Anda di halaman 1dari 24

TAKSONOMI TUMBUHAN

Nama : Nurjanah

Npm : 4220022

Kelas : 3A

Prodi : Biologi

Dosen Pembimbing :Reny Dwi Riastuti M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN

GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU

TAHUN AKADEMIK 2021-2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Tuhan yang maha Esa
yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Saya mengucapkan syukur kepada-Nya atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan buku “Taksonomi Tumbuhan”

Penulis tentu menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen pembimbing botani yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat

Lubuklinggau, 28 febuari 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TAKSONOMI

A. Peta Konsep
B. Pengertian Taksonomi Tumbuhan
C. Tujuan Pengklasifikasian Mahluk Hidup
D. Hubungan Taksonomi Tumbuhan dengan Ilmu-Ilmu Botani lainnya
E. Manfaat Mengklasifikasi Mahluk Hidup
F. Perkembangan Taksonomi
G. Rangkuman

BAB II TATA NAMA ILMIAH TUMBUHAN

A. Peta Konsep
B. Pengertian Tata Nama Ilmiah.
C. Prinsip-prinsip Dan Tata Nama Tumbuhan.
D. Tingkat Kesatuan Taksonomi
E. Seajarah Tata Nama Tumbuhan
F. Rangkuman

BAB III Taksonomi Tumbuhan Spora (Cryptogame)

A. Peta Konsep
B. Taksonomi Algae ( Ganggang )
C. Taksonomi Fungi ( Jamur )
D. Taksonomi Bryophyta ( Lumut )
E. Taksonomi Pterydophyta ( Paku )
F. Rangkuman

BAB IV DIVISI SCHYZOPHYTA (Tumbuhan Belah)

A. Peta Konsep
B. Pengertian Schizophyta
C. Ciri-Ciri Umum Schizophyta
D. Klasifikasi Schizophyta

2
E. Peranan Schizophyta
F. Rangkuman

BAB V DIVISI THALLOPHYTA (Tumbuhan Talus)

A. Peta Konsep
B. Pengertian Divisi Thallophyta
C. Ciri-ciri Divisi Thallophyta
D. Klasifikasi Divisi Thallophyta
E. Peranan Divisi Thallophyta
F. Rangkuman

BAB VI BRYOPHYTA

A. Peta Konsep
B. Pengertian Divisi Bryophyta
C. Ciri-ciri Divisi Bryophyta
D. Klasifikasi Divisi Bryophyta
E. Peranan Divisi Bryophyta
F. Rangkuman

BAB VII DIVISI PTERIDOPHYTA

A. Peta Konsep
B. Pengertian Divisi Pteridophyta
C. Ciri-ciri Divisi Pteridophyta
D. Klasifikasi Divisi Pteridophyta
E. Peranan Divisi Pteridophyta
F. Rangkuman

DAFTAR PUSTAKA

3
Latar Belakang

Taksonomi merupakan kelompok ilmu dasar yang berarti ilmu kajian dasar dari
ilmu biologi dengan tidak membatasi hanya satu atau objek tertentu saja. Taksonomi
berasal dari 2 kata. Yaitu Taxis (susunan) dan nomos (hukum atau aturan). Taksonomi
tumbuhan tidak hanya mempelajari tentang pencirian, klasifikasi, pendeskripsian
(pertelaan), dan penamaan saja. Tetapi juga mempelajari fungsi-fungsi ekologisnya di
alam. Taksonomi merupakan bagian dari sistematika. Sistematika cakupannya lebih
luas yaitu meliputi taksonomi, studi evolusi dan filogeni.
Pencirian tumbuhan ditulis dalam bentuk uraian objek agar memberikan keyakinan
akan kepastian gambaran suatu objek yang bersifat pasti. Kita tentunya pernah
mengelompokkan suatu hal berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri. Kegiatan
tersebut bersifat naluri yang mempermudah kegiatan dan pencapaian kebutuhan
manusia. Sebagai contoh, manusia membutuhkan nutrisi yang akan digunakan saat
metabolisme berlangsung. Dan makanan memiliki kandungan beberapa nutrisi yang
dibutuhkan. Sehingga makanan akan menyuplai kebutuhan tubuh manusia.
Sebelumnya kita terlebih dahulu mengelompokkan makanan kedalam kelompok
makanan yang menguntungkan atau kelompok makanan yang mengandung racun
(merugikan). Klasifikasi sendiri merupakan kegiatan mengelompokkan. Dari hasil
pengelompokkan tersebut diperoleh hasil pengelompokkan beberapa kelompok kecil
yang terbentuk. Selanjutnya kelompok-kelompok hasil yang diperoleh dari klasifikasi
disebut takson.
Taksonomi merupakan ilmu hayat yang memiliki hubungan dengan cabang ilmu
yang lain.adapun ilmu ilmu yang berhubungan dengan taksonomi adalah, morfologi,
anatomi, ambriolog, palinologi, sitologi, fisiologi, fitokimia dan penyebaran geografi.
Ilmu ini akan berhubungan dengan taksonomi, dengan adanya ilmu ini kita lebih
mudah untuk mengidentifikasi suatu tumbuhan. Ilmu-ilmu tersebut akan berkembang
sehingga pusat kepentingan akan berubah bergantung pada arah perkembangan dan
kebutuhan terhadap ilmu. Data yang diperoleh dari taksonomi sendiri dapat digunakan
untuk mempelajari kekerabatan yang mungkin terjadi dan dapat digunakan sebagai
acuan untuk rekayasa genetika.

