Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Kurikulum 2013

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pengembangan Kuriklum Di SD

Dosen Pengampu

Dr. Hj. Mahrita

Disusun oleh

Kelompok 9 kelas 4A PGSD

Awalia Noor R 1810125120001

Almaida 1810125320045

Noraliah Ratna Yanti 1810125220014

Rahmadini Hilaliyah 1810125220019

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT.


yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah “Kurikulum 2013” ini. Makalah “Kurikulum 2013”
disusun dalam upaya menunjang proses belajar mengajar, sehingga diharapkan
mencapai hasil yang maksimal. Oleh karena itu, Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Hj. Mahrita karena telah membimbing dan bersedia membagikan
ilmunya kepada Kami. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna hal ini disebabkan karena keterbatasan yang kami
miliki.

Demikianlah makalah “Kurikulum 2013” Kami susun dengan sebaik


mungkin, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, 1 Februari 2020

Penyusun,

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. Pengertian Kurikulum...................................................................................2

B. Landasan Pengembangan Kurikulum...........................................................3

C. Konsep Dasar Kurikulum 2013.....................................................................6

D. Karakteristik Kurikulum 2013......................................................................7

E. Implementasi Kurikulum 2013...................................................................11

BAB III..................................................................................................................15

PENTUTUP...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum memiliki kedudukan ang sangat penting dalam lembaga
pendidikan aitu sebagai salah satu penentu keberhasilan pendidikan.
Perbahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan dan
perubahan itu dilakkan disdasari pada permasalahan pelaksanaan kurikulum
sebelumna ang dianggap kurang maksimal sehingga perlu adana revitalisasi
kriklm. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan demi menciptakan
perubahan ang lebih baik untuk sistem pendidikan di indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kurikulum ?
2. Bagaimana landasan pengembangan kurikulum 2013 ?
3. Bagaimana konsep kurikulum 2013 ?
4. Bagaimana karakteristik kurikulum 2013 ?
5. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian dari kurikulum.
2. Mengetahui dan memahami landasan pengembangan kurikulum 2013.
3. Memahami konsep kurikulum 2013.
4. Mengetahui karakteristik kurikulum 2013.
5. Mengetahui dan memahami pengimplementasian kurikulum 2013 dalam
pembelajaran.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum (curriculum) secara etimologis berasal dari bahasa Yunani


“curir” berarti pelari dan “curere” berarti tempat berpacu. Kata kurikulum
berasal dari dunia olah raga yang bermakna jarak yang harus ditempuh
seorang pelari dari garis start hingga garis finish. Kurikulum merupakan
sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu tingkatan. Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19), kurikulum diartikan sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pasal 36
ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis
pendidikan dalam kerangkaNegara Kesatian Republik Indonesia dengan
mempertimbangkan peningkatan iman dan takwa; penibgkatan akhlak mulia;
peningkatan potensi; kecerdasan dan minat peserta. Didik; keragamab
tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, twknologi dan seni;
agama;dinamika perkembangan global; dan persatuan nasional dan nilai-nilai
berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta didik yang menyeluruh
dan pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu pengetahuan,
agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global
secara seksama dan menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri
pada kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jrnjang
pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat
rencana pembelajaran yang didalamnya terdapat tujuan, isi, bahan ajar, dan
metode pembelajaran yang digunakan untuk membina siswa ke arah perilaku
yang diinginkan dan menilai sejauh mana perubahan perilaku tersebut terjafi
pada siswa.

2
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman melaksanakan proses
pembelajaran. Kurikulum dipersiapkan untuk siswa dalam rangka memberi
pengalaman baru yang dapat dikembangkan seiring dengan perkembangan
mereka sebagai bekal kehidupannya. Bagi guru kurikulum digunakan sebagai
pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi oengalaman belajar bagi
anak didik, mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka
menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan dan mengatur kegiatan dan
pengajaran. Tujuan kurikulum falam pendidikan yang ingin dicapai pada
tingkat mata pelajaran atau bidang studi dalam pencapaianya dapat berwujud
sebagai siswa yang menguasai disiplin mata pelajaran atau bidang tertentu
yang dipelajari. Contohnya seperti terselenggaranya kegiatan belajar
mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

B. Landasan Pengembangan Kurikulum

Landasan pengembangan kurikulum ibarat fondasi gedung atau rumah.


