LATAR BELAKANG
Komite medik adalah perangkat Rumah Sakit untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical Govenance) agar staf medis dirumah sakit
terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial,penjagaan mutu profesi medik dan pemeliharaan etika serta disiplin profesi medik.Komite
medik merupakan organisasi non struktural dirumah sakit yang dibentuk dengan keputusan direktur.Dimana juga merupakan wadah perwakilan staf
medik,berkedudukan dibawah direktur dan bertanggung jawab kepada direktur mengenai hal-hal yang berkaitan dengan mutu pelayanan
medik,pembinaan etika kedokteran dan pengembangan profesi medik. Selain itu komite medik berfungsi melaksanakan kredensial dan rekredensial
staf medik,mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medik,menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus
dilaksanakan oleh semua kelompok staf medis dirumah sakit,serta menangani hal-hal berkaitan dgn etika kedokteran.
Rumah Sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan beresiko tinggi (high risk) terutama dalam kondisi regional dan gobal,yang
sangat dinamis perubahannya.Salah satu pilar pelayanan medis adalah komite medik dengan peran staf medis yang dominan.Direktur atau kepala
Rumah Sakit bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 UU Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.Keberadaan staf medis dalam Rumah Sakit Governance) yang baik untuk melindungi dan untuk keselamatan pasien.Selanjutnya
regulasi mengatur tentang penyelenggaraan komite medik di Rumah Sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah Bintuni merupakan Rumah Sakit pemerintah kelas D.Dalam menjalankan aturan menurut Permenkes RI
no 755 Tahun 2011,komite medik merupakan suatu hal yang wajib dimiliki begitu juga halnya dengan RSUD Bintuni.Pembentukan komite medik
RSUD Bintuni ditetapkan berdasarkan Surat keputusan Direktur No.019/SK/RSUD/V/2019.Rumah Sakit ini memiliki tenaga medik yaitu dokter
umum,dokter gigi,dokter internship dan dokter spesialis,oleh karena itu diperlukan suatu konsep pelayan kesehatan yang baik.Konsep pelayanan
medik ini didukung oleh peran komite medik sebagai bagian integral dari Rumah Sakit untuk mendukung pimpinan Rumah Sakit dalam upaya
menemukan konsep model pelayanan yang HEES (Higly,Effective,dan accuntability).
Komite medik memegang peran utama dalam menegakkan profesionalisme staf medis yang bekerja dirumah sakit,Peran tersebut
meliputi rekomendasi pemberian izin melakukan pelayanan medis di Rumah Sakit,memelihara kompetensi,dan etika profesi,serta menegakkan
disiplin profesi.untuk itu kepala atau direktur Rumah Sakit berkewajiban agar komite medis senantiasa memiliki akses informasi terinci tentang
masalah keprofesian setiap staf medis di Rumah Sakit.
TUJUAN
Tujuan dibentuknya komite medik di Rumah Sakit khususnya RSUD bintuni yaitu:
Para staf medis bisa saling komunikasi dalam hal pelayanan medis
Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan medis
Menambah ilmu dan wawasan para staf medis
Sebagai sarana penyelesaian komplik dalam pelayanan medis
Memberikan landasan hukum bagi staf medis agar dapat membelikan pelayanan secara profesional
TELAAH PUSTAKA
Komite Medik adalah perangkat Rumah Sakit untuk menerapkan tata kelola klinis (Clinical Govermence) agar staf medis di Rumah sakit
terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial,penjagaan mutu profesi medis dan pemeliharaan etika dan disiplin prifesi medis.
Komite Medik merupakan organisasi non stuktural di Rumah Sakit yang dibentuk dengan keputusan Direktur.
Komite Medik bukan merupakan wadah perwakilan staf medik.
