Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antropometri berasal dari kata antrophos dan metros. Antrophos
artinyatubuh dan metros artinya ukuran. Jadi, antropometri artinya ukuran
tubuh.Ditinjau dari sudut gizi, maka antropometri gizi adalah berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Suparasia, dkk.,
2001).Antopometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukurandimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain berat badan (BB), tinggi
badan (TB),lingkar lengan atas (LILA) dan lemak di bawah kulit.

Antropometi secara umum digunakan untuk meihat


ketidakseimbanganasupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat
pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot,
dan jumlahair dalam tubuh (Suparasia, dkk., 2001).Di masyarakat, cara
pengukuran status gizi yang paling sering digunakanadalah antropometri gizi.
Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak
balita menggunakan metode antropometri,sebagaicara untuk menilai status
gizi. Di samping itu pula dalam kegiatan penapisanstatus gizi masyarakat
selalu menggunakan metode tersebut. Ukuran tubuh manusia bervariasi
berdasarkan umur, jenis kelamin, suku bangsa, bahkan kelompok pekerjaan.
Interaksi antara ruang dengan manusiasecara dimensional dapat menimbulkan
dampak antropometris, yaitukesesuaian dimensi-dimensi ruang terhadap
dimensi tubuh manusia.
Pengukuran antropometri, khususnya bermanfaat bila ada
ketidakseimbangan antara protein dan energi. Dalam beberapa
kasus, pengukuran antropometri dapat mendeteksi malnutrisi tingkat sedang
maupun parah, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk
mengidentifikasi statuskekurangan (defisiensi) gizi tertentu (Gibson,
2005).Pengukuran antropometri memiliki beberapa keuntungan dan
kelebihan,yaitu mampu menyediakan informasi mengenai riwayat gizi masa
lalu, yangtidak dapat diperoleh dengan bukti yang sama melalui metode
pengukuranlainnya. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan relatif cepat,
mudah, danreliable menggunakan peralatan-peralatan yang portable,
tersedianya metode-metode yang terstandardisasi, dan digunakannya peralatan
yang terkaliberasi.Untuk membantu dalam menginterpretasi data
antropometrik, pengukuranumumnya dinyatakan sebagai suatu indeks, seperti
tinggi badan menurut umur (Gibson, 2005

B. Jenis Pengukuran PSG


Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh
manusia, antara lain: Umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,
lingkar kepala.
a. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi.
Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi
menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang
akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat.
Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan
adalah tahun umur penuh (Completed Year) dan untuk anak umur 0-2
tahun digunakan bulan usia penuh (Completed Month).
Contoh: Tahun usia penuh (Completed Year)
Umur : 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun 6 tahun 11 bulan,
dihitung 6 tahun
Contoh: Bulan Usia penuh (Completed Month)
Umur : 4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan 3 bulan 27 hari, dihitung 3
bulan
b. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan
digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR
apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada
masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis
seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Di samping itu pula
berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan
makanan. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan
mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan
protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi
penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan
jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat
yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:
1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.
2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.
4. Skalanya mudah dibaca.
5. Cukup aman untuk menimbang anak balita.
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan
dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin.
Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
1. Dacin sudah dikenal umutn sampai di pelosok pedesaan.
2. Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.
3. Ketelitian dan ketepatan cukup baik.
Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum
25 kg. Bila digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya
agak kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kg.
c. Tinggi Badan
Tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran
tubuh dan panjang tulang. Namun, tinggi saja belum dapat dijadikan
indikator untuk menilai status gizi, kecuali jika digabungkan dengan
indikator lain seperti usia dan berat badan. Penggunaan tinggi, atau
panjang, bukan tanpa kelemahan. Pertama, baku acuan yang tersedia
umumnya terambil dari penilaian tinggi badan subjek yang berasal dari
masyarakat berstatus gizi baik di negara maju. Kedua, defisit pertumbuhan
linier baru akan terjelma manakala defisiensi telah berlangsung lama yang
berarti tidak akan termanifestasi semasa bayi. Jika bayi terukur lebih
pendek ketimbang baku acuan, tidak berarti bayi tersebut tengah
malnutrisi pascanatal, melainkan dampak dari ukuran lahir rendah. Ketiga,
secara genetik setiap orang terlahir menurut ukuran yang tidak serupa:
orang yang jika dibandingkan dengan populasi "acuan" berukuran lebih
pendek tidak langsung berarti malnutrisi.
Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki,
kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada
dinding, dan pandangan diarahkan ke depan.
d. Lingkar Lengan Atas (LLA)
Lingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memang merupakan salah
satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan
tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih
murah.
Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko
kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran
LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam
jangka pendek. Pengukuran LLA digunakan karena pengukurannya sangat
mudah dan dapat dilakukan siapa saja.
Beberapa tujuan pemeriksaan LLA adalah mencakup masalah
WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran
petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah:
1. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,
untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR).
2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
3. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan
gizi WUS yang menderita KEK.
4. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK.
Lingkar lengan atas diperiksa pada bagian pertengahan jarak antara
olekranon dan tonjolan akromion. Ambang batas LLA WUS dengan risiko
KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm
atau dibagian merah pita LLA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko
KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).
BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan
dan gangguan perkembangan anak.
e. Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran
anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari
besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering
digunakan adalah kepala besar (Hidrosefalus) dan kepala kecil
(Mikrosefalus).
Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan
tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun
pertama, akan tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan
kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan tulang
kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.

