pembelajaran dan pertumbuhan murid; (2) memperkokoh tujuan serta
meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan
masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah (Mulyasa, 2002:50).
https://masyarakatbelajar.wordpress.com/2009/11/30/komponen-komponen-
manajemen-sekolah-dalam-mbs/

5. Jelaskan kembali materi pembahasan anda dalam diskusi kelompok sebelumnya,


diperkuat dengan teori yang sudah dijelaskan pada makalah anda (jawaban dibuat
minimal 2 dan maksimal 4 halaman) !
jawaban : A. Konsep Organisiasi Profesi
Di dalam perkembangannya, organisasi profesi guru/kependidikan telah banyak
mengalami diferensiasi dan diversifikasi. Hal ini sejalan dengan terjadinya
diferensiasi dan diversifikasi profesi kependidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam
UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (6) bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan,” Organisasi kependidikan yang
mengarah kepeda intenasionalisasi profesi, ada yang disebut indonesian society for
special needs education (ISSE) dan Indonesian society for adapted Physical Education
(ISAPE). Kedua organisasi ini menaruh perhatian pada pendidikan kebutuhan khusus,
terutama bagi kelompok yang mengalami gangguan dalam perkembangan baik secara
fisik, mental, maupun sosial. Organisasi apapun yang di bentuk oleh sebuah profesi,
tujuan akhirnya adalah memberi manfaat kepada anggota profesi itu terutama di
dalam meningkatkan kemampuan profesional, melindungi anggota dalam
melaksanakan layanan profesional, dan melindungi masyarakat dari kemungkinan
melapraktek dari layanan profesional.
B. Hakikat, Fungsi dan Tujuan Organisasi Profesi Pendidikan
1. Hakikat organisasi Ada banyak pendapat yang mengemukan pengertian dari
organisasi. Seperti berikut ini: 1) Organisasi Menurut Stoner Organisasi adalah suatu
pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan
manajer mengejar tujuan bersama. 2) Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3) Organisasi Menurut Chester I. Bernard Organisasi merupakan suatu sistem
aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
2. Hakikat profesi Profesi melibatkan beberapa istilah yang berkaitan, yaitu : profesi,
profesionalitas, profesional, profesionalisasi, dan profesionalisme. Profesi menunjuk
pada suatu pelayanan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan
kesetiaan terhadapnya. Profesionalitas menunjuk pada kualitas atau sikap pribadi
individu terhadap suatu pekerjaan. Dalam profesi digunkan teknik dan prosedur
intelektul yng harus dipelajari secara sengaja sehingga dapat diterapkan untuk
kemaslhatan orang lain. Profesional menunjuk pada penampilan seseorang yang
sesuai dengan tuntutan yang seharusnya dan menunjuk pada orangnya itu sendiri.
Profesionalisasi menunjuk pada proses menjadikan seseorang sebagai profesional.
Profesionalisme menunjuk pada (a) derajat penampilan seseorang sebagai profesional;
tinggi, rendah sedang, dan (b) sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja
berdasarkan standar yang paling ideal dari kode etik profesinya.
3. Fungsi Organisasi Profesi kependidikan
Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota profesi
dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki fungsi peningkatan
kemampuan profesional profesi ini. a. Fungsi Pemersatu Yaitu dorongan yang
menggerakkan para profesional untuk membentuk suatu organisasi keprofesian. Motif
tersebut begitu bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik ekonomi, kultural, dan
falsafah tentang sistem nilai. b. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional Fungsi
kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan kemampuan profesional
pengemban profesi kependidikan ini. Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38
tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi: Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan
profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan,
kewenangan profesional, martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan. Bahkan
dalam UUSPN tahun 1989, pasal 31 ; ayat 4 dinyatakan bahwa :Tenaga kependidikan
berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai
dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan
bangsa.
4. Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan Salah satu tujuan organisasi ini adalah
mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan
kesejahteraan guru. Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 19992, pasal 61,
ada lilma misi dan tujuan organisasi kependidikan, yaitu: meningkatkan dan/atau
mengembangkan a) Karier b) Kemampuan c) kewenangan professional d) martabat e)
