Kurikulum 2013
Pengembangan Kuriklum Di SD
Dosen Pengampu
Disusun oleh
Almaida 1810125320045
Penyusun,
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Kurikulum...................................................................................2
BAB III..................................................................................................................15
PENTUTUP...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum memiliki kedudukan ang sangat penting dalam lembaga
pendidikan aitu sebagai salah satu penentu keberhasilan pendidikan.
Perbahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan dan
perubahan itu dilakkan disdasari pada permasalahan pelaksanaan kurikulum
sebelumna ang dianggap kurang maksimal sehingga perlu adana revitalisasi
kriklm. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan demi menciptakan
perubahan ang lebih baik untuk sistem pendidikan di indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kurikulum ?
2. Bagaimana landasan pengembangan kurikulum 2013 ?
3. Bagaimana konsep kurikulum 2013 ?
4. Bagaimana karakteristik kurikulum 2013 ?
5. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian dari kurikulum.
2. Mengetahui dan memahami landasan pengembangan kurikulum 2013.
3. Memahami konsep kurikulum 2013.
4. Mengetahui karakteristik kurikulum 2013.
5. Mengetahui dan memahami pengimplementasian kurikulum 2013 dalam
pembelajaran.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
2
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman melaksanakan proses
pembelajaran. Kurikulum dipersiapkan untuk siswa dalam rangka memberi
pengalaman baru yang dapat dikembangkan seiring dengan perkembangan
mereka sebagai bekal kehidupannya. Bagi guru kurikulum digunakan sebagai
pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi oengalaman belajar bagi
anak didik, mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka
menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan dan mengatur kegiatan dan
pengajaran. Tujuan kurikulum falam pendidikan yang ingin dicapai pada
tingkat mata pelajaran atau bidang studi dalam pencapaianya dapat berwujud
sebagai siswa yang menguasai disiplin mata pelajaran atau bidang tertentu
yang dipelajari. Contohnya seperti terselenggaranya kegiatan belajar
mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
1. Landasan Filosofis
3
Dalam dunia pendidikan berisi pernyataan yang memuat kemampuan
dan diharpkan dapat dimiliki siswa yang disesuaikan dengan nilai dan
falsafah yang dianutnya. Nilai serta falsafat yang dianutnya akan
berpengaruhh juga terhadap rumusan tujuan pendidikan yang akan
dihasilkan. Dengan demikian, falsafah suatu negara akan mempengaruhi
tujuan pendidikan negara tersebut. Oleh karena itu, tidak mengherankan
jika tujuan pendidikan tiap negara berbeda satu sama lain. Hal ini
dikarenakan perbedaan filsafat yang dianutnya.
2. Landasan Teoritis
4
Kurikulum ini tidak berbeda jauh dengan kurikulum 1994, hanya saja
siswa dituntut aktif dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya
dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Selain itu, terdapat pergantian
sistem yang semula berbentuk caturwulan kemudian diganti dengan sistem
semester.
3. Landasan Yuridis
5
Inovasi kurikulum memiliki beberapa tujuan, antara lain kesempatan
belajar lebih merata, keserasian antara kegiatan pembelajaran dengan
tujuan kurikulum. Implementasi kurkulum lebih efektif dan juga efisien,
menghargai budaya lokal, tumbuh sikap, minat dan motivasi siswa,
tersebarnya kurikulum yang menarik, menyenangkan, mudah diperoleh
dan juga dipahami oleh semua pihak serta terpenuhinya kebutuhan tenaga
didik dan terlatih yang berkualitas.
6
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), Bahasa Indonesia,
Matematika, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Untuk mata pelajaran IPA dan IPS diintegrasikan ke mata pelajaran lain
sesuai dengan materi yang dibahas. Perbedaan lain adalah penambahan jam
pelajaran. Untik kelas 1 SD dari 26 jam menjadi 30 jam perminggu, untuk
SD kelas 2 semula 27 jam menjadi 32 jam perminggu, kelas 3 SD dari 28 jam
menjadi 34 jam perminggu. Untuk kelas 4, 5, dan 6 dari 32 jam menjadi 36
jam perminggu. Walaupun banyak terdapat beberapa perbedaan antara
kurikulum 2013 dan KTSP tetapi kedua kurikulum ini sama2 dirancang oleh
Departemen Pendidikan Nasional dan terdapar mata pelajarn yang masih
sama seperti yang digunakan dalam KTSP.
7
KBK pun lalu didesentralisasikan ke sekolah yang dikenal dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 namun
dengan aliran yang tetap.
8
b. Kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa
Indonesia yang beragam dan diarahkan untuk membangun kehidupan
yang lebih baik. Proses pendidikan pada Kurikulum 2013 memberi
kesempatan kepada para peserta didik untuk mengembangkan potensi
yang ada di dalam dirinya. Landasan teoritis kurikulum 2013 mengacu
pada “pendidikan terstandar” dan “berbasis kompetensi”. Pendidikan
terstandar atau standard- based education adalah pendidikan yang
menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara. Sedangkan pendidikan yang berbasis kompetensi atau
competency-based curriculum dirancang untuk mengembangkan
sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara total.
9
Perubahan pada bagian ini merupakan perubahan yang sangat besar karena
tidak bisa sekedar anjuran atau dikeluarkannya peraturan- peraturan
menteri, tetapi juga harus melakukan “pembudayaan” di kalangan guru
dan lingkungan sekolah. Pendekatan saintifik “reputasinya” melejit ke
papan atas melebihi popularitas Contextual Teaching and Learning (CTL)
dan Cooperative Learning (CL). Pendekatan saintifik mendapat
rekomendasi dari UNESCO terkait dengan konsep “the four pillar of
education” (Delors, 1996), yaitu belajar untuk tahu, belajar untuk
melakukan sesuatu, belajar hidup bersama sebagai dasar berpartisipasi
dan bekerja sama dengan orang lain dalam keseluruhan aktivitas
kehidupan manusia dan belajar untuk menjadi dirinya sendiri.
4. Penilaian
Dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan, disebutkan bahwa arti penilaian otentik adalah
penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai, mulai dari
masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran. Sesuai
dengan Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan maka prinsip penilaian otentik pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah adalah: objektir, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel,
edukatif, mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pada
kurikulum 2013 sangat banyak jenis instrumen penilaian yang harus
digunakan oleh guru. Walaupun pada kurikulum sebelumnya juga sudah
diarahkan, tetapi kurikulum 2013 lebih tegas lagi. Kebijakan ini diambil,
karena alasan mempertahankan konsistensi antara sistem kurikulum yang
berlaku.
Berikut ditampilkan ketentuan pokok tentang teknik dan instrumen yang
digunakan untuk penilaian-penilaian kompetensi pada Permendikbud
Nomor 66 Tahun 2013, sebagai berikut:
a. Teknik dan instrumen penilaian kompetensi sikap
b. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
c. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan
10
Permasalahan yang muncul dari ketentuan di atas adalah tentang ruang
lingkup objek yang dinilai. Untuk aspek penilaian pengetahuan dan
keterampilan mungkin sudah cukup jelas karena mudah diamati
indikatornya, namun untuk aspek sikap masih cukup sulit. Dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum,
objek sikap yang perlu dinila dalam proses pembelajaran adalah: Sikap
terhadap materi pelajaran, Sikap terhadap guru atau pengajar, Sikap
terhadap proses pembelajaran, Sikap berkaitan dengan nilai atau norma
yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Secara nyata objek
penilaian di atas sangat tidak konsisten dengan penilaian terhadap setiap
rumusan Kompetensi Dasar pada setiap KI-1 dan KI-2 mata pelajaran.
Bandingkan dengan rumusan objek sikap yang perlu dinilai pada
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan yaitu bahwa sikap yang perlu dinilai adalah sikap spiritual
yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan
bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik
yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab.
Kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling
melengkapi. Kurikulum baru tersebut diterapkan untuk seluruh lapisan
pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas
maupun Kejuruan. Siswa untuk semua mata pelajaran sudah tidak lagi
banyak menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains.
11
Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian
yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar,
apakah kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya, atau mengulang
dulu pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai prinsip-prinsip
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan
penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar
peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan
pembelajaran. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan bagian integral
bagi seorang guru sebagai tenaga profesional, yang hanya dapat dikuasai
dengan baik melalui pengalaman praktik yang intensif.
Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat
kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologi, dan didaktis secara
bersamaan. Aspek pedagogis menunjuk pada kenyataan bahwa pembelajaran
berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan. Karena itu, guru harus
mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar atau penguasaan
sejumlah kompetensi tertentu. Aspek psikologis menunjuk pada kenyataan
bahwa peserta didik pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang
berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula. Selain itu, aspek
psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa proses belajar itu sendiri
mengandung variasi, seperti belajar keterampilan motorik, belajar konsep,
belajar sikap, dan seterusnya (Gagne,1984). Perbedaan tersebut menuntut
pembelajaran yang berbeda, sesuai dengan jenis belajar yang sedang
berlangsung. Aspek didaktis menunjuk pada pengaturan belajar peserta didik
oleh guru. Dalam hal ini, guru harus menentukan secara tepat jenis belajar
manakah yang paling berperan dalam proses pembelajaran tertentu, dengan
mengingat kompetensi dasar yang harus dicapai. Kondisi eksternal yang
harus diciptakan oleh guru menunjuk variasi juga dan tidak sama antara jenis
belajar yang satu dengan yang lain, meskipun ada pula kondisi yang paling
dominan dalam segala jenis belajar. Untuk kepentingan tersebut, guru harus
memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis belajar, kondisi internal
dan eksternal peserta didik, serta cara melakukan pembelajaran yang efektif
dan bermakna.
12
Pembelajaran menyenangkan, efektif dan bermakna dapat dirancang oleh
setiap guru, dengan prosedur sebagai berikut.
1. Pemanasan dan Apersepsi
Pemanasan dan Apersepsi perlu dilakukan untuk menjajaki
pengetahuan peserta didik, memotivasi peserta didik dengan menyajikan
materi yang menarik, dan mendorong mereka untuk mengetahui berbagai
hal baru. Pemanasan dan apersepsi ini dapat dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut.
a. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami
peserta didik.
b. Peserta didik dimotivasi dengan bahan ajar yang menarik dan berguna
bagi kehidupan mereka.
c. Peserta didik digerakkan agar tertarik dan bernafsu untuk mengetahii
hal -hal yang baru.
2. Eksplorasi
Eksplorasi merupakan tahapan kegiatan pembelajaran untuk
mengenalkan bahan dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah
dimiliki peserta didik. Hal tersebut dapat ditempuh dengan prosedur
sebagai berikut.
a. Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki
oleh peserta didik.
b. Kaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan
pengetahuan dan kompetensi yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
c. Pilihlah metode yang paling tepat, dan gunakan secara bervariasi untuk
meningkatkan penerimaan peserta didik terhadap materi standar dan
kompetensi baru.
3. Konsolidasi Pembelajaran
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik
dalam pembentukan kompetensi dan karakter, serta menghubungkannya
kehidupan dengan kehidupan peserta didik. Konsolidasi pembelajaran ini
dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
13
a. Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami
materi dan kompetensi baru.
b. Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah
(problem solving), terutama dalam masalah-masalah aktual.
c. Letakkan penekanan pada kaitan struktual, yaitu kaitan antara materi
standar dan kompetensi guru dengan berbagai aspek kegiatan dan
kehidupan dalam lingkungan masyarakat.
d. Pilihlah metode yang paling tepat sehingga materi standar dapat
diproses menjadi kompetensi dan karakter peserta didik.
4. Pembentukan Sikap, Kompetensi, dan Karakter
Pembentukan sikap, kompetensi, dan karakter peserta didik dapat
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
a. Dorong peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian,
kompetensi, dan karakter yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat
membangun sikap, kompetensi, dan karakter baru dalam kehidupan
sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari.
c. Gunakan metode yang paling tepat agar menjadi perubahan sikap,
kompetensi, dan karakter peserta didik secara nyata.
5. Penilaian Formatif
Penilaian formatif perlu dilakukan untuk perbaikan, yang
pelaksanaannya dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
a. Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik.
b. Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau
kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru
dalam membentuk karakter dan kompetensi peserta didik.
c. Pilihlah metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai.
14
BAB III
PENTUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah kami sampaikan dalam makalah ini, dapat
kami simpulkan bahwa kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Landasan pengembangan kurikulum
merupakan suatu gagasan, asumsi atau prinsip yang akan menjadi sandaran
atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Terdapat tiga landasan
pengembangan kurikulum yaitu landasan filosofis, landasan teoritis dan
landasan yuridis. Indonesia telah 11 kali melakukan perubahan kurikulum.
yang mana tujuan dari perubahan kurikulum adalah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang ada di Indonesia dan menyesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat yang terus berkembang seiring dengan perkembangan
zaman. Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum
dalam pembelajaran dan pembentukkan kompetensi serta karakter peserta
didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan
menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah
diprogramkan.
B. Saran
Dari materi yang sudah kami sampaikan di makalah ini kiranya dapat
bermanfaat bagi pembaca. Sehingga nantinya dapat mengaplikasikannya di
kehidupan sehari-hari dan menjadi bahan pembelajaran untuk proses belajar
mengajar peserta didik. Perbanyak wawasan terutama tentang pendekatan
saintifik lainnya pada buku ataupun dari sumber informasi lain yang relevan.
Jika ada kekurangan dan kesalahan dari makalah ini, Saya memohon maaf
dan membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar
menjadi pembelajaran bagi kami untuk lebih baik kedepannya. Terimakasih
atas kesediaan untuk membaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
16