Struktrur organisasi Komite medik berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur meliputi hal-hal yang berkaitan dengan :
Susunan Organisasi Komite medik terdiri dari ; Ketua,Sekertaris dan Anggota yang terbagi dalam Sub Komite :
Menjaga disiplin, etika dan prilaku profesi staf medik ,etika terkait masalah moral yang baik dan moral yang buruk,karena itu etika
profesi merupakan dilema norma internal,sedangkan disiplin profesi terkait dengan prilaku pelayanan dan pelanggaran standar profesi
Untuk melaksanakan tata kelola klinis (clinical Govermence) diperlukan aturan-aturan profesi bagi staf medis (medical staff rules and regulations)
secara tersendiri diluar medical staf by laws,aturan profesi tersebut antara lain :
1. Pemberian pelayanan medis dengan standar profesi,standar pelayanan dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien
2. Kewajiban melakukan konsultasi dan atau merujuk kepada dokter spesialis,dokter gigi,arau dokter gigi spesialis lain dengan disiplin ilmu
yang sesuai
3. Kewajiban melakukan pemeriksaan patologi anatomi terhadapsemua jaringan yang dikeluarkan dari tubuh dengan pengecualian
PEMBAHASAN
Komite medik RSUD Bintuni melaksanakan kegiatannya yang dipimpin oleh ketua komite dengan mengundang direktur,bidang pelayanan menis dan
seluruh staf medis,pertemuan komite medik ini diselenggarakan minimal 2x dalam sebulan pada setiap hari selasa dan kamis,hal ini terkendala
karena sulitnya para anggota berkumpul bersama dalam dalam satu waktu. Pembahasan dalam pertemuan komite medik tentang kendala-kendala
yang didapatkan dlam pelayananan medis contohnya dalam pemberian terapi pada pasien apakah ada kekurangan obat atau tidak,atau masalah
fasilitas alat-alat medis yg ada di Rumah Sakit.
Selain itu komite medik yang ada di RSUD Bintuni melaksanakan kredensialing pada saat proses seleksi penerimaan dokter .Kredensialing merupakan
proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis.sehingga staf medis bisa menjalankan tugasnya dalam
pelayanan klinis berdasarkan kewenangan klinis yang dimiliki. Manfaat dilakukan kredensialing agar memberikan kejelasan kewenangan klinis bagi
setiap staf medis,melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga medis yang memberikan pelayanan medis memiliki kompetensi
dan kewenangan klinis yang jelas.Serta menjadi tolak ukur dalam memberikan penghargaan terhadap tenaga medis yang berada dalam pelayanan
Rumah Sakit.
Audit medis bukan untuk mencari-cari kesalahan dalam pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit tetapi untuk meningkatkan
mutu pelayanan dan staf medis lainnya bisa mengambil maanfaat dari audit medis tersebut,salah satu contoh audit medis yang
dilakukan di RSUD Bintuni ambil kasus partus prematur,langkah awal pemeriksaan rekam medis dengan melihat apakah pada awal
pasien datang sudah mendapatkan pelayanan optimal atau sesuai SPO misalnya berupa apakah sudah diberikan oksigen,apakah sudah
diberikan terapi dan tindkanan sebelum terjadi partus prematur,apakah sudah didilakukan pemeriksaan lanjutan terkait penyakit
pasien,dan apakah sudah dikonsulkan dengan staf medis yg terkait,apakah staf medis yang menangani sudah memberikan edukasi
terhadap pasien dan keluarga.Setelah kasus tersebut ditelusuri mulai dari diagnosis,pemberian terapi ,tindakan,samapai rujukan (kalau
memang dilakukan) baru kemudian dikumpulkan data-data dari rekam medis,ada berapa jumlah kasus tersbut,selanjutnya dianalisis
apakah sesuai dengan standar pelayanan medis yang ada diRSUD Bintuni,atau terdapat penyimpangan.Hal-hal ini lah yang akan
didiskusikan dalam pertemuan Komite medik.
Morning report merupakan salah satu kegiatan rutin yang diadakan di RSUD Bintuni,setiap pagi para staf medis ,perawat dan tenaga
medis lainnya mengikuti,kegiatan ini dilakukan oleh staf medis untuk melaporkan hal-hal yang terjadi diwilayah kerjanya,biasanya saat
morning report melaporkan hasil analisa pasien,apakah membutuhkan obat tambahan,pengurangan obat,atau mungkin sudah
sembuh atau diperbolehkan pulang.Dalam kegiatan ini juga mengenali dan memastikan apakah penanganan sesuai standar
operasional atau tidak,mengevaluasi penanganan pasien,mencari apakan ada keluhan tambahan dari pasien,apakah ada penyakit lain
yang diderita oleh pasien yang menjadi perhatian para staf medis dalam melakukan tindakan selanjutnya,dan apakah terdapat
tindakan-tindakan yang kurang tepat untuk pasien.Selain itu juga melaporkan masalah sarana dan prasarana apakah memadai atau
ada kekurangan,atau ada kerusakan,melaporkan keadaan ruangan,masalah kebersihan,keluhan pasien maupun keluarga.
