Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM BIOKIMIA

P-4

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DENGAN METODE SOMOGYI-NELSON

DISUSUN OLEH :

NAMA : NAYANDRA ABDAN SAPUTRA


NIM : 2008010062
GOLONGAN : B1

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK SINTESIS

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021
PRAKTIKUM 4
PENENTUAN KADAR GLUKOSA DENGAN METODE SOMOGYI-NELSON

TUJUAN

Menentukan kadar glukosa dalam serum darah dengan Metode Somogyi-Nelson.

DASAR TEORI

Karbohidrat didefinisikan secara tepat sebagai senyawa dengan rumus molekul


Cn(H2O)n. Namun, kata "karbohidrat' umumnya digunakan dalam pengertian lebih terbatas
untuk menunjukkan zat yang terdiri atas polihidroksi aldehida dan keton serta turunannya. Gula
yang kita kenal dengan sebutan sakarida, umumnya diperlukan sebagai karbohidrat khas.
Monosakarida adalah karbohidrat yang biasanya memiliki tiga sampai sembilan atom karbon
(Pine, dkk., 1988).

Berdasarkan jumlah monomer pembentuk suatu karbohidrat maka dapat dibagi atas tiga
golongan bear yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida. Monosakarida adalah
karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri dari beberapa jenis atom
karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi
karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana adalah gliseraldehida dan
dihidroksiaseton (Poedjiadi, 1994).

Salah satu monosakarida yang amat penting adalah glukosa atau sering dikenal dengan
dekstrosa. Glukosa adalah gula yang mempunyai enam atom karbon dan dengan demikian
disebut heksosa. Karbohidrat lima karbon dikenal sebagai pentosa dan selanjutnya. Kenyataan
bahwa gugus karbonil adalah sebuah aldehida yang ditunjukkan dengan menggolongkan
glukosa sebagai aldoheksosa. Monosakarida yang amat penting yaitu D-glukosa sering dikenal
sebagai dektrosa.

Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk
makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna
tersebut nantinya akan membentuk residu glukosa, galaktosa dan fruktosa yang akan dilepas di
intestinum. Ketika kadar glukosa makanan dalam tubuh berada dalam jumlah terbatas maka
tubuh akan beralih pada sumber dan proses alternatif yang lain. Proses mekanisme homeostasis
merupakan salah satu mekanisme kerja hati, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon turut
mengambil bagian.

Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, karena mempunyal
sitat dapat memuat canaya terpolarisasi ke arah Kanan. Di dalam glukosa terdapat dapa buah-
buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau
konsentrasi tetap, yaitu antara 70 – 100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah dapat bertambah
setelah kita makan- makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu, jumlah
glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada penderita diabetes melitus, jumlah
glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 ml darah ( Poedjiadi, 1994).

Glukosa adalah karbohidrat terpenting, kebanyakan karbohidrat terdapat dalam


makanan diserap ke dalam aliran darah sebagai glukosa, dan gula lain diubah menjadi
glukosa di hati.
Glukosa adalah prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di tubuh, termasuk
glikogen untuk penyimpanan, ribosa dan deoksiribosa dalam asam nukleat, galaktosa dalam
laktosa susu, dalam glikolipid, dan sebagai kombinasi dengan protein dalam glikoprotein dan
proteoglikan (Murray et al, 2009).

Gula darah pada orang sehat dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah hormon yang
dibuat oleh pankreas. Insulin membantu glukosa dalam darah masuk ke sel untuk menghasilkan
tenaga. Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa pankreas tidak memproduksi cukup insulin,
atau jumlah insulin cukup namun tidak bereaksi secara normal. Hal ini disebut dengan
resistensi insulin ( Girindra,1989).

Metabolisme glukosa sebagian besar menghasilkan energi bagi tubuh. Glukosa yang
masuk dalam bentuk disakarida, dalam proses pencernaan di mukosa usus halus akan diuraikan
menjadi monosakarida oleh enzim disakaridase, enzim - enzim maltose, sukrose, laktase
bersifat spesifik untuk satu jenis disakarida. Dalam bentuk monosakarida, gula akan diserap
oleh usus halus. Metabolisme glukosa menghasilkan asam piruvat, asam laktat, dan
asetilkoenzim A atau asetil KoA. Oksidasi glukosa juga menghasilkan karbondioksida, air, dan
energi yang disimpan sebagai senyawa fosfat tinggi adenine trifosfat atau ATP. Sisa
metabolisme untuk menghasilkan energi disimpan dalam hati atau otot dalam bentuk glikogen.