C. Tujuan Praktikum
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
status gizi perseorangan dengan pengukuran antropometri
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari percobaan ini adalah :
1. Untuk menentukan dan mengetahui status gizi perseorangan
dengan perhitungan indeks BB/U
2. Untuk menentukan dan mengetahui status gizi perseorangan
dengan perhitungan indeks BB/PB atau BB/TB
3. Untuk menentukan dan mengetahui status gizi perseorangan
dengan perhitungan indeks Lingkar Panggul/U
4. Untuk menentukan dan mengetahui status gizi perseorangan
dengan pegukuran indeks LILA/U
5. Untuk menentukan dan mengetahui status gizi perseorang dengan
pengukuran indeks Lingkar Perut/U
6. Untuk menentukan dan mengetahui status gizi perseorangan
dengan pegukuran indeks massa tubuh menurut umur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Penilaiaan Status Gizi


Penilaiaan status gizi adalah merupakan sebuah usaha untuk
mengidentifikasi masalah gizi, khusunya kekurangan gizi pada populasi/orang-
orang  yang hidup di negara berpenghasilan rendah, dengan penekanan pada
kelompok yang rentan (Bayi, ibu hamil, lansia dll). Saat ini, metode penilaian
status gizi sudah sangat jauh berkembang, tidak hanya untuk kelompok yang
rawan dan negara berpenghasilan rendah saja yang menggunakan metoe ini tetapi
juga negara-negara berkembang dan maju di seluruh dunia.
a. Menurut Mc Laren dalam Suhardjo (1989) mengemukakan bahwa status
gizi merupakan hasil keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam
tubuh dan penggunaannya.
b. Menurut Soekirman (2000), status gizi adalah keadaan kesehatan akibat
interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia.
c. Meurut Supariasa (2002) mengemukakan bahwa status gizi adalah ekspresi
dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu.
d. Menurut Beck (2000) mengemukakan bahwa, Status gizi didefinisikan
sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrient.
e. Dari pendapat para ahli dapat dismpulkan bahwa status gizi merupakan
ekpresi dari keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh zat-zat gizi tertentu.

B. Klasifikasi Penilaiaan Status Gizi


klasifikasi status gizi dapat dibedakan menjadi empat yaitu :
a. Gizi lebih (Over weight )
Gizi lebih ter&adi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam &umlah
berlebihan sehinggamenimbulkan efek toksis atau membahayakan
(Almatsiers 2005) Kelebihan berat badan pada balita terjadi karena
ketidakmampuan antara energi yang masuk dengan keluar terlalu banyak
makan terlalu sedikit olahraga atau keduanya. Kelebihan berat badan anak
tidak  boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan sekaligus
menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
(Arisman,2007)
b. Gizi baik (well nourished )
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh
cukup zat-zat giziyang digunakan setara e%isien sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik perkembangan otak kemampuan kerja dan kesehatan
setara umum pada tingkat setinggi m u n g k i n (Almatsiers 2005)
c. Gizi kurang (under weight )
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalamni kekurangan satu atau
lebih zat-zat (esensial) (Almatsiers, 2005)
d. Gizi buruk (severe PCM) 
Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan
kekurangan nutrisi , atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di
bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein,
karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus. KEP, Kurang energi Protein
adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak di&umpai pada
balita(Lusa,2009)
Menurut Depkes RI 2005 Paremeter BB/TB berdasarakan Z-Score
diklasifikasikan menjadi :
a. Gizi buruk(sangat kurus) : <-3 SD
b. Gizi kurang ( Kurus) : -3SD sampai <-2SD
c. Gizi Baik (Normal) : -2 SD sampai +2SD
d. Gizi Lebih (Gemuk) : >+2 SD
C. Metode pengukuran Status Gizi
a. Pengukuran Gizi Secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung terbagi atas empat pengukuran, yaitu
antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. (Cara Menentukan Status Gizi,
2016)
1. Antropometri Antropometri dapat berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan
protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan  jumlah air dalam tubuh. Bentuk
aplikasi penilaian status gizi dengan antropometri antara lain dengan penggunaan
teknik Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT ini
merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
Dengan IMT ini antara lain dapat ditentukan berat badan beserta resikonya.
Misalnya berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap
penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko
terhadap penyakit degeneratif.
Berikut contoh penggunaan metode IMT ini untuk mementukan kondisi berat
badan kita. Pada contoh ini akan disampaikan penjelasan tentang cara-cara
yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT yang
kemudian disesuaikan dengan keseimbangan konsumsi sehari-hari. Untuk
memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan
pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18
tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dipergunakan formula sebagai berikut :
Berat Badan(kg)
IMT = 2
Tinggi Badan(m)

