Anda di halaman 1dari 38

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. I


DI PUSTU MANNABABA DESA MANNABABA
TAHUN 2019

OLEH :
RIRIN IRIANY, AMD.KEB

TAHUN 2019

i
DAFTAR ISI

Hal
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………... 4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 5
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….. 7
A. Kehamilan …………………………………………………………… 7
B. ANC …………………………………………………………………. 18
C. Manajemen Dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan …………… 23
BAB III. LAPORAN STUDI KASUS ………………………………………….. 26
A. Kunjungan ANC 1 ………………………………………………….. 26
B. Kunjungan ANC 2 …………………………………………………... 30
BAB IV. PEMBAHASAN ……………………………………………………… 32
Kehamilan ………………………………………………………………... 32
BAB V. PENUTUP ……………………………………………………………… 35
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 35
B. Saran ………………………………………………………………… 35
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 36

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibu merupakan sosok perempuan yang paling berjasa didalam kehidupan
keluarganya. Ibu sangat berperan penting dalam mengatur semua yang terkait
dalam urusan rumah tangga, pendidikan dan kesehatan suami maupun anak-
anaknya. Dengan demikian, perhatian terhadap keselamatan ibu saat melahirkan
perlu ditingkatkan sehingga bayi yang dilahirkan harus sehat dan tumbuh kembang
dengan baik (Kemenkes, 2017).
Kehamilan sebenarnya merupakan proses yang fisiologis, tetapi kehamilan
perlu dipantau secara berkala (asuhan antenatal). Pada pemeriksaan kehamilan,
selain dipantau keadaan ibu dan janin juga dapat direncanakan persalinan,
meningkatkan kesejahteraan keluarga, meningkatkan produktivitas kerja, serta
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
sehingga angka kematian dapat dihindari (Depkes RI, 2010).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 Angka Kematian Ibu
(AKI) Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, dengan penyebab
kematian hipertensi (22,1%), perdarahan (27,1%) dan lain-lain (30,2%), sedangkan
Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup dengan
penyebab kematian tetanus (1,5%), kelainan kongenital (4,9%), meningitis (5,1%),
tidak diketahui (5,5%), pneumonia (13,2%), diare (17,2%), dan masalah neonatal
(36%) (SDKI, 2017).
Penyebab kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak
langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan,
segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Sedangkan
kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau
penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan
misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS dan penyakit kardiovaskular. (Prawirohardjo,
2010).
Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih
banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu, yang terkait dengan faktor akses,
sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi. Kasus 3 Terlambat meliputi : Terlambat
mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan, Terlambat dirujuk,
Terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Masih cukup

1
banyak ibu hamil dengan faktor risiko 4 Terlalu, yaitu Terlalu tua hamil (hamil di
atas usia 35 tahun) sebanyak 27%, Terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia
20 tahun) sebanyak 26%, Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4) sebanyak
11,8%, Terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun) (Depkes, 2011).
Dalam rangka upaya percepatan penurunan AKI maka pada tahun 2012
Kementrian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal
Survival (EMAS) yang diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan
neonatal sebesar 25%. Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu
dan kematian neonatal melalui peningkatan kualitas pelayanan emergensi obstetri
dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONEK dan 300
Puskesmas/Balkesmas (PONED) dan memperkuat sistem rujukan yang efisien dan
efektif antar puskesmas dan rumah sakit. (Profil Kesehatan Indonesia, 2016)
Pemerintah juga mengeluarkan beberapa program untuk mengurangi AKI
dan AKB di Indonesia diantaranya penerapan pendekatan safe methode pada tahun
1990, program Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang mulai di ujicobakan
sejak tahun 1994, gerakan sayang ibu pada tahun 1996, Making pragnancy safer
pada tahun 2000, bantuan operasional kesehatan (BOK) pada tahun 2010, jampersal
yang di mulai pada tahun 2011, dan juga program expanding mathernal and
neonatal safer pada tahun 2012 (Kemenkes RI, 2013).
Seorang bidan harus mampu mengimplementasikan langkah-langkah yang
mendukung terwujudnya asuhan yang berkualitas dengan memperhatikan 5 benang
merah dalam asuhan persalinan normal yaitu 1) membuat keputusan klinik, 2)
asuhan sayang ibu dan sayang bayi, 3) mencegah infeksi, 4) pencatatan dan laporan
(rekam medis), 5) melakukan rujukan, serta meningkatkan keterampilan dalam
pertolongan pertama kegawatdaruratan obstetrik neonatologi (PPGDON), (APN,
2014).
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator
Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan
nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan
atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini tidak hanya mampu
menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan
masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik
dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Masih tingginnya kasus kematian ibu di

2
Provinsi Sulawesi Barat, masih menjadi problem utama permasalahan kesehatan.
Setiap tahun Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Dinas Kesehatan Provinsi
menetapkan permasalahan kesehatan ibu dan bayi sebagai salah satu kebijakan
utama yang menjadi Program unggulan pemerintah sebagai upaya menuju
perbaikan kehidupan masyarakat.
Angka kematian Ibu merupakan salah satu indikator penting yang
merefleksikan derajat kesehatan di suatu daerah, yang mencakup tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan Ibu, kondisi kesehatan lingkungan
serta tingkat pelayanan kesehatan terutama bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu
pada masa nifas. Kesehatan Ibu hamil/bersalin dan AKI memiliki korelasi erat
dengan kesehatan bayi dan AKB. Faktor kesehatan ibu saat ia hamil dan bersalin
berkontribusi terhadap kondisi kesehatan bayi yang dikandung serta resiko bayi
yang dilahirkan dengan lahir mati (still birth) atau yang mengalami kematian
neonatal dini (umur 0-6 hari). Gambaran Angka Kematian Ibu (AKI) di provinsi
Sulawesi Barat dari 2012 hingga tahun 2017 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Penurunan AKI terjadi di Sulawesi Barat sejak tahun 2016 sampai dengan
2017, yaitu dari 398 menjadi 176. Namun demikian, hasil laporan Program
kesehatan Ibu tahun 2017 tidak menunjukkan penurunan kasus kematian ibu yang
signifikan yaitu dari 47 kasus kematian ibu menjadi 39 kasus kematian. Provinsi
Sulawesi Barat belum memiliki data statistik vital yang langsung dapat menghitung
Angka Kematian Ibu (AKI). Jumlah Kematian Ibu didapatkan dengan
mengumpulkan informasi dari Puskesmas semasa kehamilan, persalinan atau
3
selama melahirkan. Seperti indikator kesehatan lain pada umumnya, terdapat
perbedaan AKI antar wilayah di Sulawesi Barat. Berdasarkan data Jumlah
Kematian Ibu di provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2017 kabupaten Polewali
Mandar menjadi kabupaten dengan Penyumbang terbesar Kematian Ibu dengan
Jumlah Kasus Kematian 11 dan disusul dengan Mamasa 8 kasus.