Level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal, yang
disebut dengan hipoglikemia, yang mempunyai gejala perasaan lelah, fungsi mental yang
menurun, rasa mudah tersinggung dan kehilangan kesadaran. Apabila levenya tetap tinggi,
disebut dengan hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang singkat.
Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan,
berkaitan dengan diabetes, termasuk pada mata, ginjal dan saraf. Penyakit Diabetes Mellitus
(DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah
golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai
akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak
mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh (Brunner 1997).

Penentuan gula reduksi dan gula total dapat dilakukan dengan Metode Nelson-
Somogyi. Metode ini mendasarkan pada daya reduksi sederhana terhadap ion tembaga menjadi
kuprooksida dan senyawa-senyawa gula lain. Bila kemudian kuprooksida direaksikan dengan
arsenomoblidat akan membentuk senvawa molibdenum (senvawa kompleks berwarna biru)
yang dapat ditera pada spektrofotometer (Suhardi, 1997).

Penentuan qula reduksi dengan metode Nelson-Somoqyi didasarkan pada absorbansi


dengan panjang gelombang 500 nm yang berupa kompleks berwarna yang terbentuk antara
gula teroksidasi tembaga dan arsenomolibdat. Banyaknya karbohidrat yang terdapat dalam
sampel ditentukan dengan kurva baku menggunakan standar gula reduksi. Di bawah kondisi
yang sesuai, metode ini akurat sampai kuranglebih 1 mg untuk D-glukosa, D-galaktosa, dan
maltosa. Hasil yang paling konsisten diperoleh ketika pekerjaan dilakukan pada lingkungan
yang lemba (inert) dan ketika konsentrasi terukur tidak lebih 1 mg/mL. Jika spektrofotometer
tidak tersedia, maka metode ini dapat dilakukan secara kualitatif (Rohman, 2013).

Metode Somogyi-Nelson didasarkan pada reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ dengan
adanya qula reduksi. Ion Cu+ selanjutnya mereduki kompleks arsenomolibdat, yang disiapkan
dengan mereaksikan amonium molindat [(NH4)6Mo7024] dan atrium arsenat (Na2HasO7)
dalam asam sulfat. Reduksi Kompleks arsenomolibdat menghasilkan zat warna biru yang
intens dan stabil yang dapat diukur dengan secara spketrofotometri, Reaksi ini tidak bersifat
stoikiometri dan harus menqqunakan kurva baku D-glukosa (Rohman., 2013)

PRINSIP REAKSI

Metode Nelson Somogyi digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan
menggunakan pereaksi tembaga-arsenol-molibdat. Prinsip kerja Nelson Somogyi yaitu
tereduksinya jumlah endapan kuprooksida yang bereaksi dengan arsenomolibdat yang
tereduksi menjadi molybdine blue dan warna biru diukur absorbansinya. Reagen nelson
somogyi berfungsi sebagai oksidator antara kuprooksida yang bereaksi dengan gula reduksi
membentuk endapan merah bata. Dengan membandingkannya terhadap larutan standar,
konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna yang membentuk dapat
menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya.
ALAT DAN BAHAN

a. Alat :
1. Set tabung reaksi
2. Mikropipet
3. Pipet tetes
4. Propipet
5. Pipet ukur
6. Waterbath
7. Spektrofotometri UV-Vis
8. Sentrifugasi klinik
*Alat-alat gelas lainnya
b. Bahan :
1. Nelson A: 12,5 gram Na2CO3 anhidrat; 12,5 gram rochelle/ natrium kalium
tartarat; Na2(SO4) anhidrat; Aquadest
2. Nelson B: 7,5 gr CuSO4.5H2O; aquadest; H25O4
3. Perekasi Nelson: larutan nelson A: Laritan nelson B (25:1) (dibuat baru setiap
akan dipakai); NaOH 1N
4. Glukosa
5. Reagen Cu alkalis
6. Serum atau darah 5 mL.