Jika sebuah gedung memiliki fondasi yang kuat dan kokoh pastinya akan
susah untuk dirobohkan. Namun sebaliknya, jika fondasi tersebut tidak
kokoh, akan mudah patah, akan mudah tergoncang angin dan tentu saja hal
ini akan berimbas pada manusia.

Landasan pengembangan kurikulum merupakan suatu gagasan, asumsi


atau prinsip yang akan menjadi sandaran atau titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Terdapat tiga landasan pengembangan
kurikulum yaitu sebagai berikut :

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan gagasan yang bersumber dari filsafat


dan dijadikan pedoman dalam pendidikan. Kata filsafat itu sendiri berasal
dari kata Yunani Kuno “philosophia” (philore yang berasal dari cinta,
senang, suka dan sophia yang berarti kebaikan atau kebenaran). Secara
Etimologi, filsafat berarti cinta akan kebenaran.

3
Dalam dunia pendidikan berisi pernyataan yang memuat kemampuan
dan diharpkan dapat dimiliki siswa yang disesuaikan dengan nilai dan
falsafah yang dianutnya. Nilai serta falsafat yang dianutnya akan
berpengaruhh juga terhadap rumusan tujuan pendidikan yang akan
dihasilkan. Dengan demikian, falsafah suatu negara akan mempengaruhi
tujuan pendidikan negara tersebut. Oleh karena itu, tidak mengherankan
jika tujuan pendidikan tiap negara berbeda satu sama lain. Hal ini
dikarenakan perbedaan filsafat yang dianutnya.

Tujuan pendidikan nasional dituangkan dalam Undang-Undang No,


20 Tahun 2003 pasal 3 yang dimana menyebutkan bahwa “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulis, sehat, berilmu, cakap, kreatif serta menjadi warga negara
yang demokratis dan juga bertanggung jawab. Dalam tujuan pendidikan
nasional tersebut terkandung nilai nilai pancasila sevagai falsafah hidup
bangsa Indonesia.

Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar tentang


Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah Bab III Pasal 4 bahwa
“Pendidikan dan pengajaran berdasarkan asas-asas yang termaktub dalam
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan atas
kebudayaan kebangsaan Indonesia.”

2. Landasan Teoritis

Landasan ini identik dengan suatu gagasan atau pernyataan yang


sudah dianggap benar dan dijadikan pedoman dalam berpikir serta
bertindak. Terdapat beberapa landasan teoritis yang digunakan dalam
dunia pendidikan di Indonesia sendiri. Seperti kurikulum berbasis
kompetensi atau biasa yang dikenal dengan KBK. Kurikulum ini
diterapkan di Indonesia mulai dari 2004.

4
Kurikulum ini tidak berbeda jauh dengan kurikulum 1994, hanya saja
siswa dituntut aktif dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya
dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Selain itu, terdapat pergantian
sistem yang semula berbentuk caturwulan kemudian diganti dengan sistem
semester.

Sejak tahun 2013/2014, Indonesia memberlakukan kurikulum baru


yang disebut dengan Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan juga
berbasis karakter. Dalam kurikulum ini pendekatan pembelajaran yang
digunakan menggunakan pendekatan tematik dan konstekstual.
Diharapkan dengan di implementasikannya kurikulum 2013 akan
menghasilkan lulusan pendidikan yang kreatif, produktif, inovatif dan
berkarakter.

3. Landasan Yuridis

Adalah gagasan yang bersumber pada peraturan perundangan yang


berlaku yang dijadikan pedoman dalam pendidikan. Adapun landasan
yuridis yang berlaku di Indonesia, antara lain UUD 1945 BAB XIII
tentang Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 31, TAP MPR NO.
IV/MPR/199 tentang GBHN, Undang-Undang No 22 Tahun 1999 Tentang
Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah
otomom.

Selanjutnya berbicara mengenai inovasi pendidikan, Indonesia telah


beberapa kali melakukan pembaharuan khususnya dalam bidang
kurikulum. Sejak tahun 1947 sampai 2013, terhitung sudah terjadi 11 kali
perubahan kurikulum, mulai dari kurikulum pada zaman orde lama sampai
sekarang. Semua inovasi kurikulum tersebut dilakukan dengan cara top-
down artinya semua rancangan kurikulum tersebut oleh Dapertemen
Pendidikan Nsasional ditingkat pusat, kemudian baru disebarluaskan
kebawah melalui Dinas Pendidikan untuk diterapkan dalam Lembaga
Pendidikan.