kesejahteraan seluruh tenaga kependidikan. 5 Selain itu organisasi profesi guru juga
mempunyai kewenangan: 1) Menetapkan dan menegakkan kode etik guru. 2)
Memberikan bantuan hukum kepada guru. 3) Memberikan perlindungn profesi guru.
4) Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru. 5) Memajukn pendidikan
nasional.
C. Jenis-jenis organisasi profesi pendidikan di Indonesia
berikut ini jenis-jenis organisasi profesi kependidikan yang ada di Indonesia:
1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) PGRI lahir pada 25 November 1945,
setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI
adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912,
kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) MGMP merupakan suatu wadah
asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu
sanggar/kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi,
belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru
sebagai praktisi/perilaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas
(Depdiknas,2004: 1). Menurut Mangkoesapoetra (2004:1) MGMP merupakan forum
atau wadah profesional guru mata pelajaran yang berada pada suatu wilayah
kebupaten/kota/kecamatan/sanggar/gugus sekolah.
3. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia
(ISPI) lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Pada awalnya organisasi profesi
kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal menyangkut komunikasi
antaranggotanya.
4. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia
(IPBI) didirikan di Malang pada tanggal 17 Desember 1975. Organisasi profesi
kependidikan yang bersifat keilmuan dan profesioal ini berhasrat memberikan
sumbangan dan ikut serta secara lebih nyata dan positif dalam menunaikan kewajiban
dan tanggung jawabnya sebagai guru pembimbing. Organisasi ini merupakan
himpunan para petugas bimbingan se Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta
memajukan bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu
layanannya.
D. Analisis Peranan Organisasi Pendidikan
a. Keadaan yang Ditemui Suatu perkembangan yang mengembirakan muncul
menyusul keluarnya Undang-undang Rep. Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional dalam UU tersebut, tenaga kependidikan mendapat
perhatian yang amat besar, melebihi bidang-bidang lain. Ada 6 pasal (pasal 39 s/d 44)
terdiri atas 17 ayat, yang secara khusus menyangkut tenaga kependidikan. Ini
menunjukan bahwa kedudukan tenaga kependidikan begitu penting dalam rangka
upaya memajukan pendidikan secara keseluruhan. Bagi profesi kependidikan, UU
tentang SPN mempunyai arti yang sangat penting, karena dalam undang-undang ini
profesi kependidikan telah jelas dasar hukumnya, bahkan pekerjaan guru secara tegas
telah dilindungi keberadaannya.
b. Permasalahan yang ada Permasalahan pokok yang dihadapi profesi guru dan juga
organisasi profesi guru masa sekarang ini adalah sebagai berikut : 1) Penjabaran yang
operasional tentang ketentuan-ketentuan yang tersurat dalam peraturan yang berlaku
yang berkenaan dengan profesi guru beserta kesejahteraannya, seperti keputusan
MENPAN No.26 tahun 1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam
Lingkungan Departemen pendidikan dan Kebudayaan.8 2) Peningkatan unjuk kerja
guru melalui perbaikan program pendidikan guru yang lebih terara, yang memelihara
keterpaduan antara pengembangan profesional dengan pembentukan kemampuan
akademik guru, dengan memberikan peluang kepada setiap calon guru untuk melatih
unjuk kinerjanya sebagai calon guru yang profesional. 3) Proses profesionalisme guru
melalui sistem pengadaan guru terpadu sejak pendidikan prajabatan, pengangkatan,
penempatan, dan pembinaannya dalam jabatan.
c. Pengembangan Organisasi Keguruan PGRI sebagai organisasi profesi perlu
penekanan upaya penataan dan peningkatan dalam bidang misi profesi dari PGRI.
Dalam hal ini perlu dikembangkan kerangka konseptual yang memadai dan terarah
untuk melandasi program kerja mengenai pengembangan profesi itu.
E. Ruang Lingkup Organisasi Profesi Pendidikan Adapun ruang lingkup dari
Organisasi Profesi Pendidikan antara lain: 1. Bentuk dan Corak Organisasi
Kependidikan 2. Struktur dan Kedudukan Organisasi Kependidikan 3. Keanggotaan
Organisasi Profesi Kependidikan 4. Program Operasional Organisasi Profesi
Kependidikan/Keguruan
DAFTAR PUSTAKA Soetjipto dan kosasi, Raflis. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta:
PT Rineka Cipta. http://www.scribd.com/doc/8864461/Profesi https://achieve-
ourdreams.blogspot.com/2012/06/makalah-organisasi-profesikeguruan.htm

Anda mungkin juga menyukai