Pemerintah sudah mengupayakan berbagai intervensi untuk menurunkan


AKI. Pemerintah merasa segala upaya pelayanan kesehatan yang diberikan sudah
apat dikatakan “cukup” secara kuantitas namun secara kualitas masih ada
pihakpihak yang meragukan, atau di duga kualitas pelayanan kesehatan di Sulawesi
Barat masih di bawah standar. Sayangnya upaya-upaya intervensi pelayanan
kesehatan belum terukur secara kualitas, apakah kualitasnya baik, sedang atau
buruk.
Puskesmas Pembantu Desa Mannababa adalah salah satu Pustu dari
Puskesmas Malabo Kecamatan Tandukkalua, Kabupaten Mamasa, Provinsi
Sulawesi Barat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas bahwa di Provinsi Sulawesi Barat Tahun
2017, AKI mencapai 39 orang, dimana Kabupaten Mamasa terdapat 8 kasus
kematian ibu. Oleh karena itu, rumusan masalah yang dapat diambil adalah
“Bagaimana cara memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif untuk

4
menurunkan resiko yang sering terjadi pada kehamilan dengan manajemen SOAP
pada Ny. I di Pustu Mannababa Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua,
Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
 Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil pada Ny. I di Pustu
Mannababa Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua, Kabupaten
Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat serta mendokumentasikan dalam asuhan
kebidanan SOAP.
2. Tujuan Khusus
 Mampu melakukan pengkajian data subyektif melalui anamnesis.
 Mampu mengumpulkan data obyektif melalui pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium.
 Mampu menetapkan analisis berupa diagnosis kebidanan, masalah,
kebutuhan, diagnosis potensial serta antisipasi tindakan segera.
 Mampu memberikan penatalaksanaan berupa asuhan kebidanan sesuai
keadaan pasien.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Dapat mengetahui teori dan wawasan tentang kehamilan serta dapat mengetahui
dan melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil secara komprehensif.
2. Manfaat Praktis
 Bagi Klien
Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat memberikan pengetahuan kepada
pasien tentang pentingnya pemeriksaan pada saat hamil dengan melakukan
pemeriksaan oleh tenaga kesehatan terutama bidan untuk mendeteksi dini
risiko kelainan pada kehamilan, Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan.

Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat meningkatkan sistem pelayanan
kesehatan yang menyeluruh serta tetap mempertahankan sikap “5S” dalam
memberikan pelayanan kesehatan yaitu senyum, sapa, salam, sopan dan

5
santun. Serta sebagai bahan evaluasi terhadap usaha pelayanan kesehatan
khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif secara
sistematis sesuai prosedur.

 Bagi Penulis
Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat memberikan informasi tentang
pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil.

 Bagi Institusi
Dapat bermanfaat sebagai tolak ukur sejauh mana penulis telah memahami
dan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif secara sistematis sesuai
prosedur.

6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga
terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari hari pertama haid
terakhir.
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung
dari saat fertilisasi sampai lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. (Prawirohardjo, 2010). Masa kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan. (Manuaba, 2010).

2. Tanda dan Gejala Kehamilan


a. Tanda Tidak Hamil
1) Amenore (tidak dapat haid)
2) Mual dan muntah
3) Mengidam
4) Pingsan
5) Tidak ada selera makan
6) Payudara membesar, tegang
7) Sering kencing
8) Konstipasi.

b. Tanda Kemungkinan Hamil


1) Tanda Hegar
Pada saat melakukan pemeriksaan dalam yaitu meletakan 2 jari pada
forniks posterior dan tangan lain di dinding simpisis pubis, maka korpus
uteri seakan-akan terpisah dengan serviks, pada kehamilan 6 – 8
minggu tanda hegar ini sudah dapat diketahui.

7
2) Tanda piskacek
Suatu pembesaran uterus yang tidak rata hingga menonjol jelas akibat
implantasi di endometrium.
3) Tanda Braxton hicks
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang,
tetapi tidak disertai rasa sakit. (Kusmiyati dkk, 2009).
4) Tanda Goodelds
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras seperti meraba ujung
hidung, sedang pada usia kehamilan 6-8 minggu serviks lunak seperti
meraba bibir/bagian bawah daun telinga.
5) Tanda Ballotement
Pada minggu ke 16-20 teraba ballotement, setelah rongga rahim
mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup banyak. sebagai
diagnosa banding adalah asites yang disertai dengan kista ovarium dan
mioma uteri. (Kusmiyati dkk, 2009).
6) Tanda Chadwik
Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru-biruan disebut
Tanda Chadwick. (Kusmiyati dkk, 2009).
7) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai untuk menentukan adanya HCG pada
kehamilan muda adalah air kencing pertama pagi hari. (Prawirohardjo,
2010).

c. Tanda Pasti Hamil


Tanda pasti kehamilan, yaitu adanya gerakan janin yang dirasakan oleh
pemeriksa, terdapat denyut jantung janin (DJJ), janin terlihat pada saat
pemeriksaan ultrasonografi (USG).

3. Perubahan Anatomi dan Fisiologis


Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik
anatomis maupun fisiologis pada ibu. Berikut ini akan dibahas mengenai
perubahan-perubahan tersebut :

8
a. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan akibat peningkatan pembuluh
darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-
biruan disebut Tanda Chadwicks. (Kusmiyati dkk, 2009).
b. Serviks Uteri
Pada kehamilan, serviks uteri mengalami perubahan karena hormon
estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi serta
meningkatnya suplai darah maka kontensitas menjadi lunak yang disebut
tanda Goodell. (Kusmiyati dkk, 2009).
c. Ovarium
Pada kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum
akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna
pada umur kehamilan 16 minggu. (Manuaba, 2010).
d. Sistem Endokrin
Perubahan besar pada sistem endokrin yang penting terjadi untuk
mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin dan pemulihan
pascapartum (nifas). (Kusmiyati dkk, 2009).
e. Uterus
Uterus yang semula beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan
hiperplasia, sehingga beratnya 1000 gram, dengan panjang ± 20 cm dan
tebal dinding ± 2,5 cm saat akhir kehamilan. (Kusmiyati dkk, 2009).
f. Payudara/Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin,
estrogen dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI dan baru
mempersiapkan payudara untuk pengeluaran ASI. (Kusmiyati dkk, 2009).
g. Traktus Uranius / Perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada ibu
hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering buang air kecil.
Desakan tersebut dapat menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.
(Manuaba, 2010).
h. Tratus Digestivus / Pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang
dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva), lambung
terasa panas, mual/muntah.

9
i. Sistem Kekebalan
Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar
Immunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah. (Kusmiyati dkk, 2009)
j. Sirkulasi Darah / Cardiovaskuler
Dipengaruhi adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan
pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mammae, dan alat lainnya
yang berfungsi berlebihan dan kehamilan.
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh :
1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan petumbuhan janin dalam Rahim.
2) Terjadinya hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi
retro-plasenter.
3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat.

Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah yaitu :
a. Volume Darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(Hemodilusi) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32 minggu. Volume
darah meningkat 25-30 % sedangkan sel darah bertambah 20 %.
b. Sel Darah
Sel darah merah bertambah untuk mengimbangi pertumbuhan janin dalam
rahim, tetapi pertumbuhan tidak seimbang dengan peningkatan volume
darah sehingga terjadi hemodilusi disertai anemia fisiologis. Sel darah putih
meningkat sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia fisiologis
maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka
normal.
c. Integumen / Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae
gravidarum livide atau alba, areola mammae, papilla mammae, linea nigra,
chloasma gravidarum. Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan hilang.