5
Inovasi kurikulum memiliki beberapa tujuan, antara lain kesempatan
belajar lebih merata, keserasian antara kegiatan pembelajaran dengan
tujuan kurikulum. Implementasi kurkulum lebih efektif dan juga efisien,
menghargai budaya lokal, tumbuh sikap, minat dan motivasi siswa,
tersebarnya kurikulum yang menarik, menyenangkan, mudah diperoleh
dan juga dipahami oleh semua pihak serta terpenuhinya kebutuhan tenaga
didik dan terlatih yang berkualitas.

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan perlu adanya inovasi


kurikulum di Indonesia, antara lain : 1. Relevansi yaitu masih ada
ketidaksesuaian antara kurikulum yang digunakan dengan realistis
lapangan, 2. Mutu pendidikan Indonesia yang masih rendah sehingga perlu
adanya inovasi kurikulum , 3. Pembangunan pendidikan yang belum
merata terutama didaerah-daerah terpencil, 4. Keefaktifan dan efisiensi
pendidikan. Keefektifan berkaitan dengan sejauh mana pelaksanaan
kurikulum tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai harapan, sedangkan
efisiensi lebih kepada menajemen kurikulumnya. Untuk mengetahui hal
tersebut, diperlukan terobosan-terebosan dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan yang disesuaikan dengan karakteristik, budaya, lingkungan dan
sistem pendidikan di Indonesia.

C. Konsep Dasar Kurikulum 2013


Indonesia telah 11 kali melakukan perubahan kurikulum. Mulai dari
kurikulum 1947 hingga kurikulum 2013 yang diawal peluncurannya menuai
pro dan kontra dari berbagai kalangan. Tujuan dari perubahan kurikulum
adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di Indonesia dan
menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang seiring
dengan perkembangan zaman. Kurikulum 2013 merupakan hasil
penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Perbedaan mendasar struktur kurikulum KTSP dan kurikulum 2013
terletak pada pengurangan sejumlah mata pelajaran yang mana mata pelajaran
kurikulum 2013 lebih sedikit dibandingkan kurikulum KTSP. Untuk SD yang
semula 10 mata pelajaran menjadi 6 mata pelajaran yaitu Pendidikan Agama,

6
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), Bahasa Indonesia,
Matematika, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Untuk mata pelajaran IPA dan IPS diintegrasikan ke mata pelajaran lain
sesuai dengan materi yang dibahas. Perbedaan lain adalah penambahan jam
pelajaran. Untik kelas 1 SD dari 26 jam menjadi 30 jam perminggu, untuk
SD kelas 2 semula 27 jam menjadi 32 jam perminggu, kelas 3 SD dari 28 jam
menjadi 34 jam perminggu. Untuk kelas 4, 5, dan 6 dari 32 jam menjadi 36
jam perminggu. Walaupun banyak terdapat beberapa perbedaan antara
kurikulum 2013 dan KTSP tetapi kedua kurikulum ini sama2 dirancang oleh
Departemen Pendidikan Nasional dan terdapar mata pelajarn yang masih
sama seperti yang digunakan dalam KTSP.

D. Karakteristik Kurikulum 2013


1. Standar Kompetensi Lulusan
a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang Berjenjang
SKL yang dirumuskan dalam kurikulum 2013 ditata secara
berjenjang, artinya kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) akan dilanjutkan dan
dikembangkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang selanjutnya akan dilanjutkan
dan dikembangkan kembali ke jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Pada kurikulum sebelumnya
(kurikulum 2006) memang sudah berjejang, namun sulit untuk
diidentifikasi karena terlalu banyak dan sepertinya belum ada yang
mencermati secara seksama.

b. Pendidikan karakter yang terintegrasi


Pengintegrasian total pendidikan karakter tanpa mengubah “aliran”
kurikulum yang dianut sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yaitu sejak tahun 2004.

7
KBK pun lalu didesentralisasikan ke sekolah yang dikenal dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 namun
dengan aliran yang tetap.

c. Mengakomodasikan semua aliran filsafat.


