Opt imalisasi Pencahayaan Alami dalam Efisiensi Energi di Perpust akaan UGM
Tri Hest i Milaningrum
Abstrak
Manusia memerlukan kondisi fisik ruangan tertentu yang dianggap nyaman untuk dapat bekerja
dengan baik dan produktif. Kondisi ruangan yang nyaman meliputi kenyamanan termal dan
pencahayaan alami. Penelitian ini membahas mengenai kondisi pencahayaan alami dan kenyamanan
termal dan hubungannya dengan fasade bangunan, dengan kasus studi bangunan Campus Center
Barat ITB. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode kuantitatif yaitu melakukan
pengukuran temperatur dan lux pada 1 hari di 3 waktu yang berbeda pada sample ruangan yang
dipilih berdasarkan fungsi dan tata letak ruang. Kemudian data diolah secara kuantitatif dengan
membandingkan hasil pengukuran dengan standar kenyamanan termal dan pencahayaan. Dari hasil
pengukuran diketahui bahwa kondisi kenyamanan termal dan pencahayaan alami pada ruangan
tidak optimal.
b) Distribusi cahaya di dalam ruangan cukup Campus Center ITB merupakan bangunan yang
merata dan atau tidak menimbulkan silau yang berfungsi sebagai kantor pelayanan
mengganggu. kemahasiswaan dan sering digunakan untuk
tempat belajar dan berkumpul mahasiswa
Menurut SNI 03-2396-2001, tingkat pen- disela-sela jadwal perkuliahan. Fasade Campus
cahayaan alami di dalam ruangan ditentukan Center secara umum berbeda dari bangunan
oleh tingkat pencahayaan langit pada bidang lain yang ada di Kampus ITB, terlihat dari
datar di lapangan terbuka pada waktu yang penggunaan material kaca. Campus Center
sama. Perbandingan tingkat pencahayaan alami terdiri dari tiga massa bangunan, yaitu Campus
di dalam ruangan dan pencahayaan alami pada Center sayap timur, Campus Center sayap
bidang datar di lapangan terbuka ditentukan barat, dan juga bangunan penghubung,
oleh: rotunda. Campus Center Barat dipilih sebagai
a) Hubungan geometris antara titik ukur dan kasus studi karena lebih sering digunakan oleh
lubang cahaya. mahasiswa.
b) Ukuran dan posisi lubang cahaya.
c) Distribusi terang langit. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi
d) Bagian langit yang dapat dilihat dari titik kinerja fasade bangunan Campus Center ITB
ukur. sayap barat. Beberapa hal yang akan dibahas
dalam penelitian ini antara lain; karakteristik
Di dalam SNI 03-6197-2000 dijelaskan bahwa desain fasade Campus Center Barat, kondisi
setiap aktivitas memerlukan intensitas pe- pencahayaan alami dan termal dan sejauh mana
nerangan yang berbeda. Semakin diperlu- desain fasade berkontribusi terhadap
kannya penelitian dalam mengerjakan sesuatu pencahayaan dan kenyamanan termal
maka intensitas penerangannya semakin tinggi. bangunan. Penelitian ini diharapkan dapat
Tabel 1 menunjukkan standar intesitas pene- memberikan kontribusi dalam keilmuan
rangan berdasarkan peraturan. mengenai pengetahuan bangunan di dalam
kampus dan memberikan feedback Post
Tabel 1 Standar intensitas penerangan
Occupancy Evaluation pada bangunan yang
akan dibangun selanjutnya.
Ruang Lux
Ruang Administrasi / Kantor 300 - 350 Metode
Ruang Rapat / Seminar 250 - 300
Metode Pengumpulan Data
Koridor atau selasar 100 - 150
Lobby / R. Tunggu Entrance 100 - 200 Data dikumpulkan menggunakan metode
kuantitatif (Creswell, 2008) dimana data
numerik diperoleh dari pengukuran di ruangan
Selubung bangunan berfungsi untuk
yang dipilih melalui purposive sampling. Kriteria
meminimalisasi efek dari iklim di luar bangunan
samplingnya antara lain orientasi bangunan,
sehingga pengguna bangunan dapat merasakan
fungsi dan kegiatan, level lantai dan kedalaman
kenyamanan. Semakin besar perbedaan suasana
ruang. Dari kriteria sampling tersebut dipilih
di luar bangunan dengan di dalam bangunan,
ruangan-ruangan yang akan diukur, yaitu R.22
maka semakin besar kebutuhan teknis yang
yang mewakili ruangan kantor, R.29 yang
perlu dipenuhi.
mewakili ruang seminar & kelas, Lounge
Basement yang mewakili lobby, dan Selasar
Salah satu bagian dari fasade bangunan adalah
depan yang mewakili koridor dan selasar.
bukaan. Kebutuhan jumlah maksimum cahaya
yang masuk melalui celah minimal. Bukaan
Pengukuran dilakukan pada tanggal 8
gunanya untuk mengatur jumlah masuknya
November 2011 pada hari yang cerah.
cahaya, refraksi cahaya, privasi, dan ventilasi.
Pengukuran dilakukan dalam 3 rentang waktu,
2 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013
Rizki Fitria Madina
pagi dari pukul 08.00 sampai pukul 09.00, siang miliki intensitas pencahayaan alami yang sangat
dari pukul 12.30 sampai pukul 13.30 dan sore rendah apabila dibandingkan dengan ruang
dari pukul 16.00 sampai pukul 17.00. Peng- lainnya. Kemudian dilihat dari grafiknya, R.22
ukuran dilakukan di tiga titik pada tiap-tiap memiliki kelembaban yang cukup stabil, tidak
ruang 22 (ruang pelayanan kemahasiswaan), terlalu banyak perbedaan pada pagi, siang
lounge basement, ruang 29 dan selasar depan maupun sore. Selain itu, pada siang hari di R.22
Campus Center. Pengukuran dilakukan meng- terdapat lonjakan yang cukup tinggi pada
gunakan multimeter yang berfungsi untuk temperatur udara. Dibandingkan dengan R.22
mengukur intensitas cahaya, kelembaban udara, yang memiliki intensitas cahaya yang kurang
dari 1000 LUX, R.29 memiliki intensitas cahaya
kecepatan angin, dan temperatur ruangan dan
yang cukup tinggi untuk ruangan yang tertutup,
juga bola hitam untuk mengukur temperatur
yaitu melebihi 2000 LUX. Suhu udara di R.29 ini
radiasi. Selain itu, luas dan jenis fasade
juga paling tinggi dibandingkan dengan ruang-
bangunan dilihat dari dokumen gambar tampak
ruang lainnya.
bangunan CC Barat dan dihitung luasnya ber-
dasarkan skala gambar.
Hasil Pengukuran
22 26 64 0 63 32 30 44 0 67 31 28 56 0 14 31
Walaupun Lounge Basement dan Selasar Depan Tabel 3. Kondisi kenyamanan termal
sama-sama merupakan ruang yang langsung
Pagi Siang Sore
berbatasan dengan ruang luar, tetapi kondisi Ruang
Kondisi Kondisi Kondisi
termal dan pencahayaannya cukup berbeda.
tidak
Lounge Basement memiliki intensitas cahaya 22
nyaman
nyaman nyaman
dan kelembaban udara yang sangat rendah 29 nyaman nyaman nyaman
dibandingkan dengan Selasar Depan. Rata-rata Lounge
nyaman nyaman nyaman
intensitas cahaya di Lounge Basement tidak Basement
melebihi 1000 LUX, tetapi di Selasar Depan bisa Selasar
nyaman nyaman nyaman
sampai melebihi 10000 LUX. Tetapi pada siang Depan
hari, justru temperatur udara di Selasar Depan
lebih rendah daripada Lounge Basement hal ini Sedangkan, dari sisi pencahayaan alami, data
dikarenakan kecepatan angin di Selasar Depan diolah menggunakan standar penerangan untuk
lebih besar daripada di Lounge Basement. aktivitas dalam ruangan tersebut. Di pagi hari,
hampir seluruh ruangan pencahayaannya
Analisis melebihi standar, kecuali R.22 yang pen-
cahayaannya jauh di bawah standar. Padahal
Analisis Hasil Pengukuran dilihat dari fungsinya, ruangan tersebut
membutuhkan cahaya yang cukup tinggi untuk
Untuk menganalisis kondisi kenyamanan termal,
bekerja. Meskipun lampu sudah dinyalakan,
maka diperlukan suhu tabung basah (wet bulb),
pencahayaan dalam ruangan masih di bawah
Suhu tabung basah didapatkan dari
standar. Sebaliknya, untuk R.29 yang pen-
mengkonversi suhu tabung kering (dry bulb)
cahayaannya sangat berlebih akan mengganggu
menggunakan diagram psikometrik. Dengan
aktivitas di dalamnya. Ketika lampu dinyalakan
menggunakan nomogram suhu efektif, wet bulb
pun tidak terlalu berpengaruh karena cahaya
dan dry bulb dikonversikan ke dalam skala
sudah sangat berlebih. Pada lounge basement
kenyamanan termal (lihat tabel 3).
dan selasar depan meskipun pencahayaannya
berlebih, karena aktivitas di dalamnya tidak
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa hampir pada
memerlukan ketelitian, maka walaupun berlebih
semua waktu dan di semua ruangan kondisi
masih dapat di toleransikan.
termalnya nyaman untuk beraktivitas. Tetapi
pada kenyataannya, karena kurangnya
pertukaran udara yang diindikasikan oleh
rendahnya angka kecepatan angin dan tingginya
kelembaban, maka ruangan tersebut terasa
pengap.
Daftar Pustaka