Death case (kasus kematian)/kasus sulit juga menjadi hal penting dalam pembahasan dipertemuan Komite medik. Kriteria kasus
kematian/kasus sulit yang akan menjadi pembahasan yaitu :
Pada saat pasien datang diRS,tanda-tanda vital dan kesadaran pasien masih dalam batas normal tetapi keadaan pasien memburuk
terjadi diatas 48 jam setelah dalam perawatan dokter tanpa diketahui penyebabnya
Diagnosa pasien masuk sampai perawatan dokter berakhir sangat meragukan atau belum jelas
Kasus pasien yang dihadapi sangat kompleks dan memerlukan penanganan multidisiplin
Terdapat dugaan adanya masalah pada Prosedur Pelayanan Medis .
Staf medis yang mempunyai kasus kematian pasien yang bermasalah harus melaporkan ke Komite medik paling lambat 1 minggu setelah
pasien tersebut meninggal,sedangkan untuk kasus sulit dengan kemungkinan yang bermasalah harus segera melaporkan ke Komite medik
Untuk dilakukan pembahasan mengenai tindakan apa yang baiknya diambil dalam penanganan pasien tersebut.Contoh kasus kematian yang terjadi
di RSUD Bintuni yaitu kasus kematian maternal,dimana seorang ibu G3P2A0 dengan riwayat SC (secsiosecaria)datang dalam keadaan inpartu(mau
melahirkan),setelah masuk diruang bersalin dan diperiksa semua dari keadaan ibu,janin dan seluruh tanda vital dinyatakan normal.Dalam 1 jam
perjalanan proses melahirkan terdapat kendala,dimana ibu sulit mengedan,lemas,sehingga terdapat partus macet,dengan bantuan episiotomi
akhirnya bayi dapt keluar dengan selamat,namun plasenta belum keluar,dilakukan standar tindakan mengeluarkan plasenta tetapi dalam kurun
waktu yang ditentukan tidak keluar juga akhirnya dilakukan tindakan manual plasenta,beberapa menit setelah itu terjadi perdarahan dan keadaan
ibu memburuk dan akhirnya meninggal.Hari besoknya kasus ini dilaporkan oleh dokter yang menangani untuk dilakukan pembahaan dalam
pertemuan komite medis.
Salah satu contoh kasus sulit yang ada di RSUD Bintuni kasus ibu hamil 28 minggu dengan penyakit penyerta serangan asma bronchial dan
covid’19,disini bisa dilihat bahwa kasus ini kompleks dan harus mendapatkan penanganan yang cepat,sehingga dokter yang menangani langsung
melaporkan ke Komite medik untuk dilakukan pembahasan tindakan apa yang harus diambil untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dalam
kandungan.
Jurnal reading merupakan salah satu kegiatan komite medik yang ada dilingkup RSUD Bintuni dengan tujuan agar dokter yang ada mampu menilai
secara kritis kesahihan informasi terkini dan menerapkan dalam pengelolaan dan penanganan kasus yang ada. Jurnal reading adalah tugas individu
dimana dokter menilai kesahihan hasil penelitian sebagai bekal dasar bagi evidence based medicine. Pelaksanaan jurnal reading biasanya dilakukan 5-
6 kali dalam setahun dengan kasus yang bermacam-macam didalam semua bidang spesialistik yang ada di RSUD Bintuni,baik itu spesialis
Anak,Bedah,Penyakit Dalam,Penyakit Paru,Radiologi serta Obstetri dan Ginekologi.Jurnal reading ini biasanya dilakukan oleh Dokter Umum atau
Dokter Internship yang bertugas di bagian IGD dan Perawatan. Dimana mereka diberikan kasus sesuai pasien yang ada dirawat diRSUD
Bintuni,masing-masing mereka akan diberikan kasus oleh dokter spesialis yang bertanggung jawab pada pasien tersebut,kemudian akan membuat
jurnal reading yang akan didampingi oleh dokter pembimbing senior,setelah diverivikasi oleh dokter spesialis,masing dokter tersebut akan
mempresentasikan dalam pertemuan komite medik yang akan dijadwalkan.
Berbagai kegiatan yang dilakukan komite medik untuk menambah wawasan dan ilmu sehingga meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada
diRSUD Bintuni.Komite medik juga melaksanakan In House traning dan pelatihan –pelatihan dasar seperti pencegahan dan pengendalian
infeksi,pelatihan BTCLS,pelatihan Asuhan Persalinan Neonatus,vaksinasi dan lain lainnya.Dimana Direktur yang memfasilitasi dengan menyediakan
tempat,akomodasi,sarana dan prasarana serta mendatangkan narasumber.