CARA KERJA

1. Nelson A

Larutkan sebanyak 12,5 gram Na2CO3 anhidrat. Lalu tambahkan


12,5 gram rochelle/ Natrium Tartarat. Selanjutnya masukan 100
gram Na2(SO4) anhidrat dalam 350 mL Aquadest. Kemudian
encerkan sampai volumenya 500 mL.

2. Nelson B

Larutkan sebanyak 7,5 gram CuSO4. 5H2O dalam 50 ml Aquadest.


Lalu tambahkan 1-2 tetes H25O4 peka
3. Pereaksi Nelson
Nelson A: Nelson B adalah (25:) (dibuat baru setiap kali pakai)
4. NaOH 1N sudah tersedia

1. Penentuan OT (menit 21-34)

Ambil 1 ml larutan standar glukosa konsentrasi 0,004 mg/ml


masukkan ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 1,0 mL reagen Cu alkalis (campuran reagen nelson A


dan B

Gojok dan panaskan larutan diatas waterbath dengan suhu 100oC


selama 20 menit

Kemudian larutan digojok dan dipanaskan kembali pada suhu


100oC selama 10 menit

Larutan ditambah NaOH IN sebanyak 4 ml sampai Ph 7-8. Baca


absorbansi pada panjang gelombang 740 selama 1 jam
2. Penentuan Panjang Gelombang (747,2 nm)

Ambil 1 ml larutan standar glukosa konsentrasi 0,004 mg/ml


masukkan ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 1,0 mL reagen Cu alkalis (campuran reagen nelson A


dan B

Gojok dan panaskan larutan diatas waterbath dengan suhu 100oC


selama 20 menit

Kemudian larutan digojok dan dipanaskan kembali pada suhu


100oC selama 10 menit

Larutan ditambah NaOH IN sebanyak 4 ml sampai Ph 7-8

Tunggu hingga waktu OT yang diperoleh 7. baca absorbansi pada


panjang gelombang 640-840 nm

3. Pembacaan kurva baku

Ambil 1ml larutan standar glukosa konsentrasi 0 (larutan blanko):


0.025; 0.03; 0.035; 0.04; 0045; 0.05; 0.055 (mg/ml) Sudah tersedia

Tambahkan 1,0 mL reagen Cu alkalis (campuran reagen Nelson A


dan B)

Gojok dan panaskan larutan diatas waterbath dengan suhu 100oC


selama 20 menit
4. Penetapan Kadar Glukosa Darah Dengan Metode Somogyi-Nelson
Pembuatan Serum: Darah diambil kurang lebih 5ml, diamkan terlebih dahulu 15-30
menit, lalu sentrifuge 4000 rpm selama 10 menit. (ambil di klinik UMP dan minta untuk
memakai tabung tanpa EDTA.

Ambil 1 ml serum darah, Tambahkan 1,0 mL reagen Cu alkalis


(campuran reagen Nelson A dan B)

Gojok dan panaskan larutan diatas waterbath dengan suhu 100oC


selama 20 menit

Kemudian larutan digojok dan dipanaskan kembali pada suhu


100oC selama 10 menit

Larutan ditambah NaOH IN sebanyak 4 ml sampai Ph 7-8. Tunggu


hingga waktu OT yang didapat sebelumnya

Masing-masing tambahkan Aquadest 7 mL. Baca absorbansi pada


panjang gelombang maksimal yang didapat
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 1997. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. EGC. Jakarta

Girindra, A. 1989. Biokimia Patologi. Bogor : ITB

Murray RK. et.al. 2009. Harper’s Illustrated Biochemistry 28th ed. New York : Lange Medical

Publications, hlm. 155, 459

Pine, S. H., J. B. Hendrickson, D. J. Cram, dan G. S. Hammond, 1988, Kimia Organik 2 edisi

keempat diterjemahkan oleh Hamid, A., ITB, Bandung.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.

Rohman, Abdul. 2013. Analisis Komponen Makanan. Graha Ilmu, Y ogvakarta

Suhardi. 1997.Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Karbohidrat Bahan Makanandan

Hasil Pertanian. UGM Press: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai