Anda di halaman 1dari 4

III.

4 MODUL 4: UJI KOEFISIEN FENOL (RIDEAL-WALKER TEST)

a) Urgensi Praktikum
Uji koefisien fenol diperlukan dalam menentukan efektivitas dan kualitas
desinfektan yang akan digunakan untuk desinfeksi dalam industri,
laboratorium maupun rumah sakit sehingga teknik pengujian dan
interprentasi hasilnya perlu dikuasai.
b) Deskripsi Singkat Praktikum
Dalam praktikum ini mahasiswa akan mempraktekkan prosedur pengujian
koefisien fenol serta menginterprentasi data hasil pengujian koefisien fenol.
c) Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti praktikum ini maka mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menentukan nilai koefisien fenol dari desinfektan dan antiseptika
2. Menginterprentasikan hasil pengujian koefisien fenol dari desinfektan dan
antiseptika.
3. Menulis laporan ilmiah berdasarkan hasil eksperimen di laboratorium dan
pustaka
4. Mempresentasikan opini/argumen secara runut berdasarkan hasil
eksperimen dan pustaka
5. Aktif dalam pengerjaan maupun diskusi dengan asisten serta mampu
bekerja sama dengan teman kelompoknya dalam melaksanakan
praktikum
d) Alokasi Waktu Praktikum
Alokasi waktu praktikum ialah 170 menit.
e) Tempat Praktikum
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.
f) Teori/Prinsip Dasar
Nilai koefisien fenol adalah perbandingan pengenceran tertinggi
desinfektansia dengan pengenceran tertinggi baku fenol 5% dimana
pengenceran tersebut dapat mematikan bakteri uji dalam kontak waktu 10
menit namun tidak mematikan bakteri uji dalam kontak waktu 5 menit.
Mikroorganisme yang digunakan—menurut AOAC 1984—adalah galur
Salmonella thyposa ATCC 6539, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureus. Pernyataan hasil koefisien fenol dijabarkan sebagai berikut: Jika nilai

39
koefisien fenol < 1 maka bahan tersebut sama atau kurang efektif
dibandingkan fenol sedangkan jika nilai koefisien fenol > 1 maka bahan
tersebut lebih efektif dibandingkan fenol. Selain itu dapat juga
dibandingkan pengalian nilai koefisien fenol dan faktor 20 dengan
pengenceran desinfektansia yang tercantum dalam etiket, sebagai berikut:
1. Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20
menghasilkan angka lebih kecil dari angka pengenceran yang tertera
dalam etiket, maka pengenceran desinfektansia tidak memenuhi syarat.
2. Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20
menghasilkan angka yang sesuai dengan angka pengenceran yang
tertera pada etiket, maka pengenceran desinfektansia memenuhi syarat.
g) Peralatan
Tabung reaksi, stopwatch, spoit 1 ml, ose bulat, inkubator, lampu spiritus.
h) Bahan
Medium Nutrient Broth (NB), biakan S. thyposa, biakan S. aureus, biakan P.
aeruginosa, kristal fenol (buat larutan fenol 5%), air es/es batu/air dingin,
spiritus, alkohol 70%, medical gloves, kapas.
i) Prosedur Kerja
• Buatlah 5 pengenceran desinfektansia yang akan diuji. Tempatkan MIC
pada pengenceran ke-2, misalnya nilai MIC hasil uji sebelumnya adalah
1:40, maka deret pengenceran itu akan menjadi 1: 30, 1:40, 1:50,
1:60 dan 1:70.
• Buatlah 3 seri pengenceran fenol dari larutan fenol 5%, yaitu 1:80, 1:90
dan 1:100.
• Sediakan 4 deret tabung masing – masing deret terdiri 5 tabung berisi 5
ml media NB.
• Letakkan sampel uji (semua pengenceran) di depan deret tabung tersebut.
Tabung – tabung ini sebaiknya direndam dalan air dingin dengan suhu 5-
10oC.

40
Gambar 1. Susunan Rak Tabung Uji Koefisien Fenol (Sumber: Rideal, S. and Walker
J.T.A., 1913. Approved Technique of The Rideal Walker Test. Am. Jp. Health.)
• Dengan interval 30 detik, masukkan 0,5 ml suspensi biakan bakteri uji
(usia 24 jam) ke dalam masing-masing tabung, dimulai dari pengenceran
terendah sampai tertinggi. Pada saat pertama kali memasukkan suspensi
bakteri di tabung pertama, waktu dicatat sebagai non menit.

Gambar 2. Cara Inokulasi Biakan pada Metode Rideal Walker (Sumber: Rideal, S. and
Walker J.T.A., 1913. Approved Technique of The Rideal Walker Test. Am. Jp. Health.)

41
• Pada menit ke 5 detik ke nol (0), pindahkan 1 ose bulat (diameter 4 mm)
dari tabung pengenceran pertama (I) deret NB pertama (I), ke tabung
pertama deret kedua.
• Tiga puluh (30) detik kemudian dipindahkan 1 ose bulat (diameter 4 mm)
dari pengenceran kedua deret NB pertama ke dalam tabung kedua dari
deret buylon kedua
• Tiga puluh (30) detik kemudian tanam dengan cara yang sama pada
tabung ke tiga, demikian seterusnya sampai deret NB tertanam dengan
masing-masing pengenceran desinfektansia, sehingga waktu kontak
bakteri uji dalam desinfektansia itu untuk tiap-tiap pengenceran adalah 5
menit.
• Ulangi perlakuan ini pada tabung NB deret NB ke tiga, masing-masing
selang 30 detik, tetapi setelah bakteri uji berada 10 menit dalam tiap-tiap
pengenceran desinfektansia.
• Ulangi dengan cara yang sama perlakuan pada deret NB ke empat
setelah waktu kontak bakteri uji dengan desinfektansia 15 menit.
• Lakukan dengan cara yang sama pada larutan pembanding fenol 5%.
• Inkubasi tabung – tabung tersebut pada suhu 37oC selama 48 jam.
• Amati hasil percobaan, catat dan hitung koefisien fenol desinfektansia
tersebut. Nilai yang diambil ialah pengenceran pada tabung yang terdapat
pertumbuhan pada waktu kontak 5 menit tetapi tidak terdapat
pertumbuhan pada waktu kontak 10 menit. Koefisien fenol dihitung
menggunakan rumus:
𝒂
Koefisien fenol (Kf) = 𝒃

a= pengenceran larutan desinfektansia yang diperiksa


f= pengenceran larutan fenol pembanding
Penafsiran hasil lebih lanjut dilihat pada bagian Teori/Prinsip Dasar.

j) Referensi dan Bahan Bacaan


1. Djide, M,N. dan Sartini. 2012. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Penerbit
Lephas. Unhas.
2. Rideal, S. and Walker J.T.A., 1913. Approved Technique of The Rideal
Walker Test. Am. Jp. Health.

42

Anda mungkin juga menyukai