4
Ahli taksonomi tumbuhan mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam membantu
usaha konservasi jenis, membuat cagar alam dan mencegah punahnya jenis-jenis
tumbuhan tertentu. Seelain itu seorang ahli taksonomi harus mempunyai pengetahuan
tentang morfologi, embriologi, anatomi, sitogenetik dan ilmu sejenis lainnya. Cabang
ilmu ini merupakan dasar dari botani, tapi di lain pihak perkembangannya sangat
tergantung pada kemajuan cabang-cabang botani lainnya. Data-data yang
diungkapkan sebagai hasil penelitian sitologi, genetika, anatomi, ekologi, morfologi,
palinologi, palaentologi, fitogeografi, fitokimia dan cabang-cabang botani lain sangat
berguna bagi botani sistematika. Akan tetapi ilmu-ilmu itu sendiri tidaklah akan
berjalan pesat secara efisien tanpa bantuan botani sistematika. Percobaan-percobaan
yang dilakukan dalam cabang-cabang botani yang banyak tersebut tidak mungkin
dapat diulangi dan kebenaran kesimpulannya dikukuhkan kalau identitas atau nama
tumbuhan objeknya meragukan. Kekurangcermatan dalam penamaan objek percobaan
akan menyebabkan nilai suatu penelitian merosot atau bahkan tidak ada harganya
sama sekali (Rifai, 1989).
Dengan adanya taksonomi tumbuhan, manusia dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya dan dapat melakukan kegiatan dengan mudah dan berimbang. Karena
manusia dapat memperoleh spesimen tumbuhan lain yang semarga dan memiliki
keunggulan khas serta dapat melestarikan keberadaan tumbuhan yang mulai
mengalami kepunahan gen-gen yang berpotensi.

i
-Iy
.C
S
L
R
,D
K
E
F
N
A
B
U
T
b
P
jo
rm
p
d
H
u
lsih
k
g
e
ftM
n
a BAB I

PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TAKSONOMI TUMBUHAN

PETA KONSEP

ii
3
4

A. Pengertian Taksonomi Tumbuhan


Kata taksonomi diciptakan oleh A.P. de Candolle, seorang ahli tumbuhan bangsa
Swiss di herbarium Genewa, yang artinya teori tentang klasifikasi tumbuhan
(Rideng,1989). Secara etimologi taksonomi berasal dari bahasa Yunani: takson
artinya unit atau kelompok, dan nomos artinya hukum. Jadi definisi taksonomi adalah
hukum atau aturan yang digunakan untuk menempatkan suatu makhluk hidup pada
takson tertentu. Kegiatan pokok taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut:
1. Penamaan
2.Penelaahan ciri-ciri
3.Penggolongan
Seorang ahli taksonomi harus mempunyai pengetahuan tentang morfologi,
embriologi, anatomi, sitogenetika dan ilmu jenis lainnya. Ada pun urutan
penggolongan dalam ilmu taksonomi sebagai berikut: fase eksplorasi, fase
konsolidasi, fase biosistematika, dan fase ensiklopedik. Kenapa dibutuhkan ilmu
taksonomi? Ilmu taksonomi digunakan untuk penemuan flora dan fauna, memberikan
sebuah metode identifikasi yang tepat sehingga menghasilkan sistem klasifikasi yang
terkait dan menyeluruh sehingga nantinya dihasilkan nama ilmiah yang benar pada
setiap takson tumbuhan sesuai dengan aturan tata nama tumbuhan, membuat
keteraturan dan keharmonian ilmu pengetahuan organisme sehingga tercipta suatu
sistem yang sederhana dan dapat digunakan orang lain. Untuk membuat taksonomi
tumbuhan biasanya digunakan cara determinasi. Determinasi yaitu membandingkan
suatu tumbuhan dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal sebelumnya. Sejak
tahun 1753 sistem polynomial digantikan dengan binomial sejak publikasi ―Systema
Plantarum‖ oleh Carolus Linnaeus dan berlaku secara internasional.
Sistem binomial yaitu sistem penamaan di mana nama jenis terdiri dari dua kata,
kata pertama adalah nama marga dan kata kedua merupakan penunjuk jenis atau
spesiesepithet. Contoh: Hibiscus tiliaceus Klasifikasi ilmiah menunjuk ke bagaimana
ahli biologi mengelompokkan dan mengkategorikan spesies dari organisme yang
punah maupun yang hidup. Klasifikasi modern berakar pada sistem Carolus Linnaeus,
yang mengelompokkan spesies menurut kesamaan sifat fisik yang
dimiliki.Pengelompokan ini sudah direvisi sejak Carolus Linnaeus untuk menjaga
konsistensi dengan asas sifat umum yang diturunkan dari Darwin.
5

Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan tidak


mudah sehingga dibuat klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup. Klasifikasi
makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup
menjadi golongan atau unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat
tertinggi ke terendah (yang sekarang digunakan) adalah Domain(Daerah), Kingdom
(Kerajaan),Phylum atau Filum (hewan)/Divisio (tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo
(Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis).
Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri
yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya.
Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan.
Contoh klasifikasi makhluk hidup adalah:
1. Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon,
perdu, dan semak.
2. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan
menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup
dilingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembap (higrofit).
3. Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman
obat-obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangandan sebagainya
4. Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan
pemakan daging(karnivora), hewan pemakan tumbuhan(herbivora), dan hewan
pemakan hewan serta tumbuhan(omnivora).
Cara pengelompokan makhluk hidup seperti ini dianggap kurang sesuai disebabkan
karena dalam pengelompokan makhluk hidup dengan cara demikian dibuat
berdasarkan keinginan orang yang mengelompokkannya.

B. Tujuan Pengklasifikasian Makhluk Hidup

1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki


2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis lain
3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup memberi nama makhluk hidup
yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama.
C.Hubungan Taksonomi Tumbuhan Dengan Ilmu-ilmu Botani Lainnya
6

1.Morfologi
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu penting bagi botani sistematika sebab
banyak peristilahan dan ciri tumbuhan yang dipelajari dalam morfologi tumbuhan
digunakan untuk mempertelakan suatu jenis tumbuhan. Tanpa morfologi tidak
mungkin taksonomi tumbuhan dapat berkembang dengan baik. Semua peristilahan
yang digunakan dalam Botani sistematika selalu menggunakan peristilahan morfologi,
misalnya foetida (sangat berbau), edulis (dapat dimakan), caulifolia (bunga dapat
tumbuh di di batang), grandifolia (daun besar) dan lain sebagainya.
Ciri-ciri morfologi mempunyai faedah yang besar, bahkan pada pengamatan-
paengamatan spesimen herbarium,ciri-ciri ini menunjukkn tingkat keberhasilan yang
tinggi untuk menyusun klasifikasi. Ciri-ciri morfologi dapat dilihat dengan mudah
untuk menentukan variabilitasnya daripada bila menggunakan ciri-ciri lainnya.