Pengembangan Kurikulum 2013 tidak hanya didasarkan pada
satu paham filsafat tertentu saja, tetapi didasarkan pada banyak aliran
filsafat yaitu esensialisme, perenialisme, rekronstruksi social,
progresivisme dan humanism. Hal ini dapat dipahami karena
kurikulum di suatu Negara berada di hilir pemikiran yang tidak
fanatic terhadap salah satu aliran saja. Dari penggabungan semua aliran
filsafat yang ada, menjadikan Kurikulum 2013 sangat ideal. Dengan
kemauan keras dari semua pihak maka tentu saja secara bertahap tujuan
pendidikan nasional dapat tercapai pada waktunya.

d. Mengembangkan kemampuan menalar, mengkomunikasikan dan


mencipta
Kurikulum 2013 akan dianggap berhasil jika lulusannya memiliki
kemampuan dalam menalar/menganalisis, mengkomunikasikan dan
mencipta.

2. Isi dan Struktur Kurikulum


Kurikulum 2013 yang terkait dengan Standar Isi mengurangi jumlah
mata pelajaran tetapi menambah jumlah jam pelajaran untuk setiap mata
pelajaran.

a. Proporsi kompetensi untuk tiap jenjang


Pembahasan tentang rambu-rambu ketercapaian kompetensi yang
terdiri dari empat ranah sikap, yaitu ranah sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan keterampilan (Yani, 2013) dalam kurikulum 2013
masih sangat terbatas.

8
b. Kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa
Indonesia yang beragam dan diarahkan untuk membangun kehidupan
yang lebih baik. Proses pendidikan pada Kurikulum 2013 memberi
kesempatan kepada para peserta didik untuk mengembangkan potensi
yang ada di dalam dirinya. Landasan teoritis kurikulum 2013 mengacu
pada “pendidikan terstandar” dan “berbasis kompetensi”. Pendidikan
terstandar atau standard- based education adalah pendidikan yang
menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara. Sedangkan pendidikan yang berbasis kompetensi atau
competency-based curriculum dirancang untuk mengembangkan
sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara total.

c. Kurikulum 2013 menambah jumlah jam pelajaran


Kurikulum 2013 memiliki misi untuk meningkatkan kinerja
pendidikan. Rancangannya adalah dengan menambah jam pelajaran
karena untuk meningkatkan kompetensi tidak cukup waktu jika hanya
menyediakan waktu seperti pada kurikulum sebelumnya. Penambahan
jumlah jam mata pelajaran tidak bertentangan dengan hak-hak hidup
peserta didik, karena di banyak Negara maju seperti AS dan Korea
Selatan, dan di Negara- negara lainnya ada kecenderungan untuk
menambah jam pelajaran per hari. Penambahan jumlah jam pelajaran
pada Kurikulum 2013 juga dimaksudkan untuk “mengejar”
ketinggalann bangsa Indonesia dari kemajuan Negara-negara lain.
Kurikulum 2013 mengajak peserta didik untuk lebih giat belajar agar
dapat menjawab tantangan jaman yang semakin ketat dalam persaingan
di dunia global dan pasar bebas.

3. Pendekatan Kurikulum 2013


Dalam kurikulum 2013, konten materi pelajaran di kemas dalam
bentuk tematik dan diajarkan melalui pendekatan saintifik.

9
Perubahan pada bagian ini merupakan perubahan yang sangat besar karena
tidak bisa sekedar anjuran atau dikeluarkannya peraturan- peraturan
menteri, tetapi juga harus melakukan “pembudayaan” di kalangan guru
dan lingkungan sekolah. Pendekatan saintifik “reputasinya” melejit ke
papan atas melebihi popularitas Contextual Teaching and Learning (CTL)
dan Cooperative Learning (CL). Pendekatan saintifik mendapat
rekomendasi dari UNESCO terkait dengan konsep “the four pillar of
education” (Delors, 1996), yaitu belajar untuk tahu, belajar untuk
melakukan sesuatu, belajar hidup bersama sebagai dasar berpartisipasi
dan bekerja sama dengan orang lain dalam keseluruhan aktivitas
kehidupan manusia dan belajar untuk menjadi dirinya sendiri.

4. Penilaian
Dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan, disebutkan bahwa arti penilaian otentik adalah
penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai, mulai dari
masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran. Sesuai
dengan Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan maka prinsip penilaian otentik pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah adalah: objektir, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel,
edukatif, mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pada
kurikulum 2013 sangat banyak jenis instrumen penilaian yang harus
digunakan oleh guru. Walaupun pada kurikulum sebelumnya juga sudah
diarahkan, tetapi kurikulum 2013 lebih tegas lagi. Kebijakan ini diambil,
karena alasan mempertahankan konsistensi antara sistem kurikulum yang
berlaku.
Berikut ditampilkan ketentuan pokok tentang teknik dan instrumen yang
digunakan untuk penilaian-penilaian kompetensi pada Permendikbud
Nomor 66 Tahun 2013, sebagai berikut:
a. Teknik dan instrumen penilaian kompetensi sikap
b. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
c. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan

10
Permasalahan yang muncul dari ketentuan di atas adalah tentang ruang
lingkup objek yang dinilai. Untuk aspek penilaian pengetahuan dan
keterampilan mungkin sudah cukup jelas karena mudah diamati
indikatornya, namun untuk aspek sikap masih cukup sulit. Dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum,
objek sikap yang perlu dinila dalam proses pembelajaran adalah: Sikap
terhadap materi pelajaran, Sikap terhadap guru atau pengajar, Sikap
terhadap proses pembelajaran, Sikap berkaitan dengan nilai atau norma
yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Secara nyata objek
penilaian di atas sangat tidak konsisten dengan penilaian terhadap setiap
rumusan Kompetensi Dasar pada setiap KI-1 dan KI-2 mata pelajaran.
Bandingkan dengan rumusan objek sikap yang perlu dinilai pada
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan yaitu bahwa sikap yang perlu dinilai adalah sikap spiritual
yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan
bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik
yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab.
Kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling
melengkapi. Kurikulum baru tersebut diterapkan untuk seluruh lapisan
pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas
maupun Kejuruan. Siswa untuk semua mata pelajaran sudah tidak lagi
banyak menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains.

E. Implementasi Kurikulum 2013


Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam
pembelajaran dan pembentukkan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal
tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan
berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Saylor
(1981) dalam Mulyasa (2002) mengatakan bahwa “Instruction is thus the
implementation of curriculum plan, usually, but not necessarily, involving
teaching in the sense of student, teaching interaction in an educational
setting”.

11
Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian
yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar,
apakah kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya, atau mengulang
dulu pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai prinsip-prinsip
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan
penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar
peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan
pembelajaran. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan bagian integral
bagi seorang guru sebagai tenaga profesional, yang hanya dapat dikuasai
dengan baik melalui pengalaman praktik yang intensif.
Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat
kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologi, dan didaktis secara
bersamaan. Aspek pedagogis menunjuk pada kenyataan bahwa pembelajaran
berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan. Karena itu, guru harus
mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar atau penguasaan
sejumlah kompetensi tertentu. Aspek psikologis menunjuk pada kenyataan
bahwa peserta didik pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang
berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula. Selain itu, aspek
psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa proses belajar itu sendiri
mengandung variasi, seperti belajar keterampilan motorik, belajar konsep,
belajar sikap, dan seterusnya (Gagne,1984). Perbedaan tersebut menuntut
pembelajaran yang berbeda, sesuai dengan jenis belajar yang sedang
berlangsung. Aspek didaktis menunjuk pada pengaturan belajar peserta didik
oleh guru. Dalam hal ini, guru harus menentukan secara tepat jenis belajar
manakah yang paling berperan dalam proses pembelajaran tertentu, dengan
mengingat kompetensi dasar yang harus dicapai. Kondisi eksternal yang
harus diciptakan oleh guru menunjuk variasi juga dan tidak sama antara jenis
belajar yang satu dengan yang lain, meskipun ada pula kondisi yang paling
dominan dalam segala jenis belajar. Untuk kepentingan tersebut, guru harus
memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis belajar, kondisi internal
dan eksternal peserta didik, serta cara melakukan pembelajaran yang efektif
dan bermakna.

12
Pembelajaran menyenangkan, efektif dan bermakna dapat dirancang oleh
setiap guru, dengan prosedur sebagai berikut.
1. Pemanasan dan Apersepsi
Pemanasan dan Apersepsi perlu dilakukan untuk menjajaki
pengetahuan peserta didik, memotivasi peserta didik dengan menyajikan
materi yang menarik, dan mendorong mereka untuk mengetahui berbagai
hal baru. Pemanasan dan apersepsi ini dapat dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut.
a. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami
peserta didik.
b. Peserta didik dimotivasi dengan bahan ajar yang menarik dan berguna
bagi kehidupan mereka.
c. Peserta didik digerakkan agar tertarik dan bernafsu untuk mengetahii
hal -hal yang baru.
2. Eksplorasi
Eksplorasi merupakan tahapan kegiatan pembelajaran untuk
mengenalkan bahan dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah
dimiliki peserta didik. Hal tersebut dapat ditempuh dengan prosedur
sebagai berikut.
a. Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki
oleh peserta didik.
b. Kaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan
pengetahuan dan kompetensi yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
c. Pilihlah metode yang paling tepat, dan gunakan secara bervariasi untuk
meningkatkan penerimaan peserta didik terhadap materi standar dan
kompetensi baru.
3. Konsolidasi Pembelajaran
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik
dalam pembentukan kompetensi dan karakter, serta menghubungkannya
kehidupan dengan kehidupan peserta didik. Konsolidasi pembelajaran ini
dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.

13
a. Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami
materi dan kompetensi baru.
b. Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah
(problem solving), terutama dalam masalah-masalah aktual.
c. Letakkan penekanan pada kaitan struktual, yaitu kaitan antara materi
standar dan kompetensi guru dengan berbagai aspek kegiatan dan
kehidupan dalam lingkungan masyarakat.
d. Pilihlah metode yang paling tepat sehingga materi standar dapat
diproses menjadi kompetensi dan karakter peserta didik.
4. Pembentukan Sikap, Kompetensi, dan Karakter
Pembentukan sikap, kompetensi, dan karakter peserta didik dapat
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
a. Dorong peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian,
kompetensi, dan karakter yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat
membangun sikap, kompetensi, dan karakter baru dalam kehidupan
sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari.
c. Gunakan metode yang paling tepat agar menjadi perubahan sikap,
kompetensi, dan karakter peserta didik secara nyata.
5. Penilaian Formatif
Penilaian formatif perlu dilakukan untuk perbaikan, yang
pelaksanaannya dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
a. Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik.
b. Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau
kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru
dalam membentuk karakter dan kompetensi peserta didik.
c. Pilihlah metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai.

14
BAB III

PENTUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah kami sampaikan dalam makalah ini, dapat
kami simpulkan bahwa kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Landasan pengembangan kurikulum
merupakan suatu gagasan, asumsi atau prinsip yang akan menjadi sandaran
atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Terdapat tiga landasan
pengembangan kurikulum yaitu landasan filosofis, landasan teoritis dan
landasan yuridis. Indonesia telah 11 kali melakukan perubahan kurikulum.
yang mana tujuan dari perubahan kurikulum adalah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang ada di Indonesia dan menyesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat yang terus berkembang seiring dengan perkembangan
zaman. Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum
dalam pembelajaran dan pembentukkan kompetensi serta karakter peserta
didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan
menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah
diprogramkan.
B. Saran
Dari materi yang sudah kami sampaikan di makalah ini kiranya dapat
bermanfaat bagi pembaca. Sehingga nantinya dapat mengaplikasikannya di
kehidupan sehari-hari dan menjadi bahan pembelajaran untuk proses belajar
mengajar peserta didik. Perbanyak wawasan terutama tentang pendekatan
saintifik lainnya pada buku ataupun dari sumber informasi lain yang relevan.
Jika ada kekurangan dan kesalahan dari makalah ini, Saya memohon maaf
dan membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar
menjadi pembelajaran bagi kami untuk lebih baik kedepannya. Terimakasih
atas kesediaan untuk membaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dirman dan Cicih Juarsih. (2014). Pengembangan Kurikulum Dalam Rangka


Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa, Jakarta: Rineka Cipta.

Fadillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran


SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyasa, H. E. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.


Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, H. E. (2015). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013,


Bandung: Remaja Rosdakarya.

16

Anda mungkin juga menyukai