10
d. Metabolisme
1) Metabolisme basal naik sebesar 15%-20% dari semula.
2) Keseimbangan asam basa turun dari 155 mEq per liter menjadi 145
mEq per liter, disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral
yang diperlukan janin.
3) Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam
makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau sebutir telur
ayam sehari.
4) Kebutuhan kalori di dapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
Berdasarkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan oleh Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi, tambahan kalori untuk wanita hamil ± 285
kalori. Untuk meyakinkan agar penggunaan kalori selama kehamilan
berlangsung adekuat, masukan energi harus diatas 36 kalori/kg/hari.
Kecukupan yang dianjurkan, sebanyak 40 kalori/kg/hari dalam
distribusi yang seimbang, yaitu protein ±15%, lemak ±30%, dan
karbohidrat ±55%.
5) Kebutuhan zat mineral diantaranya kalsium 1,5 gr setiap hari, 30-40 gr
untuk pertumbuhan tulang dan janin, fosfor 8 gram dalam sehari, Zat
besi 800 mg atau 30-50 mg sehari dan ibu hamil memerlukan cairan
cukup banyak.
6) Berat badan ibu bertambah. Kenaikan berat badan antara 6,5-16,5 kg
selama hamil atau sekitar ½ Kg per minggu. (Manuaba, 2010)
e. Sistem Pernapasan
Pada usia kehamilan 32 minggu terjadi desakan diafragma karena dorongan
rahim yang semakin membesar. Sebagai kompensasi terjadinya desakan
rahim kebutuhan O2 yang meningkat. Ibu hamil akan bernafas lebih dalam
sekitar 20-25 % dari biasanya.
f. Sering Buang Air Kecil
Karena tekanan uterus pada kandung kemih. Nocturia akibat ekskresi
sodium yang meningkat bersamaan terjadinya dengan pengeluaran air. Air
dan sodium tertahan didalam tungkai bawah selama siang hari karena stasis
vena pada malam hari terdapat aliran balik vena yang meningkat dengan

11
akibat peningkatan dalam jumlah output air seni. Biasa terjadi pada
Trimester I dan II.
g. Gatal-Gatal
Kemungkinan karena hipersensitifitas terhadap antigen plasenta (bisa juga
terjadi pada semua Trimester)
h. Hidung Tersumbat
Peningkatan kadar estrogen dan progesteron, pembesaran kapiler, serta
karena peningkatan sirkulasi volume darah.
i. Kemerahan pada Telapak Tangan
Ada kecenderungan keluarga atau keturunan, kadar estrogen yang
meningkat dan peningkatan aliran darah ke kulit (muncul pada dua trimester
pertama hilang dalam 1 minggu setelah melahirkan).
j. Keringat Bertambah
Karena aktifitas kelenjar apocrine meningkat kemungkinan akibat
perubahan hormonal, kegiatan kelenjar eccerine meningkat oleh karena
aktifitas kelenjar tiroid yang meningkat, peningkatan berat badan dan
aktifitas metabolik, telapak tangan berkeringat karena aktifitas
adrenocorticol, aktifitas kelenjar sebaceous (secara perlahan meningkat
terus selama kehamilan).
k. Palpitasi Jantung
Pembesaran dalam ukuran jantung, peningkatan kardiak output, gangguan
pada sistem saraf simpati.
l. Sakit Kepala
Karena kontraksi otot ketegangan spasme otot, keletihan, pengaruh hormon,
tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, kongesti hidung,
dinamika cairan saraf yang berubah, alkalosis ringan pada pernafasan, sakit
kepala terjadi pada tiap trimester.

4. Perubahan Psikologi (Kusmiyati, 2010)


a. Perubahan Psikologis pada Trimester Pertama
1) Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam
tubuh akan meningkat sehingga menyebabkan timbulnya rasa mual dan
muntah, pada pagi hari lelah, lemah, dan membesarnya payudara, pada
saat ini ibu baru merasakan dirinya tidak sehat dan sering kali

12
membenci kehamilannya, kadang seorang ibu merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan, dan kesedihan oleh karena itu sering kali pada
kehamilannya ibu berharap tidak hamil.
2) Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anaknya.
3) Mencari tanda-tanda yang lebih meyakinkan bahwa dirinya memang
hamil.
4) Bertambahnya berat badan selama trimester I.
5) Hubungan seks biasanya mengalami penurunan libido selama trimester
I, yang dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara,
keprihatinan dan kekhawatiran (normal).
6) Reaksi pria (suami) timbul kebanggaan atas kemampuannya
mempunyai keturunan.
b. Perubahan Psikologis pada Trimester Kedua
1) Ibu merasa sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi.
2) Perut belum terlalu besar sehingga belum merasakan kehamilan itu
adalah beban.
3) Dapat menerima kehamilannya.
4) Dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.
5) Dapat merasakan gerakan bayi (janin).
6) Meningkatkan libido.
c. Perubahan Psikologis pada Trimester Ketiga
1) Disebut periode penantian dan waspada. Ibu merasa tidak sabar
menunggu kelahiran bayinya.
2) Perut mulai membesar.
3) Ibu bersikap melindungi bayi, menghindari dari orang atau benda apa
saja yang dianggap membahayakan bayinya.
4) Rasa tidak nyaman.
5) Merasa dirinya aneh dan jelek.
6) Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya.
7) Sekresi air ludah yang berlebihan.

13
5. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
a. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat
pernafasan, CO2 menurun dan O2 yang meningkat akan bermanfaat bagi
janin. (Kusmiyati dkk, 2009)
b. Nutrisi
Pada trimester I (0-12 minggu) umumnya nafsu makan ibu akan berkurang,
sering timbul rasa mual dan muntah. Pada trimester II (13- 28 minggu),
nafsu makan sudah kembali pulih. Pada trimester III (29- 40 minggu) nafsu
makan sangat baik tetapi jangan kelebihan kurangi karbohidrat, tingkatkan
protein, sayur-sayuran, buah-buahan, kurangi makan yang mengandung
manis (seperti gula) dan terlalu asin karena makanan tersebut akan
memberikan kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya
keracunan saat kehamilan.
c. Personal Hygien
Bagian tubuh yang sangat membutuhkan perawatan kebersihan adalah
daerah genital, karena saat hamil biasanya terjadi pengeluaran sekret vagina
yang berlebih. Selain mandi, mengganti celana dalam secara rutin minimal
dua kali. (Kusmiyati dkk, 2009).
d. Pakaian
Pakaian ibu hamil harus longgor, mudah menyerap keringat, tidak memakai
hak tinggi, dan pakaian selalu kering. Payudara perlu ditopang dengan BH
yang memadai untuk mengurangi rasa tidak enak karena pembesaran.
(Kusmiyati dkk, 2009).
e. Eliminasi
Keluhan yang dialami adalah konstipasi. Tindakan pencegahan ini adalah
harus mengkonsumsi makanan yang tinggi serat dan banyak minum air
putih. Walaupun ibu hamil sering mengatakan keluhan sering buang air
kecil, tindakan untuk mengurangi asupan cairan tidak dianjurkan karena
akan mengakibatkan dehidrasi (Kusmiyati dkk, 2009).
f. Seksualitas
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir
kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi

14
berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak
dibenarkan bila :
1) Terdapat perdarahan pervaginam
2) Terdapat riwayat abortus berulang
3) Abortus/partus prematurus imminens
4) Ketuban pecah
5) Serviks telah membuka
g. Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktifitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan, seperti menyapu, mengepel, masak dan mengajar. Maka
dari itu ibu hamil harus memperhatikan sikap tubuh seperti : duduk, berdiri,
berjalan, tidur, bangun dari berbaring, membungkuk dan mengangkat.
h. Senam Hamil
Manfaat untuk melakukan senam hamil dapat membantu proses persalinan,
antara lain melatih pernafasan, relaksasi, menguatkan otot panggul dan
perut, serta melatih cara meneran yang benar. Dapat dilakukan pada usia
kehamilan setelah 22 minggu dan sedikitnya seminggu sekali. (Kusmiyati
dkk, 2009).
i. Istirahat
Ibu hamil dianjurkan pada saat tidur khususnya pada waktu hamil itu harus
posisi berbaring miring karena untuk meningkatkan oksigenasi
fetoplasental. Tidur malam hari selama kurang dari 8 jam dan istirahat
dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam. (Kusmiyati dkk, 2009).