Berdasarkan perhitungan diatas maka akan dapat ditentukan standard


IMT seseorang dengan berpedoman sebagai berikut

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0
Sekali
Kurus Kekurangan Badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal Normal 18,5 -25,0
Gemuk Kelebihan Berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Obses Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

1. Klinis Teknik penilaian status gizi juga dapat dilakukan secara klini. Pemeriksaan secra
klinis penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.
Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti
kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk
survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu
atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status
gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan
gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.
2. Biokimia Penilaian status gizi secara biokimia dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh, seperti darah, urine, tinja, jaringan otot, hati. Penggunaan metode ini
digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi
yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia
faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang
spesifik.
3. Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status
gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan. Metode ini secara umum digunaakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes
adaptasi gelap.

b. Pengukuran Gizi Secara Tidak Langsung


Pengukuran status gii secara tidak langsung terbagi menjadi tiga, yakni survei konsumsi
makanan, statistik vital dan faktor ekologi. (dalam Cara Menentukan Status Gizi, 2016)
1. Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan
status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran
tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei
ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2. Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital dilakukan dengan
menganalisis statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan
umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya
yang berhubungan. Teknik ini digunakan antra lain dengan mempertimbangkan
berbagai macam indikator tidak langsung pengukuran status gizi
masyarakat.
3. Faktor Ekologi Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang
tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain
-lain (Bengoa). Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk
mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk
melakukan program intervensi gizi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Antropometri
a. Prinsip
Mampu melakukan penilaian status gizi dengan metode antropometri
b. Indikator
Setelah mengiikuto praktikum, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menggunakan alat pengukuran antropometri dengan benar dan tepat
2. Mampu melakukan pengukuran antropometri terhadap seluruh
kelompok umur
c. Materi
Antropometri berasal dari kata antrophos dan metros. Antrophos
artinyatubuh dan metros artinya ukuran. Jadi, antropometri artinya ukuran
tubuh.Ditinjau dari sudut gizi, maka antropometri gizi adalah berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Suparasia, dkk.,
2001).Antopometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukurandimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain berat badan (BB),
tinggi badan (TB),lingkar lengan atas (LILA) dan lemak di bawah kulit.
Antropometi secara umum digunakan untuk meihat
ketidakseimbanganasupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot, dan jumlahair dalam tubuh (Suparasia, dkk., 2001).Di
masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering
digunakanadalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi
masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode
antropometri,sebagaicara untuk menilai status gizi. Di samping itu pula
dalam kegiatan penapisanstatus gizi masyarakat selalu menggunakan
metode tersebut. Ukuran tubuh manusia bervariasi berdasarkan umur,
jenis kelamin, suku bangsa, bahkan kelompok pekerjaan. Interaksi antara
ruang dengan manusiasecara dimensional dapat menimbulkan dampak
antropometris, yaitukesesuaian dimensi-dimensi ruang terhadap dimensi
tubuh manusia.
Pengukuran antropometri, khususnya bermanfaat bila
adaketidakseimbangan antara protein dan energi. Dalam beberapa
kasus, pengukuran antropometri dapat mendeteksi malnutrisi tingkat
sedang maupun parah, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk
mengidentifikasi statuskekurangan (defisiensi) gizi tertentu (Gibson,
2005).Pengukuran antropometri memiliki beberapa keuntungan dan
kelebihan,yaitu mampu menyediakan informasi mengenai riwayat gizi
masa lalu, yangtidak dapat diperoleh dengan bukti yang sama melalui
metode pengukuranlainnya. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan relatif
cepat, mudah, danreliable menggunakan peralatan-peralatan yang
portable, tersedianya metode-metode yang terstandardisasi, dan
digunakannya peralatan yang terkaliberasi.Untuk membantu dalam
menginterpretasi data antropometrik, pengukuranumumnya dinyatakan
sebagai suatu indeks, seperti tinggi badan menurut umur (Gibson, 2005)
d. Kegiatan Praktikum
1. Praktikum dimulai dengan penjelasan dari laporan menenai alat-alat
penilaian status gizi dengan metode antropometri serta langkah-
langkah penggunaannya.
2. Peserta praktikum mengamati dn mencatat penjelasan laporan.
3. Peserta praktikum memperaktekan penggunaan alat-alat antropometri
sesuai prosedur pengukuran yang telah dijelaskan oelh laporan.
4. Prosedur pengukuran:
a. Pengukuran berat badan
b. Pengukuran tinggi atau panjang badan
c. Pengukuran lingkar kepala untuk bayi/baduta
d. Pengukuran lingkar lengan atas untuk wanita usia subur
e. Pengukuran lingkar perut
f. Pengukuran lingkar panggul
g. Pengukuran tebal lipatan kulit
h. Pengukuran tricept skinfold
i. Pengukuran subscapular skinfold
j. Perhitungan ondeks Massa Tubuh (IMT)

B. Metode Recall
a. Prinsip
Mampu menjelaskan, menghitung , dan menilai status gizi dengan metode
survei konsumsi makanan.
b. Indikator
Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan status gizi dengan metode survei komsumsi makanan.
2. Menghitung asupan makanan untuk menentukan status gizi
3. Menilai status gizi dengan metode survei komsumsi makanan.
c. Materi
Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi
berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
d. Kegiatan Praktikum
1. Praktikum dimulai dengan penjelasan dari laporan tentnag prosedur
cara melakukan survei komsumsi dengan berbagai metode.
2. Setalh diberikan penjelasan,peserta praktikum diberikan formulir
sesuai metode survei komsumsi makanan yang digunakan kemudia
mempraktekan dengan temannya dan bergantian
3. Hasil survei komsumsi kemudian dianalis disimpulkan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

Nama Unit Layanan :

SMPN 23 Makassar

Alamat :

Jl.Paccinang Raya No.35, Tello Baru, Panakkukang, Kota Makassar,


Sulawesi Selatan

Telepon :

0411 - 459766

Pimpinan :

Sarlina T.

Terletak di Kelurahan Tello Baru, Kecamatan Panakkukang

VISI
Mewujudkan insan yang bertakwa,berbudaya,berprestasi, dan cinta
lingkungan.
MISI
a. Mengamalkan nilai nilai agama serta berprilaku akhlatul qarimah
b. Terwujudnya budaya disiplin pada warga sekolah
c. Menanamkan semangat kepedulian sosial dan nasiolisme
d. Melaksanakan pembelajaran yang aktif,inovatif,kreatif, dan
menyenangkan
e. Menumbuhkan semangat berprestasi kepada seluruh warga sekolah
f. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik
g. Meningkatkan kemampuan warga sekolah dalam iptek
h. Terlaksananya kegiatan ekstrakulikuler
i. Menghasilkan siswa yang berprestasi
j. Meningkatkan kesadaran warga sekolah dalam kesehatan dan peduli
lingkungan
k. Terwujudnya lingkungan yang berseri

B. Hasil Pengukuran

1. Antropometri

PENGUKURAN
NO NAMA Lingkar Lingkar
Umur BB TB LILA IMT
Perut Panggul
1 Aisyah 12 tahun 33,3 144 18,5 69 76,5 16,08
2 Rani 12 tahun 30,4 146,6 18 62,5 70,5 14,27
3 Feby 13 tahun 37,5 149,9 21 66,5 72,5 16,89
4 Friska 13 tahun 41,5 148 22 68,5 78 18,94
5 Rahma 13 tahun 45,6 155,9 22 71,5 80 19
6 Afifa 13 tahun 49,3 159 23,5 71,9 83,6 19,56
7 Naswa 13 tahun 64,2 147,1 28 81,7 88,6 29,72
8 Henny 13 tahun 55,5 148 24 80 87,5 25,34
9 Dea 12 tahun 33,1 143,6 18 62,5 68 16,22
10 Adinda 12 tahun 31,7 142,8 18 56,5 64,5 15,77
Rumus Indeks Masa Tubuh (IMT)

BB (kg)

(TB(m))2
Ket : BB : Berat Badan (kg)

TB : Tinggi Badan (m)


2. Recall

KUESIONER RECALL 1X24 JAM

Nama Responden : Feby

Nama Pewawancara : Lutfiah Zulfa

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa/8 Januari 2019

FORMULIR RECALL 24 JAM

Jumlah/Ukuran
Jenis Cara
Waktu
Makanan/Baha Pengolaha
Makan URT
n Makanan n Gram
Kemasan
Langsung 55x2= 110
Pagi Sosis 2 buah
gr

-
Selinga -
- -
n pagi

1 porsi
a) Nasi sedang
b) Sayur Dimasak 1 200 gr
Siang mangko
kangkung Dimasak 129 gr
bening k

Selinga
n siang - - - -

Malam a) Nasi 1 porsi


Dimasak 200 gr
b) Ayam sedang
Digoreng 100 gr
dada 1 potong
Selinga
n 219x2=43
Kerupuk Digoreng 2 buah
malam 8 gr
DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN (DKBM)

1. Sosis
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (110/100) x 452 x (100/100)
= 1,1 x 452 x 1
= 497,2
2. Nasi
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (200/100) x 176 x (100/100)
= 2 x 176 x 1
= 352
3. Sayur kangkung bening
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (129/100) x 92 x (100/100)
= 1,29 x 92 x 1
= 118,68
4. Ayam goreng dada
Bkj =(Mj) x (BMj/100)
=9 x (100/100)
=9 x 1
= 9+100
=109
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (109/100) x 298 x (100/100)
= 1,09 x 298 x 1
= 324,82
5. Kerupuk
Bkj =(Mj) x (BMj/100)
=15 x (438/100)
=15 x 4,38
= 65,7+438
=503,7
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (503,7/100) x 359 x (100/100)
= 5,03 x 359 x 1
= 1805,77

Total Energi: 3207,4 Kkal

KUESIONER RECALL 1X24 JAM

Nama Responden : Davito

Nama Pewawancara : Nurul Madinah

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa/8 Januari 2019

FORMULIR RECALL 24 JAM

Jumlah/Ukuran
Jenis Cara
Waktu
Makanan/Bahan Pengolaha
Makan URT
Makanan n Gram
Diseduh 1 gelas 230 gr
a) Susu
Pagi Dimasak 2 250x2=
b) Soto mie
mangkok 500 gr
-
Selingan -
- -
pagi

2 lembar 35x2=
a) Roti Dipanggang 7 tusuk
Siang 70 gr
b) Sate Dibakar
250 gr
Selingan
siang - - - -

Malam a) Roti 35x4=


Dipanggang 4 lembar
b) Es the 140 gr
Diseduh 1 gelas
107 gr
Selingan
malam - - - -
DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN (DKBM)

1. Susu
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (230/100) x 336 x (100/100)
= 2,3 x 336 x 1
= 772,8
2. Soto mie
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (500/100) x 100 x (100/100)
= 5 x 100 x 1
= 500
3. Roti
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (70/100) x 215 x (100/100)
= 0,7 x 215 x 1
= 150,5
4. Sate
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (250/100) x 211 x (100/100)
= 2,5 x 211 x 1
= 527,5
5. Roti
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (140/100) x 215 x (100/100)
= 1,4 x 215 x 1
= 301
6. Es teh
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (107/100) x 132 x (100/100)
= 10,7 x 132 x 1
= 141,24
Total Energi: 2393,04 Kkal
KUESIONER RECALL 1X24 JAM

Nama Responden : Afifah

Nama Pewawancara :Sumarni

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa/8 Januari 2019

FORMULIR RECALL 24 JAM

Jumlah/Ukuran
Waktu Jenis Makanan/Bahan Cara
Makan Makanan Pengolahan URT
Gram
-
Pagi - - -

Dipanggang 2
Selingan 35x2=
Roti lembar
pagi 70 gr

1 porsi
sedang
Siang a) Nasi goreng Digoreng 200 gr

Selingan
siang - - - -

1 porsi
Malam a) Nasi Dimasak sedang 200 gr
b) Ayam dada Digoreng 1 100 gr
potong
Selingan
malam - - - -
DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN (DKBM)

1. Roti
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (70/100) x 215 x (100/100)
= 0,7 x 215 x 1
= 150,5
2. Nasi goreng
Bkj =(Mj) x (BMj/100)
=13,6 x (64/100)
=13,6 x 0,64
= 8,70+64
=72,7
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (72,7/100) x 138 x (100/100)
= 0,72 x 138 x 1
= 99,36
3. Nasi
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (200/100) x 176 x (100/100)
= 2 x 176 x 1
= 352
4. Ayam goreng dada
Bkj =(Mj) x (BMj/100)
=9 x (100/100)
=9 x 1
= 9+100
=109
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (109/100) x 298 x (100/100)
= 1,09 x 298 x 1
= 324,82
Total Energi: 999,38 Kkal
KUESIONER RECALL 1X24 JAM

Nama Responden : Fandri

Nama Pewawancara : Indayani

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa/8 Januari 2019

FORMULIR RECALL 24 JAM

Jumlah/Ukuran
Jenis
Waktu Cara
Makanan/Bah
Makan Pengolahan URT
an Makanan Gram
a) Nasi Dimasak 1 porsi
200 gr
Pagi b) Telur Digoreng sedang
30 gr
dadar 1 butir
a) Roti Dipanggang
Selingan Diseduh 1 lembar 35 gr
b) Teh
pagi 1 gelas 107 gr
manis
-
Siang - - -

a) Roti
Selingan Dipanggang 1 lembar 35 gr
b) Chitos
siang Dipanggang 1 bungkus 15 gr
c) Pop ice
Diseduh 1 gelas 25 gr
a) Ayam 1 potong
200 gr
Malam crispy
Digoreng
dada
dimasak 1 porsi
b) Nasi 200 gr
sedang
Selingan
malam - - - -
DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN (DKBM)

1. Telur dadar
Bkj =(Mj) x (BMj/100)
=18 x (30/100)
=18 x 0,3
= 5,4+30
=35,4
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (35,4/100) x 154 x (89/100)
= 0,35 x 154 x 0,89
= 47,97
2. Roti
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (35/100) x 215 x (100/100)
= 0,35 x 215 x 1
= 75,25
3. Teh manis
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (107/100) x 132 x (100/100)
= 10,7 x 132 x 1
= 141,24
4. Chitos
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (15/100) x 355 x (90/100)
= 0,15 x 355 x 0,9
= 47,92
5. Pop ice
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (25/100) x 298 x (100/100)
= 0,25 x 298 x 1
= 74,5
6. Ayam crispy dada
Bkj =(Mj) x (BMj/100)
=9 x (100/100)
=9 x 1
= 9+100
=109
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (109/100) x 298 x (100/100)
= 1,09 x 298 x 1
= 324,82
7. Nasi
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (200/100) x 176 x (100/100)
= 2 x 176 x 1
= 352
Total Energi: 1060,7 Kkal
KUESIONER RECALL 1X24 JAM

Nama Responden : Fandri

Nama Pewawancara : Indayani

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa/8 Januari 2019

FORMULIR RECALL 24 JAM

Waktu Jenis Cara Jumlah/Ukuran


Makan Makanan/Bah Pengolah
an Makanan an URT Gram

Pagi a) Pisang Digoreng 1 buah 20 gr


b) Kue ali Dikukus 1 buah 440 gr
Selingan - - -
pagi
Siang a) Nasi Dimasak 1 porsi 200 gr
putih Dimasak sedang 122 gr
b) Sayur 1
asem Dimasak mangkuk 97 gr
sedang
c) Ikan 1 potong
Tongkol kecil

Selingan - - -
siang

Malam c) Susu Diseduh 1 gelas 200 gr


Formula 1 buah 20 gr
d) Pisang

Selingan - - - -
malam
DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN (DKBM)

1. Pisang
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (20/100) x 99 x (75/100)
= 0.2 x 99 x 0.75
= 14,85
2. Kue Ali
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (196/100) x 440 x (100/100)
= 1.96 x 440 x 1
= 862.4
3. Nasi Putih
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (200100) x 176 x (100/100)
= 2 x 176 x 1
= 352
4. Sayur Asem
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (122/100) x 29x (100/100)
= 1.22 x 29 x 1
= 35.38
5. Ikan Tongkol
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (97/100) x 117 x (100/100)
= 0.97 x 117 x 1
= 113.49
6. Susu formula
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (200/100) x 336 x (100/100)
= 2 x 336 x 1
= 67,2
Total Energi: 1445,33 Kkal
KUESIONER RECALL 1X24 JAM

Nama Responden : Ahmad alfatih

Nama Pewawancara : Nurul madinah

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa/8 Januari 2019

FORMULIR RECALL 24 JAM

Jumlah/Ukuran
Jenis
Waktu Cara
Makanan/Baha
Makan Pengolahan URT
n Makanan Gram
a) nasi putih Dimasak 1 piring 200 gr
b) roti Dipanggang 2 lembar 70 gr
Pagi
c) susu Diseduh 1 gelas 200 gr

- - - -
Selingan
pagi

a) Nasi putih Dimasak 1 piring 200 gr


Siang b) ikan teri Dimasak 1 ekor 117 gr
(kecil)
Selingan Kerupuk Digoreng 1 bungkus 438 gr
siang

Malam a) teh kotak Diseduh 1 107 gr


b) tempe Digoreng 3 230 gr

Selingan - - - -
malam

DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN (DKBM)

1. Nasi
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (200/100) x 176 x (100/100)
= 352

2. Roti
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (70/100) x 215 x (100/100)
= 352
3. Susu
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (230/100) x 336 x (100/100)
= 772,8
4. Ikan teri
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (117/100) x 117 x (100/100)
= 136,86
5. Kerupuk
Bkj = 15 x (438/100)
= 15 x 4,38
= 65,7 x 438
= 5,03
Kgij = (503,7/100) x 359 x (100/100)
= 5,03 x 359 x 1
=1805,77
6. Es teh
Kgij = (107/100) x 132 x (100/100)
= 1,07 x 132 x 1
=141,24
7. Tempe
Bij = Mj x (Bmj/100)
= 10 x (230/100)
=23 + 230 = 235
Kgij = ( Bij/100) x Gu x (BDDJ/100)
= ( 253/100) x 82 x (100/100)
= 207,35
Total Energi: 3768,02 Kkal

KUESIONER RECALL 1X24 JAM


Nama Responden : Dhea

Nama Pewawancara : Andi sri fifi Wahyuni Azis

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa/8 Januari 2019

FORMULIR RECALL 24 JAM

Jumlah/Ukuran
Jenis
Waktu Cara
Makanan/Bahan
Makan Pengolahan URT
Makanan Gram
a) Roti 1 lembar 35 gr
Pagi b) teh gelas 1 gelas 107gr
a) makaroni Dipanggang 2 bungkus 250x2
Selingan
b) air put 1 gelas =500 gr
pagi
- - - -
Siang

Selingan a) bembeng 2 bungkus 15 gr x 2


siang b) air putih 2 gelas =30 gr

a) nasi putih Dimasak 1 porsi 200 gr


Malam b) ikan bolu Dimasak sedang 50 gr
1 ekor
kecil
Selingan - - - -
malam

DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN (DKBM)

1. Roti
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (35/100) x 215 x (100/100)
= 0,35 x 215 x 1
= 75,25

2. Teh gelas
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (107/100) x 132 x (100/100)
= 0,35 x 215 x 1
= 75.25
3. Macaroni
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (50/100) x 129 x (100/100)
= 5 x 363 x 1
= 1815
4. Beng beng
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (30/100) x 381 x (100/100)
= 0,3 x 381 x 1
= 114,3
5. Ikan bolu
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (50/100) x 129 x (80/100)
= 0,5 x 129 x 0,8
= 51,6
6. Nasi putih
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (200/100) x 176 x (100/100)
= 352
Total Energi: 2483,4 Kkal

KUESIONER RECALL 1X24 JAM


Nama Responden : Naswa adelia

Nama Pewawancara : Indayani

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa/8 Januari 2019

FORMULIR RECALL 24 JAM

Jumlah/Ukuran
Jenis
Waktu Cara
Makanan/Bahan
Makan Pengolahan URT
Makanan Gram
-
Pagi - - -

Dimasak
Selingan 1 bungkus
Nutrijel 5 gr
pagi

1 bungkus
Siang Mie goreng Direbus 243 gr

Selingan
siang Milo Diseduh 1 saset 247 gr

Malam 1 porsi
a) Nasi Dimasak 200 gr
sedang
b) tahu isi Digoreng 218 gr
2 biji
Selingan
malam - - - -

DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN (DKBM)

1. Nutrijel
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (5/100) x 21 x (100/100)
= 0,05 x 21 x 1
= 1,05

2. Mie goreng
Kgij = (243/100) x 117 x (100/100)
= 2,43 x 117 x 1
= 284,31
3. Susu milo
Kgij = ( 257/100) x 336 x (100/100)
= 2,57 x 336 x 1
= 863,52
4. Tahu isi
Bkj = 14,8 x (218/100)
=14,8 x 2,18
=32,26 + 218
= 250,26
Kgij = (250,6/100) x 32 x (100/100)
= 2,50 x 31 x 1
= 80
5. Nasi putih
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (200/100) x 176 x (100/100)
= 2 x 176 x 1
= 352
Total Energi: 1580,88 Kkal

KUESIONER RECALL 1X24 JAM


Nama Responden : Wahyuda

Nama Pewawancara : Andi sri fifi wahyuni Azis

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa/8 Januari 2019

FORMULIR RECALL 24 JAM

Jumlah/Ukuran
Jenis
Waktu Cara
Makanan/Bahan
Makan Pengolahan URT
Makanan Gram
1 porsi
a) nasi putih Dimasak 200 gr
sedang
b) ayam paha Digoreng 100gr
Pagi 1 potong
c) mie goreng Digoreng 243 gr
1 porsi
d) telur Dimasak 60 gr
1 biji
Selingan - -
- -
pagi
1 porsi
a) indomie
Digoreng sedang 243 gr
goreng
Siang Dimasak 1 porsi 200 gr
b) nasi putih
1 gelas
c) air putih
Selingan
siang Kerupuk digoreng 1 bungkus 438 gr

Malam a) bakso Dimasak 1 mangkok 20 gr


b) air putih
Selingan
malam - - - -

DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN (DKBM)

1. Nasi putih
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (200/100) x 176 x (100/100)
= 2 x 176 x 1
= 352
2. Ayam dada
Bkj = 9 x (100/100)
=9x1
= 9 + 100
= 109
Kgij = (100/100) x 298 x (100/100)
= 1,09 x298 x 1
=324,82
3. Mie goreng instant
Kgij = (243/100) x 117 x (100/100)
= 2,43 x 117 x 1
= 284,31
4. Telur
Kgij = (60/100) x 154 x (89/100)
= 0,6 x 154 x 0,89
= 822,31
5. Kerupuk
Bkj = 15 x (438/100)
= 15 x 4,38
= 65,7 + 438
= 503,7
Kgij = (507,3/100) x 359 x (100/100)
= 5,03 x 359 x 1
= 1805,77
6. Bakso sapi
Kgij = (20/100) x 190 x (100/100)
= 0,2 x 190 x 1
= 38
Total Energi: 3627,21 Kkal

KUESIONER RECALL 1X24 JAM


Nama Responden : Maya

Nama Pewawancara : Sumarni

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa/8 Januari 2019

FORMULIR RECALL 24 JAM

Jumlah/Ukuran
Jenis
Waktu Cara
Makanan/Bahan
Makan Pengolahan URT
Makanan Gram

Pagi - - - -

Selingan a) somay 6 biji 6 x 15 = 90


Dikukus
pagi b) air mineral 1 botol gr
2-3 biji
a) tempe Digoreng 1 porsi 2x115 gr
Siang b) nasi Dimasak sedang 200 gr
c) air mineral 1 gelas

Selingan
siang Pilus Dipanggang 2 bungkus 20 gr

Malam a) nasi goreng 1 porsi


200 gr
b) air mineral Digoreng sedang
1 gelas
Selingan
malam - - - -

DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN (DKBM)

1. Somay
Kgij = (Bij/100) x Gij x (BDDJ/100)
= (90/100) x 190 x (100/100)
= 171

2. Tempe
Bij = (Mj) x (BMJ/100)
= 10 x (230/100)
= 23 + 230
= 253
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (253/100) x 82 x (100/100)
= 2,53 x 82 x 1
= 207,46
3. Nasi putih
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (200/100) x 176 x (100/100)
= 2 x 176 x 1
= 352
4. Pilus
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (20/100) x 500 x (100/100)
= 100
5. Nasi goreng
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (200/100) x 138 x (100/100)
= 276
Bij = (Mj) x (BMJ/100)
= 13,6 x 0,64
= 8,70 x 64
= 72,7
Total Energi: 903,16 Kkal

KUESIONER RECALL 1X24 JAM


Nama Responden : Azhar

Nama Pewawancara : Nurul madinah

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa/8 Januari 2019

FORMULIR RECALL 24 JAM

Jumlah/Ukuran
Jenis
Waktu Cara
Makanan/Bahan
Makan Pengolahan URT
Makanan Gram

Pagi Kue malkish Dipanggang 2 lapis 300 gr

Selingan
Makaroni Dipanggang 1 bungkus 250 gr
pagi
a) nasi putih Dimasak
1 piring
Digoreng 200 gr
Siang b) tempe 3 potong
115 gr
goreng
Selingan
siang - - - -

a) nasi putih
Malam Dimasak 1 piring 200 gr
b) sayur sop
Dimasak 1 mangkok 123 gr
c) ayam
Dimasak 1 mangkok 66 gr
masak
Selingan
malam Jeruk Dikupas 2 buah 154 gr

DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN (DKBM)

1. Biskuit malkish
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (300/100) x 35 x (100/100)
= 103

2. Macaroni
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (250/100) x 363 x (100/100)
= 907,5
3. Nasi putih
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (200/100) x 176 x (100/100)
= 2 x 176 x 1
= 352
4. Tempe
Bij = (Mj) x (BMJ/100)
= 10 x (230/100)
= 23 + 230
= 253
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (253/100) x 82 x (100/100)
= 2,53 x 82 x 1
= 207,46
5. sayur sup
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (123/100) x 27 x (100/100)
= 1,23 x 27 x 1
= 33,21
6. Ayam masak
Kgij = (Bij/100)x Gij x (BDDJ/100)
= (66/100) x 275 x (100/100)
= 181,5
7. Jeruk
Kgij = (Bij/100) x Gij x (BDDJ/100)
= (154/100) x 48 x (71/100)
= 521,48
Total Energi: 2306,15 Kkal

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil pengukuran status gizi di SMPN 23 Makassar pada Selasa, 08


Januari 2019, diambil 10 orang sebagai sampel dan hasilnya yaitu 5 orang
mengalami kekurangan berat badan tingkat berat (kurus sekali), 3 orang
gizinya normal, dan 2 orang mengalami kelebihan berat badan tingkat
berat (obes).

B. Saran
Semoga penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui tingkat status gizi
anak di SMPN 23 Makassar dan dapat ditingkatkan atau dijadikan acuan
untuk kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
Kasim,Fitriani Dkk. 2018. Modul Pratikum Penentuan Penilaian Status Gizi.

Makassar. FKM UMI

SMPN 23 Makassar

Anda mungkin juga menyukai