2. Paleobotani
Paleobotani atau palaebotani (dari bahasa Yunani paleon berati tua dan botani yang
berarti ilmu tentang tumbuhan) adalah cabang dari paleontologi yang khusus
mempelajari tentang tumbuhan pada masa lampau.
Dasar pengetahuan sistematik tumbuhan sangat diperlukan dalam menentukan
hubungan kekerabatan antara fosil tumbuhan dengan tumbuhan yang masih hidup di
masa kini dan dalam upaya rekonstruksi sejarah evolusi dunia tumbuhan.

3. Anatomi
Hubungan taksonomi dengan anatomi adalah pengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan sifat-sifat anatomi dari tumbuhan tersebut. Sifat-sifat anatomi batang,
daun, bunga sangat berguna dan mempunyai nilai taksonomi penting pada golongan-
golongan tertentu.
Anatomi juga mempunyai peran di dalam taksonomi, filogeni dan ontogeni. Pada
dunia tumbuhan sering kali ada dua tumbuhan yang persis sama secara morfologi,
sehingga memiliki nama ilmiah yang sama.

4. Embriologi
Individu dalam marga dan suku dapat dicirikan dengan tipe embrionya, tanda ini
dapat dipakai untuk menentukan pembatasan takson serta kekerabatan alami. Data-
7

data embriologis yang digabungkan dengan ciri-ciri anatomis dan morfologis dapat
digunakan dalam membuat klasifikasi yang lebih baik.

5. Palinologi
Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Serbuk sari menjadi sumber
taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari antara lain adalah
jumlah dan letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin (lapisan luar
serbuk sari) serta bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari bisa khas untuk jenis,
marga atau suku
Tipe butir polen pada angiospermae ada dua tipe pokok yaitu :
1) Monocolpate
Monocolpate adalah butir polen yang dilengkapi suatu alur tunggal yang terdapat
pada sutu sisi alur polen yang jauh dari titik hubungan tedrad.

2) Tricolpate
Tricolpate adalah butir polen dengan tiga alur medional. Ini merupakan ciri khasnya
dikotil.

6. Mikrobiologi
Dari segi mikrobiologi, dunia mikroba dikelompokkan menjadi dua kelompok
besar berdasarkan ada tidaknya inti, baik yang sudah terdiferensiasi ataupun yang
belum.

7. Sitologi
Hubungan taksonomi dengan ilmu ini adalah pengelompokkan sel berdasarkan
penyusunnya. Semua individu dalam suatu jenis biasanya mempunyai jumlah
kromosom yang sama, walaupun ada kekecualian. Jika ada dua tumbuhan yang
mempunyai persamaan secara morfolgi dan anatomi, sedangkan ada ada semacam
penelitian yang menyatakan bahwa keduanya merupakan jenis yang berbeda, maka
secara sitologi dapat diperiksa bagaimana struktur dan jumlah kromosom keduanya.
Jika ternyata berbeda, maka peluang untuk memisahkan keduanya pun cukup
terbuka.

8. Fitokimia
8

Dengan mengetahui kandungan kimia dari suatu jenis tumbuhan, maka manfaat jenis
tersebut dalam kehidupan dapat dimaksimalkan, sehingga upaya dalam
pembudidayaan juga dilakukan secara maksimal.
Ciri-ciri kimia dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok yaitu :
1. Secara langsung dapat dilihat seperti butiran pati dan rafid.
2. Berupa hasil tumbuhan seperti alkaloid, flavonoid, dan terpenoid.
3. Serologi dan elektroforesis protein.

9. Fisiologi
Tumbuhan yang tergolong dalam satu jenis dianggapa menunjukkan sifat fisiologis
yang sama. Tumbuhan yang menunjukkan sifat morfologi yang sama memungkinkan
sifat fisiologinya berbeda.

D. Manfaat Mengklasifikasi Makhluk Hidup

1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat


beranekaragam.
2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis makhluk
hidup
3. Klasifikasi memudahkan komunikasi.

E. Perkembangan Taksonomi

Menurut Davis and Heywood (1963), ada 4 tahapan perkembangan taksonomi


yaitu: 1. Fase eksplorasi; 2. Fase konsolidasi; 3. Fase biosistematik; 4. Fase ensiklopedik.
Turril (1935) membagi tahap ini dengan cara yang berbeda, lebih menunjukkan
kesinambungan antara satu fase ke fase yang lain, yaitu: taksonomi alfa yang ekuivalen
dengan fase eksplorasi dan konsolidasi, dan taksonomi omega ekuivalen dengan fase
ensiklopedik. Taksonomi alfa lebih kurang sepenuhnya tergantung pada ciri morfologi
luar, sedangkan taksonomi omega menekankan pada semua ciri taksonomi yang ada.

1. Fase Eksplorasi
Fase eksplorasi disebut juga fase pioneer, sesuai dengan salah satu tujuan taksonomi
yaitu inventarisasi semua tumbuhan yang ada di muka bumi. Pada fase ini yang lebih
9

ditekankan adalah identifikasi yang didasarkan pada herbarium yang jumlahnya


terbatas. Acuan utama adalah morfologi dan distribusi tumbuhan tersebut.
2. Fase Konsolidasi
Fase ini disebut juga fase sistematika. Pada fase ini studi lapangan dilakukan secara
intensif dan bahan herbarium sudah lebih lengkap. Banyak tumbuhan yang dinyatakan
sebagai jenis pada fase eksplorasi ternyata merupakan varian dari jenis lainnya dan
banyak menemukan jenis-jenis baru. Pada fase ini flora dan dasar-dasar monografi
mulai diterbitkan.
3. Fase Biosistematika
Fase ini disebut juga fase eksperimental. Pengetahuan terhadap tumbuhan bukan
hanya pada distribusi geografis tetapi juga informasi pada tingkat yang lebih luas
misalnya jumlah dan morfologi kromosom. Pada fase ini kegiatan yang menonjol
adalah: analisis sistem kawin silang, pola variasi dan penelitian yang menyangkut
aspek-aspek taksonomi di bidang kimia (kemotaksonomi), taksonomi kuantitatif
(numerical taxonomy), sitologi, anatomi, embriologi, palinologi.
4. Fase Ensiklopedik
Fase ini merupakan koordinasi dari ketiga fase sebelumnya. Semua data (ciri
taksonomi) yang ada dianalisis dan disintesis untuk membuat satu atau lebih sistem
klasifikasi yang mencerminkan hubungan kekerabatan secara filogenetis.
RANGKUMAN

Keanekaragaman spesies makhluk sangat bervariasi untuk mempelajari begitu banyak


dan begitu beragamnya makhluk hidup bukanlah hal yang mudah. Klasifikasi membantu
setiap orang dalam mengenal dan mempelajari organisme melalui dasar / kriteria dan
hubungan kekerabatan antar organisme

Taksonomi merupakan salah satu cabang ilmu botani yang mempelajari pengelompokan


tumbuhan. Urutan Takson dalam Klasifikasi pada Tumbuhan yaitu : Kingdom (Dunia)-
Divisio (divisi)- Classis (Kelas)- Ordo (Bangsa)- Familia (Suku)- Genus (Marga)- Species
(Spesies).

Kata taksonomi diciptakan oleh A.P. de Candolle, seorang ahli tumbuhan bangsa Swiss di
herbarium Genewa, yang artinya teori tentang klasifikasi tumbuhan (Rideng,1989).
Secara etimologi taksonomi berasal dari bahasa Yunani: takson artinya unit atau
kelompok, dan nomos artinya hukum. Jadi definisi taksonomi adalah hukum atau aturan
yang digunakan untuk menempatkan suatu makhluk hidup pada takson tertentu.

Tujuan pengklasifikasian adalah untuk: mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan


persamaan ciri-ciri yang dimiliki, Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk
membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain dan mengetahui hubungan
kekerabatan makhluk hidup memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui
namanya atau belum memiliki nama.

Taksonomi memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu berikut : Morfologi, Paleobotani,


Anatomi, Embriologi, Palinologi, Mikrobiologi, Sitologi, Fitokimia dan Fisiologi.

Menurut Davis and Heywood (1963), ada 4 tahapan perkembangan taksonomi yaitu: 1.
Fase eksplorasi; 2. Fase konsolidasi; 3. Fase biosistematik; 4. Fase ensiklopedik.

10
j
S
o
d
I
lf
k
-
p
is
r
g
e
P
h
b
u
m
tn
a
T
PETA KONSEP
BAB II

TATA NAMA TUMBUHAN

11
A. Pengertian Tata Nama Ilmiah
Nama ilmiah (nama latin) merupakan aturan penamaan baku bagi semua
organisme yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi dengan mengambil nama
genus dan spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam
bahasa Latin atau bahasa lain yang di latinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan
untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus) (Syamsiah
2006). Nama ilmiah makhluk hidup merupakan hal yang penting, dengan nama ilmiah
maka akan dengan mudah mengetahui ciri-ciri, hubungan kekerabatan, dan interaksi
makhluk hidup di lingkungan. Bahasa latin adalah sebuah bahasa Italik yang berasal
dari Latium, sebuah daerah di Italia sekeliling kota Roma. Bahasa ini menjadi penting
karena munculnya kekaisaran Romawi yang menggunakan bahasa latin sebagai
bahasa resminya dan menjadi bahasa internasional. Bahasa ini kemudian dipakai
sebagai lingua franca, bahasa liturgis gereja dan bahasa ilmu pengetahuan setelah
runtuhnya Kerajaan Romawi. Bahasa latin banyak digunakan dalam bidang sains dan
medis karena latin merupakan bahasa yang digunakan oleh para ilmuwan terdahulu.
Sebagian besar kaum naturalis menulis dalam bahasa latin, sehingga nama-nama yang
dipakai untuk hewan dan tumbuhan juga menggunakan bahasa latin (Winston 1999).
Metode penamaan menggunakan Binomial Nomenklatur yang diciptakan oleh
Carolus Linnaeus. Pemberian nama harus ditentukan dengan benar bagi takson yang
telah atau harus diketahui. Tata nama biologi telah mengalami perubahan berkali-kali
semenjak manusia mencatat berbagai jenis organisme. Plinus dari masa kekaisaran
Romawi telah menulis sejumlah nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang
dibuatnya dalam bahasa latin. Sistem penamaan organisme selanjutnya selalu
menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga sekarang sukar
dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau
Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama
setempat (nama lokal). Keadaan berubah setelah cara penamaan yang lebih sistematik
diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus atau Carl von Linne yang disebut "Bapak
Taksonomi" dalam buku yang ditulisnya, sistem naturae (Sistematika Alamiah).

B. Prinsip-prinsip dan peraturan tata nama tumbuhan


 Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah
pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.

12
 Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan
pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang
dimaksud.

 Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang
diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana
asalnya.

 Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang


tingkatnya berurutan.

 Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.

 Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang
berlaku untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya.

 Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata
benda berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga
yang termasuk dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae.

 Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang
diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan
dapat disusun dalam cara sembarang.

 Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku
kata yang berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin.

 Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan
nama ilmiah dalam bentuk singkatan.

a. Klasifikasi

 Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh


tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara
teratur mengikuti suatu hierarki.

13
 Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda
tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai
dengan pengklasifikasian itu.

 Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah
mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada
tingkat takson (kategori) di atasnya.

 Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang
ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan
istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan
dalam suatu hierarki tertentu.

 Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu


nama takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori).

 Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem klasifikasi


buatan, sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.

 Berdasarkan sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut


dibagi menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode sistem
numerik, periode sistem alam, dan periode sistem filogenetik.

 Sistem klasifikasi yang tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang


telah ada dengan penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer.

 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pula terhadap


perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan.

 Perubahan klasifikasi organisme hidup yang semula dua dunia kemudian


menjadi empat dunia, atau dari empat dunia menjadi limadunia, telah
mengakibatkan sekelompok atau sebagian kelompok organisme yang semula
termasuk dalam dunia tumbuhan dipindahkan ke dalam dunia (regnum) baru
atau regnum yang lain.

b. idetifikasi

14
 Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.

 Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia


ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah
dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.

 Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus


mengikuti aturan yang ada dalam KITT.

 Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan


diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang
mendalam tentang isi KITT.

 Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu


pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen
herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar
identifikasi jenis.

 Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-
jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu.

 Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat


jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang
terbatas pada suatu wilayah tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh
dunia.

 Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang


jawabnya harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.

 Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan


jawabnya, berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan
yang akan diidentifikasi dapat diketahui.

 Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan


yang disertai dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan.

15
C. Tingkatan kesatuan taksonomi

Untuk memudahkan penentuan hubungan kekerabatan dan memperlancar


pelaksanaan penggolongan tumbuhan, maka diadakan kesatuan-kesatuan taksonomi
yang berbeda-beda tingkatnya. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dicantumkan
dalam Kode Tatanama, maka suatu individu tumbuhan dapat dimasukkan dalam
tingkat-tingkat kesatuan taksonomi sebagai berikut (dalam urutan menurun, beserta
akhiran-akhiran nama ilmiahnya)

 Dunia tumbuh-tumbuhan (Regnum Vegetabile)


 Divisi (divisio -phyta)
 Anak divisi (sub divisio -phytina)
 Kelas (classis -opsida, khusus untuk Alga –phyceae)
 Anak kelas (subclassis –idea)
 Bangsa (ordo –ales)
 Anak bangsa (subordo –ineae)
 Suku (familia –aceae)
 Anak suku (subfamilia –oideae)
 Puak (tribus –eae)
 Anak puak (subtribus –inae)
 Marga (genus; nama ilmiah marga dan semua tingkat di bawahnya tidak
diseragamkan akhirannya)
 Anak marga (subgenus)
 Seksi (sectio)
 Anak seksi (subsectio)
 Deret (series)
 Anak deret (subseries)
 Jenis (species)
 Anak jenis (sub species)
 Varietas (varietas)
 Anak varietas (subvarietas)
 Forma (forma)
 Anak forma (subforma)

16
Urutan tingkat-tingkat kesatuan taksonomi itu tidak boleh diubah atau dipertukarkan.
Dengan tidak memperhatikan tingkatnya maka setiap kesatuan taksonomi tersebut
(misalnya suku, jenis, varietas) masing-masing disebut takson.

D. Sejarah tata nama tumbuhan


Manusia sejak zaman prasejarah telah membicarakan tumbuhan, mungkin
membedakan yang berguna dan tidak berguna, dan dalam hal ini ia harus memberikan
nama pada mereka. Oleh karena itu nama-nama tumbuhan yang mereka kenal telah di
berikan berdasarkan pada sifat, keadaan, atau daerah di mana tumbuhan itu tumbuh.
Mula-mula mereka dalam memberikan nama adalah sembarang, ada yang sangat
panjang seperti uraian, ada yang pendek. Memberi nama ini pun disesuaikan pada
bahasa masing-masing yang dipergunakan sehari-hari, sehingga satu kelompok
tumbuhan dapat mempunyai nama-nama yang banyak sekali bertambah luasnya
komunikasi antar manusia maka tumbuhan yang mempunyai nama sesuai bahasa di
mana tumbuhan itu tumbuh dirasakan kurang praktis dan dijumpai banyak kesukaran
bagi orang yang ingin mempelajari tumbuhan tadi. Maka timbul pemikiran-pemikiran
untuk menentukan mana yang dapat diketahui secara universal bagi ahli botani di
seluruh dunia. Mulai abad 14 orang mulai merasakan perlu mengatur perihal nama
tumbuhan. Orang yang merintis jalan ini adalah lineus dan ia sendiri
mempraktekkannya. Sesudah lineus, orang yang berusaha keras kearah tersusunnya
tata nama itu adalah Augustine de Candolle yang karyanya kemudian dikemukakan
pada Kongres botani internasional yang diselenggarakan di 5aristahun 1746. Hasil
Konggres ini dikenal sebagai Kode paris yang ditentukan sebagai Kode tata nama.
Hasil konggres ini belum diterima sepenuhnya oleh para ahli botani di seluruh dunia.

17
RANGKUMAN

Nama ilmiah (nama latin) merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme yang
terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi dengan mengambil nama genus dan spesies. Nama
yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang di
latinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh
penyusunnya (Carolus Linnaeus) (Syamsiah 2006).

Prinsip-prinsip dan peraturan tata nama tumbuhan : a. Klasifikasi adalah pembentukan


kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun
takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. b. Identifikasi adalah menentukan
namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.

Tingkat kesatuan taksonomi untuk memudahkan penentuan hubungan kekerabatan dan


memperlancar pelaksanaan penggolongan tumbuhan, maka diadakan kesatuan-kesatuan
taksonomi yang berbeda-beda tingkatnya.

18
19

Anda mungkin juga menyukai