6. Tanda Bahaya Kehamilan


a. Perdarahan pervaginam
Pada masa awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan
sedikit (spotting) disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan ini adalah
perdarahan implantasi (tanda Hartman) dan itu normal terjadi.
Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin
pertanda dari servik yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini mungkin
normal atau mungkin suatu tanda infeksi yang tidak membahayakan nyawa
ibu hamil dan janinnya. Perdarahan masa kehamilan yang patologis dibagi
menjadi dua, yaitu :

15
1) Perdarahan pada awal masa kehamilan
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.
Perdarahan akan dikatakan tidak normal bila ada tanda-tanda :
a) Keluar darah merah
b) Perdarahan yang banyak
c) Perdarahan dengan nyeri
Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya abortus, kehamilan
ektopik atau kehamilan mola.
2) Perdarahan pada masa kehamilan lanjut
Perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 22 minggu sampai
sebelum persalinan. Perdarahan dikatakan tidak normal jika terdapat
tanda-tanda :
a) Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan.
b) Perdarahan kadang-kadang banyak atau tidak terus menerus.
c) Perdarahan disertai rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio plasenta,
rupture uteri, atau dicurigai adanya pembekuan darah. (Kusmiyati dkk,
2009)
b. Mual Muntah Berlebihan
Mual (Nausea) dan muntah (vomiting) dapat terjadi pada 50% kasus ibu
hamil. Mual bisa terjadi pada pagi hari, gejala ini bisa terjadi pada usia
kehamilan 6-12 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar
hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur 20 minggu, dengan
keluhan muntah yang kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan
dan diminum dimuntahkan kembali sehingga dapat mempengaruhi keadaan
umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun,
dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala apendisitis,
pielititis dan sebagainya. (Prawirohardjo, 2010)
c. Sakit kepala hebat
d. Pengelihatan atau pandangan kabur
Pengelihatan ibu dapat berubah selama masa kehamilan. Perubahan
pengelihatan yang ringan (minor) adalah normal. Masalah visual yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya tiba-

16
tiba pandangan kabur atau berbayang, melihat bintikbintik (spot), serta
mata berkunang-kunang. Perubahan pengelihatan ini bisa disertai dengan
sakit kepala yang hebat. Jika hal ini terjadi, kemungkinan suatu tanda
preeclampsia. (Kusmiyati dkk, 2009).
e. Bengkak pada muka dan tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak pada kaki yang
biasanya dapat hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Bengkak
biasanya menjadi masalah serius jika ditandai dengan :
1) Muncul pada muka dan tangan.
2) Bengkak tidak hilang setelah beristirahat.
3) Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti sakit kepala yang
hebat, pandangan mata kabur dan lain-lain.
Jika hal ini terjadi merupakan pertanda adanya anemia, gagal jantung atau
preeklampsia. (Hidayati, 2009)
f. Nyeri perut hebat
Nyeri abdomen yang menunjukkan suatu masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah nyeri perut hebat, menetap, dan tidak hilang
setelah istirahat. Jika hal ini terjadi, bisa berarti apendisitis, kehamilan
ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis,
abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain. (Hidayati, 2009).
g. Janin kurang bergerak seperti biasa
Gerak janin mulai dirasakan ibu pada bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu
hamil dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Ketika janin tidur
gerakannya akan melemah. Normalnya, janin harus bergerak paling sedikit
3 kali dalam periode 3 jam. (Kusmiyati dkk, 2009).
h. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu,
ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan
preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
(Prawirohardjo, 2010).

17
i. Demam tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38°C dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan
gejala adanya infeksi dalam kehamilan. (Prawirohardjo, 2010).

B. Antenatal Care (ANC)


1. Definisi ANC
ANC adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik
untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan. (Prawirohardjo, 2010).
Asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal (Saifudin, 2014).
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar. (Manuaba, 2010).
Menurut teori (Wiknjosastro, 2007), ditinjau dari tuanya kehamilan,
kehamilan dibagi dalam 3 bagian, yaitu :
a. Satu kali pada triwulan pertama (antara 0 – 12 minggu)
b. Satu kali pada triwulan kedua (antara 12 – 28 minggu)
c. Dua kali pada triwulan ketiga (antara 28 – 40 minggu)

2. Tujuan ANC
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

18
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal. ( Saifudin, 2006).

3. Asuhan Standar Pelayanan ANC


Standar pelayanan ANC meliputi standar 14 T sehingga ibu hamil yang
datang memperoleh pelayanan yang komprehensif dengan harapan antenatal
dengan standar 14 t sebagai daya ungkit pelayanan kehamilan dan diharapkan
ikut andil dalam menurunkan anka kematian ibu, kebijakan program pelayanan
anc minimal 5T, meningkat menjadi 7T dan sekarang 12T sedangkan untuk di
daerah gondok dan endemic malaria menjadi 14T (Damai yanti, 2017).
a. Ukur tinggi badan dan berat badan
Untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu selama hamil. Semakin besar
kehamilan janin yang dikandung ibu seharusnya juga semakin tumbuh dan
berkembang secara normal tanpa hambatan dengan demikian berat badan
ibu akan bertambah dari sebelumya. (Prawirohardjo, 2008).
Peningkatan Berat badan ibu hamil tiap trimester :
1) Trimester I : kenaikan berat badan 0,7- 1,4 kg
2) Trimester II : kenaikan berat badan antara 0,3-0,4 kg/hari
3) Trimester ke III : kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 0,5
kg/minggu. Kenaikan rata-rata berat badan normal ibu hamil yaitu 6,5-16
kg. (Prawirohardjo, 2010).
4) Tentukan Status Gizi
Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil mutlak diperlukan untuk menentukan
tumbuh kembang anak sejak masa dalam kandungan. Berbagai
perubahan fisiologi, anatomi maupun metabolisme terjadi selama masa
kehamilan yang disebabkan perubahan hormonal. Salah satu
perubahannya adalah perubahan pada plasenta yang berfungsi menyuplai
zat gizi kepada janin. Status gizi ditentukan oleh 2 faktor yaitu:
(a) Dengan Indeks Masa Tubuh (IMT)
𝐼𝑀𝑇 = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m) 2

19
(b) Lingkar Lengan Atas (LILA)
Standar minimal untuk ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia
reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm
maka interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK).
(Kusmiyati dkk , 2010)
b. Ukur tekanan darah
Tekanan darah ibu hamil harus dalam batas normal (antara 110/70 mmHg
sampai 130/90 mmHg) apabila terjadi kenaikan tekanan darah (hipertensi)
atau penurunan tekanan darah (hipotensi), hal tersebut perlu diwaspadai
karena dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin apabila tidak ditangani
secara dini. (Prawirohardjo, 2010).
c. Ukur tinggi fundus uteri
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan
kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan
UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT. Dengan mengukur
tinggi fundus uteri dapat diketahui berapa usia kehamilan ibu, taksiran berat
janin, serta taksiran hari persalinan. Menurut Spiegelberg : dengan jalan
mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis.
d. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap
Pada ibu hamil diberikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sebanyak 2 kali.
Imunisasi TT I diberikan waktu ANC I dan TT II diberikan 4 minggu

20
setelah pemberian TT I. Imunisasi ini dianjurkan pada setiap ibu hamil,
karena diharapkan dapat menurunkan AKB akibat Tetanus Neonatorum.

e. Pemberian tablet zat gizi min 90 tablet selama kehamilan


Kekurangan kadar Fe dalam tubuh akan menyebabkan kekurangan Hb
dalam darah yang diperlukan untuk membawa oksigen pada janin dari sel
ibu hamil. Saat trimester pertama kehamilan suplemen zat besi tidak perlu
diberikan untuk menghindari resiko mual dan muntah yang bertambah berat.
Kebutuhan Fe yang paling besar pada trimester akhir saat janin menyimpan
Fe sebagai cadangan dalam tubuhnya yang akan digunakan pada enam
bulan pertama. Hal tersebut terjadi karena ASI tidak begitu kaya akan Fe.
Tiap tablet Fe mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam Folat
500 mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak
diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.
(Saifuddin, 2009).
f. Test terhadap penyakit menular seksual (VDRL)
Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali diambil
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka
dilakukan pengobatan dan rujukan.
g. Temu wicara atau konseling
Komunikasi yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan, sangat penting
dibina dari sejak awal melalui temu wicara dapat ditemukan kesepakatan
untuk melakukan rujukan apabila terjadi komplikasi-komplikasi pada saat
kehamilan.

21
h. Tes hb
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan
minggu ke 28 untuk mengetahui apakah ibu mengalami anemia atau tidak,
ibu dikatakan mengalami anemia jika kadar haemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II .berikut
merupakan kategori anemia dalam kehamilan yaitu :
1) Hb 11 gr% : Tidak anemia
2) Hb 9 – 10 gr% : Anemia ringan
3) Hb 7 – 8 gr% : Anemia sedang
4) Hb < 7 gr% : Anemia berat
i. Tes pemeriksaan urin protein
dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau
tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
j. Tes reduksi urin
Tes dilakukan pada usia kehamilan 25-28 minggu. Tujuan utama tes ini
untuk mengetahui apakah wanita hamil tersebut menderita diabetes
gestasional, yakni kondisi naiknya kadar glukosa darah.
k. Perawatan payudara
l. Pemeliharaan tingkat kebugaran (Senam Hamil)
m. Terapi yodium kapsul (khusus wilayah endemik gondok)
n. Terapi anti malaria (Khusus wilayah endemik malaria)
Diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil
dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan
darah yang positif.
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan
dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7T (Prawiroharjo, 2002:
88). Pelayanan / asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga
kesehatan profesional dan tidak diberikan oleh dukun bayi. (Prawiroharjo,
2002).

22
C. Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
1. Manajemen Asuhan Kebidanan7 Langkah Varney
a. Definisi
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus
pada klien (Varney’s 2010).
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis
mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. (50 tahun IBI, 2010).
b. Langkah-langkah
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang
dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Adapun
langkah-langkah adalah :
1) Langkah I (Pengumpulan Data)
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan
klien secara keseluruhandan lengkap, yaitu data utama (misalnya, riwayat
persalinan), data subyektif yang diperoleh dari anamnesis (misalnya,
keluhan pasien), dan data obyektif dari pemeriksaan fisik (misalnya,
tekanan darah) diperoleh melalui serangkaian upaya sitematik dan
terfokus. Validitas dan akurasi data akan sangat membantu pemberi
pelayanan untuk melakukan analisis dan pada akhirnya, membuat
keputusan klinik yang tepat.
2) Langkah II (Interpretasi Data)
Setelah data dikumpulkan, penolong persalinan melakukan analisis untuk
mendukung alur alogaritma diagnosis.Untuk membuat diagnosis dan
identifikasi masalah, diperlukan data yag lengkap dan akurat,
kemampuan untuk menginterpretasi/analisis data.
3) Langkah III (Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial)
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial, berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.

23
4) Langkah IV (Mengidentifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan
Segera)
Identifikasi masalah yang membutuhkan tindakan segera Menetapkan
kebutuhan tindakan segera, konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga.
Kesehatan lain serta rujukan berdasrkan kondisi klien
5) Langkah V (Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh)
Merencanakan Asuhan menyeluruh. Menyusun rencana asuhan secara
menyeluruh dengan tepat dan rasional. Berdasarkan keputusan yang
dibuat pada langkah-langkah sebelumnya. Merumuskan rencana asuhan
sesuai dengan pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
6) Langkah VI (Tindakan/Implementasi)
Melaksanakan perencanaan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
dapat dilakukan seluruhna oleh bidan atau sebagian oleh klien/anggota
tim kesehatan lain. Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan
dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, keterlibatan
bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan.
7) Langkah VII (Evaluasi)
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang
kembali manejemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang diberikan,
meliputi pemenuhan kebutuhan terhadap masalah yang telah
diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis.

2. SOAP
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan adalah sistem pencatatan yang
digunakan agar asuhan yang dilakukan dapatdicatat dengan benar, jelas,
sederhana dan logis dengan menggunakan metode pendokumentasian SOAP
yang terdiri dari :
a. S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi keadaan klinis secara
lengkap. Subjektif termasuk kedalam langkah 1 dalam 7 langkah varney.

24
b. O : Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik dan klien,hasil
laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung assessment, objektif termasuk kedalam langkah 1 dalam
7 langkah varney.
c. A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasikan data
subyektif dan obyektif dalam situasi diagnosa atau masalah dan antisipasi
diagnosa atau masalah potensial lain. Assessment termasuk langkah 2,3,4
dalam 7 langkah varney.
d. P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan dan
evaluasi berdasarkan assessment, planning terdiri dari langkah 5,6,7 dalam 7
langkah varney.

25
BAB III. LAPORAN STUDI KASUS
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

A. Kunjungan ANC 1
Tanggal : 15-03-2020
Pukul : 10.30 WITA

1. Subjektif
Ny. I berusia 24 tahun, bersuku Jawa, Agama Kristen, pendidikan akhir
SMA, pekerjaan sehari-hari adalah Ibu Rumah Tangga, alamatnya di Desa
Mannababa, Kabupaten Mamasa. Ia memiliki suami bernama Tn. A berusia 25
tahun, bersuku Sulawesi, Agama Kristen, pendidikan akhir SMA, pekerjaan
sehari-hari Karyawan Swasta dan beralamat sama.
Ny. I datang ke Pustu Mannababa mengatakan ibu ingin periksa hamil,
saat ini mengatakan tidak ada keluhan. HPHT Ny. I pada tanggal 29– 06–2019,
setiap haid lamanya 5 hari, banyaknya 2 sampai 3x ganti pembalut setiap hari,
kontensitas haidnya cair bergumpal, siklus haid bulan lalu dengan bulan
selanjutnya adalah 31 hari. Dengan demikian TP Ny. I tanggal 06 – 04 – 2020.
Ny. I sudah merasakan pergerakan janin ketika memasuki usia kehamilan 4
bulan, dan ia merasakan dalam 2 jam terakhir lebih dari 3x janin bergerak. Ny. I
tidak merasakan keluhan berupa lelah, mual muntah, nyeri perut, panas
menggigil, sakit kepala terus menerus, penglihatan kabur, nyeri/panas saat
BAK, rasa gatal pada vagina, pengeluaran cairan pervaginam, nyeri tungkai dan
oedema. Dalam sehari Ny. I makan sebanyak 3x dengan menu seimbang.
Dalam sehari Ny. I BAB sebanyak 1x tanpa keluhan dan BAK 6x tanpa
keluhan. Setiap hari Ny. I istirahat tidur 7 - 8 jam per hari setiap malam,
kemudian melakukan aktivitas seksual tanpa keluhan dan pekerjaan ibu sehari-
hari adalah sebagai Ibu Rumah Tangga. Ny. I sudah melakukan suntik TT
(Tetanus Toxoid) pertama pada tanggal 18-09-2019 dan TT kedua pada tanggal
23–10–2019.
Sebelumnya Ny. I pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik KB 3
bulan lamanya 1 tahun. Ini kehamilan yang ke dua dan belum pernah
keguguran, anak pertama dilahirkan secara normal pada tahun 2017 di rumah
sakit dengan ditolong oleh Bidan karena mengalami anemia sedang dengan

26
jumlah hb 8 gram % tetapi tidak terjadi perdarahan dan tidak ditransfusi darah.
Jenis kelamin anak Ny. I adalah perempuan, berat badan lahir 3.400 gram,
panjang badan 50 cm dalam keadaan baik. Ny. I mengatakan menyusui anaknya
selama 2 tahun.
Ny. I tidak memiliki riwayat penyakit yang sedang diderita seperti
Jantung, Tekanan Darah Tinggi, Hepar, DM, Anemia berat, HIV/AIDS,
Campak, Malaria dan TBC. Dalam kehidupan Ny. I sehari-hari, ia tidak
menggunakan alkohol, obat-obatan, jamu, merokok dan tidak makan sirih.
Tidak ada pula irigasi vagina, serta setiap hari Ny. I mengganti pakaian
dalamnya sebanyak 3x. Ini adalah kehamilan yang direncanakan, harapannya
anak laki-laki tetapi jika perempuan tidak apa-apa yang terpenting ibu dan bayi
sehat, dan lahir dengan normal. Ny. I menikah sah 1x dengan Tn. A selama 4
tahun. Ny. I hidup serumah bersama Tn. A (suami), satu anaknya dan ibunya. Ia
tidak memiliki kepercayaan seputar kehamilan, persalinan dan nifas. Ia juga
tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti asma, hipertensi, DM dan
kehamilan kembar.

2. Objektif
Dari hasil pemeriksaan, keadaan umum Ny. I baik, kesadaran compos
mentis dan keadaan emosional stabil. Tekanan darah 110/90 mmhg, nadi
76x/menit, pernafasan 19 x/menit dan suhu 36,7˚c. Tinggi badan Ny. D 168 cm.
Berat badan sebelum hamilnya 56 kg dan berat badan sekarang 65 kg. Lila Ny. I
adalah 27 cm.
Pemeriksaan head to toe yang dilakukan pada Ny. I hasilnya dalam batas
normal, kepala pada bagian rambut terlihat bersih, muka tidak pucat dan
oedema, kelopak matanya tidak oedema, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik. Mulut dan gigi tidak ada kelainan, lidah bersih, gigi tidak caries dan
gusi tidak epulis. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan getah bening. Dada
simetris, pada jantung tidak ada kelainan atau bunyi mur-mur, pada paru-paru
tidak ada kelainan atau bunyi weezing. Pada payudara ada pembesaran, puting
susu bersih menonjol, simetris kiri dan kanan, kolostrum belum keluar, areola
hiperpigmentasi dan tidak terdapat benjolan serta rasa nyeri.
Pada abdomen tidak terdapat luka bekas operasi, pembesaran dengan
arah memanjang, kontensitas abdomen lunak, tidak ada benjolan dan

27
pembesaran liver/lien, terdapat linea alba. Tinggi Fundus Uteri 27 cm. Saat
pemeriksaan palpasi abdomen Leopold I pada fundus uteri teraba bagian bulat,
lunak, tidak melenting yaitu bokong. Leopold II pada perut sebelah kanan Ny. I
teraba bagian panjang dan keras seperti papan yaitu punggung sedangkan pada
perut sebelah kiri Ny. I teraba bagiam janin kecil-kecil yaitu ekstremitas. Pada
Leopold III pada bagian bawah perut Ny. I teraba bulat, keras, melenting yaitu
kepala, pemeriksaan Leopold IV yaitu kepala belum masuk PAP. Dari
pengukuran TFU dan menentukan bagian terendah janin dapat ditafsirkan untuk
berat janin yang disebut TBJ. TBJ pada janin Ny. I adalah (27 - 12) x 155 =
2.325 gram. Kemudian DJJ pada janin Ny. I positif, sebesar 134 x/menit pada
PM 3 jari di bawah pusat sebelah kanan ibu.
Tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema, tidak ada kemerahan, tidak
ada varises dan refleks patella positif kanan dan kiri. Posisi tulang belakang
yaitu lordosis gravidarum, tidak ada nyeri dan CVAT tidak ada nyeri ketuk
kanan dan kiri. Pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan Urine protein dan
reduksi. Haemoglobin ibu 14,5 gr %.
3. Analisa
 G2P1A0 Hamil 37 minggu > 2 hari
 Janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala
 Masalah : Tidak ada
 Diagnosa Potensial : Tidak ada
 Kebutuhan segera : Tidak ada
4. Penatalaksanaan Tindakan
 Melakukan informed consent kepada ibu untuk dilakukan pemeriksaan. (Ibu
bersedia).
 Melakukan pemeriksaan dan memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu
dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janin saat ini baik. Tekanan darah
110/90 mmHg, nadi 76x/menit, pernafasan 19x/menit dan suhu 36,7˚c, usia
kehamilan ibu 37 Minggu > 2 hari, tafsiran persalinan 06-04-2020, Djj (+)
134 x/menit dan posisi janin baik. (Ibu mengetahui hasil pemeriksaan).
 Ibu mengatakan pada kunjungan saat ini tidak ada keluhan.
 Memberikan konseling tentang pentingnya menjaga pola makan dan asupan
nutrisi yang baik bagi ibu contoh seperti makan-makanan yang bergizi

28
seimbang seperti : nasi, sayur-sayuran hijau, buah-buahan, susu dan lain-
lain. (Ibu mengerti dan bersedia melakukan yang telah dianjurkan).
 Menjelaskan ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan yaitu, sakit kepala
yang hebat, pandangan kabur, bengkak pada muka dan tangan, nyeri perut
yang hebat, janin kurang bergerak dari biasa, keluarnya darah dari jalan
lahir, dan keluarnya air-air dari jalan lahir. Apabila terdapat tanda-tanda
tersebut ibu harus segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat. (Ibu
mengerti dan bersedia).
 Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene yaitu dengan menjaga
vagina tetap kering dengan mengganti celana dalam setiap basah atau
sehabis BAK. (Ibu mengerti dan mengatakan mengganti pakaian dalam 2-3
kali dalam sehari).
 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup malam minimal 8-9 jam,
siang minimal 1-2 jam per hari. (Ibu bersedia melakukannya).
 Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu mulas-mulas yang sering dan
adekuat keluar air-air yang tidak tertahankan serta adanya pengeluaran
lendir campur darah. Jika ada tanda tersebut segera ke tenaga kesehatan
terdekat. (Ibu mengerti dan bersedia).
 Memberikan ibu tablet Fe dan kalsium k sebanyak 10 tablet dengan dosis 1
x 1 tablet/hari dan efek samping fe adalah mual maka dianjurkan untuk
minum sebelum tidur. Serta menjelaskan waktu meminum obat : diminum
1x/hari boleh diminum pada saat pagi atau malam hari. (Ibu mengerti dan
mau meminum obatnya).
 Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 22–03–2020, atau jika ada
keluhan boleh datang kapan saja. (Ibu mengerti dan bersedia melakukan
kunjungan ulang).

29
B. Kunjungan ANC 2
Tanggal : 22-03-2020
Pukul : 09.00 WITA

1. Subjektif
Ny. I datang ke Pustu Mannababa dengan tujuan kunjungan ulang dan
tidak ada keluhan.
*Quick Chek : ibu mengatakan tidak ada sakit kepala hebat, tidak ada
pandangan kabur, tidak ada nyeri ulu hati, pergerakan janin aktif, tidak ada
perdarahan pervaginam, dan tidak ada oedema.
2. Objektif
Dari hasil pemeriksaan, keadaan umum Ny. I baik, kesadaran compos
mentis dan keadaan emosional stabil. Tekanan darah 100/80 mmHg, nadi
87x/menit, pernafasan 20 x/menit dan suhu 36˚C. Berat badan sekarang 66 kg.
Pemeriksaan head to toe yang dilakukan pada Ny. I hasilnya dalam batas
normal, kepala pada bagian rambut terlihat bersih, muka tidak pucat dan
oedema, kelopak matanya tidak oedema, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
kuning. Mulut dan gigi tidak ada kelainan, lidah bersih tidak ada stomatitis, gigi
tidak caries dan gusi tidak epulis. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
getah bening. Dada simetris, pada jantung tidak ada kelainan atau bunyi mur-
mur, pada paru-paru tidak ada kelainan atau bunyi weezing. Pada payudara ada
pembesaran, puting susu bersih menonjol, simetris kiri dan kanan, kolostrum
belum keluar, areola hiperpigmentasi dan tidak terdapat benjolan serta rasa
nyeri.
Pemeriksaan abdomen secara inspeksi bentuk abdomen membesar sesuai
dengan usia kehamilan, tidak terdapat luka bekas operasi, benjolan, pembesaran
liver/lien dan striae akan tetapi terdapat linea nigra. Tinggi fundus uteri yaitu 31
cm. Saat di palpasi pada leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong), leopold II kanan : teraba keras, panjang seperti papan (punggung),
kiri : teraba bagian kecil-kecil janin (ekstrimitas), leopold III : teraba bulat,
keras, tidak melenting (kepala), leopold IV : teraba konvergen.
Auskultasi punctum maximum berada di kuadran kanan bawah pusat
dengan denyut jantung janin teratur dan frekuensi 140x/menit. Taksiran berat
janin yaitu (31 cm – 12) x 155 = 2,945 gram.

30
Pada ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema, kekakuan sendi,
kemerahan, varises dan reflek patela positif pada kaki kiri maupun kanan. Posisi
tulang belakang yaitu lordosis gravidarum dan tidak terdapat rasa nyeri pada
pinggang.
3. Analisa
 G2P1A0 Hamil 38 minggu > 2 hari
 Janin tunggal hidup intrauteri presentasi kepala.
 Masalah : Tidak ada
 Diagnosa Potensial : Tidak ada
 Kebutuhan Segera : Tidak ada
4. Penatalaksanaan Tindakan
 Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa keadaan
ibu dan janin saat ini baik. Tekanan darah 100/80 mmHg, nadi 87x/menit,
pernafasan 20x/menit dan suhu 36˚c, usia kehamilan ibu 38 Minggu lebih 2
hari, Djj (+) 140 x/menit dan posisi terbawah bayi kepala sudah masuk
panggul. (Ibu mengetahui hasil pemeriksaan).
 Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan, istirahat yang cukup,
tidur malam minimal 8-9 jam, memperbanyak minum di pagi dan siang hari,
saat malam secukupnya saja agar istirahat tidur malam ibu tidak terganggu
dengan keinginannya Buang Air kecil (BAK). (Ibu mengerti dan mau
mengikuti anjuran).
 Memberitahu ibu tanda persalinan seperti mules yang semakin lama
semakin sering, nyeri pada pinggang sampai perut bagian depan serta keluar
cairan campur darah dari vagina ibu. (Ibu sudah mengetahui).
 Memberitahu kepada ibu untuk mempersiapkan persalinan seperti
perlengkapan ibu dan bayi, penolong persalinan, tempat persalinan,
transportasi dan tabungan untuk bersalin. (Ibu sudah mengetahui).
 Memberikan therapi tablet Fe 10 tab diminum 1x1 pada malam hari dan
kalsium 1x1 perhari dengan air putih. Ibu bersedia melakukannya.
 Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu sekali yaitu pada
tanggal 29 maret 2020 atau saat ada tanda persalinan. (Ibu bersedia
melakukan kunjungan ulang).

31
BAB IV. PEMBAHASAN

Di dalam bab ini, penulis membahas tentang asuhan kebidanan secara


komprehensif pada asuhan kehamilan pada Ny. I umur 24 tahun dengan G2P1A0 yang
dilakukan sejak tanggal 07 Maret 2020 sampai 22 Maret 2020 di Pustu Mannababa. Di
dalam bab ini penulis membandingkan apakah adakah kesenjangan antara teori dan
praktik di lapangan.

Kehamilan
Dari hasil anamnesa didapat Ny. I umur 24 tahun, Menurut teori usia reproduksi
sehat adalah ibu yang berumur antara 20-35 tahun, karena ovum belum terlalu tua,
organ reproduksi masih baik sehingga kualitas bayi yang dilahirkan akan lebih baik
pada usia tersebut (Prawirohardjo, 2009).
Tanggal 07 Maret 2020 saat usia kehamilan 35 minggu. Sebelum kontak dengan
penulis, Ny. I telah memeriksakan kehamilannya sebanyak 4 kali yang terdiri pada dua
kali di trimester pertama, satu kali di trimester kedua dan satu kali di trimester ketiga.
Hal ini menunjukan bahwa Ny. I peduli akan kehamilan dan kesehatannya. Dalam teori
di katakan pemeriksaan kehamilan sedikitnya harus di lakukan 4 kali selama hamil,
yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester ke dua dan 2 kali pada
trimester ke tiga (Prawirohardjo, 2010).
Tanggal 15 Maret 2020 adalah hari pertama kunjungan kehamilan dengan
penulis pada saat itu Ny. I memasuki usia kehamilan 37 minggu > 2 hari. Dari usia
kehamilan tersebut sampai bersalin penulis tidak menemukan hasil yang mengarah pada
keadaan patologis, ibu juga mengatakan tidak ada keluhan.
Dari hasil anamnesa Ny. I HPHT 29-06-2019, TP 06–04–2020, perkiraan
persalinan dihitung berdasarkan teori rumus Neagle. Perhitungan HPHT yaitu hari
ditambah 7, bulan dikurangi 3, dan tahun ditambah 1 dan ibu merasakan adanya gerakan
janin pada usia kehamilan 16 minggu. Hal ini normal karena sesuai dengan teori bahwa
gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu dan
multigravida pada usia kehamilan 16 minggu (Prawirohardjo, 2010). Dari hasil
pengamatan terdapat kesamaan dengan teori.
Pemeriksaan kehamilan pada Ny. I mengikuti stándar “14 T” yang meliputi :
Timbang berat badan, Ukur tekanan darah, Ukur tinggi fundus uteri, Pemberian tablet
besi minimal 90 tablet selama kehamilan, Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid lengkap,

32
pemeriksaan Hb, Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab), perawatan
payudara, senam hamil, temu wicara/konseling, pemeriksaan protein urine, pemeriksaan
urine reduksi, pemberian obat malaria, pemberian kapsul minyak Iodium. Hal ini sesuai
dengan teori (Prawirohardjo, 2013).
Pada kehamilan Ny. I, standar 14 T ini tidak seluruhnya diterapkan pada saat
pemeriksaan. Seperti pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),
pemeriksaan reduksi urine, pemberian obat malaria dan pemberian kapsul minyak
iodium dikarenakan ibu tidak ada indikasi sehingga standar 14 T belum sesuai dengan
teori.
Kenaikan berat badan Ny. I selama kehamilan sekitar 9 kg dan sesuai dengan
teori bahwa kenaikan berat badan wanita selama hamil berkisar antara 6,5-16 kg
(Prawirohardjo, 2010). Dari hasil pengamatan tidak terdapat kesenjangan dengan teori.
Sedangkan tinggi badan adalah pengukuran tinggi badan yang dilakukan sekali pada
kunjungan pertama pada ibu hamil dengan teori.
Selama kehamilan tekanan darah pada Ny. I yaitu 110/90 mmHg dan 100/80
mmHg dan ini normal sesuai dengan teori bahwa tekanan darah ibu hamil harus dalam
batas normal (antara 100/70 mmHg sampai 130/90 mmHg) (Prawirohardjo, 2010).
Ukuran lila Ny. I adalah 27 cm, angka tersebut masih sesuai teori (Kusmiyati
dkk, 2010), yaitu ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5
cm. jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah Kurang Energi
Kronis (KEK).
Pada saat kunjungan ANC didapatkan Tinggi Fundus Uteri pada Ny. I adalah 27
cm, sedangkan pada kunjungan kedua saat usia kehamilan 38 minggu lebih 2 hari
didapati Tinggi Fundus Uteri 31 cm. Hal ini tidak menjadi masalah dikarenakan masih
dalam batas normal bila dihitung dengan rumus Neagle (Winkjosastro, 2006), taksiran
berat janin sudah 2,945 gram, sehingga tidak ada kesenjangan dengan teori.
Normal DJJ pada teori (Prawiroharjo,2010) berkisar antara 120x/menit hingga
160x/menit. Pada Ny. I didapati DJJ setiap diperiksa berkisar antara 130x/menit hingga
140x/menit, hal ini sesuai dengan teori dan tidak memiliki kesenjangan dengan teori.
Pada saat kunjungan ANC Ny. I selalu diberikan terapi Fe dengan dosis minum
1x1 sehari. Ketidak cukupan kadar Fe dalam tubuh akan menyebabkan kekurangan Hb
dalam darah yang diperlukan untuk membawa oksigen pada janin dari sel ibu hamil.
Kebutuhan Fe yang paling besar pada trimester akhir saat janin menyimpan Fe sebagai

33
cadangan dalam tubuhnya yang akan digunakan pada enam bulan pertama (Saifuddin,
2009). Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara praktek dan teori.
Pemberian imunisasi TT pada Ny. I, TT1 diberikan pada usia kehamilan 4 bulan
dan TT2 diberikan 4 minggu setelah pemberian TT1. Imunisasi ini dianjurkan pada
setiap ibu hamil, karena diharapkan dapat menurunkan AKB akibat Tetanus
Neonatorum (Saifuddin, 2009). Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara praktek dan
teori.
Dari hasil pemeriksaan Hb Ny. I didapatkan kadar Hb 14,5 gr% dan ibu
dinyatakan normal. Pemeriksaan Hb pada ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan
pertama dan minggu ke 28. Bila kadar Hb < 11 gr%, ibu hamil dinyatakan anemia,
maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 500 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr%
atau lebih (Prawirohardjo, 2012). Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara praktek
dan teori.
Glukosa urine dan Protein urine pada ibu hamil jika didapati positif 2 serta ada
oedema dan tensi darah tinggi, tanda-tanda tersebut menuju pada preeklamsi pada
kehamilan (Prawirohardjo, 2013). Pada pemeriksaan urine Ny. I hasilnya adalah negatif,
tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
Daerah tempat tinggal Ny. I bukan merupakan daerah endemis malaria dan ibu
tidak ada keluhan seperti panas tinggi disertai menggigil sehingga Ny. I tidak diberikan
terapi anti malaria. Terapi anti malaria diberikan kepada ibu pendatang dari daerah
malaria juga kepada ibu hamil dengan gejala yakni panas tinggi disertai menggigil dan
hasil apapun darah yang positif (Prawirohardjo, 2012). Dalam hal ini tidak ada
kesenjangan antara praktek dan teori.
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
yakni satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada
triwulan ketiga. (Kusmiyati dkk, 2013). Ny. S rutin melakukan pemeriksaan karena
ingin mengetahui kondisi kesehatan janin yang dikandungnya, tidak ada kesenjangan
dengan teori.

34
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Penulis mampu memberikan asuhan kehamilan secara komprehensif dan
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan Ny. I dan
melakukan pemeriksaan Antenatal Care pada Ny. I sebanyak 2 kali selama
kehamilan. Selama melakukan kunjungan Antenatal Care, tidak ditemukan
adanya penyulit yang menyertai kehamilan Ny. I.
2. Mampu mengumpulkan data obyektif melalui pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium pada Ny. I.
3. Mampu menetapkan analisis yang berupa diagnosis kebidanan, masalah,
kebutuhan, diagnosis potensial serta antisipasi tindakan segera pada Ny. I.
4. Mampu memberikan penatalaksanaan berupa asuhan kebidanan yang sesuai
dengan keadaan Ny. I.

B. Saran
1. Bagi Klien
Menjadi bahan motivasi dan meningkatkan pengetahuan klien mengenai
pelayanan kesehatan secara lengkap yang harus klien dapatkan dari unit
pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan ibu dan anak
serta dapat menciptakan hubungan baik antar klien dan bidan dalam masyarakat
dan klien mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan standar kebidanan secara
komprehensif.

2. Bagi Penulis
Meningkatkan dan memperdalam ilmu pengetahuan serta mampu menerapkan
asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan sehingga
lebih teliti dalam melakukan tindakan dan mampu mendeteksi dini komplikasi
pada ibu hamil dan untuk meningkatkan mutu dan standar asuhan kebidanan.

35
DAFTAR PUSTAKA

Dinas kesehatan Kab. Mamasa, 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa. Mamasa
Sulawesi Barat.
Departemen Kesehatan RI, 2010. Pelayanan Antenatal Care. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Kusmiyati Y. dkk. 2010. “Perawatan Ibu Hamil”. Yogyakarta. Fitramaya. Mandang,
Jenni. dkk. 2014. “ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN”. Bogor. IN
MEDIA.
Manuaba. 2010. ”Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan”. Jakarta. EGC.
Prawirohardjo S. 2010. “Ilmu Kebidanan”. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Sinclair, Constance. 2010. “Buku Saku Kebidanan”. Jakarta. EGC.
Yanti, Damai. 2017. Konsep dasar asuhan kehamialan. Bandung : Refika Aditama.
Hamidah, 2009. BAB 2 pelayanan antenatal care (Skripsi). Purwokerto : Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
“PROFIL KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2017”.
Wiranti, 2014. BAB II kehamilan fisiologis (Asihan kebidanan komprehensif).
Purwakerto : Universitas Muhammadiyah Purwakerto.
WHO, 2017. Angka Kematian Ibu Di Indonesia.

36

Anda mungkin juga menyukai